Yasmine menyaksikan adegan dalam kamera pengawas tersebut. Wajahnya seketika menjadi pucat pasi. Penelitian yang dilakukan oleh Keluarga Lingga terpampang jelas di hadapan mereka sekarang.Yasmine bertanya dengan suara serak, "Kamu ingin mencuri hasil penelitian mereka?"Jonas menyunggingkan senyuman nakal seraya menjawab, "Ini bukan mencuri. Hasil penelitian mereka nggak mungkin bisa dibandingkan dengan hasil penelitianmu. Tapi, kita bisa merevisi kekurangan yang ada."Hasil penelitian Keluarga Handoyo pasti memiliki keistimewaan tersendiri. Jika menggunakannya untuk ditambahkan ke hasil penelitian Keluarga Abisatya, Jonas yakin bahwa mereka pasti akan menang.Yasmine seketika merasa sesak napas. Jonas ini benar-benar licik. Tindakannya sungguh di luar dugaan sehingga mengacaukan semua rencana Yasmine. Dia harus memikirkan cara untuk mengabari masalah ini kepada Carlos.Yasmine berniat mencari kesempatan untuk mengirim email kepada Edgar. Jadi, dia mengusulkan, "Itu artinya, hasil pen
"Tuan Muda, hasil penelitian mereka nggak ... nggak sama," ujar Lisa dengan ekspresi masam.Jonas melihat hasil penelitian yang dipublikasikan itu dengan mata terbelalak. Ini memang bukan hasil penelitian yang dilihat Amanda di laboratorium, melainkan hasil penelitian Keluarga Abisatya versi diperbarui!"Carlos, kamu mencuri penelitianku?" tuduh Jonas dengan mata membara sambil menunjuk ke arah Carlos."Mencuri penelitianmu?" Carlos mencibir dan berkata, "Jonas, bukankah orang yang mengirim mata-mata ke laboratoriumku untuk mencuri hasil penelitian itu kamu?"Ekspresi Jonas berubah drastis. Dia seketika menyadari sesuatu. "Kamu tahu soal itu?" tanya Jonas."Tidak semua orang yang memakai topeng bisa menyamar sebagai Yasmine," ujar Carlos.Kemarin malam, Carlos memang sempat dikejutkan oleh suara dan wajah "Yasmine", mengira bahwa wanita itu akhirnya kembali. Kegembiraan itu tidak bisa disangkal. Namun, setelah Carlos tenang, logikanya kembali berjalan. Saat mengingat tindak tanduk "Yas
Jonas mengangkat pergelangan tangannya, lalu menekan arlojinya dengan pelan. Dalam sekejap, gelang perak yang dikenakan Yasmine mengeluarkan suara yang sangat halus. Itu adalah bunyi hitungan mundur bom."Balasan untuk orang yang mengkhianatiku adalah kematian!" seru Jonas.Wajah Yasmine langsung berubah pucat. Dia menunduk dan melihat hitungan mundur yang muncul pada gelang peraknya, 4:59. Tidak sampai lima menit.Setelah beberapa saat larut dalam ketakutan, Yasmine tersenyum dengan tenang. Ketika dia tidak melihat Leo di tempat kompetisi hari ini, dia sudah memprediksi hal ini akan terjadi."Tuan Muda Carlos." Yasmine memandang Carlos dengan sungguh-sungguh sambil berkata, "Aku mungkin nggak akan selamat. Bisakah aku meminta bantuanmu untuk merawat anakku? Aku tahu permintaan ini sangat mendadak, tapi aku benar-benar nggak punya pilihan lain."Ketika Yasmine berhenti berpura-pura, dia tetap terlihat begitu murni dan polos meski wajahnya sama sekali berbeda. Sosok yang persis dengan i
Yasmine menatap Carlos dengan takjub. Siapa sangka, Carlos bahkan bisa menjinakkan bom! Meski senang, Yasmine tetap berkata dengan cemas, "Cuma tinggal empat menit."Bom yang telah diperkecil menjadi seukuran gelang puluhan kali lebih sulit dijinakkan daripada bom biasa. Belum lagi, waktu yang tersisa sangat singkat. Persentase keberhasilannya sangat rendah.Tanpa mengatakan apa-apa, Carlos mulai bekerja dengan ekspresi serius. Dia melepaskan permukaan gelang itu dengan cepat, memperlihatkan bom di dalamnya. Namun, setelah gelang itu dibongkar, Carlos langsung terkejut."Itu bom yang sangat unik. Begitu diaktifkan, nggak akan bisa dijinakkan atau dihentikan hingga bom itu meledak," ujar Jonas dengan sinis. Dia masih terus mundur dengan berlindung di balik perlindungan bawahannya.Jonas memandang Yasmine dengan mata merah penuh kebencian dan berkata, "Aku sudah bilang, Yasmine. Kalau kamu berani mengkhianatiku, kamu akan mati!"Hati Yasmine bergetar ketakutan, tetapi dia tidak terkejut.
Leo meraung dengan mata memerah. Waktu pada hitungan mundur yang terus berkurang bak alat pancung kepala yang tergantung di atas kepalanya, hendak menebasnya sampai mati. Mata Yasmine berkaca-kaca dan hatinya sangat sedih."Tuan Muda, kamu juga harus pergi!" Yasmine berkata dengan nada tegas, "Kamu bukan siapa-siapa bagiku. Aku juga nggak butuh kamu mati bersamaku."Meskipun Yasmine sangat ingin mendengar jawaban Carlos, waktu tidak memberinya kesempatan. Dengan segenap kekuatannya, Yasmine mendorong Carlos menjauh. Carlos yang sedang berkonsentrasi menjinakkan bom terkejut dan mundur dua langkah.Sementara itu, Yasmine sudah berdiri di samping jendela. Satu kaki Yasmine sudah keluar dari jendela, hanya tersisa lima detik dalam hitungan mundur."Sampai jumpa, Tuan Muda," ujar Yasmine. Atau mungkin aku harus mengucapkan, selamat tinggal, tambah Yasmine dalam hati.Yasmine menutup matanya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke luar jendela. Detik ketika tubuhnya hampir jatuh, seseorang tiba-tiba
Yasmine juga merasa penasaran. Carlos menunduk untuk menatap Yasmine, lalu menjelaskan dengan suara yang dalam, "Waktu aku menarikmu kembali dari jendela, jarak kita cukup dekat dengan Jonas. Saat itu, aku sadar kalau hitungan mundurnya agak melambat."Selain itu, Carlos pernah menjinakkan bom sebelum ini. Dia tahu banyak soal bom, jadi dia bisa langsung menebaknya.Yasmine tercengang. Meskipun hitungan mundurnya melambat ketika dia melompat dari gedung, paling-paling itu hanya 0,001 detik lebih lambat. Carlos bisa menyadari hal itu? Dia benar-benar luar biasa.Melihat wajah kagum Yasmine, Carlos tersenyum kecil dan berkata, "Ayo, kita pulang dulu."Pulang. Yasmine sedikit tertegun. Setelah dipenjara selama empat tahun, kebebasan dan kedamaian yang akhirnya datang saat ini membuatnya terharu. Dia akhirnya lolos dari sarang iblis!"Ya!" jawab Yasmine sambil mengangguk gembira.Namun, saat Yasmine hendak pergi bersama Carlos, Jonas yang baru saja ditangkap oleh pengawal tiba-tiba bergera
"Apa bisa dirobek?" tanya Carlos lagi. Yasmine mengangguk mendengarnya.Saat Carlos tiba-tiba mengulurkan tangan ke arahnya, Yasmine tanpa sadar memundurkan kepalanya sambil berkata, "Tuan Muda Carlos, kamu mau ngapain?""Wajah ini jelek sekali, merusak pemandangan," jawab Carlos.Yasmine tertegun. Secara objektif, wajah ini cukup elegan dan cantik, jenis wajah cantik yang diakui semua orang. Namun, bagaimana wajah ini bisa terlihat jelek di mata Carlos? Apa masalahnya terletak pada estetikanya atau pada mata Carlos?Saat Yasmine larut dalam pikirannya, Carlos sudah menemukan celah topeng itu dan merobeknya sedikit demi sedikit. Wajah asli Yasmine muncul di hadapan Carlos. Wajah mungil itu sedikit pucat, tetapi masih tetap terlihat murni dan polos.Perasaan familier ini membuat hati Carlos bergetar, bibir tipisnya pun membentuk senyum. Yasmine jarang sekali melihat senyuman Carlos, apalagi senyuman semanis ini. Tiba-tiba, Yasmine merasa seberkas cahaya bersinar di depan matanya. Senyum
Mata Carlos tiba-tiba menggelap, bak dasar jurang yang siap menelan orang. Sambil menatap Yasmine, bibir tipisnya perlahan bergerak maju. Detak jantung Yasmine seketika berpacu dengan liar.Tepat pada saat itu, suara Leo tiba-tiba terdengar dari pintu. "Yasmine!"Yasmine terkejut, lalu mendadak mundur dengan wajah memerah karena malu. Yasmine yang terlalu malu untuk melihat Carlos pun berkata linglung, "Tu ... Tuan Muda Leo. Kenapa kamu ada di sini?"Semua yang terjadi barusan disaksikan Leo, membuat hatinya penuh dengan amarah dan kebencian. Namun, dia menahan sesak di dalam dada dan tidak mengungkapkannya. Leo berjalan menghampiri Yasmine dengan langkah besar, lalu berkata dengan lembut, "Aku datang karena mengkhawatirkanmu. Kamu mau mengoleskan obat pada Carlos, ya?"Melihat Yasmine mengangguk, Leo segera berkata, "Nggak baik kalau pria dan wanita melakukan kontak fisik yang terlalu intim, biar aku saja."Situasi barusan memang memalukan, detak jantung Yasmine bahkan masih tidak ter