Keyla tertawa canggung untuk menutupi kekhawatirannya. Ia takut bu Fatma tahu kalau ia dan Arial benar sudah menikah. Niatnya tadi untuk memberi tahu langsung sirna karena pasti bu Fatma akan memberikan respon yang tidak ia harapkan.
“Gak mungkin lah, bu, kak Arial mau nikahin aku.” Bu Fatma tertawa, “Ya namanya juga mimpi.” Mereka kembali berjalan menuju dapur. Disana ada Jasmine yang sedang memasak dalam porsi besar untuk makan siang semua penghuni panti. “Jasmine,” panggil Keyla. “Eh, Key, lo kapan dateng?” Jasmine sempat melirik sebentar sambil mengaduk Mi Godog Jawa di wajan besar. “Barusan. Aku bantuin ya?” “Boleh-boleh. Lo ambilin mangkuk sama piring ya.” “Oke.” Bu Fatma membiarkan Keyla membantu Jasmine, sedang beliau bersiap memanggil anak-anak panti lain untuk berkumpul di meja makan untuk makan siang bersama. Jasmine yang baru saja mematikan kompor melirik penampilan KeylaKeyla berjalan setengah berlari setelah berpamitan pada bu Fatma dan adik-adik pantinya. Ia meminta Arial yang memaksa menjemputnya untuk menunggu di ujung jalan saja. Arial tentunya bertanya, kenapa ia tidak boleh datang ke panti asuhan, dan ia memberikan banyak alasan tidak masuk akal.Tok-Tok-TokKeyla mengetok kaca mobil Arial.Arial membuka pintu mobil untuk Keyla dari dalam.“Kak, cepet pergi,” pinta Keyla panik.“Kamu kenapa sih?”“Udah pergi dulu aja.”Arial terpaksa mengikuti perintah Keyla. Ia menstater dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang.Jasmine yang membuntuti Keyla dan bersembunyi di balik pohon besar melotot kaget kala sadar mobil yang Keyla masuki adalah mobil milik dokter konsulen Obgyn, yakni Arial.“Si Key kenapa bisa masuk ke mobil dokter Arial ya?”Keyla terus melihat ke belakang mobil untuk mengecek seberapa jauh mobil Arial membawanya pergi. Ia membuang nafas lega ketika merasakan posisinya sudah aman.“Kamu habis maling ya?”Keyla melotot d
Keyla dan Arial mencium pipi papa dari sebelah kanan dan kirinya ketika mereka selesai sarapan pagi bersama. Papa tertawa amat senang karena kehidupannya terasa sangat bahagia memiliki menantu rasa anak seperti Keyla.“Pa, kita berangkat ke rumah sakit sekarang ya.” Keyla berpamitan. Tangannya sibuk membawa tas ransel berisi keperluan pribadinya.Papa mengangguk, “Hati-hati ya anak menantuku.”Keyla mengangguk tersenyum.Arial yang tak mendapatkan kata hati-hati cemberut. Ia pura-pura merajuk seperti anak kecil, “Keyla aja terus yang diperhatiin.”“Hahaha, kamu cemburu?”Arial tak menjawab. Ia mengayunkan tangannya untuk menuntun Keyla, “Ayo kita berangkat aja, sayang. Kita tinggalin papa disini. Biarin aja papa kesepian gak ada kita seharian.”Papa tertawa, ditemani mbok Darmi yang merasa Arial sangat kekanak-kanakan dan lucu. Keceriaan Arial kini kembali setelah keberadaan Keyla dirumah ini.Keyla meng
“Kerja bagus semuanya.” Rocky tersenyum amat riang ketika operasi bedah caesar kali ini berjalan lancar tanpa kendala. Ia keluar lebih dulu dari ruang operasi sambil membuka nurse cup dan masker. “Kerja bagus, dokter.” perawat dan dokter residen pun balik menyelamati.Keyla yang mengikuti proses operasi berjalan lunglai untuk membersihkan diri dengan melepas seluruh perlengkapan operasi dan mencuci tangannya.“Terima kasih ya, dokter Keyla sudah ikut operasi hari ini.” dokter residen yang mencuci tangan disebelah Keyla berucap ramah.Keyla mengangguk, “Saya yang terima kasih sudah dikasih kesempatan ini, dok.”“Sama-sama. Meskipun dokter utamanya jadi dokter Rocky tapi semuanya berjalan lancar.”Keyla tersenyum kecut. Hatinya kesal mendengar ucapan itu. Kemana ya perginya Arial hingga mangkir dari jadwal operasi caesar ini? Sepenting itu kah menemani Sarah sehingga ia tega mengoper pasien pada dokter lain. Untungnya
Keyla menutup pintu kamarnya di paviliun saat Arial masih mandi. Ia juga melirik ke arah meja makan, memastikan papa tidak ada disana. Ia harus bisa keluar dari rumah ini sekarang juga sebelum bertemu mereka. Ia masih begitu kesal pada Arial, dan belum siap bertemu papa karena pasti papa akan bertanya mengenai sikapnya yang acuh semalam.“Non Keyla, mari sarapan dulu. Bapak sebentar lagi juga turun.” Mbok Darmi tahu-tahu mendekatinya dari arah dapur.“Ehm.. aku lagi buru-buru, mbok. Tolong bilang sama papa kalo aku sarapan dirumah sakit ya.”“Tapi, non—”Keyla memegang kedua tangan mbok Darmi, “Tolong banget ya, mbok. Bilangin aku pasti sarapan kok. Aku pergi sekarang.”“Ya sudah, non hati-hati. Oyah, non di antar pak Udin ya ke rumah sakit?”“Gak usah, mbok, aku udah pesen taksi kok. Pergi dulu ya, mbok.” Keyla berjalan cepat setelah berpamitan.Keyla mengangguk sopan pada semua pekerja papa yang sedang bekerja d
Keyla mencoba mengatur nafasnya ketika seluruh badannya gemetar takut melihat penampakan tidak biasa rahim pasien yang sudah robek.“Ada apa? Key? Kamu gak papa ‘kan?”“Dok, rahim pasien robek.” lapor perawat dengan suara bergetar.“Oke, kalian tenang ya. Tolong alihkan panggilan menjadi video call, saya mau lihat.”“Baik, dok.” Perawat mengalihkan panggilan telpon menjadi video call. Dengan cepat kamera di arahkan pada perut pasien dan tangan Keyla yang gemetar hebat.“Ini pasien rujukan?”“Betul, dok. Pasien datang rujukkan darurat dari rumah sakit Mayapada. Dari rekam medis diketahui pasien pernah menjalani operasi rahim.”Wajah Arial tampak frustasi mendengar penjelasan perawat, “Pasien mengalami Ruptur Uterus. Itu kasus langka. Tapi saya percaya kalian bisa membantu pasien mengeluarkan bayinya. Sus, tolong bantu Keyla mengeluarkan bayi dan segera panggil dokter anak untuk memberikan tindakan segera pada bayi.
Setelah selesai bertugas di poli bersama Arial, Keyla berjalan sendiri menuju ruang NICU. Arial yang masih kesal padanya membiarkannya pergi sendiri. Paling Keyla mencari Qairo. Terserah saja lah.Keyla menyimpan papan alas ujian dan kertas catatan rekam medis dimeja depan NICU. Ia sudah izin untuk masuk kesini kepada kepala bagian untuk melihat keadaan bayi dari pasien yang melahirkan tadi pagi.“Siang, dok. Saya mau lihat bayi yang baru masuk NICU pagi tadi. Yang ibunya meninggal karena Ruptur Uterus.”Dokter residen yang sedang berjaga itu bangkit, “Mari saya antar.”“Terima kasih, dok.”Dokter residen itu membawa Keyla masuk dan menunjuk bayi yang sedang tertidur lengkap dengan selang disana-sini dalam sebuah inkubator khusus, “Tadi begitu masuk sini bayi sudah menjalani tes hitung darah dan pengambilan sampel feses. Kalau ada hal yang mengawatirkan bayi akan menjalani endoskopi. Tapi dokter Qai bilang, sejauh ini kondisi bayi cu
Arial dan Keyla berusaha kooperatif mengikuti panggilan polisi sore ini. Mereka tidak melawan sama sekali karena akan percuma jika saja itu terjadi. Mereka berangkat ke Mabes Polri menggunakan mobil kepolisian. Rocky yang kebetulan sedang melayani proses bayi tabung tentu tidak tahu adanya penangkapan itu. Tapi sebentar lagi ia pasti langsung mengetahuinya dengan cepat.“Silakan.” Personel kepolisian mempersilakan Arial dan Keyla untuk masuk ke dalam ruang penyidik.Arial berjalan amat datar seolah tidak terjadi apa-apa, sedangkan Keyla terus memperhatikan suami kontraknya karena takut sekali dengan penangkapan ini. Ia takut dipenjara, ia takut karir Arial yang cemerlang rusak karena ulah dirinya.“Untuk dokter Arial dan dokter Keyla akan dilakukan penyelidikan diruang terpisah.” Personil polisi yang memakai baju khusus menjelaskan.Keyla menggeleng, “Gak, pak. Saya... mau tetep sama kakak.”“Kakak?”“Maksudnya saya mau te
Sarah membuka pintu ruang pribadi Keyla dan langsung melotot kaget saat melihat Keyla tengah berganti baju, “Eh, maaf-maaf.”“Gak papa, dok, saya udah selesai kok.”Sarah yang akan keluar kembali masuk dan tersenyum canggung, “Arial...”“Kak Arial lagi ke kantin beli kopi.”“Oh oke.” Sarah berjalan masuk ke dalam ruangan Arial. Ia duduk di sofa dan menyimpan sekotak coklat Swiss yang membuat Keyla sangat ngiler, “Kamu udah tenang?”Keyla mengangguk.“Hal kayak gitu sering terjadi kok, kamu gak perlu khawatir.”“Iya, dok. Terima kasih.”Sepi. Sarah tampak agak kesal karena tak kunjung bertemu Arial. Ia terlihat buru-buru.“Dokter Sarah lagi jaga malam?”“Sebenernya enggak sih, tapi ada panggilan darurat buat operasi.”“Oh gitu. Padahal dokter baru kecelakaan kemarin lusa. Pasti dokter masih kesulitan buat operasi.”“Enggak, kok, cuma operasi sederhana. Satu jam juga