Aku memutuskan pergi meninggalkan cafe ini, aku tidak menyangka pria itu keras kepala. He sama sekali tidak mengerti apa yang aku katakan.“Hah, kenapa ada pria seperti he di dunia ini?” gumanku.Tiba-tiba seseorang menjawab perkataanku dari samping, “Karena he mencintaimu!” yang membuatku segera menoleh ke samping dan aku terkejut melihat Akira telah ada di sampingku.“Aaaaa...sejak kapan kamu mengikutiku?”“Sejak kamu pergi dari cafe!”“Hah, kenapa aku tidak tahu ya? Aneh! Kenapa kamu malah mengikutiku?”“Ya aku pikir ibumu dan ibuku akan cemas jika aku tidak mengikutiku. Seharusnya kamu senang ada yang mengikutimu!”“Hah, untuk apa senang? Sebaiknya kamu berhenti mengikutiku, aku sudah katakan padamu kan jika aku menolak perjodohan.”“Ya, aku akan tetap mengikutimu!”Aku merenggutkan wajahku, lalu kembali berjalan tanpa memperdulikan pria ini. Hingga gadis-gadis yang melintas melihat pria ini dan mendekatinya hingga semakin lama semakin banyak yang datang dan membuat peluang untukk
“Hah, benarkah? Aku belum tahu soal anak perempuanku bisa menulis novel. Sungguh! Hah, kemana saja aku selama ini? Ya ampun, sekarang kamu tahukan kalau aku ini jauh dari putriku!”“Ya, aku mengerti. Sekarang tetaplah pada rencana, saya yakin mereka dulu pernah saling mencintai”“Baiklah jika begitu.”Perlahan-lahan bulan berjalan sesuai porosnya, bintang yang bersinar terang, angin berhembus dan malam semakin larut. Dalam tidur nyenyakku, aku bermimpi kembali bertemu dengan seorang pria tampan di hamparan bunga dan satu pohon yang menjadi saksi bisu. Ini adalah mimpi yang sama, mimpi ini pernah datang saat diriku berada di dunia yang berbeda. Aku tidak mengerti apa maksud dari mimpi ini hingga membuatku terbangun dari tidur.Aku membuka mataku perlahan-lahan, aku merasakan kecupan itu seperti nyata namun nyatanya itu hanyalah sebuah mimpi.Hari telah menjelang pagi, matahari telah bersinar terang di luar. Aku pun bergegas bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.Tidak lama
Berjalan sendirian di area kuil harapan ini, tempat ini tampak seperti desa dan untuk mengunjungi kuil harapan harus berjalan kaki. Aku menyadari jika berjalan sendirian, maka seseorang akan mencariku. Ya seperti yang kamu duga, orang itu adalah Akira. Sebelum he datang aku pun bergegas mencari pohon yang rindang dan cukup tinggi. Aku segera naik ke atas pohon, memanjat pohon dengan semangat lalu duduk di batang pohon yang besar dan kuat.“Sekarang tidak akan ada yang mengganggu aku, bahkan pria keras kepala dan ibuku yang mengoceh!” gumanku yang bersantai di atas pohon.Di atas pohon, angin berhembus sejuk dan aku merasa tidak akan ada yang datang mengganggu. Aku pun memainkan ponselku di atas pohon. Di atas pohon ini jaringan seluler sangat lancar sehingga aku merasa leluasa membuka media sosial. Aku melihat komentar mengenai pembaca mengenai novelku. Ada banyak beragam komentar, ada yang suka dan ada yang membenci. Setiap komentar ada saja yang lucu bahkan ada pembaca yang greget d
Sementara itu di bawah bintang dan bulan yang bersinar terang, di penginapan. Keberadaan An.Aku tidak sengaja tertidur hingga malam tiba, aku pun bergegas bangun dan membersihkan tubuhku dan membuatku terasa segar kembali. Aku pun merias wajahku secantik mungkin. Ya bagaimanapun keadaanku, aku harus tetap terlihat cantik. Setelah itu aku segera keluar penginapan. Penginapan ini tampak sepi namun seorang perempuan berdiri dengan banyak lampion di sampingnya tidak jauh dariku. Aku pun segera mendekatinya.“Permisi nona, bisakah saya mendapatkan satu lampion?”“Ya tentu saja, ini ambilah. Lampion ini disediakan gratis untuk pengunjung yang menginap di penginapan ini” jawabnya sembari memberikan lampion padaku.Aku segera mengambil lampion dari tangan wanita ini, “Terima kasih banyak. Nona, dimana pengunjung lainnya?.”“Mereka semua sepertinya berada di halaman kuil, acara penyambutan kedatangan wisatawan dilaksanakan di sana”“Ya, terima kasih banyak nona. Saya permisi dulu, sampai jump
“Hanya kebetulan. Tapi aku tidak menyangka akan menyukai tempat ini, tempat ini bagus seperti berkeliling dunia saja. Ada banyak bangunan kuno yang bentuknya persis seperti yang ada di tempat wisata lainnya hanya saja sejarahnya berbeda” “Ya kamu benar, aku juga kebetulan. ibuku yang memintaku untuk menemaninya, sekarang she malah asik bersama teman-teman.” Sontak diriku tertawa kecil, apa yang dialami oleh Kim sama seperti diriku tetapi mungkin dirinya lebih beruntung dari pada diriku. Orang tuanya tidak berniat menjodohkannya dengan gadis lain. Hingga pertunjukan bela diri dimulai, sebuah dentuman pertama menandakan acara telah dimulai. Semua orang menjadi terdiam, dan menyaksikan pertunjukan itu. Aku dan Kim merekam pertunjukan itu sesaat, lalu kami berfoto bersama. Menghabiskan waktu malam ini bersama. Bersenang-senang bersama. Hingga larut malam, aku dan Kim berpisah. Aku berjalan memasuki penginapan dan dikejutkan dengan ibuku yang masih belum tidur. “Hah, An. Kamu kemana sa
Aku berada di atas pohon dan tiba-tiba pohon ini berguncang. “Bruk!!” Aku terjatuh dan menimpa seseorang. “Awww! Sakit...!!” ucapku segera bangkit. Seketika itu diriku menimpa seorang pria yang tidak lain adalah Kim. Aku terkejut, Kim ada di bawahku. He segera bangun dari jatuhnya membersihkan pakaiannya yang kotor. “Hah, ya ampun! Kim, ada apa denganmu? Kamu memukul pohon ini ya? Kamu tidak melihatku ada di atas ya?” ucapku kesal. “Ya maaf, soalnya aku sedang kesal. Aku tidak tahu kamu diatas, kamu kenapa pagi-pagi ada di atas pohon?” “Hah, jaringan telepon di atas pohon lebih bagus.” “Oh, maaf-maaf. Kamu baik-baik saja kan?” “Ya aku baik, pagi-pagi kesan sama bibi Mei ya? Apakah bibi Mei memukulmu lagi?” tanyaku sembari tersenyum. “Tidak, bibi Mei tidak mengizinkan aku ikut dengannya.” “Oh begitu, mau jalan-jalan? Aku rasa aku juga ditinggal sendirian” “Ya tentu!” Aku dan Kim pergi meninggalkan tempat ini. Kami berdua jalan-jalan mengelilingi kuil harapan dengan kabut teb
Berjalan sendirian di area kuil harapan ini, tempat ini tampak seperti desa dan untuk mengunjungi kuil harapan harus berjalan kaki. Aku menyadari jika berjalan sendirian, maka seseorang akan mencariku. Ya seperti yang kamu duga, orang itu adalah Akira. Sebelum he datang aku pun bergegas mencari pohon yang rindang dan cukup tinggi. Aku segera naik ke atas pohon, memanjat pohon dengan semangat lalu duduk di batang pohon yang besar dan kuat.“Sekarang tidak akan ada yang mengganggu aku, bahkan pria keras kepala dan ibuku yang mengoceh!” gumanku yang bersantai di atas pohon.Di atas pohon, angin berhembus sejuk dan aku merasa tidak akan ada yang datang mengganggu. Aku pun memainkan ponselku di atas pohon. Di atas pohon ini jaringan seluler sangat lancar sehingga aku merasa leluasa membuka media sosial. Aku melihat komentar mengenai pembaca mengenai novelku. Ada banyak beragam komentar, ada yang suka dan ada yang membenci. Setiap komentar ada saja yang lucu bahkan ada pembaca yang greget d
“Ya ibu, aku akan menemaninya”“Baguslah, jika begitu ibu akan pergi. Sampai jumpa, An. Dan kamu, jangan membuat An menangis atau ibu akan membuatmu seperti ayam geprek!” ucap bibi Mei tersenyum padaku dan menatap sinis Kim.Kim memegang jagung bakar di tangannya, hanya tersenyum manis melihat ibunya pergi.“An, apa kamu mau jagung bakar? Aku punya dua, punya ibuku satu untukmu saja. Mau yang mana? Manis apa pedas?”“Ya tentu, yang pedas saja. Apa boleh?”Kim memberikanku jagung bakar pedas, aku pun mengambil jagung bakar pedas dari tangannya seraya berucap “Terima kasih banyak.”“Ya tidak masalah” jawabku singkat, diriku bingung dengan keadaan ini. Tidak ada tempat duduk disini hingga bibi Mei kembali dengan membawa alas tikar dan beberapa minuman.“Oh ya ampun, bibi Mei melupakan sesuatu. Aku membawa tikar dan minuman untuk kalian berdua” ucap bibi Mei yang kemudian membuka tikar di tanah dan meletakan dua botol minuman teh kemasan botol.“Ya, bibi Mei hanya membawa ini. Bibi Mei ha
Sontak mereka bertiga terkejut, mereka tidak percaya tetapi ini lah kenyataan.“Jadi sebenarnya kamu dan An memiliki ikatan dulu? Lalu siapa An sebenarnya di masa lalu?” tanya sister.“Ya benar, aku memiliki ikatan dengannya!” jawab singkat Akira tanpa memberitahukan siapa An sebenarnya.“Tunggu! Dulu aku pernah bermimpi saat mengandung An. Seorang perempuan dengan naga menghampiriku dan mengatakan bahwa aku adalah wanita yang beruntung, aku akan dikaruniai seorang anak yang sangat luar biasa. Yang menjadi meimbang kehidupan. Aku berkali-kali bertemu dengan wanita ini tetapi she tidak pernah mengatakannya padaku. Jadi aku pikir, jika dirimu dan An memiliki ikatan. Maka dalam mimpiku itu benar-benar nyata. Aku melahirkan anak perempuan, seorang reinkarnasi” ucap ibu.Akira tersenyum, “Aku senang kamu menyadarinya, tetapi she tetap menghormatimu kan?.”“Ya, she tidak pernah menampakkan kemarahannya di depanku!”“Jika begitu, dimana An sekarang?”“She mengatakan di pantai, apakah di deka
Sementara itu, keberadaan An.Aku telah tiba di stasiun kereta api Ochayama, memesan tiket karena aku belum punya kartu masuk otomatisnya. Setelah melewati penjagaan tiket, aku segera masuk ke kereta api yang telah menunggu. Segera memasuki kereta api dan duduk di kursi, banyak orang yang masuk. Tiba-tiba ponselku menerima panggilan telepon dari sister. Aku segera menerima panggilan darinya.“Pagi sister, ada apa?” sapaku.“Kamu dimana, kamu lari lagi ya?” jawab sister.“Kamu galak sekali pagi-pagi, ada apa? Bukankah kepergianku sudah kukatakan pada penjaga gerbang jika aku pergi jalan-jalan, jika Akira mencariku harap cari sendiri!”Suara sister menjawab, “Oh, kamu jalan-jalan ya. Kenapa tidak mengajakku juga? Apakah kamu ke mall atau butik? Kamu mau membeli pakaian baru ya?”Aku yang mendengar apa yang dikatakan sister bingung dan heran, “Hah, oh aku tidak pernah membeli pakaian. Aku hanya jalan, apakah sister akan datang?”Suara sister menjawab, “Tidak, lalu kenapa kamu ke pantai?”
Begitu An pergi meninggalkan ruang tamu ini, tante Aira tersenyum manis.“Akira, mama mau katakan sesuatu yang penting. An memang mencintai pria lain. Tapi kamu tidak perlu khawatir, she menerima perjodohan ini. Ibu mengatakan sesuatu tentangmu, tentang rasa sakit dan mimpi buruk yang kamu alami. Kamu mengalami koma, sifatmu berubah dan sebagainya. She juga mengatakan jika dirinya mencintai raja vampire. Saya rasa kamu mengalami mimpi itu juga kan, Akira?” ucap tante Aira sembari tersenyum.“Ya, benarkah itu? Mengapa kami bermimpi yang sama?” ucap Akira terkejut.“Mungkin saja yang dikatakan seseorang itu benar, mama menemui penerawang untukmu. Mama pikir apa yang she katakan benar. Artinya kalian memang berjodoh, mungkin di dunia yang berbeda itu.... kalian terpisah. Tapi jangan khawatir, sekarang kamu tidak boleh kehilangannya lagi. Besok ajaklah she untuk melihat gaun pengantin”“Ma, apakah mama lupa? An baru saja mengatakan she tidak peduli dengan pernikahan ini. Semuanya terserah
“Ya kamu benar. Kenapa ibu mau menjodohkanku dengannya? Ini aneh sekali.”“Ya, tapi kamu beruntung tidak perlu repot sepertiku. Lagi pula pria yang kamu dapatkan itu pasti menarik. Konon seseorang yang dijodohkan mungkin saja jodohmu, pria itu menerimamu dan he bersikap dingin. Kamu jangan salah sangka padanya, he hanya ingin antara kamu dan ibu menjalin hubungan yang baik. Tante Aira sangat senang atas perjodohan ini. Ah iya, apakah selama kamu melarikan diri bertemu dengan bibir Mei? Sekarang she bersama anak laki-laki yang juga tampan.”“Ya, dan namanya adalah Kim. Bukankah begitu?”Sister menganggukan kepala, “Ya kamu benar”.“Kalian bertemu dengannya ya?”Sister menganggukan kepala, “Ya benar, bibi Mei dan ibu juga sudah bicara.”“Sister, menurutmu apakah Akira itu akan melakukan sesuatu jika aku melarikan diri di hari pernikahan?”“Ya tentu saja, begitu juga dengan sister. Bisakah kamu tidak membuat malu keluarga kita? Memang apa yang ingin kamu cari lagi?”“Seseorang yang ada d
“Jika aku menaruh hatiku padamu, apakah kamu akan mencintaiku selamanya? Menerimaku apa adanya?” ucapku dengan pelan.Akira mengelus rambutku, he tersenyum dan melihat ke arahku, diriku juga melihat Akira.“Ya, aku janji padamu. Aku akan mencintaimu selamanya dan menerimamu apa adanya” jawabnya.“Janji?” ucapku sembari menunjukan jari kelingking.Akira pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan jariku sembari berucap “Ya, aku janji padamu. Janji.”Tidak ada yang perlu aku khawatirkan sekarang, aku hanya perlu menaruh sedikit kepercayaan padanya meski aku masih meragukannya. Ini adalah perjalanan yang panjang, sepanjang perjalanan aku hanya memeluk pria ini.“Kenapa kamu tidak mau melepaskanku, Akira? Bukankah kamu tahu aku tidak mencintaimu, dan aku juga menolak perjodohan tapi kamu tetap keras kepala” ucapku.“Aku akan sangat sedih jika kehilanganmu, aku merasa kita pernah dipertemukan sebelumnya. Meski kamu menolakku, aku akan tetap mencintaimu” jawabnya.Hingga kami tiba di sebuah ru
Perbincangan panjang itu tidak menghasilkan apapun, aku memikirkan apa yang ditawarkan oleh pria itu padaku. Hingga Akira kembali dan duduk berhadapan denganku.“Saya sudah membereskan mereka, sekarang apakah kamu masih ingin berbincang dengan saya?” ucapnya menatapku.“Ya, ngomong-ngomong apakah kamu serius dengan ucapanmu tadi?”“Hah, kamu memikirkan tawaran dariku ya? Ya tentu saja, jika kamu mencari pacar perempuanku. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik.”“Aku akan memikirkannya, kamu tidak akan memanggil ibuku kemari kan?”Akira menggelengkan kepalanya, “Tidak, untuk apa? Bukankah kamu sendiri tidak mau bertemu dengan ibumu?”Aku menganggukan kepala.“Lalu apakah kamu mau jadi my girlfriend?”“Kamu benar-benar berjanji akan memperlakukanku dengan baik tidak?”“Ya tentu saja, aku tidak akan mengatakan hubungan kita dari perjodohan. Selama pacaran jika kamu tidak menyukaiku, kamu bisa memutuskan hubungan kita dan tidak akan ada yang tersakiti!” ucapnya sementara hatinya ber
Para pria berjas hitam mulai mendatangi lokasi yang telah ditentukan, mereka bertemu dengan pria yang memberitahu keberadaan An. Secepatnya orang-orang berjas hitam itu mengepung rumah itu dari kejauhan dan menghubungi tuan muda Akira untuk segera datang ke lokasi.Sementara itu keberadaan An,Perasaan cemas menghantui diriku, namun sisi lain aku tidak perlu mempermasalahkan masalah ini besar-besar. Tidak ada yang perlu membuatku takut. Aku bukan perampok atau pun pencuri, aku tidak perlu takut.Aku pun membiarkan masalah ini, dan menganggapnya adalah hal biasa yang harus acuhkan. Aku mulai membuka laptop dan menulis naskah novel baru. Aku hanya berharap novel barunya tidak membawaku ke dunianya lagi, seperti kejadian dulu. Aku menulis genre werewolf dan tentang seorang gadis dengan petualangan serunya.Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumahku, “Tok...tok...tok!” ketukan pintu tiga kali tanpa mengatakan siapa yang datang. Aku pun segera mengintip di jendela dan terkejut Akira telah
Aku tidak tahu apa yang terjadi di kuil harapan setelah aku meninggalkannya. Perjalanan ini tidaklah sepi dan seperti yang aku harapkan. Aku akan pergi dengan kebebasan tanpa memikirkan semua itu, ya perjodohan itu. Nyonya yang mengizinkan aku ikut dengan rombongan ini duduk disampingku.“Namamu An bukan?” tanya nyonya yang aku rasa she telah melihat tanda pengenalku.“Ya namaku An, itu adalah nama panggilan. Nyonya, terima kasih banyak sudah membantuku pergi jalan-jalan. Aku tidak akan bisa melihat pantai lagi, mungkin.”“Hah, memang kamu mau kemana? Apakah sesuatu telah terjadi padamu atau keluargamu?”“Tidak, semuanya baik-baik saja. Tapi kegiatan sekolahku akan sangat banyak...” jawabku dengan nada sedih.Nyonya tersenyum, she memahami perasaan gadis ini. “Ya, aku juga pernah berpikir begitu. Tetapi semuanya akan baik-baik saja.”Entah berapa lama kami di perjalanan ini. Tetapi perutku keroncongan, perutku terus berbunyi karena aku sejak pagi belum sarapan. Aku tidak menyempatkan
Sementara itu keberadaan ibuku dan tante Aira. Diam-diam mereka berdua pagi ini pergi ke peramal di kuil harapan ini. Seorang perempuan paruh baya yang disebut sebagai peramal telah berada di depan mereka.“Nyonya, bisakah kamu melihat masa depan anakku? Mungkinkah anak kami berdua berjodoh?”“Apakah kalian berdua memiliki fotonya?” jawab peramal.“Ya tentu!” jawab ibuku sembari menyerahkan foto An, dan tante Aira menyerahkan foto Akira.Lalu peramal melihat kedua foto itu di kedua tangannya. Seketika itu peramal melihat sesuatu yang sangat jauh telah terjadi, itu membuat dirinya terkejut. Peramal melihat masa lalu gadis ini dan siapa dirinya sebenarnya begitu juga dengan foto Akira. Peramal juga melihat masa depan di foto An yang kecewa hingga mengakhiri dirinya dan di foto Akira, he akan dipenuhi penyesalan. Namun dirinya tidak dapat melihat apakah dua orang ini berjodoh atau tidak. Peramal menundukan kepala lalu memberikan kembali kedua foto itu kepada ibuku dan tante Aira.“Nyonya