Share

Pengakuan Aaron dan Bella

Penulis: Suci Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-12 21:05:22

Sudah tiga minggu Aaron dirawat. Selama itu pula dengan setia Bella selalu menemani. Sandiwara yang diperankan Bella semakin hari semakin mendekatkan dirinya dengan Aaron. Hanya saja, Bella tidak mengikuti kemauan Aaron untuk hal peluk cium. Bella selalu menolak halus tentunya dengan ragam alasan.

Seperti pagi ini, Bella berniat akan memberi tahu status pernikahan mereka yang sebenarnya. Bella sudah mempersiapkan salinan surat perjanjian pernikahan yang Aaron kirim melalui e-mail saat itu.

"Selamat pagi?!" sapa Bella, saat masuk kamar.

Aaron tersenyum menyambut kedatangan istri dan putranya.

"Kemari!" pinta Aaron.

Bella yang sedang menyimpan tas bayi bergegas menghampiri.

"Ada apa?" tanya Bella sembari menarik kursi. Alessandro yang ada dalam pangkuan seketika tak bisa diam seolah-olah meminta digendong oleh sang papa.

"Sini, Nak!"

Bella menidurkan putranya tepat disamping Aaron bersandarkan lengan kekar Aaron.

"Ceritakan tentangmu!" pinta Aaron sembari mengusap sayang kepala Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Permintaan Mitha

    Bella tak mampu menolak kemauan Mitha. Apalagi, wanita paruh baya itu sampai memohon. Mau tidak mau Bella bertahan dengan status pernikahan kontraknya sesuai perjanjian. "Kau mengadu sama Mami?" tanya Aaron, saat Bella merapikan bantal di kamar Aaron. Ya, Aaron sudah di mansion. Mitha mendapatkan izin dari pihak rumah sakit untuk merawat Aaron di rumah. Tentu saja Mitha harus membayar mahal untuk itu, yakni keperluan dokter, perawat, dan lain sebagainya. Namun, itu bukanlah sesuatu yang sulit baginya. "Pak, bisa tinggalkan kami sebentar?!" pinta Bella kepada seorang perawat pria."Baik, Nyonya." Perawat itu ke luar. Bella duduk di tepi ranjang. "Maaf, aku pikir Mami memang harus tau hal ini."Aaron tersenyum samar. "Lakukan juga apa yang kau mau!""Maksudnya?""Kau ingin kuliah, lalu bekerja, kan?"Bella mengangguk pelan. "I-iya.""Lakukanlah. Tapi, dengan syarat.""Apa?"Aaron berkata, jika Bella kuliah harus membawa turut serta Alessandro, di antar sopir dan dikawal. Pun dengan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Double Win!

    Malam tiba. Bella bisa bernapas lega karena sofa tak jadi di keluarkan. Namun, tetap saja tidak mungkin bagi Aaron untuk tidur di sana. Bella'lah yang mengalah. "Di sini saja!" kata Aaron saat melihat Bella menata bantal di sofa. "Tidak! Nanti kau ambil kesempatan!" tolak Bella tanpa menoleh."Hei?! Bagaimana mau macam-macam, selang infus masih menancap! Lagipula, pintu tidak dikunci, kalo Mami ngintip, gimana?"Bella yang baru saja duduk, langsung berdiri. "Iya, kau benar! Baiklah aku akan tidur di sampingmu."Bella meraih bantal serta selimut, lalu merangkak naik ke atas ranjang. Ia tak lekas tidur, tangannya mengambil bantal guling, lalu disimpannya di tengah-tengah sebagai pembatas antara ia dengan Aaron. Sebelah sudut bibir Aaron terangkat melihat tingkah Bella. Padahal, sudah ia bilang tadi, kalau tangannya masih tertancap jarum infus. Ditambah lagi kasur yang mereka tiduri berukuran besar. Jadi, mana mungkin A

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Biasa Saja -- Akur

    Pagi-pagi sekali Bella sudah tampil cantik. Jangan ditanya soal sarapan. Semua sudah tersedia di meja makan, walaupun Mitha melarang. Di kamar, Bella merapikan selimut. Dilihatnya Aaron dan Alessandro masih tertidur nyenyak dengan posisi tidur yang sama, miring. Pagi itu, Bella akan bersikap biasa saja, melupakan apa yang sudah terjadi semalam. Bella tersenyum. "Mentang-mentang papa dan anak!"Terdengar suara ketukan pintu. Bella lekas membukanya. "Permisi, Nyonya? Saya mau mengecek labu infus," ucap sang perawat. "Oh, iya, silakan masuk." Bella membuka daun pintu lebar. Bella mengikuti. Rupanya Aaron terbangun. "Sudah tidak memerlukan infus lagi?" tanya Bella saat melihat sang perawat meraih tangan Aaron dan membuka plester. "Tidak, Nyonya. Semalam dokter berpesan agar pagi ini lepas infus. Tapi, untuk lebih jelasnya Anda bisa bertanya kepadanya. Mungkin sebentar lagi datang."Aaron meringis saat jarum infus itu dicabut. "Cih! Badan aja besar. Gitu aja meringis!" ejek Bella.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Kecemasan Aaron

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Enam bulan sudah Aaron dan Bella menjalani biduk rumah tangga. Mereka menjalani hari-hari layaknya suami-istri pada umumnya. Hanya saja, tidak ada hubungan intim antara keduanya. Aaron mampu menahan? Tentu saja tidak. Sebagai laki-laki normal, tentu saja hasrat itu ada. Apalagi sekamar, sekasur, dengan wanita cantik berbodi aduhai. Walaupun terkadang Aaron tidur di sofa, tetap saja tidak mampu menghilangkan rasa itu. Tak hanya fisik Bella yang cantik, tetapi perilakunya yang turut Aaron kagumi. Kala hasrat itu datang, Aaron akan menghabiskan waktu di kamar mandi dengan berendam air hangat dan sisanya hanya kaum laki-laki yang tahu. Kesehatan Aaron pun sudah seratus persen pulih. "Aku tidak sabar menunggu waktu itu. Enam bulan lagi," kata Bella sembari memasangkan dasi. Aaron tersenyum kecut. "Tunggu saja!"Bella menatap Aaron. "Kau tidak akan ingkar, kan?!"Aaron membalas tatapan itu. "Sesuai surat perja

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Alessandro Diculik

    Di sebuah mall ternama, Bella sedang asyik mengajak Alessandro bermain bola. Bayi itu tampak riang merangkak mengejar bola kecil yang sengaja Bella lempar, hanya lemparan kecil saja. "Hahaha ... ayok, kejar, Nak!" sorak Bella menyemangati putranya. Bella membuka tangannya lebar-lebar saat Alessandro datang menghampiri dengan berjalan tertatih-tatih sambil membawa bola. "Hai, sendirian?!" Tiba-tiba seorang pria menghampiri Bella. Bella menoleh. "Boleh duduk di sini?" tanya pria itu lagi. Bella tersenyum samar. "Ini tempat umum, kok.""Sendirian?""Tidak, aku bersama anakku!" jawab Bella ketus. "Jangan galak-galak, dong!" Pria itu menggenggam tangan Bella. Bella menarik tangannya cepat. Ia melotot, lalu berdiri dan cepat-cepat memangku Alessandro. Bella meninggalkan area bermain. "Orang aneh! Menggangu saja!" ucap Bella kesal, sambil terus berjalan ke arah parkiran di basement. Tanpa Bella sadari ternyata pria itu mengikuti. "Ikut saja denganku, Nona. Kita senang-senang!"Bel

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Pelakunya Adalah.....

    Di sebuah rumah berukuran kecil, seorang wanita tampak gelisah mondar-mandir bertolak pinggang. Sesekali ia menyingkap tirai melihat ke luar. Tin! Terdengar suara klakson mobil. Wanita itu bergegas membuka pintu. "Ayok, cepat!" serunya, memerintah seorang pria agar segera turun dari mobil. "Bayinya tidur? Baguslah!"Ya, dialah Alessandro. "Tidurkan di sana!" lanjutnya sambil menunjuk salah satu kamar. "Mana bayaranku!" pinta pria itu. Wanita itu mengambil ponselnya dan menunjukkan bukti transaksi. "Sudah, ya. Thanks, Daniel!"Pria bernama Daniel itu tersenyum sarkas. "Itu tidak cukup, Nona! Kau tahu? Tadi kami hampir saja tertangkap. Dan kau tahu risikonya kalau tertangkap, bukan?!""Baiklah, aku akan transfer lagi!""Bukan uang yang aku pinta!""Kalau bukan uang, apa?" tanya wanita itu dengan tatapan menelisik. Daniel berjalan mendekati, membuat si wanita melangkah mundur. Sayang, dinding bercat putih membuat langkahnya terhenti. Wanita itu bukannya takut, tetapi malah ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Surat Penangkapan

    Alessandro menangis sangat kencang. Belinda dibuat kewalahan. Tak lama tercium bau pup. Sang nenek mengecek kebenarannya. Rupanya Alessandro mengalami diare. Lebih mengejutkan, pipi dan hampir seluruh badan bayi itu mengalami ruam merah. "Ya Tuhan, Ale!" Belinda benar-benar syok. Ditambah lagi perut bayi itu kembung. "Apa yang terjadi dengan Ale, Bu?" tanya Aaron. Belinda pun menjelaskan. "Ahahaha ... biar mati saja bayimu itu!" cicit Zizi. Mendengar itu membuat Aaron benar-benar naik pitam. Aaron tak peduli siapa Zizi. Perbuatan dan perkataannya benar-benar keterlaluan. "Kau ...." Sebelah tangan Aaron mencekik leher Zizi. Wajahnya memerah dan tatapannya nyalang. "Apa yang sudah kau lakukan kepada putraku, hah? Apa?!"Zizi berontak, merasakan sakit pada lehernya. "Kakak Ipar, sudah! Jangan kotori tanganmu!" cegah John, "lebih baik kita bawa Ale ke rumah sakit!"Zizi terbatuk sembari memegangi lehernya. Wanita itu berteriak, "Aku mencintaimu Aaron! Dulu, aku senang kau batal ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Keputusan

    Aaron memenuhi panggilan. Pria itu tidak takut sama sekali atas apa yang dituduhkan, yakni Aaron sudah melakukan kekerasan kepada Zizi, karena itu memang benar adanya. Aaron datang ditemani pengacaranya dan Damian. Kedatangannya disambut orang tua Zizi. "Kenapa kamu tega lakukan ini kepada putriku? Bukankah kalian berteman baik? Padahal putriku hanya mengajak putramu bermain," ujar Louis --ayah Zizi penuh amarah. Aaron tersenyum sarkas. "Aku kasihan sama Om. Masih saja dibohongi oleh Zizi.""Apa maksudmu?!"Aaron merogoh ponselnya dalam saku, lalu menunjukkan foto Alessandro. "Lihatlah, bayiku bisa saja meregang nyawa karena Zizi!" Aaron pun mengatakan apa yang sudah Zizi perbuat. "Om mau lihat rekaman CCTV? Atau kita panggil saja orang bayaran Zizi?""Tidak mungkin! Putriku tidak mungkin berbuat seperti itu!"Aaron menoleh kepada salah seorang anggota polisi. "Pak Polisi, apa boleh Daniel turut di

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Puncak Bahagia -- Tamat

    Hari demi hari Aaron lalui dengan ketegangan karena pasalnya, Bella sering mengalami kontraksi. Dua minggu terakhir ini pula Aaron kembali bekerja di rumah ia ingin menjadi suami siap siaga. "Apa tidak lelah?" tanya Aaron sembari menuntun Bella yang sedang menyusuri jalan setapak di taman belakang. "Tidak. Justru aku harus tetap semangat. Aku ingin merasakan lahiran normal."Aaron mengecup punggung tangan Bella. "Semoga, Sayang.""Kalian di sini rupanya!"Suara bariton memecah keromantisan mereka. Keduanya menoleh. "Ke mana saja kau, hah?" sapa Aaron yang terkesan mengintimidasi. Kevin tersenyum. "Ada. Merintis bisnis.""Sendiri?" sambung Bella bertanya. Kevin menggeleng. "Tidak. Istriku ada di dalam. Sedang mencurahkan rindu kepada papanya."Emilia datang. Kedatangan wanita itu benar-benar mencuri perhatian Bella. "Waaahh, kau juga sedang hamil?"Emilia tersenyum."Berapa bulan?" "Minggu ini HPL.""Waaah, kok, bisa sama."Kedua wanita perut buncit itu memilih memisahkan diri d

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Sembilan Bulan Kemudian

    Drama muntah-muntah dan tersiksanya Aaron karena hasratnya yang jarang tersalurkan akhirnya sudah berakhir. Usia kandungan Bella yang sudah memasuki sembilan bulan ini justru membuat Aaron mengambil kesempatan dimana dirinya hampir setiap hari meminta haknya dengan dalih agar si bayi lahir dengan lancar dan normal. Maklum saja, karena sampai detik ini Bella masih saja senang mengusap-usap dada bidang Aaron dan Aaron harus mengusap-usap perut buncit Bella.Seperti malam ini ... "Terima kasih, Sayang," ucap Aaron. "Iya, tapi tangannya jangan berhenti! Terus usap perutku!" rengek Bella. "Iya, Sayang. Ya sudah, sekarang lebih baik kau tidur."Bella menggeleng. "Ngantuknya jadi hilang."Aaron terkekeh-kekeh. "Maaf, Sayang.""Sayang? Apa kau tidak penasaran dengan jenis kelamin anak kedua kita ini?""Penasaran, sih. Tapi, tidak apa-apa ... lebih baik dokter tidak sebutkan jenis kelaminnya, biar jadi kejutan! Dalam hitungan minggu ke depan juga akan lahir. Jadi, semoga sesuai dengan kein

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Ibu Hamil Memang Menyebalkan?

    Hari sudah malam. Bella sudah berada di Mansion. Semua keluarga pun berkumpul di sana. Aaron, pria itu rela meninggalkan pekerjaannya demi menemani Bella. Saat ini, Bella masih tertidur setelah meminum obat dari dokter. "John? Besok ke cabang minta antar sopir saja, ya? Temui manager di sana dan nanti dia yang akan mengenalkan mu kepada para karyawan di sana.""Siap, Kakak Ipar.""Semoga sukses!"John tersenyum lebar memperlihatkan barisan giginya. "Terima kasih."Aaron berdecih, karena pasalnya tingkah sang adik ipar terkadang masih terlihat seperti anak kecil. "Kalau begitu aku pulang, ya, Kak? Sekalian jemput ayang.""Silakan, Bos Muda!"John meninggalkan kamar Aaron sembari tersenyum. Aaron memastikan Alessandro sudah tertidur pulas di kamarnya. Kamar yang berada tepat di samping kamarnya itu ia sulap menjadi kamar anak disertai dengan pintu ganda yang bertujuan untuk memudahkan Aaron atau Bella masuk ke kamar Alessandro. Perlahan Aaron naik ke atas ranjang. Setelah memposis

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Tidak Disangka, Ternyata....

    "Sedang apa kalian?!" seru Bella setelah pintu ruangan Aaron ia dorong dengan kencangnya. Aaron serta dua wanita yang duduk di kursi tepat di hadapannya seketika menoleh. Aaron berdiri. "Loh, Sayang, sudah pulang? Kenap--""Iya, aku sudah pulang! Kenapa? Kaget melihat aku ada di sini, iya? Kencanmu merasa terganggu, begitu?!"Aaron meminta dua wanita itu untuk ke luar, sedangkan dirinya menghampiri Bella. "Sayang, ada apa?"Bella menepis tangan Aaron yang bertengger di pundak. "Mereka siapa?!""Aku sedang interview beberapa calon sekretaris, Say--""Sudah aku katakan, bukan? Jangan cari sekretaris wanita!""Begini, Sayang. Aku me--""Apa? Kau mau mendua, iya?!""Ya Tuhan, Sayang ...," Aaron sengaja menggantung ucapannya. Percuma saja menjelaskan, karena ia tahu betul jika Bella tidak baik-baik saja. Aaron mengambil alih Alessandro, lalu merengkuh Bella, membawanya ke dalam pelukan. Tangis Bella pun pecah. John, pemuda itu perlahan masuk. Melihat sang kakak menangis, dengan sigap

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Dua Tahun Kemudian

    Usia Alessandro kini sudah menginjak tiga tahun. Batita itu sangat lincah, cerewet, pintar dan pandai meniru apa yang orang dewasa lakukan. Dua tahun pula Bella menjalani program hamil. Tak kunjung hamil, kadang membuat Bella stress, putus asa. Sampai akhirnya Aaron menyarankan agar Bella mengantar Alessandro sekolah --play group. John, sudah dua tahun ini pria itu belajar tentang perusahaan, bagaimana cara memimpin dan bisnis lainnya. Semua dengan telaten Aaron yang ajarkan. Urusan cinta, jelas saja Patricia sudah resmi menjadi kekasihnya. Patricia pun sudah bekerja di sebuah rumah sakit di kota Birmingham. Semua ia lakukan agar dekat dengan John. Tak hanya pasangan kekasih itu yang pindah ke kota Birmingham, tetapi kedua orang tua Bella. Bukan kemauan mereka, tetapi Bella'lah yang ingin dekat dengan keluarga, walaupun tidak tinggal serumah. Ada Mitha dan Robert yang tinggal di Swiss. Kedua lansia itu memilih hidup berdua, menikmati masa-masa indah yang pernah hilang dahulu. Merek

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Merasa Bahagia

    Belinda menghela napas. Rasa iba berhasil bergelayut manja dalam benaknya. Dengan raut cemas, ia duduk di samping John. "John? Ibu tidak peduli dengan statusnya. Ibu sungguh merasa kasihan. Dekati wanita itu, ambil hatinya. Jadikan dia menantu Ibu."John bernapas lega. Bagaimana tidak? John pikir, tadi ibunya tidak akan merestui. Tetapi ternyata, jauh dari pikirannya. Sang ibu terlihat sangat menyayangi Patricia walau belum mengenalnya sama sekali. Mendapat lampu hijau, sungguh membuat John senang. Ia akan berusaha untuk mengabulkan keinginan Belinda. Keinginan sang ibu yang tentunya dibarengi dengan rasa cinta yang teramat, tentu saja akan ia perjuangkan. "Terima kasih, Bu. Tapi, bagaimana dengan ayah?""Ayah pasti setuju dengan keputusan Ibu. Tenang saja."John tersenyum lebar. "Selamat!" ucap Aaron. "Dan semangat!" timpal Bella cepat, sembari mengepalkan tangan. John mengangguk, lalu pamit ke luar. Belinda tersenyum. Sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu tentu bis

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Belinda -- Antusias

    Di rumah sakit, ada Bella yang sedang berganti pakaian. "Sayang? Apa kau bisa hubungi Kevin?" pinta Bella. "Untuk?""Aku mau minta maaf kepada Emilia."Aaron yang sedang melipat baju kotor pun menoleh. "Sudahlah, kita tidak usah berhubungan lagi dengan wanita itu. Lagipula, kau tidak bersalah.""Aku mohon!" Bella memelas. Aaron menghela napas. Tidak ingin mengecewakan Bella, akhirnya Aaron menghubungi sahabatnya itu. "Oke, dia akan datang ke mari. Paling nanti sore mereka tiba di rumah sakit.""Terima kasih, suamiku!"Aaron tersenyum. "Sama-sama." Aaron melanjutkan kegiatannya. "Tapi, kok, kalau kau yang menghubungi Kevin, dia menjawab. Sedangkan aku, nomornya selalu tidak aktif.""Nomornya ganti.""Oh, pantas kalau begitu."Aaron sudah mengemasi baju kotor. Sedangkan Bella berusaha turun dari ranjang. Ia akan belajar berjalan. Aaron yang melihat dengan sigap membantu. Saat asyik belajar berjalan, Bella berkata, "Kok, Ale belum ke sini, ya?""Kenapa memangnya?"Bella sedikit men

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   John -- PDKT

    Hari menjelang malam. Aaron baru saja mengantarkan Alessandro ke rumah sang mertua. Ia tidak akan membiarkan Alessandro tinggal di rumah sakit meskipun sang istri dirawat di kamar dengan fasilitas paling lengkap. Alessandro sudah bisa berjalan dan pasti ingin bermain di luar. Kekebalan tubuh Alessandro belum tentu kuat menahan segala virus yang ada di sekitar. Oleh karena itu, jalan terbaik adalah Alessandro tinggal bersama kakek dan neneknya. Mobil Aaron baru saja terparkir di area rumah sakit. Ia bergegas turun karena pasti Bella sudah menunggu, karena sang istri meminta dibawakan nasi serta sayur buatan Belinda. Aaron berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara dari orang yang sangat ia kenal, yakni Robert. "Apa kita bisa melewati hari tua bersama?" tanya Robert. "Entahlah."Aaron menajamkan pendengarannya. Rupanya Robert sedang bersama Mitha. "Apa cintamu sudah sepenuhnya hilang untukku?""Kita sudah tua, tidak usah bahas cinta.""A

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   John -- Cinta Pada Pandangan Pertama

    Bruk! John tanpa sengaja menyenggol pundak seorang perawat di koridor, yang membuat dokumen di tangannya terjatuh. "Sorry!" ucap John. Perawat itu tersenyum. "Tidak apa-apa." Sang perawat meraih dokumen itu.John hanya bisa memerhatikan karena sedang menggendong Alessandro dan menenteng satu tas kecil. "Mau besuk?" tanya perawat. "Iya, mau ke kamar VVIP."John tersenyum saat sang perawat itu tersenyum menampakkan barisan giginya yang putih dengan satu gigi gingsul di bagian atas sebelah kanan. Sungguh terlihat manis di mata John. "Tampan sekali putranya," kata Sang perawat sembari mencubit gemas pipi Alessandro. "Ini keponakan saya. Saya masih single.""Ooh, masih single, maaf."Perawat itu tersenyum, lalu pamit pergi. Kepergian sang perawat ternyata menyisakan rasa penasaran di hati John. John ingin mengenal lebih jauh wanita itu. Tanpa berkedip, John melihat kepergian perawat itu sampai hilang di balik tembok. "Ah, ya Tuhan, maafin Om, Sayang." John tersadar saat Alessandro

DMCA.com Protection Status