Beranda / Pernikahan / Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan / BAB 120 Seperti dua orang asing

Share

BAB 120 Seperti dua orang asing

Penulis: Prisma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ayrin dan Reygan saling berhadapan, mata mereka memancarkan beragam emosi yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

“Bagaimana bisa kamu berbicara seperti itu, Rin? Anak itu darah dagingmu sendiri. Anak kita,” pekik Reygan, suaranya gemetar oleh emosi yang meluap dari dalam hatinya. Dia tidak pernah membayangkan akan terpisah dari anaknya, terutama saat dirinya sendiri masih hidup.

Ayrin menatap suaminya dengan tatapan tajam, tidak terpengaruh oleh kepedihan di wajah suaminya. “Dari awal aku hanya bilang akan mempertahankan dan melahirkan anak ini,” jeritnya dengan histeris, suaranya terdengar pecah oleh emosi yang meluap-luap. "Bukan untuk mengasuhnya dan menerimanya."

"Kalau kamu tidak mau mengurusnya, saya yang akan mengasuhnya. Tapi saya tidak bisa membiarkan anak kita diberikan pada orang lain!" sergah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 121 Selamat datang Adrian!

    Adrian Shaka Adinata lahir pada masa kehamilan Ayrin yang baru menginjak delapan bulan. Dia muncul ke dunia ini dengan rapuhnya, membawa harapan dan ketakutan dalam setiap detak jantungnya.“Bertahanlah, Sayang. Papa dan Mama ada di sini,” gumam Reygan saat melihat bayinya untuk pertama kali.Reygan menatapnya dengan campuran perasaan haru dan sedih. Bayi itu begitu kecil dan lemah, namun dalam tatapannya dia melihat kehidupan yang berharga. Hatinya berdebar keras, berharap agar sang anak bisa bertahan.Di sisi lain, kesedihan Reygan semakin dalam ketika melihat bagaimana Ayrin masih belum bisa menerima kehadiran putra mereka. Walaupun mereka telah berjuang melalui proses operasi caesar yang sulit, istrinya itu tampak seperti menutup diri dari kenyataan. Reygan mencoba mendekati Ayrin dengan bisikan lembut. “Rin, anak kita telah lahir...”Namun, Ayrin tetap tak tergugah. Dia memalingkan wajahnya, air mata mengalir di pipinya yang pucat. Dia tahu kondisi anaknya, bisa mendengar tangis

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 122 Kebencian yang terus mengakar!

    Ayrin baru saja kembali dari tempat prakteknya, tubuhnya dipenuhi dengan kelelahan yang melanda setelah seharian beraktivitas. Saat memasuki ruang tengah, langkahnya terhenti mendadak oleh suara tangisan Adrian yang memenuhi udara. Dia mengerutkan kening, mencoba untuk mengabaikan suara tersebut, tetapi semakin lama, tangisan itu semakin menusuk telinganya. “Aduh! Kenapa berisik sekali, sih?” keluh Ayrin ketika melangkah mendekati Ratna, pengasuh bayinya, yang tampak cemas menimang Adrian. Ratna menoleh dengan wajah penuh kekhawatiran. “Maaf, Bu. Rian terus menangis. Sepertinya dia sakit, Bu,” ujarnya dengan gemetar. “Nah, berilah dia obat. Tunggu apa lagi?!” sahut Ayrin dengan datar. Dia terus memandang ke arah lain karena tidak mau menatap wajah bayinya. “Sudah, Bu. Tapi demamnya belum turun juga. Dia tidak nafsu makan dan terus menangis.” Ratna melaporkan dengan nada yang bergetar. “Bawalah ke dokter kalau begitu!” seru Ayrin dengan kesal. Sudah tahu anak itu sakit. Kenapa m

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 123 Tatapan jernih yang menyejukkan

    Hampir satu minggu Adrian dirawat di rumah sakit, tetapi Ayrin sama sekali tidak pernah menemuinya. Entah sudah berapa kali dia mendengar gunjingan dari para perawat yang terdengar menyakitkan di telinganya.“Padahal Dokter Ayrin kelihatannya sangat ramah sama pasien-pasiennya. Eh, saya nggak nyangka kalau dia ternyata nggak peduli sama anaknya sendiri,” ujar salah satu perawat dengan nada yang penuh dengan penilaian.Ayrin menarik napas dalam-dalam, mencoba menutup telinganya dari kata-kata yang menusuk hatinya. Tapi perasaan sakitnya merayap masuk, seperti ular berbisa yang tak terlihat.“Jangankan sama anaknya. Lihat suaminya datang pun dia nggak menoleh,” sahut perawat lain yang tampak terheran-heran.“Iya. Pokoknya nggak nyangka banget deh ternyata dokter Ayrin bisa sekejam itu sama anak dan suaminya. Kalau saya sih, punya anak dan suami ganteng begitu pasti saya akan nempel terus,” timpal perawat lainnya yang berkacamata."Apa kalian tidak punya pekerjaan lain?" suara tajam Ayri

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 124 Anak yang diabaikan

    Seperti biasa, Ayrin baru saja tiba di rumah setelah hari yang melelahkan di rumah sakit. Langkahnya tergesa-gesa menuju kamar pribadinya. Namun, ketika dia melangkah di ambang pintu, suara lembut menyapanya.“Mama,” panggil suara kecil itu, menghentikan langkah Ayrin.Dia menoleh, mata dinginnya menatap ke arah suara itu. Di hadapannya, Adrian berdiri dengan wajah penuh harap.Tanpa sepatah kata pun, Ayrin melanjutkan langkahnya, mengabaikan kehadiran anak kecil di hadapannya. Dia melangkah melewati Adrian, seakan tak peduli dengan panggilan yang terdengar dari bibir mungil itu.“Mama…!” Tidak berputus asa, Adrian mengejar langkah ibunya, mengulurkan tangannya dengan gemetar, mencoba menangkap perhatiannya. Namun, Ayrin terus melangkah tanpa menoleh ke belakang.Pemandangan itu tidak luput dari pengamatan Ratna yang berdiri di sudut ruangan dengan tatapan penuh keprihatinan. Dia tahu betapa Adrian selalu menantikan kehadiran ibunya, namun kali ini tampaknya harapan itu kandas di ten

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 125 Carilah ibu yang lebih baik!

    Reygan yang sedang duduk di ruang tengah sambil menenggak secangkir kopi, mendengar suara isakan. Lalu, tak lama kemudian, dia mendengar langkah kaki yang gemetar di dekat tangga.Dia beranjak dari tempatnya, dan dia menemukan Ayrin yang tampak kacau. Wajahnya tampak pucat dan gemetar, terbayang dalam sorot lampu remang-remang yang menyala di ruang tengah.“Ada apa, Rin? Kamu sakit?” tanyanya dengan cemas, tangannya mencoba meraih tangan Ayrin yang terkulai lemah.“Lebih baik kita bercerai, Mas!”Reygan tersentak mendengar pernyataan yang tiba-tiba keluar dari bibir istrinya itu. Ditatapnya Ayrin dengan tatapan yang dingin, wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun. "Kamu sudah tahu jawabannya, Rin. Jadi berhentilah membuang-buang waktu dan istirahatlah."Ayrin menggertakkan giginya. "Kamu pikir semua ini masih ada gunanya?" Keluhnya dengan nada putus asa, mencoba menahan langkah Reygan yang ingin pergi."Kenapa kamu masih mempertanyakan hal itu, Rin? Belum cukupkah selama bertahun-

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 126 Kehangatan yang mulai terlihat

    Rian memandang wajah ibunya dengan heran bercampur senang. Tidak biasanya Mama menjemputnya ke sekolah. Bahkan selama ini Mama tidak pernah peduli dia sekolah atau tidak.“Mama!” seru Adrian sambil berlari memeluk Ayrin dengan erat, seolah tidak peduli lagi dengan segala kebingungannya.Seperti biasa, Ayrin tetap bersikap dingin. Tetapi dia tidak menyingkirkan tubuh anaknya seperti kemarin. Dibiarkan saja Rian memeluknya selama beberapa saat."Ayo pergi!" kata Ayrin dengan nada yang tetap tenang, meski raut wajahnya tak berubah. Rian mengikuti ibunya, masih memegang erat tangannya, sementara senyumnya tak pernah lepas dari wajahnya.Mereka berjalan menuju mobil, dan Rian dengan cepat memilih tempat di samping ibunya. Ketika mereka sudah di dalam m

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 127 Balas Dendam

    Kembali ke Jakarta setelah dua hari bersama Rian di Bali, Ayrin merasa seperti membawa beban yang tak terlupakan di dalam hatinya. Duduk di dalam taksi menuju bandara, dia merenung dengan mata kosong, membenamkan dirinya dalam gelombang pikiran yang tak kunjung berhenti.Awalnya, ia merasa meninggalkan Rian tidak akan menjadi persoalan besar. Sudah lima tahun lamanya ia mengabaikan anaknya itu, menganggapnya hanya sebagai beban yang harus ditanggung. Namun, saat tiba saatnya untuk meninggalkannya, Ayrin merasakan sesuatu yang berbeda. Dadanya terasa sesak, seakan ada getaran kecil yang menghantam hatinya, ketika dia melihat raut kesedihan di wajah Rian."Kenapa Mama pergi? Kenapa nggak bawa Rian?" Rian bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan, matanya mencari jawaban di wajah ibunya."Jangan manja! Di sini juga kan ada kakek yang akan menemani kamu," sahut Ayrin dengan nada yang tajam, mencoba menutupi perasaannya dengan dingin.Rian tidak menjawab, tetapi matanya menyiratkan kek

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 128 Menggantikan yang hilang

    Reygan melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah yang berat, tatapan kosong menatap langit-langit rumah mereka. Kepalanya terasa berat, terombang-ambing oleh efek sisa alkohol yang memenuhi tubuhnya. Sudah lama dia menjauhi minuman keras, tetapi rasa hampa dan keputusasaan dalam hatinya terlalu menyiksa untuk bisa dia tangani dalam keadaan sadar.“Argghh.” Dengan desahan pelan, Reygan mencoba meredakan pusing yang melanda kepalanya. Rasanya seolah segalanya berputar tanpa henti di dalam pikirannya. Betapa hancurnya segalanya, betapa hampa hidupnya tanpa kehadiran Rian di sampingnya."Tidak mungkin," gumam Reygan dalam kebingungan, langkahnya terhenti di ambang pintu ketika melihat Ayrin sibuk di dapur.Reygan mengerutkan kening, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Biasanya Ayrin sudah pergi

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 173 Lembar Penutup

    Ayrin duduk dengan gelisah di sebuah bangku kayu yang menghadap kolam. Hatinya dipenuhi dengan berbagai perasaan, harapan, dan kecemasan. Dia terus memandangi jalan setapak yang mengarah ke taman, menunggu kehadiran Lily. Frans telah berjanji untuk membawa gadis itu ke sana, dan saat itu akhirnya tiba.Ketika Lily muncul di kejauhan, melangkah mendekatinya dengan perlahan, Ayrin merasa ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. Gadis itu tumbuh menjadi remaja cantik, penuh pesona, namun di mata Ayrin, Lily masih seperti anak kecil yang dulu pernah hilang dari pelukannya.Mereka saling pandang untuk beberapa saat, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan itu begitu penuh makna, seolah semua yang ingin mereka katakan sudah tercurah dalam tatapan mereka."Lily..." suara Ayrin bergetar saat dia akhirny

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 172 Dia yang hilang (Akhirnya kembali)

    Frans tampak gelisah ketika dia menemui Ayrin di tempat prakteknya. Sejenak mereka hanya saling bertatapan, seolah kata-kata yang ingin diucapkan Frans begitu berat untuk disampaikan."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Rin," kata Frans akhirnya, suaranya terdengar gemetar.Ayrin menatapnya dengan cemas. "Ada apa sih, Frans? Kenapa akhir-akhir ini kamu aneh sekali?" desaknya, penasaran dan khawatir karena tidak biasanya Frans datang ke tempat prakteknya dengan ekspresi seperti ini."Kamu tidak sakit, kan?" tuntutnya lagi dengan nada gemetar, takut kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya.Frans menggelengkan kepalanya perlahan, tatapannya penuh kebimbangan. Dia menatap Ayrin dengan lekat, seakan mencari keberanian dalam pandangannya sebelum akhirnya

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 171 Seperti putriku yang hilang

    "Selamat datang, silakan duduk," sambut Ayrin dengan senyum tulus, matanya berbinar-binar bahagia.Lily dan Frans duduk di tempat yang telah disiapkan, dan tanpa menunggu lama, mereka mulai menyantap hidangan yang telah tersedia. Suasana terasa nyaman dan akrab, seolah mereka sudah menjadi satu keluarga besar."Wah, masakan Tante memang oke juga," puji Lily dengan jujur setelah mencicipi satu suapan. "Semuanya enak, Tan."Ayrin baru akan menjawab, tetapi Rania dengan cepat menyela. "Iya, dong. Masakan Mama emang yang paling enak," ujarnya penuh kebanggaan. Pujian itu membuat semua orang di meja makan tersenyum."Kalau begitu, aku main ke sini setiap hari deh, biar bisa makan enak terus," goda Lily sambil melirik ke arah Rania.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 170 Kembali utuh 2

    Setelah semua ketegangan ini mereda, Ayrin dan Reygan kembali ke rumah mereka sambil saling bergandengan tangan, perasaan lega dan bahagia terpancar dari wajah mereka."Hai, Sayang," sapa mereka pada anak-anaknya yang tengah duduk bersama di ruang keluarga. Rian dan Rania, yang sedang asyik dengan aktivitas mereka, segera menoleh bersamaan. Melihat kedua orang tuanya datang bersama dengan senyum bahagia membuat hati mereka meledak oleh kebahagiaan."Mama dan Papa nggak akan berpisah, kan?" tanya Rian dengan hati-hati setelah beberapa saat lamanya mereka duduk bersama. Ada kekhawatiran di balik tatapan matanya yang polos, kekhawatiran akan perpisahan yang mungkin terjadi lagi.Reygan tersenyum sambil menoleh ke arah Ayrin, tatapannya penuh kasih. "Bodoh kalau Papa melepaskan wanita sebaik Mama, Rian," katanya dengan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 169 Kembali utuh

    Setelah akhirnya pulih, Ayrin memutuskan untuk menemui Lily bersama Reygan.Saat mereka masuk, mata Lily menatap mereka dengan perasaan campur aduk. Tidak ada lagi sorot tajam dan kebencian seperti dulu. Yang terlihat di sana hanyalah penyesalan yang mendalam. Gadis itu menundukkan kepalanya, suaranya gemetar saat berkata, "Maafkan Lily, Tante. Maafkan sikap Lily selama ini."Ayrin merasakan gelombang kesedihan mengalir di hatinya. Dia mendekati Lily dengan langkah pelan dan mendekap tubuh gadis itu dengan lembut. "Maafkan Tante juga, Lily. Maaf karena sikap Tante membuatmu salah paham. Maaf karena membuatmu tidak nyaman selama ini," balasnya dengan suara bergetar.Lily pun menangis, menumpahkan segala penyesalan dan kesedihannya di dada Ayrin. Dalam dekapan hangat itu, semua ketegangan yang selama ini a

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 168 Di ambang hidup dan mati

    Ayrin menatap wajah Lily yang pucat di ranjang rumah sakit sebelum operasi transplantasi ginjal yang sebentar lagi akan dilakukan. Hatinya serasa diremas melihat betapa rapuhnya gadis itu. Di dalam hatinya, ada perasaan yang tak terlukiskan. Entah dari mana datangnya perasaan ini, setiap kali berada di samping gadis ini, dia merasakan ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka, seolah-olah Lily adalah bagian dari dirinya sendiri.Dengan lembut, Ayrin membelai kepala Lily, sentuhan yang penuh kasih dan kelembutan, seakan gadis itu adalah anaknya sendiri. "Cepatlah sembuh, Lily. Cepatlah kembali pulih. Izinkan Tante meminta maaf padamu. Izinkan Tante menjelaskan semuanya," bisik Ayrin dengan suara yang hangat namun penuh harap. Matanya berkaca-kaca, berharap agar gadis itu segera membuka mata indahnya lagi.Jika dulu Ayrin sangat tidak menyukai tatapan Lily yan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 167 Penebusan dosa

    Reygan duduk di sudut ruang tunggu rumah sakit, dengan tatapan kosong yang menatap ke langit-langit putih yang terang. Setiap hari, ia merasa tersiksa oleh pertanyaan tak terjawab dan rasa bersalah yang membelit hatinya. Air mata sering kali tak bisa ia tahan lagi, mengalir deras ketika melihat Rania yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan, dan Lily yang masih berjuang untuk hidupnya."Kalau memang dosa-dosaku lah yang menyebabkan semua ini. Tolong limpahkan semuanya padaku, Tuhan. Jangan pada anak istriku. Mereka tidak bersalah. Akulah yang penuh dosa," gumam Reygan dengan suara gemetar, bibirnya bergetar dalam keputusasaan yang mendalam.Tidak hanya Reygan yang dihantui rasa bersalah yang mendalam, tetapi juga Frans. Setiap hari, pria itu duduk di sisi ranjang Lily, memegang tangannya yang lemah, membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kat

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 166 Tak sesuai harapan

    Reygan melangkah masuk ke dalam klub malam yang gemerlap, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Lily. Lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip dan musik yang menghentak keras tidak mampu mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghimpit hatinya. Dia menelusuri setiap sudut klub, berharap menemukan gadis itu di antara kerumunan orang. Namun, sia-sia. Lily tidak terlihat di mana pun."Di mana kamu, Lily?" bisiknya putus asa pada diri sendiri, suaranya tenggelam di tengah bisingnya musik. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya dengan setiap detik yang berlalu tanpa menemukan gadis itu.Dia hampir tergoda untuk mengalihkan perasaannya dengan segelas minuman. Namun, saat tangan terulur menuju bar, ponselnya bergetar. Panggilan dari Ayrin menyentak kesadarannya."Lily, Mas. Kami sudah bertemu d

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 165 Masih belum terlambat

    Ayrin dan Reygan kembali bersama ke rumah sakit. Langkah mereka terayun mantap, seakan sudah menemukan keputusan besar yang akan mengubah segalanya. Ketika Frans melihat mereka, matanya langsung menangkap sinyal yang jelas—Ayrin telah membuat keputusan untuk memaafkan suaminya."Jadi, inikah kejutannya?" kata Frans dengan tenang, matanya yang penuh pengertian menatap dalam ke mata Ayrin. Setelah Reygan pergi ke sudut lain ruangan untuk memberi keduanya privasi, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara."Maafkan aku, Frans," gumam Ayrin sambil menundukkan kepalanya, jemarinya saling meremas dengan gelisah. Dia merasa berat untuk mengucapkan kata-kata itu, tetapi tahu bahwa dia harus melakukannya.Frans mendekat dan memegang kedua pundak Ayrin dengan lembut namun tegas, memaksa wanita itu men

DMCA.com Protection Status