Share

Bab 23. Ada yang Janggal

Author: Imamah Nur
last update Last Updated: 2023-12-05 10:33:23

"Arandita kau darimana?" tanya Leo agar Bastian berhenti bicara tentang Arandita. Mengantisipasi agar Bastian tak lagi membahas sesuatu yang mungkin bisa menyakiti hati perempuan yang tercenung di depan matanya, di belakang punggung Bastian.

"Dari kamar mandi sebentar Kak," sahut Arandita dengan air muka yang berubah biasa saja. Sikap dan ekspresinya santai sesantai Bastian di sampingnya walaupun dalam hati bergejolak tidak karuan. Ingin rasanya Arandita marah dan melampiaskan kemarahan pada Bastian, tetapi untuk apa? Siapa dia bagi Bastian? Dia sama sekali tidak berhak. Toh dirinya bisa dikatakan hanya istri dalam kertas dan itupun hanya untuk sementara saja.

"Diminum Kak!" seru Arandita untuk mengusir rasa canggung yang tercipta.

"Ah, iya. " Leo mengambil gelas berisi sirup manis berwarna merah yang diberikan Bastian tadi dan meneguknya hingga tandas.

"Ayah dan ibu apa kabar?" Leo masih mencoba berbasa-basi.

"Baik Kak, cuma belakangan ini ayah punya riwayat penyakit jantung koroner
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 24. Tuduhan

    "Ada yang salah Kak?" tanya Arandita, ia masih merasa aneh dengan gelagat Leo dan Agresia. Kali ini Agrresia tidak memandang ke arah Arandita lagi melainkan tertunduk dengan meremas kedua tangan di atas paha. Rasa takut dan geram pada Arandita membalut hati secara bersamaan."Ah tidak, hanya syok saja mendengar Bobby menikah dengan janda," ucapnya berasalan.Bastian hanya menggeleng-gelengkan kepala. Entah kenapa ia merasa hari ini Leo terlalu banyak berbohong. Namun, apapun itu, dia tidak perduli selama tidak menyangkut kehidupannya pribadinya sendiri."Dia bayi kami, sebelum menikah kami pernah melakukan sebuah kesalahan. Ya, anggaplah kesalahan semalam," jelas Bobby."Oh begitu." Akhirnya Leo pun tahu kenapa pernikahan Bobby dan Arandita gagal yaitu karena sebab ini."Sudah ya kami kembali ke sana dan kamu silakan nikmati hidangan di sini!" Bobby menunjuk ke arah putri kecilnya dan memberi kode pada Agresia agar menggendong dan memberikan ASI. Agresia mengangguk, menghela nafas le

    Last Updated : 2023-12-06
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 25. Menguji Kesabaran

    "Dia isti Bobby," jawab Bastian lalu menatap ke arah Arandita tanpa memperkenalkan dirinya. Hati Arandita terasa sakit sekali menyadari hal itu sebab Bastian seolah mengabaikan posisi dirinya sebagai istri meski bukan istri yang sesungguhnya."Apa yang terjadi Gres?" Bobby berlari ke arah Agresia dan langsung mengambil alih menggendong putrinya. Untung saja di tangan pria itu Annin langsung terdiam."Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Ini hanya kesalahpahaman," jelas Arandita dengan gusar karena ditatap dengan tatapan tajam oleh Bastian. "Nggak usah mengelak Aran! Kau yang mendorong putriku hingga jatuh ke lantai. Kalau iri, iri saja nggak perlu melampiaskan kekesalan pada bayi yang tidak tahu apa-apa.""Tidak Bob itu tidak benar. Agresia menuduh tanpa bukti!" tegas Arandita."Alah nggak usah menyangkal kau Aran! Sebenarnya apa maumu? Bukankah aku sudah mengikuti keinginanmu? Atau kau hanya berpura-pura menyuruhku bertanggung jawab terhadap Agresia padahal kau sama sekali tidak

    Last Updated : 2023-12-06
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 26. Merasa Diprank

    "Maafkan saya Nek jika sudah menaruh gula terlalu banyak," ucap Arandita. "Jangan hanya minta maaf, tapi bikinlah lagi!"Arandita mencoba meredam kembali emosi yang hampir keluar dengan helaan nafas panjang. Ia kemudian mengangguk sebelum akhirnya kembali ke dapur."Sabar Aran! Sabar!" gumamnya memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Bagaimanapun dia sudah berjanji pada Bastian untuk memperlakukan nenek mertuanya dengan baik, maka apapun yang terjadi dia harus melakukan perintah wanita tua itu meski Bastian sekalipun kadang tidak memperlakukan dirinya dengan baik."Ada apa lagi Non?" tanya Bik Lin yang kali ini berdiri bersama Bik Mina di dapur. Mereka nampak membersikan makanan sisa pestanya tadi siang."Salah Bik, yang tadi enggak cocok, kemanisan padahal menurut Aran sih tadi sudah pas," sahut Arandita lalu memotong-motong wortel lebih kecil sebelum akhirnya diblender."Sabar ya Non, Nyoba besar memang seperti itu. Tidak hanya Non Aran, dulu Nyonya Amira juga pernah mengalami h

    Last Updated : 2023-12-07
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 27. Jebakan

    Bastian mengusap wajah kasar lalu duduk di samping sang nenek. Mata Arandita tidak dapat berpaling dari Bastian yang terlihat frustrasi. Kedua orang di atas sofa itu tidak lagi bicara."Duh hati, seharusnya kau tidak begini. Jangan lagi ajak aku bermain api karena aku tak kuat bertahan dalam panas baranya. Jangan lagi mengajakku berharap pada asa yang tak mungkin bisa tergapai hingga pupusnya baru membuat diri tersadar. Cukup sudah cinta dan harapan palsu dari Bobby." Arandita menatap lekat wajah Bastian."Cintanya terlalu sempurna untuk sang kekasih, eh mantan ... ah entahlah, apa status si Friska itu dengan Mas Bastian."Bastian menoleh ke arahnya membuat Arandita salah tingkah. Arandita buru-buru berpaling ke arah lain agar Bastian tidak tahu kalau dari tadi dia memperhatikannya. Arandita melanjutkan langkah dan pura-pura tidak mendengar pembicaraan antara cucu dan nenek itu."Ada istrimu," bisik nenek Bastian sambil melirik Arandita.Bastian mengangguk dan mendesah pelan, tapi tak

    Last Updated : 2023-12-08
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 28. Aku Tidak Cemburu

    Bastian pun digiring masuk ke dalam mobil polisi sedangkan kunci mobil sendiri ia serahkan pada seorang polisi agar membawa mobilnya.Jam di ruang tengah lantai dua rumah berdentang sepuluh kali menandakan sudah jam sepuluh malam, tetapi Bastian tidak kembali ke kamar. Arandita pikir suaminya masih bicara panjang lebar dengan neneknya di lantai satu rumah mereka sehingga Arandita membiarkan begitu saja. Melihat keakraban antara nenek dan cucu yang ia lihat tadi, bukan tidak mungkin keduanya masih ingin melepaskan rindu satu sama lain karena sudah lama hidup secara terpisah.Arandita menatap meja kerja Bastian yang kosong, sunyi, tak ada keberadaan sang suami di sana, padahal pada jam sepuluh malam sebelumnya, Bastian sudah duduk di sana dengan layar laptop menyala dimana memperlihatkan grafik-grafik yang membuat sakit mata bagi Arandita yang tidak paham. Meski malam-malam mereka dihabiskan dengan sendiri-sendiri dan seringkali tidak ada sekecap kata yang keluar dari mulut Bastian, tet

    Last Updated : 2023-12-09
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 29. Kena Mental

    "Kak Leo! Ya Kak Leo, mungkin dia tahu kemana Mas Bastian sekarang pergi." Arandita menyambar ponselnya kembali yang sempat ia letakkan di atas ranjang lalu langsung menghubungi Leo. Untung saja sebelum pris itu pulang Arandita sempat meminta nomor teleponnya terlebih dahulu."Ada apa Aran?" Terdengar suara serak dari balik telepon. Arandita bisa menduga Leo pasti baru bangun tidur."Kak Leo ada dimana?""Apartemen, ada apa? Bastian menyakitimu?" Leo langsung duduk dari posisi berbaringnya."Mas Bastian ada di tempatmu?" tanya Arandita mengabaikan pertanyaan dari Leo, kali ingin Arandita sudah mulai panik."Tak ada, aku seorang diri di sini. Kenapa dia pergi? Kalian ada masalah?""Tidak Kak, cuma aku tidak tahu dia kemana. Mungkin Kak Leo bisa bantu hubungi teman-temannya karena aku tidak tahu harus menghubungi kemana lagi. Aku khawatir Kak, takut kenapa-kenapa dengan dia. Mau tanya sama nenek dan papa takut menggangu tidur mereka.""Haah! Yasudah kamu tenang saja, aku akan cari infor

    Last Updated : 2023-12-09
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 30. Kantor Polisi

    "Iya Aran, tadinya aku ingin meneleponmu tapi tak sengaja melihatmu di dalam mobil, jadi aku langsung ikuti dan belok ke sini," jelas Leo. Kini Arandita masih nampak diam tertegun, syok."Sebaiknya kau pulang biar aku yang ke kantor polisi!" saran Leo dan Arandita menggeleng."Aku ikut denganmu," putusnya."Kau yakin Aran? Ini tengah malam, loh." Leo terlihat ragu dan Arandita malah mengangguk mantap."Sebentar lagi juga pagi, pak sopir bisa kembali dan ... sampaikan berita buruk ini pada nenek." Kini Arandita menatap wajah pak sopir yang juga terlihat kaget."Ba–baik Non," sahutnya sedikit ragu."Nona tidak apa-apa saya tinggal? Tidak apa-apa jika hanya bersama Den Leon?" lanjutnya. Pria itu sudah lama bekerja pada Bastian dan sedikit banyak tahu soal Leo yang bergonta-ganti wanita sebelum akhirnya pria itu memutuskan ke luar negeri."Tenang Pak saya tidak akan berbuat buruk pada Aran, dia istri sahabatku," ucap Leon menyakinkan."Baik, aku harap Den Leon amanah, walau bagaimanapun N

    Last Updated : 2023-12-10
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 31. Tersudut

    "Apa! Mengundurkan diri? Bagaimana mungkin ini terjadi?" Rafi begitu geram mendengar kabar yang disampaikan penelpon."Siapa?" tanya Bastian sambil memandang dengan ekspresi bingung pada wajah sang asisten."Pengacara yang semalam datang ke sini tiba-tiba meminta maaf dan mengatakan tidak bisa membantu," ujar Rafi dengan wajah penuh sesal."Sudahlah tak perlu dibikin ribet, cari yang lain saja," ujar Bastian dengan santai."Tapi selama ini beliau dikenal sebagai lowyer yang paling kompeten," ujar Rafi benar-benar menyayangkan hal itu."Apa alasannya?""Anaknya yang di luar negeri sakit keras, jadi dia harus segera melakukan penerbangan secepatnya.""Oh, masih bisa ditoleransi, keluarga adalah segala-galanya.""Iya Pak tapi beliau sama sekali tidak profesional, seharusnya–""Sudahlah! Keluarga adalah segala-galanya. Kita lebih baik kehilangan pekerjaan daripada kehilangan keluarga. Kau tahu Raf, kehilangan Friska saja masih terasa sesak di dada apalagi kalau sampai kehilangan putra-put

    Last Updated : 2023-12-11

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 144. Ending

    Apa iya air susunya tidak enak? Kalau iya kenapa baru sekarang hal ini terjadi? Kenapa tidak sebelumnya Brian menolak ASI-nya? "Sabar Non, Nyonya besar hanya salah bicara, beliau tidak bermaksud membuat Non Aran sedih." "Iya Bik." Arandita mencoba tersenyum meskipun wajahnya masih terlihat pias. Bagaimanapun dia tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaannya. "Kalau masih menyusui jangan makan sembarangan, itu ngaruh pada kesehatan anak," ucap nenek lagi dan Arandita hanya manggut-manggut tanpa mau protes sedikitpun. "Atau kamu masuk angin? Bik tolong ambil kerokan dan minyak kayu putih! Biasanya kalau Bastian memuntahkan air susu waktu kecil Amira meminta tolong untuk dikerokin dan akhirnya Bastian mau menyusu lagi." "Oh jadi Mas Bastian juga pernah begini Nek?" Anggukan nenek membuat Arandita dapat menghembuskan nafas lega. Baginya mungkin Brian menurun dari papanya. Bik Lin datang dengan tergesa-gesa dengan benda yang diminta oleh nenek. "Ayo dibuka bajunya biar Brian di

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 143. Penolakan.

    Agresia tidak menggubris seruan Arandita dan malah bergerak cepat menuju pagar rumah yang terbuka lebar. "Cegah dia jangan sampai kabur!" perintah Bastian pada beberapa anak buahnya. Tidak menunggu lama pintu pagar sudah ditutup dan Agresia kebingungan untuk keluar dari pekarangan rumah tersebut. "Gres tunggu!" Akhirnya Arandita bisa menangkap tangan Agresia. "Apa kabar kamu?" "Seperti yang kamu lihat Aran, maaf kalau aku ikut numpang makan di tempat ini. Aku tidak tahu kalau ini adalah rumahmu. Aku pikir kamu masih tinggal di rumah papa." Agresia menunduk dan meremas kedua tangannya. "Tidak masalah siapapun bebas makan di tempat ini karena ini adalah acara syukuran anak pertama kami. makanya pintu pagar kami dibiarkan terbuka lebar biar siapa saja boleh masuk." "Oh ya, selamat ya!" "Makasih." "Jangan pergi, bergabunglah dengan kami semua." "Maafkan atas semua kesalahanku di masa lalu Aran, Aku menyesal sekarang." Arandita menatap Agresia dengan pandangan iba kemudia

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 142. Bertemu Kembali

    "Bastian!" Leo menatap wajah Bastian dengan tatapan sendu. "Maaf aku baru bisa kemari. Istriku melahirkan dan baru saja sadar dari pingsannya." "Arandita pingsan?" Bastian mengangguk. "Tapi sudah enakan." "Lebih baik kamu nggak usah kemari, jangan tinggalkan Arandita sendirian, nanti kalau ada apa-apa bagaimana?" "Ada Bik Lin dan juga papa." Leo menatap Bastian kemudian pada Bobby yang mengangguk kecil. "Paman Pramoedya ... tolong sampaikan maafku pada beliau atas kesalahan Mommy. Semasa hidup Mommy mengatakan ingin meminta maaf langsung pada Paman Pram, sayangnya beliau tidak mau datang menemui Mommy. Saat kami mencoba menemui, beliau selalu menghindar. Aku mengerti beliau masih marah sama perbuatan mommy. Selama tinggal bersamaku mommy mengatakan menyesal melakukan itu semua. Tolong ya Bas bujuk paman Pram agar mau memaafkan mommy biar jenasahnya bisa tenang." Bastian menepuk bahu Leo. "Nanti aku sampaikan. Kamu tidak perlu memikirkan yang lain urus saja pemakaman mom

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 141. Kita Akan Selalu Bersama

    Saat dokter sedang memeriksa Arandita tangis bayinya mereda. Hal itu membuat suster langsung menaruh bayinya ke dalam box bayi. Namun hal itu tidak membuat otot-otot Bastian yang tegang kembali rileks. Dia masih belum bisa bernafas dengan tenang selama kondisi istrinya belum dinyatakan membaik. "Bagaimana Dokter?" tanya Bastian masih dengan wajah pucat karena rasa khawatir yang berlebihan. "Tuan tenang saja sebentar lagi Nyonya Arandita akan sadar." "Saya tidak bisa tenang jika Istri saya belum siuman," ucap Bastian kesal. Bagaimana mungkin dokter menyuruh dirinya tenang sementara Arandita masih belum sadar dari pingsannya. "Sebentar lagi, tidak ada yang serius pada diri pasien mungkin hanya kelelahan saja." Bastian tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Dia hanya menelpon Bik Lin dan memintanya untuk datang ke rumah sakit. Dia perlu teman untuk menunggui Arandita dan bayinya. Saat Bik Lin meminta sopir untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit Pramoedya mendengarnya lalu me

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 140. Hari Kelahiran dan Kematian

    "Sudah apanya?" tanya Bastian tidak sadar. "Sudah dijahit," jawab dokter seraya tersenyum ramah. "Oh." Bastian manggut-manggut. "Ini Tuan putranya, silahkan diadzani," ucap suster menyerahkan bayi yang baru lahir itu ke tangan Bastian. Ternyata bayinya sudah selesai dibersihkan. Bastian menerima bayi tersebut dan mengadzaninya. Selama melantunkan kalimat adzan Arandita terdiam menghayati kalimat tersebut. Ia terharu sampai menitikkan air mata karena telah dipercayakan oleh Tuan untuk merawat seorang anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Sungguh itu adalah rezeki yang tidak terkira. Ditambah lantunan suara adzan dari bibir Bastian mengalun merdu dan syahdu. Arandita tidak menyangka suara Bastian begitu indah dan lembut menyentuh pendengaran. Suaminya itu seolah muadzin yang kerapkali mengumandangkan adzan di masjid-masjid. Setelah selesai Bastian mengecup kening putranya. "Selama datang jagoan Ayah! Selamat bergabung di keluarga kecil kita." "Sekarang dia harus di IMD Tuan,"

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 139. Melahirkan

    "Pasti, kami akan berusaha semaksimal mungkin Tuan. Tuan tenang saja saya lihat keadaan istri Anda tidak ada masalah dengan kesehatan maupun kandungannya. Jadi insyaallah proses persalinannya akan berjalan lancar." "Aaamiin ya Allah. Saya boleh menemani istri saya Dok?" "Oh tentu saja boleh, ini bisa menjadi semangat juga untuk istri Anda." Bastian mengangguk dan dokter mempersilahkan Bastian untuk ikut masuk sebelum akhirnya menutup pintu. Kini Bastian dan Arandita berada dalam ruang persalinan dibantu oleh seorang dokter dan seorang perawat. Arandita meringis kesakitan kala perutnya mengalami kontraksi kembali. "Aduh sakit Mas," rintihnya lalu kembali turun dari tempat tidur dan berjalan ke sana kemari sambil menahan rasa sakit. "Rasanya aku nggak tahan dengan sakitnya," keluh Arandita, bahkan perempuan itu duduk berdiri duduk berdiri untuk meminimalisir rasa sakit. "Kalau sakit itu tandanya normal karena ada pergerakan dari bayinya. Justru kalau tidak sakit itu yang perlu

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 138. Kontraksi

    Beberapa bulan kemudian Bastian baru pulang ke rumah setelah malam sudah semakin larut. "Kemana aja sih Mas, baru pulang. Dari tadi perutku sakit terus ini," protes Arandita sambil menyalami tangan Bastian lalu membantu membuka jas suaminya. "Biar aku yang naruh tasnya. Sekarang masih sakit?" "Nggak, mungkin karena sudah melihat papanya datang anak kita kembali anteng." "Ternyata kangen juga dia sama papanya ini. Sorry ya Sayang tadi lupa ngabarin, tadi aku sibuk banget. Abis nganterin Rafi ke panti asuhan terus ke rumah sakit," jelas Bastian lalu mencium perut istrinya yang buncit. "Papa kangen sama kamu. Jangan nakal sama mama, kasihan dia sudah gendong kamu selama 8 bulan lebih." Bastian lalu mengusap perut Arandita dengan lembut. "Waduh dia nendang Sayang, mungkin kesal dan mau ikutan protes karena papanya pulang telat," ucap Bastian lalu terkekeh. "Mas ke panti asuhan jenguk putranya Friska?" Bastian mengangguk. "Rafi mau menjemput dia kembali setelah dititipkan pada

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 137. Suami Siaga

    Akibat janjinya pada Arandita akhirnya Bastian mengalah dan memilih tinggal di rumah Pramoedya untuk beberapa hari ke depan sebab di sana banyak orang yang bisa dimintai tolong untuk mengawasi istrinya yang hamil selama dia pergi ke kantor. Jangan lupakan bahwa Arandita menginginkan makan masakan Bobby setiap hari dan Bastian sudah menyetujuinya dalam waktu 7 hari saja. Oleh karena itu agar lebih mudah dalam mengabulkan permintaan Arandita Bastian memilih tinggal di rumah lamanya ini. "Abang yang punya istri kok saya yang dipaksa masak terus?" Kadang Bobby juga protes saat Bastian meminta Bobby menyiapkan makanan untuk Arandita di pagi-pagi buta padahal pria itu masih mengantuk. "Ya mau gimana lagi orang itu ponakan kamu yang menginginkan, mau punya ponakan ileran?!" Begitulah selalu jawaban Bastian yang membuat Bobby mendesah kasar lalu melakukan apa yang diminta oleh Bastian. Selama Bobby memasak Bastian menemani di dapur bahkan terkadang keduanya bekerjasama jika dirasa Bobby sa

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 136. Badmood

    "Ya Allah Sayang, aku jadi bingung harus bahagia atau sedih ini?" Bastian benar-benar bingung, di satu sisi dia senang akan segera mendapatkan momongan Namun, di sisi lainnya dia juga sedih karena dengan kehamilan Arandita membuat dirinya harus menjauh dari sang istri. Sepertinya bayi dalam kandungan Arandita tidak menyukai ayahnya sendiri karena selalu merasa bau saat berdekatan dengannya. "Pokoknya Mas tunggu di situ aja, nggak usah masuk kamar mandi!" Arandita menunjuk ke sisi Bastian. Bastian langsung tidak bergerak. Arandita masuk ke dalam kamar mandi dan muntah-muntah di sana. Bastian menatap punggung Arandita dengan rasa iba. Ia ingin berbuat seperti suami yang lainnya yang siap siaga dan memijit belakang leher istrinya yang sedang muntah, tetapi apa daya Arandita malah melarangnya dan Bastian sendiri tidak mau Arandita semakin muntah jika dirinya mendekat. Saat selesai muntah Arandita mengibaskan tangan agar Bastian menyingkir dari tempatnya berdiri saat ini. "Ngenes ama

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status