Beranda / Rumah Tangga / Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku / Jatuh Cinta Atau Kena Serangan Jantung?

Share

Jatuh Cinta Atau Kena Serangan Jantung?

Penulis: Suci Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 14:50:01

Hari berganti pagi.

Pagi-pagi sekali Aaron bersemangat untuk pergi ke kediaman Bella. Ya, rupanya Aaron berhasil mendapatkan hati Belinda semalam. Aaron meyakinkan Belinda, bahwasanya ia akan menyayangi Bella serta Alessandro dengan sepenuh hati. Ia akan membayar semua kesalahannya. Pun Aaron meyakinkan jika Bella akan mendapatkan tempat terbaik di keluarganya. Jelas saja Aaron berkata demikian, karena Belinda takut jika kelurga besar Aaron tidak menerima Bella. Tidak hanya itu, hati Belinda tersentuh saat Aaron menceritakan kondisi Mitha. Aaron merasa yakin jika Mitha akan sembuh jika saja ada Bella dan Alessandro.

Laptop sudah dalam genggaman. Aaron pun naik ke dalam mobil.

"Damian? Bagaimana dengan bengkel?"

Damian yang berada di belakang kemudi pun mengangkat ibu jari tangan kirinya. "Beres, Tuan. Lokasinya dekat ke arah pantai."

"Bagus! Urus kepemilikannya segera. Tapi, bukan namaku. Melainkan John Hanan."

"Siap laksanakan, Tuan!"

Aaron melihat ke luar jendela. Entah mengapa jantungnya berdebar kencang saat jarak ke kediaman Bella diperkirakan dua ratus meter lagi.

Akhirnya mobil terparkir di bahu jalan tepat di depan kediaman Bella. Aaron bergegas turun. Seulas senyum mengiringi langkahnya. Rumah yang terkesan megah dan klasik itu sebentar lagi akan menjadi hunian keduanya, pikir Aaron.

Langkah demi langkah Aaron menaiki anak tangga diikuti oleh Damian. Tampak pintu rumah terbuka lebar. Aaron mempercepat langkahnya karena tak sabar ingin bertemu dengan Alessandro. Tidak hanya itu, Aaron akan melakukan pendekatan kepada Bella.

"Permisi!" ucap Aaron sembari mengetuk pintu dengan mata menyapu ke dalam. Kosong. Tak ada seorang pun di sana.

Tidak berselang lama, John ke luar.

"Eh, calon Kakak Ipar? Silakan masuk!"

Aaron tersenyum, lalu masuk.

"Mana Alessandro?" tanya Aaron.

"Alessandro apa Kak Bella, hem?" John balik bertanya sembari menaikturunkan alisnya.

Aaron tersenyum. "Dua-duanya kalau bisa!"

John mengatakan jika mereka ada di taman belakang. Tidak ingin waktunya terganggu, Aaron pun meminta Damian agar mengajak John ke bengkel, sekaligus mengurus surat kepemilikannya.

"Jam sembilan, aku ada kelas," kata John.

"Berangkat sekarang saja! Biar nanti sekalian Damian yang antar ke kampus. Kau lihat-lihat bengkel saja dulu," saran Aaron.

Akhirnya John mengikuti saran Aaron.

*

Di taman belakang.

"John?! Tolong ambilkan sisa jemuran di mesin cuci!" titah Bella, tanpa menoleh.

Aaron yang saat itu tiba di ambang pintu menuju taman belakang pun tersenyum, lalu mengambil alih yang diperintahkan.

Aaron menyapu sekitar. Tak jauh darinya ada mesin cuci juga ada keranjang untuk pakaian.

Tanpa ragu Aaron membuka mesin cuci, lalu mengeluarkan semua pakaian dan memasukannya ke dalam keranjang. Gegas ia menghampiri Bella.

"Terima kasih!" ucap Bella. Lagi, Bella tidak menoleh.

Tak jauh dari sana, ada Alessandro yang tengah tertidur dalam kereta bayi. Aaron lekas menghampiri.

Ditatapnya lekat wajah sang bayi. Ya, ternyata mirip sekali dengannya. Dengan hati-hati Aaron mengangkat tubuh Alessandro.

Sambil menimang, Aaron berkata, "Kenapa tidak di tidurkan di kamar?"

Deg!

Bella yang sedang memegang jemuran pun menoleh.

"Kenapa kau ada di sini?!"

"Mau bertemu putraku dan ... kau!" jawab Aaron santai.

"Lanjut jemur saja. Ale biar aku yang jagain," lanjut Aaron.

Bella yang baru sadar yang ia pegang adalah bra miliknya pun segera menyembunyikannya dari pandangan Aaron.

"Kok, gak dijemur?"

"Tidak usah!" jawab Bella ketus.

"Aku udah liat tadi, bahkan megang. Kenapa disembunyikan begitu?"

Mendengar itu Bella melotot. Kenapa bisa? Lalu, siapa tadi yang mengambil pakaian di mesin cuci? Pikiran Bella bergelut.

"John?!" teriak Bella memanggil.

"Adikmu sudah pergi kuliah," ucap Aaron cepat.

Tidak percaya dengan ucapan Aaron, Bella pun meninggalkan taman belakang. Aaron pun mengikuti sembari mendorong kereta bayi.

Tiba di dalam rumah, Aaron kembali menidurkan Alessandro dalam kereta itu tepat di ruang tamu. Setelah dirasa aman, Aaron membuka laptopnya. Terdengar lengkingan suara Bella yang terus memanggil John.

"Ya, Tuhan, ke mana anak itu?!" gerutu Bella.

"Tidak usah teriak seperti itu. Telepon saja kalau tidak percaya!" ucap Aaron, tanpa menoleh.

Aaron melihat dan mendengar jika Bella menghubungi John. Raut kecewa tergambar jelas dari wajah cantik wanita itu.

Gerak-gerik Bella tak lepas dari perhatian Aaron. Ia melihat Bella masuk kamar. Tidak berselang lama, Bella kembali ke luar dengan pakaian yang sudah berganti dan dengan korset yang melingkar pada bagian perut.

"Mau dibawa ke mana?" tanya Aaron, saat Bella menggendong Alessandro.

"Kerja!" jawab Bella singkat.

Aaron lekas berdiri dan menghalangi Bella. "Aku tidak mengizinkanmu untuk bekerja!"

Bella menatap Aaron nyalang. "Siapa kau? Beraninya mengatur!"

Bella mendorong tubuh kekar Aaron, agar tidak menghalangi jalannya.

"Aku calon suamimu!" pekik Aaron.

Bella hendak membuka pintu. "Mimpi aja terus!"

Aaron pun berkata, bahwa semalam dirinya sudah mengakui semua kesalahannya kepada Belinda dan meminta restu. Ucapan Aaron ternyata mampu membuat Bella menghentikan langkahnya.

Aaron mendekati Bella, lalu dengan cepat mengambil alih Alessandro. "Menikahlah denganku, Bell. Aku akan membayar semua kesalahanku padamu."

"Kembalikan putraku!" Bella hendak mengambil Alessandro.

"Dia putraku juga! Aku berhak atas dirinya!" tegas Aaron.

"Aku akan membiayai kebutuhan kalian. Jadi, aku mohon janganlah bekerja. Perutmu masih sakit, kan? Kalau kau sakit, bagaimana dengan anak kita? Siapa yang akan memberinya ASI?" lanjut Aaron.

Lagi, Aaron berkata, "Kau mau membawa Alessandro bekerja? Udara di luar sangat berbahaya untuk Alessandro, dia masih kecil. Apa kau tega?"

Tidak sia-sia Aaron bicara panjang lebar. Bella melengos pergi ke kamarnya. Aaron tersenyum, lalu menciumi pipi Alessandro dengan gemas.

Aaron kembali menidurkan Alessandro dalam kereta bayi. Namun, bayi itu malah menangis.

"Ah, masih mau Papa gendong, hem?" Aaron kembali menimang. Akan tetapi, Alessandro masih saja menangis.

"Bell?! Ale haus sepertinya!" seru Aaron.

Tidak berselang lama, Bella menghampiri dan mengambil alih Alessandro. Sedangkan Aaron berkutat dengan laptopnya. Entah berapa lama. Tiba-tiba saja aroma wangi bumbu dapur menyeruak.

Kruukk!

Wangi itu berhasil membuat perut Aaron keroncongan. Aaron menutup laptopnya dan memilih pergi ke dapur. Aaron memang belum tahu seluk-beluk rumah itu. Akan tetapi, aroma masakan yang mencocok hidung mampu membawa langkah Aaron menuju dapur.

"Masak apa?" tanya Aaron, yang berhasil membuat Bella terhenyak kaget.

"Aww!" keluh Bella. Ternyata pisau yang digunakannya untuk mengiris bawang mengenai jari telunjuk.

Aaron yang melihat Bella meringis segera menyambar tangan Bella, menghisap jari itu kemudian. Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Entah mengapa, Aaron merasakan dadanya berdebar sangat kencang.

Bella yang menyadari hal itu adalah sebuah kesalahan segera menarik tangannya. "Tidak usah sok peduli!"

Aaron segera meraih kotak obat yang tergantung di pojok.

"Biar aku obati!" tawar Aaron dengan tangan yang terulur.

"Pergi atau ...,"

"Akan teriak maling?!" ucap Aaron cepat.

Bella menghentakkan kakinya, kesal. Ia mematikan kompor, lalu pergi dari sana.

Aaron hanya mampu menatap kepergian Bella.

Aaron mengusap dadanya. Kenapa jantungnya berdebar kencang tak seperti biasanya? Ia jatuh cinta? Atau memang kena serangan jantung?

"Aku harus cek ke dokter!" gumam Aaron.

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Kabar Gembira

    Aaron akhirnya menghubungi Damian agar mengirimnya makanan siap saji untuk sarapan. Lima belas menit berselang pesanan datang. Aaron mengetuk pintu kamar Bella mengajaknya untuk sarapan. Akan tetapi, Bella tak kunjung membukakan pintu. Perut Aaron yang sudah keroncongan memilih untuk sarapan terlebih dahulu. Sarapan selesai. Setelah membereskan bekas makannya, Aaron menyimpan bagian Bella di meja makan, lalu duduk kembali menghadap laptop. Embusan napas kasar lolos begitu saja dari mulut Aaron. Ia melihat ke arah kamar. Tidak ada tanda-tanda Bella ke luar. Aaron bergegas membereskan pekerjaannya agar segera pulang. Dengan demikian Bella akan ke luar kamar untuk makan. "Haaahh, akhirnya selesai!" ucap Aaron seraya menutup laptop. Aaron beranjak. Ia menghampiri kamar Bella. Tok tok tok! Diketuknya pintu kamar Bella. "Bella, aku akan pulang. Jadi, tolong makanlah! Kasian Ale kalau kau tidak makan. Kau juga jangan sampai sakit!" ucap Aaron setengah berteriak. "Aku pamit, ya? Cium

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Bella -- Egois

    Di Kota Valencia. Setelah kepergian Aaron, Bella sarapan. Mau tidak mau, Bella memakan menu yang sudah Aaron siapkan. Sayang kalau dibuang, pikirnya. Masakan yang tadi belum selesai pun ia lanjutkan dan akan dibawanya ke rumah sakit. Urusan perut dan dapur sudah selesai. Saatnya bersiap ke rumah sakit. "Tampan sekali anak Mama. Kita ke rumah sakit, ya? Kita liat kakek," ucap Bella sembari membuka pintu. "Ya, Tuhan! Siapa kalian?!" Bella terhenyak saat melihat beberapa orang berbaju hitam serta seorang perempuan berbaju layaknya seorang perawat berdiri berjajar di depan pintu. "Maaf, kalau kami sudah membuat Nona kaget," ucap Damian. "Saya baru saja mau mengetuk pintu," lanjut Damian. Damian memperkenalkan diri serta lainnya. Damian mengatakan jika ada satu orang Baby Sitter, satu orang sopir dan tiga orang pengawal yang siap menjaga Bella. Bella melongo. "Ya, Tuhan! Tidak perlu! Aku tidak membutuhkan mereka!""Tapi, ini perintah Tuan Aaron, Nona," kata Damian. "Bilang sama tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Rencana Aaron

    Di kota Birmingham.Hari merangkak malam. Angin dingin berembus yang kencang menyapa wajah Aaron yang tengah meneguk secangkir teh panas di balik jendela yang ia buka lebar. Sesekali Aaron melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Pun sesekali menoleh ke arah pintu. Ya, rupanya Aaron sedang menunggu kedatangan Kevin di kantor. "Sorry, gue telat!" ucap Kevin. Aaron menoleh, lalu tersenyum sarkas. "Tidak masalah!""Kalau begitu, langsung saja. Kabar apa yang bakal gue dengar kali ini?!" Kevin duduk bersandar dengan kedua tangan yang ia rentangkan pada sandaran sofa. Aaron menghampiri. "Ada dua kabar gembira yang harus kau dengar."Kevin mengibaskan tangannya. "Ellaaah, sejak kapan lu bertele-tele? Langsung saja!"Aaron turut duduk. "Apa yang kau ucapkan tempo hari ternyata benar. Bella hamil dan sekarang usia putraku sudah enam bulan."Kevin menepuk tangannya. "Nah, kan! Hahahaa .... Lalu, nikah, dong?" Kev

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Wanita Penggoda

    Pagi menjelang. Pagi-pagi sekali Aaron sudah berpakaian rapi dan menyuapi Mitha. Setelah memberinya obat, Aaron bersiap pergi ke kantor. "Mbok? Kalau Mami kambuh, tolong panggilkan dokter Diaz saja. Kemungkinan hari ini aku pulang malam," pesan Aaron kepada Marni. "Baik, Den.""Kalau begitu aku pamit, ya, Mbok?!""Iya, Den, hati-hati."Aaron tersenyum, kemudian melenggang pergi. Aaron sudah duduk di belakang kemudi. Gegas Aaron merogoh ponsel dalam saku dan mengirim pesan kepada nomor Emilia yang tertera di belakang kuitansi. Hampir saja ia lupa. Setelah pesan terkirim, Aaron menancap gas. *Tiba di parkiran SAP Company, Aaron bergegas turun. Banyaknya dokumen yang harus di cek dan ditandatangani membuat Aaron harus datang pagi-pagi. "Ke ruanganku!" Aaron memanggil Damian melalui telepon kantor. Tidak berselang lama, Damian datang. "Kalau ada wanita bernama

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Meminta Restu Lagi

    Rumah sakit di kota Valencia. Sedari malam, Julio terus menanyakan keberadaan Bella. Walaupun ia selalu bersitegang dengan sang putri, sesungguhnya ia sangatlah menyayanginya. "Sebentar lagi mungkin ke sini, Yah. Paling juga nunggu Ale bangun," kata Belinda. Julio mengangguk pelan. "John ke mana?" tanya Julio. "Anak ayah itu katanya kerja di bengkel.""Tidak kuliah?""Masih, Yah. Kalau kerja di bengkel dia sesuaikan dengan jam kampus."Julio masih saja berbicara. Pria paruh baya itu bertanya perihal uang pengobatan dan lainnya. "Urusan biaya rumah sakit, Ayah tidak usah khawatir. Pemilik apartemen itu bertanggungjawab, kok.""Syukurlah. Maafin Ayah, Bu .... Ayah menambah beban keluarga. Setelah Bell--""Cukup, Yah!" sela Belinda, karena ia tahu ke mana arah Julio bicara. "Bella sama sekali bukan beban keluarga kita. Asal Ayah tau, pria itu mau, kok, bertang--" Belinda menggantung

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Bertengkar

    Bella sudah berada di dalam mobil. Aaron langsung meminta sopir serta suster untuk turun dan berpindah ke mobil lain. Aaron sudah duduk di belakang kemudi.Bella yang tidak ingin bersama pria itu pun meraih handle pintu hendak ke luar, tetapi Aaron segera menguncinya. "Lebih baik kita Jalan-jalan," ucap Aaron sembari membuka jasnya, lalu menyimpannya di sandaran jok. Aaron menghela napas, menoleh ke arah Bella kemudian, sembari berkata, "Aku minta maaf soal tadi."Mobil pun melaju. Tidak ada kata dari keduanya. Hanya rengekan bayi yang sepertinya kehausan. "Kenapa, Sayang, hem? Kamu haus?" ucap Bella sembari menepuk-nepuk pelan bokong si bayi. Ingin sekali Bella menyusui Alessandro. Akan tetapi, tidak mungkin baginya untuk membuka kancing baju, lalu mengeluarkan buah dadanya begitu saja. Walaupun Aaron sudah melihat bahkan merasakannya, sungguh tidak sudi jika Aaron melihatnya lagi. "Kenapa tidak disusui k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Menang Banyak

    Aaron mengantar Bella pulang. Wanita cantik itu benar-benar tidak memedulikan keberadaan Aaron. Ia membiarkan ayah dari Alessandro itu duduk di teras. Jika saja Aaron tidak berjanji kepada Mitha untuk membawa Bella serta putranya, enggan baginya untuk bertahan di sana. Jika saja bukan karena tanggung jawab, enggan baginya mengejar wanita egois seperti Bella."Eh, ada Kakak Ipar," sapa John yang baru saja datang, "kok, gak masuk?""Kakakmu marah," jawab Aaron singkat. John duduk di samping Aaron. "Udah sparing sama siapa?" tanya John lagi sembari menunjuk sudut bibirnya sendiri. Aaron tersenyum sarkas, lalu menceritakan apa yang sudah terjadi. "Haaahh, Kak Bella aneh juga kalau dipikir-pikir! Tapi, mau gimana lagi Kakak Ipar? Kakakku memang seperti itu orangnya."Aaron tersenyum. "Ya, ya .... Yang terpenting aku sudah mengantongi restu dari ayahmu juga, John."John tersenyum lebar. "Waah, selamat, ya? Tinggal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Tawaran Untuk Bella

    Setelah mendapat pengobatan kedua dari Bella, Aaron malah merasakan sakit yang luar biasa. Bagaimana tidak? Karena Bella menekan lukanya tanpa ampun. Jarum jam sudah menunjuk pada angka delapan malam itu. Seharusnya Aaron segera kembali ke kota Birmingham. Akan tetapi, ada hal penting yang belum Aaron sampaikan kepada Bella. Jadi, Aaron memutuskan untuk bertahan di sana dan menginap di hotel. Tak lupa, Aaron meminta Damian untuk datang esok. *Pagi-pagi sekali Aaron sudah bangun. Ia pergi ke arena gym yang ada di hotel. "Di mana?" tanya Aaron kepada Damian melalui sambungan telepon. "Saya sudah tiba di kamar Anda, Tuan.""Sepuluh menit lagi aku kembali!" Aaron mematikan sambungan sepihak. Dirasa sudah cukup, Aaron menyudahi kegiatannya. Tubuh Aaron yang ideal berhasil mencuri perhatian seorang wanita di sana. "Hai, boleh kenalan?" Wanita itu mengulurkan tangan. "Tidak usah berkenalan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Puncak Bahagia -- Tamat

    Hari demi hari Aaron lalui dengan ketegangan karena pasalnya, Bella sering mengalami kontraksi. Dua minggu terakhir ini pula Aaron kembali bekerja di rumah ia ingin menjadi suami siap siaga. "Apa tidak lelah?" tanya Aaron sembari menuntun Bella yang sedang menyusuri jalan setapak di taman belakang. "Tidak. Justru aku harus tetap semangat. Aku ingin merasakan lahiran normal."Aaron mengecup punggung tangan Bella. "Semoga, Sayang.""Kalian di sini rupanya!"Suara bariton memecah keromantisan mereka. Keduanya menoleh. "Ke mana saja kau, hah?" sapa Aaron yang terkesan mengintimidasi. Kevin tersenyum. "Ada. Merintis bisnis.""Sendiri?" sambung Bella bertanya. Kevin menggeleng. "Tidak. Istriku ada di dalam. Sedang mencurahkan rindu kepada papanya."Emilia datang. Kedatangan wanita itu benar-benar mencuri perhatian Bella. "Waaahh, kau juga sedang hamil?"Emilia tersenyum."Berapa bulan?" "Minggu ini HPL.""Waaah, kok, bisa sama."Kedua wanita perut buncit itu memilih memisahkan diri d

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Sembilan Bulan Kemudian

    Drama muntah-muntah dan tersiksanya Aaron karena hasratnya yang jarang tersalurkan akhirnya sudah berakhir. Usia kandungan Bella yang sudah memasuki sembilan bulan ini justru membuat Aaron mengambil kesempatan dimana dirinya hampir setiap hari meminta haknya dengan dalih agar si bayi lahir dengan lancar dan normal. Maklum saja, karena sampai detik ini Bella masih saja senang mengusap-usap dada bidang Aaron dan Aaron harus mengusap-usap perut buncit Bella.Seperti malam ini ... "Terima kasih, Sayang," ucap Aaron. "Iya, tapi tangannya jangan berhenti! Terus usap perutku!" rengek Bella. "Iya, Sayang. Ya sudah, sekarang lebih baik kau tidur."Bella menggeleng. "Ngantuknya jadi hilang."Aaron terkekeh-kekeh. "Maaf, Sayang.""Sayang? Apa kau tidak penasaran dengan jenis kelamin anak kedua kita ini?""Penasaran, sih. Tapi, tidak apa-apa ... lebih baik dokter tidak sebutkan jenis kelaminnya, biar jadi kejutan! Dalam hitungan minggu ke depan juga akan lahir. Jadi, semoga sesuai dengan kein

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Ibu Hamil Memang Menyebalkan?

    Hari sudah malam. Bella sudah berada di Mansion. Semua keluarga pun berkumpul di sana. Aaron, pria itu rela meninggalkan pekerjaannya demi menemani Bella. Saat ini, Bella masih tertidur setelah meminum obat dari dokter. "John? Besok ke cabang minta antar sopir saja, ya? Temui manager di sana dan nanti dia yang akan mengenalkan mu kepada para karyawan di sana.""Siap, Kakak Ipar.""Semoga sukses!"John tersenyum lebar memperlihatkan barisan giginya. "Terima kasih."Aaron berdecih, karena pasalnya tingkah sang adik ipar terkadang masih terlihat seperti anak kecil. "Kalau begitu aku pulang, ya, Kak? Sekalian jemput ayang.""Silakan, Bos Muda!"John meninggalkan kamar Aaron sembari tersenyum. Aaron memastikan Alessandro sudah tertidur pulas di kamarnya. Kamar yang berada tepat di samping kamarnya itu ia sulap menjadi kamar anak disertai dengan pintu ganda yang bertujuan untuk memudahkan Aaron atau Bella masuk ke kamar Alessandro. Perlahan Aaron naik ke atas ranjang. Setelah memposis

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Tidak Disangka, Ternyata....

    "Sedang apa kalian?!" seru Bella setelah pintu ruangan Aaron ia dorong dengan kencangnya. Aaron serta dua wanita yang duduk di kursi tepat di hadapannya seketika menoleh. Aaron berdiri. "Loh, Sayang, sudah pulang? Kenap--""Iya, aku sudah pulang! Kenapa? Kaget melihat aku ada di sini, iya? Kencanmu merasa terganggu, begitu?!"Aaron meminta dua wanita itu untuk ke luar, sedangkan dirinya menghampiri Bella. "Sayang, ada apa?"Bella menepis tangan Aaron yang bertengger di pundak. "Mereka siapa?!""Aku sedang interview beberapa calon sekretaris, Say--""Sudah aku katakan, bukan? Jangan cari sekretaris wanita!""Begini, Sayang. Aku me--""Apa? Kau mau mendua, iya?!""Ya Tuhan, Sayang ...," Aaron sengaja menggantung ucapannya. Percuma saja menjelaskan, karena ia tahu betul jika Bella tidak baik-baik saja. Aaron mengambil alih Alessandro, lalu merengkuh Bella, membawanya ke dalam pelukan. Tangis Bella pun pecah. John, pemuda itu perlahan masuk. Melihat sang kakak menangis, dengan sigap

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Dua Tahun Kemudian

    Usia Alessandro kini sudah menginjak tiga tahun. Batita itu sangat lincah, cerewet, pintar dan pandai meniru apa yang orang dewasa lakukan. Dua tahun pula Bella menjalani program hamil. Tak kunjung hamil, kadang membuat Bella stress, putus asa. Sampai akhirnya Aaron menyarankan agar Bella mengantar Alessandro sekolah --play group. John, sudah dua tahun ini pria itu belajar tentang perusahaan, bagaimana cara memimpin dan bisnis lainnya. Semua dengan telaten Aaron yang ajarkan. Urusan cinta, jelas saja Patricia sudah resmi menjadi kekasihnya. Patricia pun sudah bekerja di sebuah rumah sakit di kota Birmingham. Semua ia lakukan agar dekat dengan John. Tak hanya pasangan kekasih itu yang pindah ke kota Birmingham, tetapi kedua orang tua Bella. Bukan kemauan mereka, tetapi Bella'lah yang ingin dekat dengan keluarga, walaupun tidak tinggal serumah. Ada Mitha dan Robert yang tinggal di Swiss. Kedua lansia itu memilih hidup berdua, menikmati masa-masa indah yang pernah hilang dahulu. Merek

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Merasa Bahagia

    Belinda menghela napas. Rasa iba berhasil bergelayut manja dalam benaknya. Dengan raut cemas, ia duduk di samping John. "John? Ibu tidak peduli dengan statusnya. Ibu sungguh merasa kasihan. Dekati wanita itu, ambil hatinya. Jadikan dia menantu Ibu."John bernapas lega. Bagaimana tidak? John pikir, tadi ibunya tidak akan merestui. Tetapi ternyata, jauh dari pikirannya. Sang ibu terlihat sangat menyayangi Patricia walau belum mengenalnya sama sekali. Mendapat lampu hijau, sungguh membuat John senang. Ia akan berusaha untuk mengabulkan keinginan Belinda. Keinginan sang ibu yang tentunya dibarengi dengan rasa cinta yang teramat, tentu saja akan ia perjuangkan. "Terima kasih, Bu. Tapi, bagaimana dengan ayah?""Ayah pasti setuju dengan keputusan Ibu. Tenang saja."John tersenyum lebar. "Selamat!" ucap Aaron. "Dan semangat!" timpal Bella cepat, sembari mengepalkan tangan. John mengangguk, lalu pamit ke luar. Belinda tersenyum. Sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu tentu bis

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Belinda -- Antusias

    Di rumah sakit, ada Bella yang sedang berganti pakaian. "Sayang? Apa kau bisa hubungi Kevin?" pinta Bella. "Untuk?""Aku mau minta maaf kepada Emilia."Aaron yang sedang melipat baju kotor pun menoleh. "Sudahlah, kita tidak usah berhubungan lagi dengan wanita itu. Lagipula, kau tidak bersalah.""Aku mohon!" Bella memelas. Aaron menghela napas. Tidak ingin mengecewakan Bella, akhirnya Aaron menghubungi sahabatnya itu. "Oke, dia akan datang ke mari. Paling nanti sore mereka tiba di rumah sakit.""Terima kasih, suamiku!"Aaron tersenyum. "Sama-sama." Aaron melanjutkan kegiatannya. "Tapi, kok, kalau kau yang menghubungi Kevin, dia menjawab. Sedangkan aku, nomornya selalu tidak aktif.""Nomornya ganti.""Oh, pantas kalau begitu."Aaron sudah mengemasi baju kotor. Sedangkan Bella berusaha turun dari ranjang. Ia akan belajar berjalan. Aaron yang melihat dengan sigap membantu. Saat asyik belajar berjalan, Bella berkata, "Kok, Ale belum ke sini, ya?""Kenapa memangnya?"Bella sedikit men

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   John -- PDKT

    Hari menjelang malam. Aaron baru saja mengantarkan Alessandro ke rumah sang mertua. Ia tidak akan membiarkan Alessandro tinggal di rumah sakit meskipun sang istri dirawat di kamar dengan fasilitas paling lengkap. Alessandro sudah bisa berjalan dan pasti ingin bermain di luar. Kekebalan tubuh Alessandro belum tentu kuat menahan segala virus yang ada di sekitar. Oleh karena itu, jalan terbaik adalah Alessandro tinggal bersama kakek dan neneknya. Mobil Aaron baru saja terparkir di area rumah sakit. Ia bergegas turun karena pasti Bella sudah menunggu, karena sang istri meminta dibawakan nasi serta sayur buatan Belinda. Aaron berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara dari orang yang sangat ia kenal, yakni Robert. "Apa kita bisa melewati hari tua bersama?" tanya Robert. "Entahlah."Aaron menajamkan pendengarannya. Rupanya Robert sedang bersama Mitha. "Apa cintamu sudah sepenuhnya hilang untukku?""Kita sudah tua, tidak usah bahas cinta.""A

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   John -- Cinta Pada Pandangan Pertama

    Bruk! John tanpa sengaja menyenggol pundak seorang perawat di koridor, yang membuat dokumen di tangannya terjatuh. "Sorry!" ucap John. Perawat itu tersenyum. "Tidak apa-apa." Sang perawat meraih dokumen itu.John hanya bisa memerhatikan karena sedang menggendong Alessandro dan menenteng satu tas kecil. "Mau besuk?" tanya perawat. "Iya, mau ke kamar VVIP."John tersenyum saat sang perawat itu tersenyum menampakkan barisan giginya yang putih dengan satu gigi gingsul di bagian atas sebelah kanan. Sungguh terlihat manis di mata John. "Tampan sekali putranya," kata Sang perawat sembari mencubit gemas pipi Alessandro. "Ini keponakan saya. Saya masih single.""Ooh, masih single, maaf."Perawat itu tersenyum, lalu pamit pergi. Kepergian sang perawat ternyata menyisakan rasa penasaran di hati John. John ingin mengenal lebih jauh wanita itu. Tanpa berkedip, John melihat kepergian perawat itu sampai hilang di balik tembok. "Ah, ya Tuhan, maafin Om, Sayang." John tersadar saat Alessandro

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status