Share

28 Firasat

“Bukannya kemarin sudah dari sana?” Akhtar belum menangkap keputusan impulsif Arisha untuk mengunjungi rumah orang tuanya demi menghindari dirinya. Bukan karena jadwal rutin setiap hari Sabtu untuk mengisi jadwal kajian di pondok pesantren Riyadus Salihin.

“Aku ingin bermalam di sana, Mas.”

“Untuk berapa lama?”

“Entahlah.”

Jawaban Arisha yang tidak pasti itu menyadarkan Akhtar jika istrinya sedang merajuk. “Baiklah, akan kuantar.”

Arisha memandang getir baju yang dimasukkannya ke dalam tas. Dalam hubungan normal, seorang suami akan mencegah istrinya yang tiba-tiba ingin bermalam di rumah orang tuanya tanpa hajat yang jelas. Namun, tentu saja hubungan Arisha dan Akhtar bukanlah hubungan yang normal. Pikiran Arisha menekan hatinya seperti jari yang menekan luka lebam. Membuatnya ingin menarik diri dari rasa sakit itu.

Perempuan itu dapat merasakan kesedihan yang tidak asing menyelimutinya bagai embusan angin malam pada musim hujan. Hampir dua bulan ini ia tidak memiliki seorang pun un
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status