Joanna langsung memperlihatkan permusuhan yang mendalam saat melihat Yasmine. Dia sontak mengambil dokumen itu dengan tidak sabar, lalu mengusir Yasmine. "Kamu sudah boleh keluar."Yasmine tentu menolak, "Sebaiknya Bu Joanna lihat yang jelas dulu. Kalau ada pertanyaan, tanyakan saja kepadaku. Setelah itu, aku baru akan pergi."Selesai mengatakan itu, Yasmine pergi menyeduh kopi untuk dirinya sendiri. Tingkahnya yang begitu santai membuat Joanna kesal melihatnya."Yasmine, kamu hanya orang luar, atas dasar apa aku harus menanyakan isi dokumen ini kepadamu?" tanya Joanna.Yasmine menjawab dengan santai, "Aku sudah sah menjadi sekretaris wakil presdir sekarang."Semua orang mengetahui bahwa Hanafi hanya wakil presdir gadungan, tetapi Joanna malah tidak bisa berkata-kata saat mendengarnya. Dia yang kesal pun membalikkan dokumen dengan cepat sampai menimbulkan suara kertas yang nyaring.Selesai membacanya, Joanna hendak mengusir Yasmine lagi. Gerakan Yasmine terlihat pelan, tetapi dia sudah
Jika Joanna menangkap basah mereka ada di sini, mereka akan dicap sebagai pencuri. Selain itu, Hanafi akan kehilangan jabatan wakil presdir yang didapatkannya dengan susah payah. Dia bahkan akan diperlakukan dengan makin buruk. Yasmine tidak boleh membiarkan mereka ketahuan! Namun, bagaimana dengan kursi roda yang digunakan Hanafi?Tepat ketika Yasmine masih sibuk berpikir, pintu ruang kantor perlahan-lahan terbuka. Yasmine pun menatap celah pintu yang makin besar. Sekujur tubuhnya terasa dingin, keputusasaan mulai meliputi seluruh hatinya. Dia mulai membayangkan skenario terburuk dan cara untuk mengatasinya ....Prang! Tiba-tiba, terdengar dentuman keras dari lantai bawah, seolah-olah ada sesuatu yang jatuh. Yasmine tanpa sadar memandang ke arah sumber suara itu, lalu terlihat Carlos yang berdiri di sebelah jendela sedang menarik tangannya yang baru melemparkan barang.Yasmine termangu sejenak sebelum tersadar dari keterkejutannya. Pria ini tiba-tiba bisa berdiri? Dia hendak berbicara
Apakah Joanna yang berpikir terlalu jauh? Di sisi lain, Carlos menggandeng tangan Yasmine sambil berlari keluar dari Departemen Keuangan. Mereka terus menuruni tangga, lalu akhirnya meninggalkan Grup Tanuwijaya.Setelah menjauh, keduanya baru berhenti berlari. Yasmine bernapas dengan terengah-engah, lalu tak kuasa bertanya, "Kamu sudah mengatur orang di lantai bawah sejak awal?"Satpam yang memaki itu jelas-jelas adalah kaki tangan Carlos. Carlos pun mengangguk dan menjawab dengan tenang, "Ya, untuk berjaga-jaga."Pantas saja, pria ini menyuruhnya untuk tetap tenang saat Joanna membuka pintu ruang kantornya. Ternyata, Carlos bukan menenangkannya, melainkan yakin tidak akan terjadi masalah."Kamu benar-benar hebat," puji Yasmine tanpa menutupi kekagumannya.Carlos pun menyunggingkan senyuman, lalu menatapnya lekat-lekat sambil bertanya, "Kenapa? Kamu sudah terpesona padaku?"Terpesona? Yasmine hendak menyuruhnya untuk tidak bersikap terlalu percaya diri, tetapi baru sadar bahwa tanganny
Di ruang kantor Hadianto. Dia menatap Joanna yang berdiri di depannya sembari bertanya dengan serius, "Belakangan ini, Yasmine sering datang ke ruang kantormu?""Tuan Muda, jangan salah paham. Tuan Muda Hanafi menyuruhnya mengantar dokumen untukku. Dia terus mempersulitku, tapi aku nggak pernah meladeninya," jawab Joanna. Itu sebabnya, proyek baru-baru ini sulit untuk maju dan terus mendapat masalah.Hadianto memainkan cangkir di tangannya sambil berkata dengan tatapan licik, "Karena Yasmine yang datang sendiri, aku akan memberinya hadiah besar. Aku ada tugas untukmu."Karena tidak menemukan laporan keuangan asli kemarin malam, Yasmine terpaksa datang lagi untuk menyelidiki.Seperti biasanya, Yasmine mengantar dokumen ke ruang kantor. Namun, kali ini Joanna tidak mengusir dengan tidak sabar, melainkan menanyakan isi dokumen kepadanya. Pertanyaan ini sangat sederhana sehingga Joanna terlihat seperti sengaja bertanya.Yasmine berkata dengan waspada, "Bu Joanna, katakan saja kalau ada mas
"Yasmine, kamu pasti akan dituntut!" lanjut Joanna.Dalam waktu singkat, teknisi perusahaan pun tiba. Setelah sibuk selama 2 jam, mereka menyerah tak berdaya. Salah satunya berkata, "Komputernya rusak total. Nggak bisa diperbaiki lagi, data juga nggak bisa dipulihkan lagi."Joanna menyunggingkan senyuman dengan angkuh, lalu berkata, "Yasmine, apa lagi yang ingin kamu katakan sekarang?""Asalkan belum menjadi abu, berarti masih ada cara untuk diperbaiki. Aku akan mencari orang untuk memperbaikinya!" sahut Yasmine. Dia telah menelepon teknisi dan peretas hebat, pasti ada yang bisa memperbaiki komputer ini.Akan tetapi, Joanna langsung menolak dengan tegas, "Semua data yang ada di komputer utama adalah informasi internal perusahaan, orang luar nggak boleh menyentuhnya! Kalau sampai informasi bocor, kerugiannya akan lebih besar lagi!"Semua orang menyetujui ucapan Joanna ini. Kemudian, dia meneruskan, "Yasmine, nggak ada gunanya kamu melakukan semua ini. Kamu harus menerima konsekuensinya
Yasmine seperti kucing yang ekornya diinjak, seluruh bulu kuduknya meremang! Dia buru-buru menyangkal, "Apa-apaan kamu!"Bagaimana mungkin Yasmine menyukai pria ini? Bukan hanya karena luka di hatinya masih belum pulih, tetapi Hanafi sudah memiliki calon istri. Yasmine tidak akan menjadi pelakor rendahan!"Aku ini pemimpin Keluarga Handoyo. Kalau main kabur saja, reputasi Keluarga Handoyo akan rusak. Lagi pula, aku nggak bersalah, kenapa harus kabur?" Selesai mengatakan itu, Yasmine menambahkan, "Semua ini bukan untukmu!"Carlos pun menghela napas saat melihat Yasmine buru-buru membantah ucapannya. Sesudahnya, dia berucap, "Tenang saja, ada aku di sini, kamu tidak akan dipenjara. Aku akan memperbaiki komputer ini."Carlos mengatakannya dengan penuh keyakinan. Meskipun Yasmine terkejut mendengarnya, dia tetap menjadi lebih tenang.Carlos berjalan ke samping komputer itu, lalu membongkarnya dengan terampil. Dia mengerjakannya dengan sangat gesit. Yasmine sampai tertegun melihatnya dan be
Saat baru keluar dari lift, Yasmine langsung bertemu dengan Jeff yang sedang menunggu di lorong dengan ekspresi gelisah. Begitu Jeff melihatnya, dia segera mendekati dan berkata, "Nona Yasmine, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu."Dengan berpikir bahwa Hanafi mungkin telah kelaparan, Yasmine sama sekali tidak ingin membuang waktu. Itu sebabnya, dia memberi tahu Jeff, "Kita bisa membahasnya nanti." Setelah itu, Yasmine langsung bergegas menuju ke Departemen Keuangan."Nona Yasmine ...." Jeff tampak mengernyit ketika melihat Yasmine yang tergesa-gesa. Dia tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan apa yang ingin dikatakannya.Saat ini, waktu sangatlah berharga. Yasmine menyuapi bubur kepada Carlos yang dikiranya adalah Hanafi itu secara perlahan, jadi memakan cukup banyak waktu. Kini, sudah lebih dari setengah jam berlalu sejak Carlos menghabiskan semangkuk bubur ini."Berapa lama lagi?" tanya Yasmine.Carlos menjawab dengan tenang, "Sudah hampir selesai."Carlos juga mengucapka
Keesokan hari.Pagi-pagi sekali Joanna mengumpulkan para karyawan di kantor, lalu berjalan dengan menggebu-gebu ke ke ruangan. Dia yakin Carlos tidak bisa menyelesaikan masalah ini.Tebakannya benar, saat memasuki ruangan Departemen Keuangan, Carlos masih duduk di depan komputer dan bergumul dengan CPU-nya.Carlos tidak ingin menyerah, tetapi waktu yang dijanjikan sudah hampir habis."Kalau nggak bisa diperbaiki, nggak perlu dipaksakan. Jangan merusak kesehatanmu sendiri." Joanna tersenyum penuh kemenangan. "Sebentar lagi jam kerja. Hanafi, apakah masih ada yang ingin kamu katakan?""Yasmine, tahu diri sedikit. Kamu mau menyerahkan diri atau aku suruh polisi datang menangkapmu?" tanya Joanna.Yasmine belum tidur semalaman. Suasana hatinya buruk, matanya memerah karena lelah, dan kepalanya terasa berat.Ketika melihat ekspresi Joanna yang angkuh, Yasmine menggertakkan gigi dengan kesal."Sudah selesai diperbaiki." Suara Carlos terdengar serak. Begitu memencet tombol daya, lampu CPU kemb
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe