Share

Bab 30. Go Public

Penulis: Eka Pradita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Selamat membaca!

Keluar dari kamar mandi, Viola tak menemukan keberadaan Tari di sana. Gadis itu pun melihat tas miliknya ada di atas ranjang.

"Jadi, Pak Devan bawain ini buat gue." Viola mulai membuka tas yang isinya tampak penuh karena terlihat menyembul meski belum ia buka. Tas ransel yang biasa digunakan Viola ke kampus memang berukuran kecil–hanya cukup untuk memuat beberapa buku saja.

"Bukan cuma bawain buku-buku gue, ternyata Pak Devan juga bawain baju buat gue pake hari ini," ucap Viola setelah membuka isinya dan terdapat satu stel pakaian yang biasa ia gunakan untuk pergi ke kampus. Namun, seketika kedua matanya terbuka lebar.

"What? BH, CD gue ... berarti Pak Devan ... ya Tuhan ...." Seketika Viola histeris melihat itu. Kebetulan Tari yang memang akan memanggil Viola ke kamar mendengarnya hingga dengan cepat masuk.

"Kenapa sih, Vi?" tanya Tari begitu masuk kamar. Dilihatnya, Viola masih mengenakan handuk yang melilit tubuhnya.

"Ini, Tar, Pak Devan ...." Viola mengeluarkan seb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Dua Kebingungan

    Selamat membaca!Viola masih menatap Silvi serba salah. Canggung berhadapan dengan wanita yang ia tahu itu adalah mantan pacar suaminya."Ada apa, Bu? Apa saya melakukan kesalahan?""Kamu nggak salah apa-apa. Memangnya kamu merasa buat salah sama saya?"Viola tersenyum canggung. Menggaruk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal. Berharap bisa bersikap biasa tanpa menunjukkan rasa grogi. Dalam pikirannya, bisa saja Silvi marah karena telah merebut Devan darinya."Selamat ya atas pernikahan kamu, Viola."Mendengar ucapan itu, tentu saja Viola terkejut. Bukankah hubungannya dengan Devan hanya sebuah pernikahan rahasia yang tidak sepatutnya diketahui orang lain, terutama orang yang ada di kampus. Setidaknya itu perkataan yang pernah Devan sampaikan saat mereka baru saja resmi menjadi suami-istri. Lantas, kenapa Silvi bisa tahu semua itu?Beragam pertanyaan bermunculan dalam pikiran Viola. Tak dapat dipungkiri, raut keterkejutan itu mudah sekali terbaca oleh Silvi yang kini langsung ters

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 32. Kenyataan Terungkap

    Selamat membaca!10 menit sebelumnya, tepat di saat Devan tengah menunggu Viola di parkiran mobil, pria itu tampak sangat terkejut saat melihat mobil yang dikenalnya masuk ke halaman kampus."Renata ... untuk apa dia datang ke sini?" Devan masih menatap tak percaya. Beralih melihat koridor kampus mencari keberadaan Viola. Tentu saja ia resah, maksud hati ingin pelan-pelan menjelaskan soal masa lalunya pada Viola, tetapi Renata malah lebih dulu datang ke kampus tempatnya mengajar.Ketika mobil berhenti tepat di mana Devan menunggu Viola, Renata keluar bersama Audrey."Renata, kenapa kamu ke sini?" Devan memperlihatkan wajah tidak suka saat melihat wanita itu datang."Maaf, Devan, tapi aku datang ke sini karena Audrey mau ketemu kamu lagi. Katanya dia kangen banget sama kamu." "Daddy, gendong!" Anak perempuan itu memanggil, meminta dengan raut polosnya. Membuat Devan langsung mengulas senyum, meski sebenarnya ia tidak nyaman dengan kedatangan Renata."Ayo sini Daddy gendong!" Devan coba

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 33. Tak Menyangka

    Selamat membaca!Viola coba menerima. Teringat perkataan Tari sebelum keluar dari mobil. Namun, sekeras apa pun gadis itu mencoba, rasanya teramat menyakitkan. Sungguh tak mudah. Baginya begitu sulit mendapati kenyataan di tengah kebahagiaannya. Terlebih Viola tahu saat tiba di rumah nanti, Renata dan putrinya ada di sana sesuai perintah Devan."Viola, kamu nggak apa-apa, kan?" Devan bertanya. Melihat Viola dari kaca tengah hanya termangu diam tanpa kata."Ingat kata pepatah, Viola! Jika lo mencintai seseorang, lo juga harus bisa menerima masa lalunya." Viola coba bermonolog. Meyakinkan diri bahwa itu hal yang masih bisa diterima. Namun sekali lagi, untuk gadis yang baru berusia 21 tahun, hal itu terasa begitu sulit, apalagi ia merasa jika Renata masih menyimpan perasaan pada Devan. Ya, hanya dari tatapan mata saat menatapnya, Viola tahu jika Renata menganggapnya seperti sebuah gangguan."Terus untuk apa Pak Devan meminta mereka datang ke rumah?""Kamu kan istri saya. Apa salah, kalau

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 34. Ternyata Benar

    Selamat membaca!Viola terlihat masih menatap cermin. Memantaskan diri dengan sebuah dress selutut berlengan yang dikenakannya. Tak biasanya, ia berpakaian seperti itu di rumah. Biasanya Viola hanya mengenakan pakaian santai dengan kaos longgar dan celana pendek. Namun, Viola merasa saat ini berbeda, keberadaan Renata mengharuskannya tetap berpenampilan cantik karena tak ingin kalah dengan wanita itu."Ih, sebel banget deh. Walaupun gue udah dandan secantik ini, kenapa juga cewe itu harus lebih cantik sih dari gue?" gerutu Viola. Masih menatap cermin di hadapannya dengan raut kesal.Tak ingin berlama-lama karena takut membuat Devan menunggu, Viola pun keluar dari kamar setelah menyematkan sebuah bando yang menyingkap rambut hitamnya. Tak lupa gadis itu mengambil benda pipih miliknya yang tergeletak di atas meja. Namun, saat ia baru akan membuka pintu, tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi. Viola hafal betul jika suara itu adalah notifikasi pesan yang masuk. Sejenak ia menghentikan langkah

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 35. Tak Dipercayai

    Selamat membaca!Begitu Tari keluar rumah, Dian tampak terkejut. Ia tidak menyangka jika ternyata putrinya masih ada di rumah, padahal saat di telepon sewaktu pamit dengannya, Tari mengatakan sudah pergi ke rumah Viola."Kenapa, Bu? Ibu kaget aku masih ada di rumah."Bukan hanya Dian, William yang melihat Tari pun seolah membeku. Pria itu hanya termangu menatap Tari serba salah."Dan, lo Will, lo tuh ngapain sih deket-deket sama Ibu gue? Terus ngapain juga lo sampai harus bohong dan berlaga jadi cowok culun di kampus?" Tari tampak begitu kesal. Menatap tajam William yang terlihat ragu menjawab."Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Tar! Biar Ibu jelas–""Jelasin apa lagi, Bu! Semua udah jelas sekarang! Kalau kalian nggak ada hubungan apa-apa, ngapain juga William sampai nganter Ibu segala malam-malam gini?""Tari, kamu tenang dulu! Kita masuk aja yuk! Nggak enak kalau sampai ada tetangga yang lihat kita ribut di depan rumah." William hendak mendekat. Bermaksud menenangkan sebelum Tar

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 36. Menemukan Surat

    Selamat membaca!"Tar, harusnya lo dengerin dulu apa yang mau William omongin! Menurut gue sih, nggak mungkin kalau Ibu lo sama William itu pacaran. Mereka itu lebih cocok jadi ibu sama anak tahu."Tari berdecih kesal. Merasa Viola seolah tidak mengerti apa yang ia ceritakan sejak tadi. "Gimana gue mau dengerin dia ngomong? Ngelihat mukanya aja gue jijik, Vi." "Berarti sekarang lo nggak mau pulang? Terus lo mau tinggal di mana?""Tadinya gue mau numpang tinggal sama lo, eh nggak tahunya lo juga lagi ada masalah sama Pak Devan. Sekarang gue bingung deh mau ke mana." Tari menghela napas kasar. Masih menatap lalu-lalang kendaraan yang keluar masuk perumahan Devan.Tiba-tiba di saat mereka baru saja akan melewati portal perumahan, dua penjaga keamanan menghadang dengan berdiri di depan Tari dan Viola, seolah tak mengizinkan keduanya untuk pergi. "Mbak Viola, maaf, Mbak. Pesan dari Pak Devan, Mbak Viola nggak boleh keluar.""Maksudnya, Pak?"Seorang petugas keamanan tersenyum. Coba member

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 37. Sulit Menerima Kenyataan

    Selamat membaca!Viola membuka surat itu. Mulai membaca barisan kata dari yang paling atas. Membuatnya tahu bahwa surat yang saat ini ia baca adalah surat dari sang ayah."Kenapa Ayah menulis surat untukku? Apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan?" Viola semakin penasaran. Melihat surat itu kembali, lalu mulai membacanya lagi.Setelah terus membaca, raut wajah Viola berubah sendu. Kedua netranya kini mulai digenangi air mata. Bulir itu pun perlahan jatuh menetes. Membasahi kedua pipinya. Menggambarkan rasa sakit yang kian terasa di hati."Jadi, Ayah meninggal bukan karena aku ... tapi karena ...." Kalimat itu terucap getir. Lidahnya hampir terasa kelu hingga tak dapat menyelesaikannya. Ia tak bisa membayangkan jika ternyata kenyataan bisa sebegitu menyesakkan untuknya. Viola benar-benar tidak menyangka. Masih sulit menerima semuanya, meski sudah tertulis jelas pada secarik kertas yang masih ada di tangannya."Vi, kenapa lo baca suratnya?" Tiba-tiba suara itu terdengar dari belakang. V

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 38. Tak Ada Saat Butuh

    Selamat membaca!Sepanjang proses pemindahan sampai ke ruang rawat, Viola hanya diam tanpa bicara sepatah kata pun pada ibunya. Terlebih kehadiran Irfan–pamannya–adik kandung dari sang ayah semakin membuatnya sulit menahan amarah yang sejak tadi sudah menggebu dalam diri. Siapa yang tak kecewa jika mendapati sang ibu ternyata menjalin kasih dengan pria lain. Lebih mencengangkan lagi, itu dilakukan dengan adik ipar sendiri."Viola, sepertinya kamu sudah tahu apa yang akan Ibu bicara–""Kenapa Ibu tega melakukan itu?" Viola memotong. Sejak tadi pandangannya masih sama. Menatap dengan penuh kebencian pada Dina dan seorang pria yang ada tepat di sebelahnya. Pria yang biasa ia panggil "Om Irfan"."Ibu kamu nggak salah, Vi. Jadi, kamu jangan benci dia! Benci sama Om aja, mau bagaimanapun Om yang salah.""Kalian berdua itu sama-sama kotor! Sama-sama pantas dibenci." Akhirnya Viola meluapkan amarahnya setelah tak ada lagi suster maupun dokter di ruangan itu. Gadis itu semakin tajam menatap ib

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 49. Terjebak Rencana Jahat

    Selamat membaca!Viola tampak begitu cemas. Menanti balasan pesan suaminya. Namun, sampai ia mau berangkat pergi ke rumah Arya, Devan tak kunjung membalas. Membuat raut wajahnya semakin murung. Gadis itu pun mulai berpikir jika suaminya itu memang sudah tak lagi peduli."Apa ini akhir dari rumah tanggu gue?" Kenangan demi kenangan mulai bermunculan. Satu persatu terbesit jelas dalam pikirannya. Membuat air mata tak sanggup lagi Viola tahan untuk tak menetes. Gadis itu coba menguatkan hati. Memaksa isak tangisnya mereda saat panggilan dari sang ibu terdengar di depan kamar."Vi, ada temen kamu datang.""Iya, Bu, bentar." Sebelum keluar dari kamar, Viola sejenak mematutkan diri di depan cermin. Memastikan tak ada air mata yang tertinggal di wajahnya. Tentu saja ia tidak ingin jika Arya sampai tahu bahwa ia habis menangis karena menunggu balasan pesan dari Devan yang tak kunjung datang."Vi, apa kamu sudah izin sama suami kamu kalau mau pergi sama Arya?" tanya Dina begitu melihat Viola

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 48. Di Luar Dugaan

    Selamat membaca!Di dalam mobil, Viola dan Devan masih diam tak saling bicara, padahal mereka sudah menempuh setengah perjalanan pulang."Ngapain diajak bareng kalau cuma didiemin doang. Tahu gitu kan mending tadi pulang sendiri aja." Kesal Viola menggerutu dalam hati. Masih menatap ke luar jendela tanpa pernah melihat Devan sejak dirinya berada di dalam mobil."Saya minta maaf ya, Vi."Akhirnya, kata-kata itu terdengar dari mulut Devan. Viola pun tersenyum. Namun, sengaja ia tahan karena tak ingin terlalu kelihatan bahagia di depan Devan."Kenapa minta maaf, Pak?" Viola menatap wajah Devan yang sesekali melihatnya karena harus fokus dengan kemudi."Saya udah salah. Nggak seharusnya beberapa hari ini saya menyalahkan kamu dan bersikap tidak baik sama kamu."Viola masih diam. Hatinya merasa sangat lega karena akhirnya Devan menyadari kesalahannya."Kalau saya nggak mau maafin gimana?" Viola yang masih ingin melihat Devan lebih berusaha, berpura-pura dingin meski di dalam hati, dirinya

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 47. Undangan Arya

    Selamat membaca!"Berarti bokap lo bisa terlibat kecelakaan setelah nganterin bokapnya William ke rumah sakit?" tanya Viola setelah mendengar cerita dari Tari di jam istirahat. Ya, setelah mata kuliah pertama selesai, keduanya kini tampak sudah berada di kantin."Iya, Vi. Ternyata begitu ceritanya. Pantes aja di lokasi kejadian nggak ada motor bokap gue, bokap gue naik ojek online saat itu.""Sekarang lo udah nggak ngerasa bersalah lagi, kan?""Iya, gue lega sekarang, tapi gue sebenarnya keberatan dengan niat William mau nikahin gue. Gue udah bilang dia nggak harus ngelakuin itu kalau dia nggak mau, cuma dia tetap mau nikahin gue karena itu keinginan yang terakhir dari bokapnya sebelum meninggal.""Oh, bokapnya William meninggal, bukannya bokap lo udah bawa dia ke rumah sakit?""Bokap gue emang udah nyelametin bokapnya William, tapi satu bulan kemudian, bokap William meninggal.""Oh gue ngerti sekarang. Jadi, William dan ibunya ngerasa berutang budi sama bokap lo karena bokap lo mereka

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 46. Menyadari Kesalahan

    Selamat membaca!Devan menuruni anak tangga dengan langkah yang tergesa-gesa. Wajar saja, pagi ini ia bangun kesiangan setelah semalam sulit sekali memejamkan mata meski sudah menyalakan alarm pada ponselnya."Bi, tolong panggilin Viola! Bilang sarapan di kampus aja karena saya udah telat." Setibanya di lantai bawah, Devan langsung memerintahkan Retno yang terlihat sedang menyapu lantai di ruang tengah."Tapi, Mas, Mbak Viola udah jalan dari 15 menit yang lalu." Retno tampak bingung. Merasa heran karena Devan bisa tidak tahu akan hal itu."Dia udah jalan ...?" Devan seketika terdiam. Teringat perdebatan semalam di mana keduanya sampai harus pisah kamar."Bibi pikir Mas Devan tahu. Apa Mas Devan lagi ada masalah sama Mbak Viola?" Meski tak enak hati menanyakan itu, tetapi Retno penasaran karena mencemaskan kedua majikannya. Terlebih Retno tahu jika mereka baru saja bahagia setelah hubungan keduanya sempat diguncang karena kedatangan Renata."Oh, nggak apa-apa, Bi. Mungkin karena saya k

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 45. Hubungan Renggang

    Selamat membaca!"Ini semua salah kamu, Devan! Harusnya kamu temui Audrey saat dia sakit, kenapa kamu malah nggak percaya kalau dia sakit? Kenapa?" Renata langsung mencengkram erat kerah kemeja Devan dengan kasar saat melihat kedatangan pria itu bersama Viola yang seketika langsung berusaha melepaskan tangan Renata dari suaminya."Jangan seperti ini, Renata! Lagi pula kematian Audrey bukan kesalahan Devan. Ini sudah takdir, kamu harus bisa terima."Renata menatap nyalang. Penuh dendam dengan sorot mata yang tajam. "Lebih baik kalian pergi dari sini! Aku nggak sudi kalian datang, cepat pergi!" Dengan mendorong tubuh Devan, Renata mengusir paksa keduanya agar pergi.Suara wanita itu sampai membuat beberapa orang jadi menatap sinis ke arah Devan dan Viola yang seketika merasa tidak nyaman berada di sana."Mas, lebih baik kita pulang aja! Percuma kita datang, niat baik kita nggak dihargai di sini!"Devan menatap sendu. Masih tak mengalihkan pandangannya. Pria itu terus melihat jenazah anak

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 44. Sang Penyelamat

    Selamat membaca!Sejak mengakhiri sambungan teleponnya dengan Viola, Devan kembali pergi, padahal pria itu baru saja tiba di rumah beberapa menit lalu. Namun, entah kenapa ia merasa tidak tenang. Memikirkan Viola yang baru diizinkan pulang dari rumah sakit, tetapi sudah pergi keluar rumah seorang diri."Apa sebaiknya gue jemput Viola dulu, ya?" Setelah cukup lama bergelut dalam keraguan, Devan pun akhirnya memutuskan untuk pergi menuju cafe tempat di mana Viola berada. "Lebih baik gue jemput Viola dulu. Setelah itu, baru gue bisa nemuin Elmer. Lagian kenapa juga Viola harus pergi segala, padahal dia baru dibolehin pulang dari rumah sakit."Devan merasa cemas. Menambah kecepatan mobilnya agar segera tiba di cafe yang berada dekat dari kampus tempatnya mengajar.Tak butuh waktu yang lama, Devan sudah berbelok ke jalan di mana tempat tujuannya berada. Cafe Brewbee ada di sisi kanan dari jalan yang dilaluinya. Artinya, Devan harus memutar dulu di pertigaan yang berada di ujung depan sana

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 43. Hanya Diam Membeku

    Selamat membaca!"Mau bagaimanapun gue harus pastiin apa Dokter Elmer itu bener-bener sahabat suami gue. Kalau memang bener, berarti dia adalah mantan suami Renata dan pastinya dia tahu soal status Audrey."Taksi yang ditumpangi Viola pun tiba di sebuah cafe. Tujuannya adalah untuk bertemu dengan Arya. Viola merasa tidak tenang saat membaca pesan dari suaminya. Pesan di mana Devan ternyata datang menemui Renata tanpa melihat Audrey yang sedang sakit hanya karena beranggapan jika Renata berbohong soal status anak perempuan itu."Arya, maaf ya gue telat, tadi jalanan lumayan macet." Sambil tersenyum, Viola menyapa saat melihat Arya sudah datang lebih dulu darinya."Nggak apa-apa kok, gue juga baru 5 menit duduk. Lo kenapa mau ketemu gue?""Ini ada yang mau gue tanyain sama lo, soal dokter ini?" Viola menyodorkan ponselnya. Menampilkan wajah pria berjas putih yang seketika membuat kening Arya mengerut dalam."Kenapa sama cowok ini?""Lo kenal dia, kan?""Pastilah, dia paman gue!""Berarti

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 42. Mengancam Renata

    Selamat membaca!Devan terlihat sudah berada di dalam mobil lagi setelah mengantar Viola ke rumah. Meski tidak ingin meninggalkan istrinya. Namun, Viola memaksanya untuk tetap pergi karena tidak tega jika harus melarang Devan bertemu dengan putrinya, terlebih saat Renata mengatakan jika Audrey sedang sakit dan terus memanggil-manggil ayahnya. Tidak hanya itu, Viola juga ingin jika Devan membawa bukti soal foto di atas ranjang itu memang bagian dari rencana Renata. Viola tentu tidak akan lupa akan hal itu, walau hubungannya dengan Devan sudah kembali baik seperti biasa. Bahkan bisa dikatakan saat ini menjadi fase terbaik dalam hubungan keduanya sejak menikah kontrak."Apa ini juga bagian dari rencana Renata? Apa Audrey benar-benar sakit? Sekarang gue makin ragu soal hasil tes DNA itu, apa benar Audrey anak gue?" Devan terus memacu kecepatan mobilnya. Mengingat betapa mudah ia memercayai Renata membuatnya sangat kesal. Walaupun awalnya saat itu ia memang ragu, tetapi air mata dan juga

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 41. Nama yang Tak Asing

    Selamat membaca!Suasana di ruang rawat tak lagi tegang. Lewat kata-katanya Devan mampu meyakinkan Viola untuk percaya, meski gadis itu tetap dengan pendiriannya bahwa mau bagaimanapun harus ada bukti yang ditunjukkan Devan. Bukti di mana pria itu tidak mengkhianati pernikahan yang sebenarnya baru akan mereka mulai ke jenjang yang lebih serius. Bukan hanya karena perkataan Devan saja. Namun, Viola juga mempertimbangkan sosok Renata yang pernah memanipulasi seolah dirinya menyakiti wanita itu di depan Audrey hingga membuat Devan pun terperdaya saat itu. Dari kejadian itu, Viola bisa berasumsi jika apa yang dilakukan Renata pasti bertujuan untuk menghancurkan rumah tangganya dengan Devan."Terus kapan Pak Devan mau nemuin Renata lagi?" Viola mengunyah makanan setelah Devan menyuapinya makan. Ya, meski ibunya meminta Viola untuk mengusir Devan pergi, tetapi gadis itu tak menggubrisnya. Viola tetap mengizinkan Devan ada di dekatnya, walau terkadang bayangan foto mesra Devan dan Renata seri

DMCA.com Protection Status