Share

Bab 5. Hari Pernikahan

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-27 13:12:03

Sepanjang malam Arumi tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya terus melayang tak tentu arah. Sebenarnya dia tidak terlalu memikirkan tentang hari besok. Sebab dia yakin, hari pernikahan besok hanyalah sebatas sandiwara saja. Jadi dia tidak terlalu memikirkan itu. Namun yang mengganggu pikirannya adalah, kenapa Bryan begitu tega? 

Lima tahun pernikahan yang dijalani penuh perjuangan berakhir pengkhianatan. Bukan dia tidak bertahan dengan segala beban dan penderitaan yang diberikan Bryan. Tapi semua itu ternyata sia sia. Namun Arumi masih beruntung karena belum sempat diberi keturunan dalam pernikahannya. Jika sudah, mungkin bukan hanya dia yang akan terluka.

Hingga hampir sepertiga malam, Arumi baru bisa memejamkan matanya. 

Rasanya baru satu jam Arumi tertidur, pintu kamar sudah diketuk seseorang dari luar. Arumi beranjak bangun untuk mengintip.

"Nona. Persiapkan dirimu. Kita akan segera berangkat!" 

Arumi tertegun menatap Arpha yang sudah berdiri didepan pintu. 

Gila! Dia melupakan hari ini. Bisa bisanya.

"Ah, baik Tuan. Aku akan mandi sebentar dan menemuimu."

Arpha mengangguk dan segera pergi dari situ.

Sementara di kamar lain, 

Hanzero sedang di introgasi oleh Mamanya melalui panggilan.

"Jangan membodohiku Hanz! Mama tau apa yang terjadi?" Omel yang disebrang telepon.

"Apa Ma?" Kilah Hanzero, padahal hatinya sudah degap degup karena dia sudah bisa memastikan jika sang Mama sudah tau apa yang terjadi.

"Vanya kabur kan? Dia mengkhianati mu!" 

"Mam. Semua akan baik baik saja. Percayalah." Jawab Hanzero dengan enteng.

"Bagaimana mau baik baik saja?? Hari ini adalah hari pernikahanmu! Lalu bagaimana?" Teriak panik sang Mama.

"Bukankah Mama tidak pernah menyukai Vanya. Itu bagus donk buat Mama." 

"Kau gila Hanzero! Jika mau seperti itu, jangan biarkan Mama menyiapkan seluruh pesta anak Bodoh! Siapa yang akan menanggung aib! Mama tidak sanggup Hanz!" 

"mama tenang. Hanz tidak mungkin membiarkan itu terjadi." Jawab Hanzero.

"Terserah kau saja!" Mama hampir saja menutup panggilan.

"Ma, tunggu dulu." 

"Maafkan Hanz. Ini semua salahku yang tidak mendengar nasehatmu. Aku berjanji akan menebus semuanya dan mendapatkan Vanya untuk membalas semua perbuatannya." Hanz menutup panggilan. 

Sementara di sana,

Mama terdengar terisak. Air matanya tak terasa tumpah.

"Sabar Ma." Shela memeluk Mama untuk menenangkan.

"Adikmu Shel, ternyata kecurigaan kita benar. Jika Vanya benar benar kabur meninggalkan Hanz di hari pernikahannya. Wanita Jalang itu. Apa yang ia perbuat!" 

"Tenanglah Mam. Hanzero pasti sudah menemukan solusinya. Buktinya dia tidak panik." Jawab Shela.

"Tapi kenapa dia harus menutupi semua ini dari kita dan membiarkan dirinya sendiri yang menanggungnya?"

"Mungkin karena dia tidak ingin Mama tertekan. Dia juga merasa bersalah tidak mau mendengar kita tentang Vanya. Jangan menyalahkan Hanz. Kita patut bersyukur, Hanz tidak jadi menikahi wanita ular itu." Sahut Shela.

"Tapi apa yang akan diperbuat Hanz untuk hari ini? Apa dia sudah menyiapkan Pengganti Vanya?" Mama tiba tiba menebak.

Shela nampak terkejut, "Sepertinya begitu."

"Lalu siapa wanita itu?" Tanya Mama kembali.

"Jika dia bukan wanita baik baik, maka aku akan membuatnya pergi dari kehidupan Hanzero untuk selamanya!" Seringai Mama.

"Mama tenang saja. Aku akan membantu Mama untuk menyelidiki wanita itu. Kita lihat saja nanti." Sahut Shela.

Kita beralih ke Arumi.

Arpha sudah membawa Arumi ke Suatu tempat khusus. 

Disana, di ruangan khusus makeup, beberapa wanita khusus sedang memoles wajah Arumi. Berbalut Gaun pengantin yang sangat mewah, Arumi begitu nampak memukau. 

Hingga beberapa saat kemudian, Arumi dipersilahkan untuk keluar. 

Arpha sudah menunggu disana bersama Hanzero. Dua pria itu menoleh dan seketika terkejut. 

Mereka terpukau ketika melihat wanita yang sudah berdiri diambang pintu itu. Begitu cantik dan mempesona bak bidadari. Dua pria itu saling menoleh dan melempar pandangan. Siapa ini? Kedua hati mereka saling bertanya.

"Ar? Dia siapa? Apa dia Arumi?" Bisik Hanzero, ragu jika wanita itu Arumi.

"Tidak tau Tuan." Balas Arpha dengan berbisik juga.

"Cepat pastikan!" Hanzero meminta Arpha untuk memeriksa ke dalam ruangan. Siapa tau saja wanita itu bukan Arumi melainkan orang lain, dan Arumi nya ngumpet untuk lari.

"Siap.!" Jawab Arpha, tapi sebelum dia melangkah, Arumi sudah mendekati mereka.

"Tuan. Maaf, lama menunggu." 

Dua pria itu menelan ludah sekarang. Kembali melempar pandang. Dia benar benar Arumi? Gila! Kenapa bisa secantik ini? Vanya tidak ada seujung kuku.

"Tuan, dia Arumi."

"I,iya." 

"Tuan. Saya sudah siap. Apa ini terlihat baik?" Tanya Arumi sambil memperlihatkan gaunnya yang menjuntai menyentuh lantai.

"Oh. Ya, tentu saja. Baik. Sangat baik!" Arpha yang menjawab.

"Oh ya baiklah. Kita harus cepat berangkat. Semua orang sudah menunggu kalian." Ucap Arpha. 

Dua pria itu melangkah dan Arumi mengikuti dari belakang dengan sangat pelan. Arumi terlihat kesusahan melangkah cepat karena sepatu tinggi dan gaunnya.

"Tuan, sepertinya Nona Arumi perlu digendong. Dia bisa terjatuh." Bisik Arpha. Hanzero menghentikan langkahnya untuk menoleh dan seperti sedang berpikir.

"Biar aku yang menggendong nya tuan. " Ucap Arpha kembali , sudah memutar langkahnya. Tapi Hanzero cepat mencekalnya.

"Biar aku saja. Enak saja! Dia calon pengantin ku bodoh!" Jawab Hanzero.

Arpha terkikik mendengarnya. Ini pertanda bagus.

Hanzero kemudian menghampiri Arumi.

"Arumi. Maaf ya. Aku harus menggendong mu. Gaunmu akan kusut jika untuk berjalan sampai mobil." 

Arumi hanya mengangguk saja. 

Hanzero mengangkat tubuh Arumi dengan hati hati dan menggendongnya lalu melangkah diikuti oleh Arpha. 

Hanzero tampak begitu tegang saat sesekali melirik wajah Arumi. Sementara Arumi hanya menunduk saja untuk menjaga pandangan.

Arpha berjalan mendahului untuk membukakan pintu mobil. Setelah Hanzero memasukkan Arumi dengan hati hati, Hanzero pun menyusul dan sekarang duduk di samping Arumi. Arpha segera melajukan mobilnya menuju gedung tempat Pernikahan Mereka.

Sepanjang perjalanan jantung Hanzero tak berhenti berdegup, dia masih setia mencuri pandang pada wajah Arumi. Itu membuat Arumi jadi salah tingkah.

"Maaf Tuan. Penampilan saya tidak sesuai dengan keinginan Tuan Hanz ya?" Tanya Arumi, ia menebak jika Hanzero tidak menyukai penampilannya.

Hanzero langsung tersadar dan menarik cepat pandangannya. 

"Tidak kok. Kamu sangat cantik. Aku sampai tidak bisa mengenalimu." Jawab Hanzero menyembunyikan rasa gugupnya.

Tidak bisa dipungkiri jika saat ini Hanzero sangat gugup.

Ini benar benar gila.  Bukankah pernikahan ini hanya sandiwara? Tetapi Hanzero merasa seperti bukan sandiwara. Hatinya begitu gugup dan sesekali dia menyentuh dadanya yang terus berdebar tak karuan.

Lain hal yang dirasakan Arumi, dia begitu santai tanpa ada perasaan apapun. Baginya ini hanyalah pernikahan mainan saja. Jadi dia sama sekali tidak gugup atau berdebar hatinya. Namun perasaan seperti itu ternyata tidak dirasakan lagi oleh Arumi ketika mobil telah berhenti. 

Arumi sekarang merasakan jantungnya berdebar keras saat di hadapannya terpampang pemandangan yang jauh di luar yang ia pikirkan. 

Gedung yang begitu megah dengan pesta besar ada di hadapannya. Sekarang Arumi gugup. Takut melakukan kesalahan dan akan ketahuan jika dia hanyalah pengantin pengganti saja. 

Sungguh, Arumi tidak menyangka jika Pesta pernikahan Hanzero dilakukan dengan Pesta semegah ini. Pantas saja pria itu sangat khawatir dengan Nama baik dan reputasinya. Dia rupanya dari kalangan kelas atas.

Mereka segera di sambut oleh staf WO yang langsung membawa mereka ke tempat khusus untuk ikrar janji suci.

Semua mata memandang keduanya tanpa henti. Begitu banyak pujian keluar dari mulut para Tamu undangan.

Begitu anggun dan mempesonanya pasangan ini. Sang pria yang tampan dan gagah, serta sang Wanita yang begitu cantik dan anggun. Apalagi ketika Arumi tersenyum ramah dan manis, semua orang terbius olehnya. 

Mama dan Shela yang sudah berada di dalam pun terkejut. Di luar tebakan. Wanita yang akan dinikahi Hanzero ini sungguh jauh dari perkiraan. 

Mama tidak sadar tersenyum melihat calon menantunya.

"Apa dia calon menantu Mama?" Bertanya pada Hanzero saat sudah berada di hadapannya.

"Benar Mam. Kenalkan namanya Arumi." Bisik Hanzero, sengaja agar tidak ada orang lain yang mendengar.

Jantung Arumi berdesir menatap Mama. Dia tersenyum ramah dan menyambut tangan Mama untuk menciumnya.

"Ya Ampun. Kau anak siapa? Kenapa semanis ini?" Mama hampir berteriak jika saja Hanzero tidak menutup mulut Mama dengan telunjuknya.

"Jangan beringsik Ma! Mau kita akan malu nanti jika mereka tau kalau Arumi ini bukan Vanya?"

Mama untung langsung tersadar. "Tidak tidak. Maafkan Mama." 

Semua kini terhening saat tiba waktunya Kedua calon mempelai beranjak menuju Altar suci untuk mengucapkan janji pernikahan!

_______

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 6. Semua orang menyukai Arumi

    Pesta Pernikahan Hanzero telah usai. Para tamu undangan telah menarik tubuhnya satu persatu untuk pulang. Arumi nampak lelah dengan begitu banyaknya ucapan selamat untuk dirinya. Sementara Hanzero terlihat sumringah. Dia tidak membayangkan jika Hari yang ia khawatir ini bisa berjalan lancar dan semenyenangkan ini. Semua orang terus memuji pengantinnya. Bahkan beberapa teman dekatnya yang menyadari jika wanita yang dinikahi Hanzero itu bukanlah Vanya pun nampak terpukau dan melontarkan banyak banyak pujian padanya.Apalagi desas desus tentang kaburnya Vanya pun sudah menyebar walaupun baru masih sebagian orang yang mendengarnya."Tuan Hanz. Anda adalah Pria beruntung. Membuang sampah dan mendapatkan Berlian!" Hanzero tersenyum lebar dengan bangga dan semakin berdebar jantungnya. Kembali melirik Arumi yang saat ini tengah sibuk dengan Mamanya. Kenapa harus kawin kontrak? Coba saja kalau bukan, aku pasti akan sangat bahagia. Tak sadar Hanzero tersenyum senyum sendiri."Apa Tuan mulai

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 7. Tidak Ada Malam pertama.

    Hampir tengah malam, mobil mereka tiba di Apartemen. Arpha segera pergi ke kamarnya setelah memastikan mereka masuk ke dalam Apartemen. Membanting tubuhnya di kasur untuk melepaskan penat. Lelah badan dan pikiran akibat terlalu andil dalam masalah bosnya. Arpha bisa bernafas lega sekarang. Satu masalah sudah selesai Meskipun harus dengan main sandiwara.Tapi ada yang mengganggu pikirannya. Nyonya besar dan Nona Shela sudah tau atau curiga dengan pernikahan mereka?Bagaimana mereka bisa mengetahuinya? Ah, bisa kacau sebelum waktunya!Arpha hanya bisa berharap, Pernikahan mereka akan bisa berubah arah.Tidak lagi dengan status pernikahan kontrak. Dia berharap begitu. Ini akan meringankan pekerjaannya.Hanzero sudah mengantar Arumi ke depan kamar. Membukakan pintu untuk Arumi."Terimakasih Tuan.""Tidak masalah. Seharusnya aku yang berterima kasih. Kau sudah banyak membantuku malam ini.""Ah tidak juga. Aku punya hutang begitu banyak padamu. Sepertinya ini belum terasa lunas."Kau bena

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 8. Mencari Kesempatan dalam Kesempitan

    Mama terlihat tersenyum. 'Wah ternyata menantuku pintar memasak. Jika begini tidak khawatir Hanz akan kelaparan.hehehe' tanpa sadar memuji dalam hati."Kalau begitu kita makan malam bersama saja ya Ma, kak Shela. Biar aku memanggil Tuan Hanz dulu." Ucap Arumi."Tuan?" Dua wanita itu seketika menoleh.Arumi langsung tersadar dan menutup mulutnya. "Maksudnya, Mas Hanz." Hehe, Arumi keceplosan.Mama dan ka Shela mengangguk secara bersamaan. Arumi pun cepat cepat berlalu dari dapur pergi kekamar untuk memanggil Hanzero."Ma. Jangan lupakan tujuan kita kesini!" Ucap Shela memperingatkan. Walaupun begitu ia begitu kagum pada Arumi.Ceklek..Arumi membuka pintu kamar,terlihat Hanz masih tertidur pulas disana. Sebenarnya Hanz sudah terbangun saat mencium bau masakan tadi,hanya saja ia pura pura tidur saat mendengar seseorang membuka pintu kamarnya."Tuan. Apa anda belum bangun?" "Emm.." Hanzero pura pura menggeliat."Kenapa?" Menoleh pada Arumi."Ada Mama dan Kak Shela disini.""Hah.. Mama d

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 9. Drama

    ____Makan malam telah usai. Arumi terlihat sibuk membereskan bekas makan mereka. Mama ingin membantu, tapi Arumi mencegah. Lalu Shela akhirnya turun tangan untuk membantu. Sementara Hanz mengajak Mama ke ruang tengah.Mengobrol ringan disana sambil sesekali Mama masih menyindir Malam pertama mereka.Shela menyusul setelah selesai membantu Arumi. Kemudian Arumi juga dengan membawa cemilan.Nampak seperti Keluarga Bahagia sebagaimana mestinya. Hanz duduk menempel tubuh Arumi. Wanita itu terasa risih, menggeser sedikit duduknya. Tapi lagi lagi Hanzero menarik pinggangnya agar menempel lagi. "Jangan membuat Mama curiga." Hanzero berbisik.Mau tidak mau, Arumi hanya bisa menurut. Apalagi ketika Hanzero sesekali mengangkat dagunya, mencium pipinya kadang juga Singgah ke bibirnya. Arumi mengeram. Tapi lagi lagi Hanzero berbisik, "Biar Mama tidak curiga."Huh! Arumi hanya bisa pasrah. Sambil mengumpat dalam hati. 'Lihat setelah ini! Aku akan menuntut mu Tuan Hanz!'"Ah, Mama pergi ke Toilet

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 10. Kena juga.

    Setelah selesai berkemas Arumi menyeret kopernya ke luar kamar,sebelum itu ia masuk ke kamar Hanz untuk melihatnya apa sudah selesai berkemas.Melihat pintu kamar Hanz yang sedikit terbuka Arumi masuk tanpa mengetuk pintu." Tuan. Apa sudah selesai?" tanya Arumi menghampiri Hanz.Hanz yang sedang mengambil pakaiannya dari lemari menghentikan sejenak aktivitasnya. Menengok ke arah Arumi yang berdiri tak jauh darinya." Sudah, tinggal ini doang" mengacungkan baju yang baru saja diambilnya dari lemari. Setelah selesai memasukan bajunya ke dalam koper Hanz berjalan mendekati Arumi sambil membawa kopernya."Nanti di rumah Mama,jangan bikin mereka curiga. Ok!" bisik Hanz pada Arumi." Tapi tuan…"" Ikuti saja permainannya atau kamu mau balikin uang saya sekarang!" Lagi lagi Hanz mengeluarkan jurusnya agar Arumi menurut.Arumi yang kesal mengerucutkan bibirnya,Ia berjalan keluar kamar Hanz dengan perasaan kesal.' Ih ngeselin banget sih! Pasti nanti disana dia curi curi kesempatan lagi deh. H

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 11. Dasar Ngebo

    Hanzero membawa Arumi memasuki kamarnya. Rupanya benar kata Mama jika kamar ini sudah dirias layaknya kamar pengantin.Kamar dengan nuansa putih itu dihiasi dengan banyak bunga bertaburan,di penuhi dengan lilin lilin yang menyala menjadikan kamar ini sangat romantis bagi pasangan yang menikah sungguhan.Saat melangkahkan kakinya masuk, Arumi dibuat terkagum kagum. ' Ya ampun. Kamar ini benar benar dihias layaknya kamar pengantin. Ah…' Arumi tersenyum, untung Hanz tidak melihat sampai Arumi tersandar.'Stop Arumi! Kamu jangan terbawa suasana. Kamu menikah hanya karena hutang ingat itu!' Arumi memperingati dirinya sendiri.' Andai pernikahan ini beneran. Suasananya mendukung buat belah duren. Hehehe..' batin Hanz dengan tersenyum simpul tanpa ia sadari.Hanz berjalan mencari saklar untuk menyalakan lampu." Kamu mau istirahat apa bersih bersih dulu?" Tanya Hanz pada Arumi yang masih berdiri mematung."Rum!" panggil Hanz sekali lagi."Ah..ia ada apa tuan?" Tersadar dari lamunannya."Ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 12. Hari Pertama di Rumah Mama

    Arumi gelagapan pastinya. Cepat bergerak untuk bangun. Tapi tangan Hanzero malah melingkar ke pinggangnya dan menahan tubuhnya. Posisi Arumi berada tepat di atas tubuh Hanz dengan wajah yang hanya sejarak satu jari."Tu-Tuan.." Arumi mencoba memanggil dengan menahan tubuhnya dengan kedua tangannya."Emm.. Diamlah Sebentar saja." Matanya terpejam.Apa dia sedang bermimpi? Duga Arumi."Tuan… Lepas!" Arumi berusaha berontak."Emm.. Aku dingin." Hanz kembali mengigau. Malah menarik kepala Arumi agar di dadanya.Arumi bisa merasakan jantung pria itu berdebar sangat keras, sama hal dengan jantungnya saat ini. Arumi sekarang memukul mukul lengan Hanzero."Tuan.. Sadarlah!"Beruntung Hanz langsung terbangun dan membuka mata."Astaga!" Hanzero langsung melepaskan tubuh Arumi yang langsung bangun dan menjauh. Berdiri di sisi Ranjang dengan wajah begitu memerah.Hanzero bangun dan duduk. Mengusap wajahnya berkali kali lalu melirik Arumi yang menunduk."Ma-maafkan aku. Aku.. aku bermimpi. Sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 13. Hadiah

    Setelah kepergian Hanz.Arumi masuk kembali kedalam rumah.Arumi berjalan memasuki ruang tamu yang dimana Shela sedang memperhatikannya.Arumi tersenyum.Menyapa Shela"Selamat pagi Kak." ucapnya ramah."Hem!" Shela menjawab dengan nada di buat sesinis mungkin.Shela pura pura sibuk dengan Handphone nya." Em. Kak aku tinggal ke kamar Mama dulu ya. Tadi aku udah janji mau pijit kakai Mama lagi"' Em.cari perhatian sekali dia.Awas aja kalau sampe aku tau ke kamu bukan wanita baik baik. Aku tidak akan membiarkan kamu masuk lebih dalam kedalam kelurga ini' batin Shela yang masih ingin mencari tau tentang Arumi. Bukan tak menyukai Arumi hanya saja Shela berjaga jaga agar kejadian dengan Vanya tak terjadi lagi."Silahkan!" jawab Shela datar. Arumi berjalan menaiki anak tangga karena memang semua kamar berada di lantai atas. Kecuali kamar tamu dan kamar pelayang berada di lantai dasar.Sampai di depan kamar Mama.Arumi berhenti sejenak menenangkan detak jantungnya.Arumi gugup takut nanti Mama ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 113. Happy Ending.

    Hampir seperapat jam, akhirnya mobil Hanzero tiba di klinik.Hanz memarkirkan mobilnya.Hanz keluar, lalu memanggil suster untuk membantu Arumi.Dua orang suster mengikuti Hanz sampai mobil dengan membawa brankar.Tiba di mobil Hanz langsung menyuruh Mama keluar terlebih dulu, lalu setelahnya Hanzero membantu Arumi untuk keluar."Pelan pelan Hanz." ucap Mama.Perlahan Hanzero mengendong Arumi, lalu memindahkannya membaringkan tubuh Arumi di atas brankar.Kedua suster mendorong brankar masuk ke dalam klinik.Hanz selalu setia menemani, tanggannya menggenggam erat tangan Arumi, berjalan bersebelahan dengan brangkar. Sedangkan Mama mengikuti dari belakang.Tidak berapa lama tiba di ruang bersalin."Maaf. Yang bisa masuk hanya satu orang." ucap suster memberitahu."Kamu saja yang masuk, temani Arumi." ucap Mama pada Hanzero. Hanzero mengangguk lalu ikut masuk bersama suster.Mama tahu setiap istri yang melahirkan pasti ingin di temani suaminya, sama halnya dengan Mama dulu saat melahirkan

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 112. Arumi Kontraksi.

    Arumi kontraksi!Arumi menunggu Hanz di dalam mobil. Arumi sudah tidak sabar untuk menyantap belalang goreng.Liurnya sudah ingin menetes membayangkan betapa renyahnya belalang berpadu gurih l,pedas manisnya bumbu.Uh! Pasti sangat nikmat.Ngidam yang ektrim bukan?Arumi pun baru kali ini sebenarnya, sebesar ini Arumi belum pernah merasakan namanya belalang goreng atau mungkin ini bawaan bayi? Entahlah!Hanz kembali kedalam mobil setelah mendapatkan apa yang di inginkan istrinya. Sebagai suami yang baik Hanz selalu melakukan apa saja yang membuat Arumi bahagia, asal itu tidak melanggar norma norma yang ada."Ini Sayang." Hanz mengulurkan tangan yang memegang satu cup berisi belalang goreng pedas manis.Hanz sendiri sebenarnya agak ngeli jika melihat melihat hewan sejenis belalang. Apa lagi untuk memakannya.Tidak dulu deh!Kres!Kres!Terdengar bunyi belalang saat Arumi mengunyahnya. Hanzero hanya menatapnya dengan tatapan aneh. Tidak berapa lama Hanz kembali tersadar, Ia pun menyala

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 111. Menjenguk Vanya.

    Hoam. Arumi menutup mulutnya.Saat ini Arumi baru saja bagun tidur siang, Arumi tersenyum pertama kali ketika membuka mata pemandangan indah ada di hadapannya.Bagaimana tidak!Wajah Hanzero berada tepat di hadapan wajahnya. Malam tadi mereka tidur saling memeluk satu sama lainya.Arumi membelai wajah tampan Hanzero, hidung mancung, alis tebal ukiran wajah yang indah membuat ketampanan nya semakin bertambah.Semakin hari Arumi semakin memupuk cintanya hingga tumbuh subur di dalam hati.Ketika Arumi sedang fokus membelai wajah Hanzero, tiba tiba Hanzero membuka mata."Sudah puas belum, lihat suamimu yang tampan ini." goda Hanzero.Membuat Arumi reflek melepaskan tangannya.Pipinya pun memerah merona karena malu.Hanz suka melihat Arumi saat tersipu malu seperti saat ini." M_mas udah bangun." Arumi mengalihkan pembicaraan."Mas udah bangun sebelum kamu bangun tadi." jawab Hanzero, yang membuat Arumi membuka mulutnya lebar.' Ya ampun, berarti Mas Hanz tahu dong! Aku menciumnya tadi.' b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 110. Berbelanja Keperluan Bayi.

    Lubis memperhatikan gambar yang di tunjuk Alika, raut wajahnya seketika berubah.Lubis memperhatikan foto USG yang ada di tangannya.Mata berbinar memancarkan kebahagian."Alika! Apa keponakan ku laki laki?" tanya Lubis dengan nada sangat bersemangat.Alika mengangguk."Ia Mas, menurut hasil USG ini bayi Vanya berjenis kelamin laki laki." "Haah!" Lubis memeluk Alika dengan penuh rasa bahagia."Alika, Aku sungguh bahagia mendengar kabar ini." ucap Lubis yang masih memeluk Alika erat.Sedari dulu Lubis memang sangat menginginkan bayi laki laki, namun Tuhan belum menghendakinya.Dan sekarang!Lubis akan memiliki keponakan laki laki. ______Hubungan Lubis dan Hanzero berangsur membaik setelah kejadian tempo lalu. Bukan hanya dari hubungan bisnis saja tapi di kehidupan pribadinya juga.Arumi sering mengajak berkunjung ke kediaman Lubis untuk sekedar menjenguk Vanya.Walau Vanya sendiri tidak pernah berinteraksi langsung dengan Arumi. Karena memang Vanya banyak melupakan orang orang di

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 109. Saling Memaafkan.

    Dokter Lidia tersenyum, lalu pandangannya mengarah ke layar. "Sepertinya Dede bayi masih malu malu, tuh liat di sembunyikan." ucap Dokter Lidia terkikik pelan.Posisi bayi saat ini sedikit memiringkan tubuhnya hingga bagian alat kelaminnya tertutupi.Hanzero dan Arumi menarik sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman.Ini yang pertama bagi Arumi dan Hanzero jadi mereka begitu bahagia saat mendengar detak jantung bayinya untuk yang pertama kali.Di dukung dengan fasilitas kesehatan yang sudah canggih, bisa melakukan USG 3 Dimensi."Sepertinya memang seperti itu Dok." ucap Hanzero.Setelah pemeriksaan selesai, Arumi kembali duduk.Dokter Lidia menjelaskan apa apa saja yang boleh Arumi lakukan.Setelah selesai Arumi dan Hanz keluar ruangan Dokter.Hanz mengandeng Arumi, berjalan hendak keluar."Hanzero tunggu!" panggil seseorang dari belakang.Hanz menghentikan langkahnya, begitu juga Arumi. Kedua nya berbalik.Lubis! batin Hanzero.Arumi menyikut pelan lengan Hanzero."Mau apa dia Mas? bis

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 108. Periksa Kandungan.

    Pemberitaan pagi ini di penuhi pemberitaan tentang klarifikasi Hanzero kemarin malam. Berbagai judul yang muncul membuat Hanz geleng geleng kepala.‘Klarifikasi mantan tunangan vanya terkait skandal viralnya’‘Mantan tunangan Vanya tidak mau ikut campur’Masih banyak lagi judul pemberitaan yang menurut Hanz sangat tidak penting.Semenjak vidionya viral, Vanya bukan hnaya kehilangan pekerjaannya sebagai model. Banyak PH yang memutus hubungan kerja sepihak.Hal itu membuat Vanya frustasi, bahkan Vanya harus menanggung malu atas perbuatannya sendiri. Dan semenjak itu Vanya tidak menunjukan batang hidungnya, karena setiap hari banyak wartawan di depan rumah Lubis, bahkan Lubis sampai menambah penjaga untuk mengaja keamanan rumahnya.Bukan hanya Vanya yang menanggung akibatnya, tapi Lubis ikut menangung imbas dari kelakuan adik perempuannya.Setelah berita Vanya naik ke permukaan banyak insvertornya yang memutus buhungan kerja sama mereka. Walau Lubis sudah berusaha menjelaskan namun mere

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 107. Klarifikasi Hanzero

    Hanzero mulai kesal, para wartawan tidak ada satupun yang pergi, mereka masih menunggu Hanzero."Arp. Kita pulang sekarang, jika menunggu mereka mau sampai kapan?" Hanzero mulai putus asa.Hanzero sudah menunggu dari jam tujuh malam dan sekarang sudah pukul sembilan, selama itu Hanzero menunggu."Baik Tuan, tapi satu satunya jalan. Tuan harus menghadapi mereka." "Tidak ada pilihan!" hanya itu yang keluar dari mulut Hanzero.Hanzero melangkahkan kaki keluar dari ruangannya diikuti Arpha.Keduanya berjalan, melewati lorong. Tibanya di di ujung lorong tepatnya dimana pintu lift berada.Arpha dengan cekatan menekan tombol 1 dimana lantai dasar berada.Tring!Pintu lift terbuka, Hanzero bersama Arpha masuk.Pintu lift tertutup, membawa Hanz dan Arpha menuju lantai dasar gedung.Beberapa menit kemudian Hanz bersama Arpha, tiba di lantai bawah.Setelah pintu terbuka, Hanz bersama Arpha keluar.Para wartawan yang melihat pun langsung heboh."Lihat! Itu Tuan Hanzero keluar!" Teriak salah sat

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 106. Tidak ada urusan dengan ku!

    Pagi ini dihebohkan dengan berita Viral seorang model hamil di luar nikah.Bahkan vidionya sudah tersebar di berbagai aplikasi di medsos.Berita di TV pagi ini hanya semua membahas Vidio Viral yang beredar, dalam waktu semalam Vidio itu sudah tersebar luas dan menjadi trending no 1.Vidio berdurasi beberapa menit itu menampilkan seorang wanita sedang memohon dan meraung pada seorang pria, tapi pria tersebut tidak mempedulikannya bahkan meninggalkan wanita itu.Suara si wanita pun terdengar sangat jelas, bahkan wajahnya terekspos dengan sempurna.Ya! Wanita itu adalah Vanya.Tanpa di sadari semalam ada seorang wartawan yang kebetulan sedang berada di situ.Keberuntungan bagi seorang wartawan mendapat berita sepanas ini.Namun kehancuran bagi Vanya, bukan hanya nama baiknya yang tercoreng tapi karirnya pun akan ikut hancur."Mas!" teriak Alika, begitu sampai di kamar."Kenapa? Pagi pagi sudah ribut!" bentak Lubis yang baru saja keluar kamar mandi.Alika mengambil napas sebelum kembali b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 105. Kehancuran Vanya part 2

    Vanya masih saja mengelak tidak mau mengakui kebenarannya.Lubis mulai jengah.Lalu Alika yang sedari diam, mulai berbicara."Lebih baik sekarang kita cek ke Dokter, untuk memastikan kebenarannya jika Vanya beneran hamil atau tidak. Jika terbukti Vanya hamil maka, kamu Mas." Tunjuknya pada Lubis."Harus segera menikahkan Vanya dengan laki laki yang sudah menghamilinya sebelum publik tahu dan akan mencoreng nama baik mu dan keluarga." Vanya menggeleng.Jika ke rumah sakit pasti akan ketahuan. Batin Vanya.Aku harus mencari alasan untuk ini. Lagi pula aku belum memberitahu David soal kehamilanku."Aku gak mau ke Dokter!" Tolak Vanya."Lagipula aku tidak hamil, aku hanya sedang tidak enak badan." Elak Vanya."Aku hanya butuh istirahat. Itu saja!" Vanya berdiri dan langsung pergi meninggalkan Lubis dan Alika."Vanya! Aku belum selesai berbicara!" Teriak Lubis, namun Vanya tidak menghiraukan dan melanjutkan langkahnya.Sampai di kamar Vanya mendudukan diri di pinggir tempat tidur.Sungguh

DMCA.com Protection Status