Share

Bab 81

Author: Mommy_Ilona
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tok tok tok

Atensi keduanya teraklihkan ke arah pintu yang diketuk, entah siapa yang datang. Keduanya saling pandang sejenak.

"Permisi, waktunya untuk kontrol." ucap Suster.

Ternyata suster yang berjaga yang datang, Joana sudah dipindahkan ke ruangan VIP agar ia merasa lebih nyaman dan tidak sembarang orang bisa masuk sembarangan apalagi membuat keributan.

"Nah sudah ya, Bu." ucap Suster tersebut.

"Bagaimana kondisi adik saya sus?" tanya Riri, Joana menoleh melihat Riri bertanya pada suster tersebut. Tanpa terasa bubirnya melengkung ke atas.

"Pasien sudah banyak perkembangan, sebentar lagi akan lebih." hanya itu yang di sampaikan oleh suster.

"Permisi." pamitnya.

Riri kembali ke tempat duduk disamping ranjang Joana, ia kembali mengupas jeruk dan apel untuk sang adik dan dirinya.

"Nah, udah denger kan? Jadi harus semangat biar cepat sembuh!" ucapnya sambil menyodorkan buah tersebut.

"Makasih kak." jawab Joana.

Mereka berdua menikmati buah tersebut sambil sesekali berbincang bahkan samp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 82

    Rian mengernyit heran, ia sedikit ragu apakah mempercayai ucapan Bu Dara atau tidak."Bu, kenapa Ibu datang kesini tanpa makan terlebih dahulu? Dan Joana tidak seperti itu Bu."Bu Dara langsung menoleh kepada sang anak dan mentapnya dengan sinis."Kamu gak percaya sama Ibu kamu sendiri?" sehtak Bu Dara.Rian yang sudah pusing dengan pekerjaan dikantor, kini tambah semakin pusing dengan perdebatannya bersama sang Ibu."Padahal Ibu sudah capek capek datang kesini mau jagain dia, tapi usaha Ibu gak dihargai. Ibu sudah bilang kalau lapar, dia malah asik sendiri bersama wanita pengkhianat itu." kilah Bu Dara.Joana geram terus terus difitnah oleh Ibu Mertuanya, bahkan Riri yang tidak salah apa apa pun juga ikut difitnah. Sedangkan Rian bingung posisinya menjadi serba salah, berada diantara Ibu dan istrinya sendiri."Stop, Bu. Jangan fitnah aku lagi. Ibu yang mulai duluan, Ibu datang langsung marah marah sama Riri karena dia jengukin aku. Bahkan disaat aku membela Riri, Ibu malah secara ter

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 83

    DegJoana diam bergeming ditempatnya, pandangannya lurus ke depan. Benar juga apa yang diucapkan oleh Riri. Kalau saja dulu Rian tidak langsung percaya dengan ucapan Ibu dan adiknya dan mencari tahubterlebih dahulu, pasti sekarang Riri masih menjadi istri Rian. Dan dirinya tidak akan ada harapan bersama dengannya.Riri yang menyadari jika sang adik menjadi diam pun menoleh, ia melihat Joana yang diam bergeming. Ia menjadi tidak enak hati sendiri, apakah perkataannya telah menyakitinya kembali? Atau bagaiamana?"Jo....Maaf." cicit Riri.Joana yang mendengar permintaan maaf dari Riri, segera menoleh. Ia menatap heran pada kakak angkatnya itu."Kakak, mengapa minta maaf?" tanya Joana."Mungkin perkataanku barusan telah menyakiti hatimu." jawab Riri membuat Joana tersenyum."Gak kok, justru aku sadar. Benar kata kamu jika waktu itu Rian mencari tahu tentang fakta yang sebenarnya pasti saat ini aku tidak akan menjadi istrinya." ujar Joana dengan tersenyum lembut.Mereka berdua bercengkrama

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 84

    Tok tok tokPintu ruangan Joana diketuk oleh seseorang, membuat ketiga orang yang berada didalamnya saling pandang dan menoleh. Joana dan Bu Jeni hanya memgedikan bahu tanda tidak tahu. Riri berjalan menuju arah pintu kemudian ia membukanya, namun tidak ada orang disana."Siapa sayang?" tanya Bu Jeni membuat Riri berbalik badan."Tidak tahu Ma, tidak ada orang." ujar Riri.Riri hendak menutup pintu itu kembali dan mendekat ke arah Ibu serta adiknya, namum ia terkejut saat berbalik badan melihat ke arah pintu.AstagfirullahRiri mengelus dadanya perlahan, saat ini didepannya tengah berdiri seorang lelaki dengan wajah ditutupi oleh seikat bunga dan coklat. Namun ia masih bisa mengenalinya meskipun wajah itu tertutupi, lelaki itu adalah suaminya sendiri Kevin. Riri tersenyum melihat tingkah suaminya itu."Untuk perempuan cantik yang berada didepanku ini." ujar Kevin sambil tersenyum.Mendadak pipi Riri memanas, terlihat jelas rona merah dipipinya hingga ke telinga. Bahkan Bu Jeni dan Joa

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 85

    Tok tok tokTerdengar suara pintu kamar diketuk, namun tak ada jawaban dari dalam. Orang yang berada dibalkon sedang asik dengan fikirannya sendiri sampai ia tak sadar jika Riri sudah berada didepan bersama anak dan Ibunya.CeklekDrap drap drapOrang itu menyusuri setiap sudut kamar itu, ia menemukan pemilik kamar tersebut tengah bersandar di balkon dan menghisap sebatang rokok ditangannya. Tanpa pikir panjang, ia mendekatinya kemudian memeluk lelaki itu dari belakang.Kevin, ia merasakan ada sebuah tangan yang melingkar diperutnya. Ia mengusap lembut tangan itu sambil tersenyum, ia pikir Riri sudah lebih tenang ketika habis mandi sehingga memeluknya dari belakang."Sayang." ucap Kevin."Aku kangen." ucap perempuan itu membuat Kevin berbalik badan.Ia terlonjak kaget sebab yang saat ini sedang berada didalam kamarnya dan tengah memeluknya bukanlah istrinya, Riri. Mata Kevin membola sempurna menatap perempuan yang berada dikamarnya, tanpa pikir panjang ia langsung melepaskan pelukan p

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 86

    Riri menangkap gelagat aneh dari diri Jihan, ia sepertinya menaruh hati pada sang suami sehingga menyebabkan tidak suka dengan Riri. Namun ia masih berusaha untuk berfikir positif, ia ingin melihat bagaimana tingkah Jihan selanjutnya. Dan dia juga akan bertanya kepada suaminya, karena sepertinya sikap Kevin begitu keterlaluan terhadap anak dari sahabat Maminya. Terlebih lagi itu adalah teman masa kecilnya sendiri."Sayanggg..." panggil Riri manja.Riri sengaja bermanja ria dengan Kevin didepan Jihan, ia ingin melihat bagaimana sikap wanita itu."Kenapa sayang?" jawab Kevin dengan tersenyum."Aku ingin makan Ketoprak.""Ketoprak?" tanya Kevin."Iya, beliinn.." ucap Riri dengan suara dibuat mendayu dayu, dan sukses membuat netra perempuan muda didepannya itu memicing. Berbeda hal dengan Mami yang menampilkan senyumnya."Ya sudah, aku belikan dulu ya.""Tolong ya suamiku, sekalian jus mangga ya. He he."Kevin hanya mengacungkan jempolnya sembari pergi meninggalkan rumah, Kayla sudah bera

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 87

    Kevin tak memperdulikan Jihan yang merengek minta diperhatikan olehnya, kini ia sudah duduk dikursi samping sang istri berada. Ia membuka bungkus ketoprak yang baru saja dibelinya barusan, kemudian mengambil sendok untuk menyuapkan pada Riri.Riri menolak suapan halus itu, dengan menggelengkan kepalanya pelan. Namun Kevin memberi kode dengan kedipan matanya yang seolah memohon pada Riri, akhirnya wanita itu pun mau membuka mulutnya. Disana juga sudah ada Mami yang sama sedang menikmati makanan itu, sedangkan Kayla bermain dengan mainannya."Ayoo mulutnya buka, aaaaa..." ucapRiri menerima suapan dari Kevin sambil tersenyum, begitu pun sebaliknya. Mami yang melihatnya pun menjadi ikut merasa bahagia akan pernikahan anaknya. Berbeda dengan Jihan, ia memandang mereka dengan foto tidak sukanya."Lebay banget sih, pake suap suapan. Kayak gak bisa makan sendiri aja." celetuk Jihan.Riri yang geram dengan tingkah Jihan, dan karena hormon kehamilannya membalas Jihan. Ia yang hiasanya tetap ka

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 88

    Orang itu meninggalkan kamar Jihan dengan hati yang memanas, tangannya mengepal tanda jika ia menahan amarah. Ia berjalan menuju kamarnya sendiri.BrakIa membanting pintu kamarnya sendiri dengan kencang sampai menimbulkan suara yang cukup nyaring, untung saja semuanya sedang berada ditaman samping rumah sehingga tak mendengar bunyi tersebut.Ia menghubungi seseorang disebrang sana, dengan perasaan yang masih dongkol. Ditambah teleponnya tidak diangkat angkat membuatnya semakin menggerutu tak jelas."Izzz, kemana sih ini orang. Giliran dibutuhin aja ngilang." gerutunya.Dia terus mencoba untuk menghubungi orang disebrang sana. Tak berselang lama akhirnya panggilan itu dijawab.Tut tut[Halo.][Halo, kemana aja sih. Lama banget angkatnya!] gerutunya.[Maaf, Mih. Tadi Daddy lagi meeting sama klien makanya gak bisa langsung angkat, ada apa?]Yah, orang yang tadi mendengar percakapan antara Jihan dan Mamahnya adalah Maria, tadinya ia ke kamar Jihan untuk menyuruhnya makan dulu. Mengingat

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 89

    Keesokan harinya,Riri sudah bersiap untuk ke rumah Bu Jeni, pagi pagi buta tadi Bu Jeni menghubungi Riri mengenai Joana yang sudah pulang ke rumah kemarin sore. Sontak membuat Riri kaget, pasalnya sebelum ia pulang bersama sang suami tidak ada tanda tanda jika Joana akan diperbolehkan pulang. Padahal tadinya dirinya ingin mengunjunginya lagi dirumah sakit, itung itung untuk mempererat hubungannya dengan sang adik.Joana sudsh datang ke rumah Bu Jeni dengan diantar oleh Rian, namun lelaki itu langsung pamit sebab harus bekerja sehingga ia tak bertemu dengan mantan istrinya. Ia kembali bertemu dengan sang Ibu dan kakak angkatnya itu."Jo, gimana sudah lebih baik?" tanya Riri lembut membuat perempuan yang tengah duduk dikursi rodanya itu tersenyum."Alhamdulillah mbak."Joana menatap Riri dengan lekat, ia memerhatikan wajah Riri dengan seksama. Dalam hatinya bertanya tanya, sebenarnya apa yang salah dengan wanita yang ada didepannya ini sehingga membuat Ibu mertuanya begitu membencinya.

Latest chapter

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 143

    Esok menjelang, semua rencana yang telah Riri susun untuk menyembunyikan anak mereka berubah total. Pagi pagi sekali semua keluarga Riri dan orang tua Kevin sudah datang ke rumah sakit, bahkan George. Ayah kandung dari Kevin pun langsung meluncur dari kuar negri begitu dikabari jika cucunya sudah lahir dan selamat, ya kemarin setelah Riri melakukan operasi George memang sudah dikabari tapi karena ada sesuatu mendesak belum sempat ia pulang ia mendapat kabar jika cucunya tidak selamat. Ia begitu syok namun yang membuatnya kembali syok yaitu ketika Kevin kembali mengabarinya jika sang anak sebenarnya masih hidup.Tidak hanya George, tapi Maria dan juga seluruh keluarga Riri juga syok mendengar kabar itu. Awalnya Riri masih bersikeras untuk menyembunyikan fakta ini untuk sementara, tapi Kevin berhasil meyakinkan dirinya jika keamanan sang anak akan semakin terjamin jika keluarganya diberitahu sehingga semakin banyak orang yang bisa membantu menjaganya. Dan bagaimanapun juga sikecil butuh

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 142

    Kevin mengurai pelukan sang istri, ia menatap wajah teduh Riri yang masih dihiasi oleh air mata. Kemudian mengecup pelan kedua kelopak mata sang istri, dan mendekapnya kembali dengan sayang."Aku minta maaf ya, terima kasih karena kamu telah memikirkan keselamatan anak kita. Maaf karena aku sudah gagal dalam menjaga kalian."Riri membalas pelukan Kevin dengan erat, hatinya merasa teduh. Ia bersyukur karena sekarang laki laki ini telah mengerti akan posisi Riri yang memang mengharuskan melakukan itu semua."Tolong ingat satu hal Ras, kalau aku sampai kapanpun gak akan pernah bisa berpaling dari kamu. Kamu dan anak anak kita begitu berharga bagiku, aku akan berusaha menjaga kalian dengan baik meski nyawaku sebagai taruhannya aku rela."Riri merasa terharu setelah mendengar ucapan suaminya, ia tak menyangka jika sang suami akan berbicara seperti itu. Lagi ia merasa sangat bersyukur bisa bersama dengan Kevin, orang yang begitu mencintai dan menyayangi dirinya serta anak anaknya."Sudah, a

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 141

    CeklekSuster mendorong kursi roda Riri ke dalam ruang rawatnya, Kevin tengah menatap sang istri dengan tatapan datarnya. Namun ia tetap membantu memindahkan istrinya itu ke ranjangnya kembali, suster pergi dari sana dengan membawa kursi roda yang telah kosong."Kamu habis dari mana?" tanya Kevin khawatir."Aku cuma habis cari angin karena tadi gak bisa tidur lagi, kebetulan ada suster yang bertugas ngecek infus aku makanya sekalian aku minta cari angin." jawab Riri yang tak mau melihat ke arah Kevin, sebab ia habis menangis tadi karena bertemu dengan anaknya."Cari angin? Malam malam begini? Terus kenapa kamu gak bangunin aku aja Ras?""Emangnya kenapa? Aku gak mau bangunin kamu sebab kamu terlihat begitu kelelahan, tidurmu nyenyak banget aku jadi gak tega.""Sayang, lihat aku! Kamu habis nangis?" tanya Kevin yang memaksa Riri untuk melihat ke arahnya."Aku cuma lagi keinget semuanya saja kok." kilah Riri."Maafin aku Ras." Kevin mengira jika Riri tengah teringat dengan anak mereka

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 140

    "Jadi selama ini kalian berdua bersekongkol untuk membohongiku?" tanya Riri, ia menatap nanar ke arah Kevin dan Tasya yang tampak menyesali perbuatannya."Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud ingin menyakitimu, aku hanya ingin melindungimu." ujar Kevin sedangkan Tasya hanya menunduk."Kenapa Vin, bahkan anak kita sudah tiada. Kembalikan anakku!!!" ucap Riri dengan mata memerah."Kau sudah membunuh anakku, Vin. Aku membencimu, benci sekaliaku tak ingin bersamamu lagi." Riri menumpahkan segala emosi yang ada dalam jiwanya, ia melihat raut penyesalan dalam wajah kedua orang didepannya itu. Dia menangis sesenggukan disana, ia merasa dibodohi oleh suaminya sendiri. Ia ingin suaminya juga merasakan bagaimana rasanya menjadi dirinya."Sayanggggg...." Kevin berusaha menggapai Riri yang masih saja terus menangis. Sementara Tasya dan dokter Lucas sudah terlebihbdahulu oergi dari ruangan itu mereka ingin memberikan waktu bagi keduanya menyelesaikan masalah mereka."Pergilah, aku ingin sendiri.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 139

    Riri termenung seorang diri dibrangkar tempat tidurnya, entah apa yang membuat pikirannya begitu kacau. Usai kejadian yang baru saja terjadi diruangannya, tentang Jihan yang berusaha untuk melenyapkannya dan juga kedatangan Tasya yang menolong dirinya. Ia berpikir untuk apa Tasya menolong dirinya? Bukankah jika Tasya memang ingin merebut Kevin darinya seharusnya dia membiarkan Jihan melakukan hal tersebut kepadanya, tapi mengapa ini kebalikannya?"Apa yang sebenarnya dia rencanakan?" gumam Riri.Ceklek"Sayang?" ucap Kevin."Sedang memikirkan apa?" tanya Kevin lagi."Tak ada, bagaimana keadaan kekasihmu?" tanya Riri membuat kening Kevin berkerut."Dia bukan keka......"CeklekBelum sempat Kevin meneruskan ucapannya, pintu ruangan tersebut kembali dibuka oleh seseorang. Satu pemandangan yang sangat tidak Riri duga, ia melihat seorang dokter lelaki yang masih muda tengah mendorong kursi roda dimana Tasya duduk diatasnya."Dia?" tanya Riri bingung."Dia siapa, kok bisa sama Tasya?" tanya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 138

    DughBrukAww"Tasya." teriak Riri yang melihat Tasya terjatuh karena tendangan dari Jihan. Dia ingin menolong Tasya namun ia tidak bisa dengan cepat langsung turun dari ranjang sebab ia masih belum pulih benar.Ya orang yang telah menolong Riri dari niat jahat Jihan adalah Tasya, orqng yang dianggap sebagai rivalnya oleh Riri. Sedangkan Jihan mencoba lari dari ruangan tersebut tapi kakinya berhasil dicekal oleh Tasya menggunakan tongkatnya hingga membuatnya ikut terjerembab.Bruk"Sial!" Jihan kembali menendang Tasya membuat perempuan itu kembali tersungkur. Kemudian ia bangkit dan keluar dari sana meskipun dengan terseok seok.BrukJihan yang berpapasan dengan Kevin tak sengaja menabrak bahu lelaki itu ketika Kevin hendak masuk ke dalam ruangan sang istri, namun karena penutup hoodie itu dan posisinya Jihan menunduk sehingga membuat Kevin sedikit tak mengenali Jihan."Gimana sih jalannya." gerutu Kevin."Astaga! Ras, Tasya....Kamu kenapa?" pekik Kevin.Ia menghampiri sang istri terl

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 137

    Mereka berbincang bincang didalam kamar inap Riri. Meskipun lebih dominan Pak Yuda dan Kevin saja yang berbicara, sedangkan Riri lebih banyak diamnya.Pak Yuda menyadari jika ada yang tak beres dari sikap anaknya, yang tidak seperti biasanya. Sebab ia tahu, Riri itu orangnya seperti apa. Biasanya ia pasti akan banyak tersenyum dna menimpali ucapan seseorang. Tetapi kini dihadapannya, anak itu malah memilih diam sambil melihat ke arah jendela.Sebuah satu set makanan dan juga obat yang telah terjadwalkan dari rumah sakit datang menghampiri ruangan Riri diantarkan oleh perawat yang berjaga, sesaat Riri hanya melirik makanan tersebut tanpa ingin menyentuhnya."Ini untuk jatah makanan atas nama Pasien Riani Saraswati ya Pak, beserta obatnya." ucap perawat tersebut."Ya terima kasih.""Makan dulu Ras, habis itu minum obatnya. Aku suapi." ujar Kevin.Kevin mulai menyendokkan makanan itu dan disodorkannya ke depan mulut sang istri, namun Riri hanya bergeming saja dan tak mau membuka mulutnya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 136

    Keesokan harinya Kevin terbangun dari tidurnya, beberapa hari ini ia tidur dengan posisi tidak benar membuat badannya terasa sakit semua. Ia menoleh ke arah ranjang tempat istrinya dirawat, namun ia kaget karena tak melihat sang istri berada disana.Ia segera mencarinya ke kamar mandi, tetapi tidak ada lantas ia keluar dari kamar inap tersebut berjalan melewati lorong. Ketika melewati taman, ia melihat siluet Riri tengah duduk dikursi roda dengan Pak Yuda disampingnya. Ia melihat Riri tengah menangis dipelukan sang ayah, Kevin memutuskan untuk memberikan ruang kepada sang istri supaya lebih tenang terlebih dahulu.Kevin tahu, pasti saat ini istrinya masih terpukul atas kejadian yang telah menimpa dirinya.FlashbackAdzan subuh telah berkumandang, namun agaknya Kevin enggan bangun kali ini. Riri yang tak bisa tidur kembali memutuskan untuk belajar duduk sendiri pelan pelan, ia sudah bertekad untuk bisa cepat pulih. Ia tak ingin seperti ini terus, ia harus melindungi keluarganya. Setela

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 135

    "Kenapa kau terlihat terburu buru sekali, Ras?" tanya Kevin.Riri yang hendak melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat suaminya berada, harus kembali berhenti lantaran tangannya dicekal oleh Kevin.Dia ingin segera berlalu dari sana sebenarnya namun karena ditahan oleh Kevin membuatnya tak bisa kemana mana, apalagi keringat dingin telah membasahi wajahnya sekarang karena perutnya kian terasa nyeri."Kau kenapa?" tanya Kevin yang menyadari ada yang tidak beres dengan diri istrinya. Namun Riri hanya bergeming saja, dan.....BrukkTubuh Riri ambruk tak sadarkan diri, membuat Kevin semakin khawatir dengan kondisi istrinya. Apalagi melihat wajah pucat sang istri, padahal baru kemarin Riri keluar dari rumah sakit namun sekarang justru terjadi hal seperti ini.Untung saja Kevin berada disamping Riri sehingga dengan sigap ia dapat menangkap tubuh sang istri yang ambruk. Tanpa pikir panjang langsung saja ia menggendong tubuh besar Riri yang melebar berkali lipat karena kehamilannya."Ras, Sa

DMCA.com Protection Status