Share

BAB 158 Koma

Penulis: Prisma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara langkah kaki Dokter Rasyid yang mendekat terdengar seperti dentuman keras di telinga Ayrin. Dia tahu, kabar yang akan disampaikan rekannya itu bukanlah kabar baik. Namun, hatinya tetap berharap, berdoa dalam hati agar semuanya hanya mimpi buruk. Namun, ketika kata-kata itu meluncur dari bibir pria itu, dunianya runtuh.

"Rania koma, Rin," kata Dokter Rasyid dengan suara lembut namun penuh keprihatinan.

"Koma?" ulang Ayrin hampir histeris. Anaknya koma? Ya Tuhan! Cobaan apa lagi yang kau berikan padaku? Pikirannya kacau, tubuhnya gemetar hebat.

Ayrin hampir saja terjatuh kalau saja Frans tidak sigap menahannya. "Tenanglah, Rin. Kamu harus kuat demi Rania," bisik Frans, mencoba menenangkan sahabatnya itu, meski dirinya sendiri juga sangat terpukul oleh kabar tersebut.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 159 Mata yang bersinar nakal

    Dalam keadaan rapuh seperti ini, Reygan merasa tak berdaya. Seperti kapal tanpa kemudi yang terombang-ambing di tengah lautan gelap, dia merasa tak berguna dan tidak dibutuhkan.Setiap hari, pikirannya dipenuhi oleh bayangan suram yang terus menggerogoti hatinya. Berkali-kali, dia berpikir untuk mengakhiri hidupnya, tetapi saat membayangkan wajah-wajah ceria anak-anaknya, terutama Rania, pikiran itu segera dienyahkan."Rania sayang, Papa. Sayang sekali pokoknya." Suara lembut dan penuh kasih Rania terus terngiang dalam benaknya, seperti lagu yang terus diputar tanpa henti. Ingatan itu membuat setetes air matanya jatuh perlahan ke pipi."Maafkan Papa ya, Nia. Gara-gara dosa Papa kamu jadi seperti ini," gumam Reygan pada dirinya sendiri, dengan suara penuh penyesalan. Dadanya terasa sesak, hatinya re

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 160 Gadis manja yang menggoda!

    Reygan menghentikan taksi dan membukakan pintu mobilnya, menyilakan gadis itu masuk."Saya kan sudah bilang mau diantarkan pulang, Om!" seru Lily dengan nada yang agak manja, menolak masuk ke dalam taksi."Saya akan mengantarmu dengan taksi karena saya tidak berada dalam kondisi yang prima untuk bisa mengendarai mobil saya sendiri," jelas Reygan dengan sabar, meskipun dalam hatinya dia merasa lelah dengan segala drama ini.Lily tersenyum lalu masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Reygan kemudian. "Di mana rumahmu?" tanyanya setelah duduk di samping Lily.Gadis itu langsung menyebutkan alamat rumahnya yang terletak di kawasan elit. Supir taksi pun langsung melajukan mobilnya menuju alamat yang disebutkan."Nama Om siapa?" bisik L

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 161 Gadis manja yang menggoda 2

    Taksi berhenti di depan sebuah rumah mewah di Jakarta. Reygan menghela napas dalam, menatap megahnya bangunan yang menjulang di hadapannya. "Ini rumahmu?" tanyanya, suara rendahnya terdengar samar.Lily mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Om," jawabnya dengan nada manja."Kamu hanya tinggal berdua dengan ayahmu di sini?" tuntut Reygan, matanya menyelidik.Lily mengangguk lagi, senyum di bibirnya tetap terjaga. "Saya anak tunggal," jawabnya singkat sambil melangkah keluar dari taksi.Reygan mengangguk mengerti. Dia terdiam sesaat, merasakan kekosongan yang Lily rasakan. "Istirahatlah kalau begitu," katanya akhirnya, berusaha mengakhiri pertemuan yang aneh ini.Namun, Lily tidak membiarkannya pergi begitu saja. "Om nggak mau mas

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 162 Bukan salahnya

    Ayrin menghela napas berat sambil terus memantau kondisi anaknya yang masih terbujur koma di ranjang rumah sakit. Setiap hari, perasaan bersalah itu menekan dadanya, seakan-akan menambah beban yang tak terlihat di bahunya.Sudah berhari-hari Rania koma, dan selama itu pula Ayrin menghindari Frans. Memang bukan salah pria itu, tetapi Ayrin belum bisa melupakan tatapan putrinya yang penuh rasa sakit saat melihatnya bersama Frans.Suatu hari, saat mereka berpapasan di rumah sakit, Frans mencoba menghiburnya. "Aku mengerti, Rin," katanya dengan lembut, suaranya penuh pengertian. "Aku mengerti perasaanmu.""Maafkan aku, Frans. Aku masih butuh waktu untuk bisa mencerna semuanya," ujar Ayrin dengan perasaan tak enak. Frans sudah begitu baik padanya, selalu mendengarkan keluh kesahnya tanpa niat lain. Tapi sekarang, d

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 163 Hati yang penuh harap

    Ayrin selalu setia menunggu di sisi Rania. Setiap malam, dia bercerita tentang hari-hari mereka dan memanjatkan doa, berharap mukjizat akan datang. Dengan hati penuh harap, dia menggenggam tangan anaknya yang dingin dan tak bergerak. "Bangunlah, Nia. Mama janji akan melakukan apa pun yang Nia mau," bisiknya dengan suara bergetar sambil menatap wajah putrinya yang masih memejamkan mata.Namun, Rania tetap diam. Wajahnya tenang, seolah sedang dalam tidur yang dalam. Ayrin menghela napas, menahan air mata yang hampir tumpah. "Mama janji kita akan kembali seperti dulu, Nia. Mama janji akan kembali sama Papa asal Nia bangun," bisiknya dengan penuh harap.Keputusan untuk kembali bersama Reygan bukanlah hal yang mudah bagi Ayrin. Sudah cukup lama dia memikirkannya, meresapi setiap konsekuensi. Ia tahu bahwa demi anak-anaknya, kebahagiaan mereka harus diutamakan.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 164 Masih mencintaimu

    Lily mengawasi Reygan dan Ayrin dari kejauhan, matanya dipenuhi dengan pandangan tak suka yang jelas terpancar dari ekspresinya yang dingin dan tajam. Hatinya membara dengan rasa kebencian dan kekesalan yang sulit untuk ditahan.Bagaimana mungkin wanita itu berani kembali ke dalam kehidupan Reygan begitu saja dan merebut kebahagiaan yang baru saja mulai dia rasakan? Dengan langkah penuh kemarahan, Lily mendekati mereka."Lama sekali sih, Om! Padahal cerita Lily kan belum selesai," ujar Lily dengan manja, suaranya penuh dengan sindiran. Dia meraih bahu Reygan dengan agak kasar, ingin melepaskan pelukan mereka.Ayrin terdiam, matanya terbelalak kaget saat menyadari siapa sosok gadis itu. "Lily...," bisiknya dengan nada tak percaya, hatinya berdegup kencang."Hai, Tan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 165 Masih belum terlambat

    Ayrin dan Reygan kembali bersama ke rumah sakit. Langkah mereka terayun mantap, seakan sudah menemukan keputusan besar yang akan mengubah segalanya. Ketika Frans melihat mereka, matanya langsung menangkap sinyal yang jelas—Ayrin telah membuat keputusan untuk memaafkan suaminya."Jadi, inikah kejutannya?" kata Frans dengan tenang, matanya yang penuh pengertian menatap dalam ke mata Ayrin. Setelah Reygan pergi ke sudut lain ruangan untuk memberi keduanya privasi, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara."Maafkan aku, Frans," gumam Ayrin sambil menundukkan kepalanya, jemarinya saling meremas dengan gelisah. Dia merasa berat untuk mengucapkan kata-kata itu, tetapi tahu bahwa dia harus melakukannya.Frans mendekat dan memegang kedua pundak Ayrin dengan lembut namun tegas, memaksa wanita itu men

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 166 Tak sesuai harapan

    Reygan melangkah masuk ke dalam klub malam yang gemerlap, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Lily. Lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip dan musik yang menghentak keras tidak mampu mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghimpit hatinya. Dia menelusuri setiap sudut klub, berharap menemukan gadis itu di antara kerumunan orang. Namun, sia-sia. Lily tidak terlihat di mana pun."Di mana kamu, Lily?" bisiknya putus asa pada diri sendiri, suaranya tenggelam di tengah bisingnya musik. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya dengan setiap detik yang berlalu tanpa menemukan gadis itu.Dia hampir tergoda untuk mengalihkan perasaannya dengan segelas minuman. Namun, saat tangan terulur menuju bar, ponselnya bergetar. Panggilan dari Ayrin menyentak kesadarannya."Lily, Mas. Kami sudah bertemu d

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 173 Lembar Penutup

    Ayrin duduk dengan gelisah di sebuah bangku kayu yang menghadap kolam. Hatinya dipenuhi dengan berbagai perasaan, harapan, dan kecemasan. Dia terus memandangi jalan setapak yang mengarah ke taman, menunggu kehadiran Lily. Frans telah berjanji untuk membawa gadis itu ke sana, dan saat itu akhirnya tiba.Ketika Lily muncul di kejauhan, melangkah mendekatinya dengan perlahan, Ayrin merasa ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. Gadis itu tumbuh menjadi remaja cantik, penuh pesona, namun di mata Ayrin, Lily masih seperti anak kecil yang dulu pernah hilang dari pelukannya.Mereka saling pandang untuk beberapa saat, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan itu begitu penuh makna, seolah semua yang ingin mereka katakan sudah tercurah dalam tatapan mereka."Lily..." suara Ayrin bergetar saat dia akhirny

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 172 Dia yang hilang (Akhirnya kembali)

    Frans tampak gelisah ketika dia menemui Ayrin di tempat prakteknya. Sejenak mereka hanya saling bertatapan, seolah kata-kata yang ingin diucapkan Frans begitu berat untuk disampaikan."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Rin," kata Frans akhirnya, suaranya terdengar gemetar.Ayrin menatapnya dengan cemas. "Ada apa sih, Frans? Kenapa akhir-akhir ini kamu aneh sekali?" desaknya, penasaran dan khawatir karena tidak biasanya Frans datang ke tempat prakteknya dengan ekspresi seperti ini."Kamu tidak sakit, kan?" tuntutnya lagi dengan nada gemetar, takut kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya.Frans menggelengkan kepalanya perlahan, tatapannya penuh kebimbangan. Dia menatap Ayrin dengan lekat, seakan mencari keberanian dalam pandangannya sebelum akhirnya

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 171 Seperti putriku yang hilang

    "Selamat datang, silakan duduk," sambut Ayrin dengan senyum tulus, matanya berbinar-binar bahagia.Lily dan Frans duduk di tempat yang telah disiapkan, dan tanpa menunggu lama, mereka mulai menyantap hidangan yang telah tersedia. Suasana terasa nyaman dan akrab, seolah mereka sudah menjadi satu keluarga besar."Wah, masakan Tante memang oke juga," puji Lily dengan jujur setelah mencicipi satu suapan. "Semuanya enak, Tan."Ayrin baru akan menjawab, tetapi Rania dengan cepat menyela. "Iya, dong. Masakan Mama emang yang paling enak," ujarnya penuh kebanggaan. Pujian itu membuat semua orang di meja makan tersenyum."Kalau begitu, aku main ke sini setiap hari deh, biar bisa makan enak terus," goda Lily sambil melirik ke arah Rania.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 170 Kembali utuh 2

    Setelah semua ketegangan ini mereda, Ayrin dan Reygan kembali ke rumah mereka sambil saling bergandengan tangan, perasaan lega dan bahagia terpancar dari wajah mereka."Hai, Sayang," sapa mereka pada anak-anaknya yang tengah duduk bersama di ruang keluarga. Rian dan Rania, yang sedang asyik dengan aktivitas mereka, segera menoleh bersamaan. Melihat kedua orang tuanya datang bersama dengan senyum bahagia membuat hati mereka meledak oleh kebahagiaan."Mama dan Papa nggak akan berpisah, kan?" tanya Rian dengan hati-hati setelah beberapa saat lamanya mereka duduk bersama. Ada kekhawatiran di balik tatapan matanya yang polos, kekhawatiran akan perpisahan yang mungkin terjadi lagi.Reygan tersenyum sambil menoleh ke arah Ayrin, tatapannya penuh kasih. "Bodoh kalau Papa melepaskan wanita sebaik Mama, Rian," katanya dengan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 169 Kembali utuh

    Setelah akhirnya pulih, Ayrin memutuskan untuk menemui Lily bersama Reygan.Saat mereka masuk, mata Lily menatap mereka dengan perasaan campur aduk. Tidak ada lagi sorot tajam dan kebencian seperti dulu. Yang terlihat di sana hanyalah penyesalan yang mendalam. Gadis itu menundukkan kepalanya, suaranya gemetar saat berkata, "Maafkan Lily, Tante. Maafkan sikap Lily selama ini."Ayrin merasakan gelombang kesedihan mengalir di hatinya. Dia mendekati Lily dengan langkah pelan dan mendekap tubuh gadis itu dengan lembut. "Maafkan Tante juga, Lily. Maaf karena sikap Tante membuatmu salah paham. Maaf karena membuatmu tidak nyaman selama ini," balasnya dengan suara bergetar.Lily pun menangis, menumpahkan segala penyesalan dan kesedihannya di dada Ayrin. Dalam dekapan hangat itu, semua ketegangan yang selama ini a

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 168 Di ambang hidup dan mati

    Ayrin menatap wajah Lily yang pucat di ranjang rumah sakit sebelum operasi transplantasi ginjal yang sebentar lagi akan dilakukan. Hatinya serasa diremas melihat betapa rapuhnya gadis itu. Di dalam hatinya, ada perasaan yang tak terlukiskan. Entah dari mana datangnya perasaan ini, setiap kali berada di samping gadis ini, dia merasakan ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka, seolah-olah Lily adalah bagian dari dirinya sendiri.Dengan lembut, Ayrin membelai kepala Lily, sentuhan yang penuh kasih dan kelembutan, seakan gadis itu adalah anaknya sendiri. "Cepatlah sembuh, Lily. Cepatlah kembali pulih. Izinkan Tante meminta maaf padamu. Izinkan Tante menjelaskan semuanya," bisik Ayrin dengan suara yang hangat namun penuh harap. Matanya berkaca-kaca, berharap agar gadis itu segera membuka mata indahnya lagi.Jika dulu Ayrin sangat tidak menyukai tatapan Lily yan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 167 Penebusan dosa

    Reygan duduk di sudut ruang tunggu rumah sakit, dengan tatapan kosong yang menatap ke langit-langit putih yang terang. Setiap hari, ia merasa tersiksa oleh pertanyaan tak terjawab dan rasa bersalah yang membelit hatinya. Air mata sering kali tak bisa ia tahan lagi, mengalir deras ketika melihat Rania yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan, dan Lily yang masih berjuang untuk hidupnya."Kalau memang dosa-dosaku lah yang menyebabkan semua ini. Tolong limpahkan semuanya padaku, Tuhan. Jangan pada anak istriku. Mereka tidak bersalah. Akulah yang penuh dosa," gumam Reygan dengan suara gemetar, bibirnya bergetar dalam keputusasaan yang mendalam.Tidak hanya Reygan yang dihantui rasa bersalah yang mendalam, tetapi juga Frans. Setiap hari, pria itu duduk di sisi ranjang Lily, memegang tangannya yang lemah, membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kat

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 166 Tak sesuai harapan

    Reygan melangkah masuk ke dalam klub malam yang gemerlap, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Lily. Lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip dan musik yang menghentak keras tidak mampu mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghimpit hatinya. Dia menelusuri setiap sudut klub, berharap menemukan gadis itu di antara kerumunan orang. Namun, sia-sia. Lily tidak terlihat di mana pun."Di mana kamu, Lily?" bisiknya putus asa pada diri sendiri, suaranya tenggelam di tengah bisingnya musik. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya dengan setiap detik yang berlalu tanpa menemukan gadis itu.Dia hampir tergoda untuk mengalihkan perasaannya dengan segelas minuman. Namun, saat tangan terulur menuju bar, ponselnya bergetar. Panggilan dari Ayrin menyentak kesadarannya."Lily, Mas. Kami sudah bertemu d

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 165 Masih belum terlambat

    Ayrin dan Reygan kembali bersama ke rumah sakit. Langkah mereka terayun mantap, seakan sudah menemukan keputusan besar yang akan mengubah segalanya. Ketika Frans melihat mereka, matanya langsung menangkap sinyal yang jelas—Ayrin telah membuat keputusan untuk memaafkan suaminya."Jadi, inikah kejutannya?" kata Frans dengan tenang, matanya yang penuh pengertian menatap dalam ke mata Ayrin. Setelah Reygan pergi ke sudut lain ruangan untuk memberi keduanya privasi, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara."Maafkan aku, Frans," gumam Ayrin sambil menundukkan kepalanya, jemarinya saling meremas dengan gelisah. Dia merasa berat untuk mengucapkan kata-kata itu, tetapi tahu bahwa dia harus melakukannya.Frans mendekat dan memegang kedua pundak Ayrin dengan lembut namun tegas, memaksa wanita itu men

DMCA.com Protection Status