Share

BAB 72 - HUKUMAN

“Aku merindukanmu. Maafkan aku, maafkan aku yang terlambat menyadari semuanya.” Alfan bersimpuh di depan makam yang bertuliskan nama Queena Bulan Latief—istrinya.

Air mata tak lagi keluar dari manik matanya, tetapi kepedihan yang dirasakan selama setahun hidup sendiri begitu menyakitkan. Dia hidup sendiri tanpa istri dan anaknya, sementara kedua orang tuanya sendiri masih belum bisa memaafkan.

Waktu setahun tak bisa melembutkan hati kedua orang tuanya. Dia paham, ini memang kesalahannya dan dia benar-benar telah menyadari semua itu. Namun sayang penyesalannya benar-benar telah terlambat.

Sesaat setelah itu dia menoleh ke makam yang ada di sampingnya, Rayan As Samad Herlambang—putra kecilnya. Dia hanya bisa menciumi nisan tersebut kala rasa rindu menyerbu dadanya.

Kepergian anak istrinya bukan hanya meninggalkan duka, tetapi juga sengsara. Dia harus menghadapi semuanya sendirian, tentang mimpi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Septian Ardi Pratikno
baguslah... semoga kamu tetap sendirian sampai maut menjemutmu Alfan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status