Share

Bab 104 - Menyerah Saja?

Penulis: Rahmani Rima
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-20 08:02:01

“Kak, buka dong pintunyaaaa.” rajuk Keyla didepan pintu ruang pribadi Arial pagi sebelum praktek rawat jalan dimulai.

“Kak, aku mau kasih sesuatu niiih. Buka dong kuncinya.” Keyla mengetuk-ngetuk pintu itu dengan lemas.

“Keyla?” tante Puri baru berdiri dibelakang tubuh Keyla.

Keyla terperanjat kaget mendapati tante Puri ada disana, “Tante?”

“Kamu ngapain disini? Kenapa gak masuk?

“Eum... kak Arial lagi ngambek, tan.”

“Ah, Arial kayak anak kecil aja. Oyah, sore kemarin kamu kemana? Kok tante gak liat kamu?”

Keyla diam. Ia hampir saja lupa bahwa ia dan Qairo sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka dari semua orang, terlebih dari tante Puri.

“Aku abis ketemu temen, tan.”

“Oh gitu. Qairo juga ketemu temennya kemarin.”

“Oh iya? Aku pikir kak Qairo ada operasi.”

“Ada, malemnya.”

Keyla manggut-manggut. Jelas ia tahu karena Qairo sekarang selalu melapork
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 105 - Berpikir Ulang

    Setelah bertemu bu Fatma, Keyla langsung jaga diruang rawat inap. Ia lebih banyak diam dari biasanya, membuat teman jaganya sedikit kebingungan. Ia pikir Keyla diam karena memikirkan ucapan beberapa staf yang masih diam-diam membicarakannya. “Udah, Key, jangan terlalu di pikirin. Yang penting kamu gak bikin mereka rugi.” Keyla menoleh, “Aku gak mikirin omongan mereka kok. Aku cuma lagi ada masalah.” “Masalah apa?” “Ya ada lah. Aku ke toilet dulu ya.” Sepanjang melangkah menuju toilet, Keyla terus menunduk. Ia sampai tidak sadar didepannya ada Qairo yang tersenyum menungguinya. Qairo keheranan karena kekasihnya seperti tidak memiliki tenaga dalam menjalani hari. Keyla tidak sengaja menubruk tubuh Qairo, membuatnya terperanjat kaget, “Maaf saya gak liat-liat. Maaf.” Ia menunduk merasa bersalah. “Key?” Keyla mengangkat kepalanya, “Kak?” “Kamu kenapa?” Keyla tidak mungkin mengat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 106 - Kesepakatan Papa dengan Tante Puri

    Qairo dan Keyla saling tatap. Tuh, ‘kan tebakan Keyla tidak salah. Ia sedikit kesal pada kekasihnya karena yang akan kerepotan adalah dirinya. Menghadapi Arial itu harus ekstra pintar dan sabar, karena tahu sendiri lah wataknya seperti apa. Belum lagi ia pasti mengadu pada papa sehingga sudah pasti Keyla akan diserang dua kali lipat. “Eum... itu kak Qai bercanda aja kok. Dia juga bisa manggil sayang ke yang lain, ke kak Sarah misalnya. Aku juga bisa manggil sayang ke kakak, ke kak Rocky.” “Oyah?” Keyla mengangguk. Orang yang dipanggil namanya itu baru datang. Ia keheranan melihat gerombolan disini, “Ada apa nih? Kok pada ngumpul disini?” Tak ada yang bicara. Arial masih melirik Qairo dan Keyla dengan sinis, sedang Keyla sedang memutar otaknya untuk bisa melawan Arial barang untuk saat ini saja. “Eum, kak Rocky, kita boleh ‘kan saling panggil sayang?” “Sayang? Sayang gimana?” “Kayak... kak Rocky sayang, udah makan siang belum?” Mata Rocky berbinar, ia merasa memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 107 - Mengekang Keyla

    Setelah kejadian Qairo memanggil Keyla secara terang-terangan, Arial tidak diam. Ia membicarakan itu dengan papa. Papa tentu saja sangat kaget dan takut. Bagaimana kalau mereka pacaran diam-diam dibelakang mereka? Dengan begitu, atas usul Arial, papa meminta satu pengawal untuk berjaga di dekat Keyla untuk memantaunya. Kini, saat Keyla kembali jaga malam. Ia duduk dengan canggung karena ada orang yang berdiri memperhatikannya. Teman jaganya apalagi. Ia yang sedari awal tidak masalah dengan kasus Keyla, tetap merasa terancam karena kini tahu Keyla bukanlah anak dari orang sembarangan. “Dok, maaf, istri saya dari sore ini tidak merasakan tendangan bayi. Barusan dia nangis karena takut terjadi apa-apa.” lapor suami pasien pada Keyla yang sedang duduk saja. “Oh iya, sebentar, pak, biar saya cek dulu.” Keyla berdiri dan masuk ke dalam ruang rawat inap. Ia melakukan pengecakan seperti yang sering ia lihat dilakukan oleh dokter residen dan konsulen. Keyla mengambil alat Fetal Dopple

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 108 - Diperkenalkan Sebagai Calon Istri

    Minggu pagi, Keyla masih bergumul dengan selimut tebal di kamar. Ia baru sampai ke rumah pukul sepuluh malam setelah menyelesaikan tugas laporannya selama berjaga. Arial yang sengaja menunggunya karena enggan Keyla pulang bersama Qairo, sudah bangun dari satu jam lalu. Ia sudah mandi dan rapi dengan baju kaos polo hitamnya dan celana pendek berwarna mocca. “Key, mau sampe kapan kamu tidur terus? Bangun!” Tidak ada jawaban. Arial membuka selimut dan menarik kaki Keyla, “Bangun!” “Ah, kak, aku masih ngantuk. Badan aku tuh rasanya remuk banget. Tolong biarin aku istirahat sejenak.” “Aku udah biarin kamu satu jam ya dari tadi.” Keyla berpegangan pada ujung kasur agar kakinya yang ditarik Arial tidak membuat tubuhnya terusir dari kasur, “Kakak!” “Bangun, mandi. Bukannya kamu mau nemenin aku pergi?” “Gak mau! Semalem ‘kan aku udah bilang gak mau!” “Aku gak nanya, aku perintahkan kamu untuk ikut.” Keyla berusaha sekuat tenaga mempertahankan tubuhnya di kasur. Ia engga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 109 - Curiga

    Keyla menurunkan lengan Arial dari pinggangnya. Ia terlihat tidak nyaman setelah Qairo berdiri disini. “Lo tanya aja sama Keyla.” jawab Arial ketus. “Eh ada apa nih, lo kenal Keyla, Qai?” tanya Andi keheranan. Qairo mengangguk. “Oh iya ya, biasanya ada kerja sama antara divisi obgyn dan anak.” Qairo menunduk lalu menatap Keyla sekilas, “Gue langsung ya, Ndi. Sekali lagi selamat atas pertunangan lo. Gue harus balik ke rumah sakit.” “Kok buru-buru sih, Qai. Gue belum liat lo makan loh.” “Gak papa, gue langsung ya. Duluan, Al, Key.” Qairo bergerak menjauhi kerumunan. “Qai, nanti gue maen ya ke Health Center. Lo harus banget kenalin gue sama calon istri lo.” teriak Andi. Qairo membalikkan badannya, “Gimana nanti.” Ia mengangkat tangannya berpamitan. Andi tertawa, “Lo sama si Qairo sebelas-dua belas. Dari dulu paling kalem. Tapi lo ada aja gebrakannya.” “Tadi Qairo bil

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 110 - Teguran Papa

    Arial memasuki kamar dan menatap Keyla sok galak, “Udah aku bilang ‘kan kamu jangan sembarangan masuk ke kamar aku. Kamu tidur siang disini lagi? Kamu ‘kan punya kamar sendiri, kenapa masih tidur disini?” Keyla diam sejenak. Ia paham Arial sedang menyelamatkan posisi mereka, “Ya biarin lah, masa tidur di kamar kakak sendiri gak boleh? Gak usah pelit jadi orang! Perkara tidur siang aja gak boleh!” “Bukan gitu, tapi aset kamu tuh bikin orang salah paham. Ambil dan keluar dari kamar aku!” Keyla melirik mbok Darmi yang membuang nafas lega setelah dua majikannya bisa berakting seolah memang Keyla yang menyusup ke dalam kamar Arial, “Iya-iya, bawel!” ia menghampiri Sarah, “Kak, maaf ya aku ambil asetnya, hehe.” Ia langsung keluar kamar dan memeletkan lidah ke arah Arial. Sarah masih membeku. Ia tidak bisa percaya begitu saja akting Arial dan Keyla barusan. “Itu bajunya udah ada ‘kan? Kamu ganti gih.” Sarah mengangguk, ia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 111 - Perasaan yang Berbeda

    Arial keburu datang sehingga papa tidak sempat menjawab tanya Sarah. “Pa, kita berangkat dulu ya.” “Iya, hati-hati. Jalanan licin, kamu jangan ngebut.” “Iya, pa. Yuk, Sar.” “Kamu pulang jam berapa dari rumah sakit?” tanya papa saat Arial membuka ‘kan pintu mobil untuk Sarah. Untungnya hujan sudah berhenti. “Kalo pasien udah stabil aku langsung pulang.” “Oh ya, papa cuma mau minta sepulang dari rumah sakit kamu antar Keyla ke rumah tantemu ya di Bogor. Katanya tantemu pingin ketemu tapi gak bisa kesini karena sibuk sama usaha ketringnya.” Arial melirik Sarah sebentar lalu mengangguk, “Iya, pa.” “Ya sudah papa masuk dulu.” Arial menutup pintu mobil Sarah dan berjalan cepat menuju pintu sebrang. Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, tidak ada percakapan apapun. Arial fokus menyetir, dan Sarah fokus pada pikirannya mengenai ucapan papa. “Kamu gak dateng ke acara An

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    112. Menemani Bu Fatma

    Keyla berlari dari poli obgyn menuju UGD setelah mendapat kabar dari papa kalau bu Fatma yang sudah pulang tadi pagi kembali ke sini karena pingsan dengan posisi tangan yang tertindih badannya sendiri. Gina yang izin tidak sekolah karena akan bersiap pulang bersama orang tua adopsinya, langsung menelpon papa sehingga pak Udin dengan sigap kesini membawa bu Fatma. “Ibuuu.” tangis Keyla pecah saat melihat bu Fatma masih pingsan dan sedang di opname. Beberapa dokter keluar masuk tirai yang ditutup. “Sayang, yang sabar ya.” papa memeluk Keyla. “Pa, ibu, pa.” Papa juga menitikan air matanya, “Bu Fatma pasti baik-baik aja.” Keyla membalikkan badannya dan memeluk papa erat, “Aku gak mau terjadi apa-apa sama ibu.” “Semuanya pasti baik-baik aja, sayang.” Arial baru sampai UGD. Ia mendekati papa yang sedang memeluk Keyla, “Pa, keadaan bu Fatma gimana?” “Tadi tensinya sampe dua ratus per sembilan puluh.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 169 - The Ending

    Keyla berjalan cepat dari dalam rumah melewati papa dan tante Puri.“Key, kamu mau kemana?” kejar papa.Keyla berlari keluar gerbang tanpa menggubris panggilan papa. Ia menghampiri Qairo, “Kak, tolong lupain masalah apapun yang lagi kakak hadepin. Anterin aku ke rumah kak Sarah sekarang!”“Sarah? Kamu mau apa kesana?”“Udah, ayo cepet.”Keyla masuk ke dalam mobil Qairo. Papa dan tante Puri menyusul. “Key, ada apa?”Keyla menangis dalam, “Jasmine bilang aku harus kesana untuk tahu sesuatu.”“Jasmine? Key, orang yang posting di web rumah sakit tentang kita udah pasti dia. Kamu ngapain percaya sama dia?”Keyla memutar suara voice note whatsapp dari Jasmine, “Key, gue tahu lo marah sama gue, lo benci sama gue atas semua yang gue lakuin ke elo. Tapi gue mohon sekarang lo ke rumah dokter Sarah untuk tahu kelakuan dokter Arial yang sebenarnya.”“Key, Jasmine paling cuma mau cari masalah baru. Dia gak bener-bener akan buktiin omongannya.”“Udah, kak, ngebut aja. Kita harus sampe k

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 168 - Berita Besar

    Sudah jam sembilan malam tapi Arial tak kunjung pulang. Keyla sudah menanyakan pada kepala suster, apakah Arial ada panggilan darurat, kepala suster mengatakan tidak. Arial katanya sudah pulang setelah ujian anak ko-as selesai. Itu berarti sudah dari sore ‘kan? “Key, mungkin Arial masih di jalan. Atau dia makan dulu sama Rocky.” Papa berusaha menenangkan hati menantunya yang khawatir. “Iya, pa. Mungkin.” Mbok Darmi menghampiri Keyla dan papa yang berdiri di samping kolam renang, “Permisi, pak. Ada bu Puri dan den Qairo di depan. Katanya mau ketemu bapak.” “Qairo?” “Kak Qai? Pa, aku ikut ya?” “Jangan sayang, nanti dulu. Nanti begitu papa sudah bicara dengan Qairo dan tante Puri, mbok akan panggil kamu disini ya. Papa... ada pembicaraan khusus sama tante Puri. Satu minggu ini tante Puri terus bilang ada hal penting yang mau dikasih tahu, tapi dia gak bicara terus.” “Oh, iya, pa.” Papa masuk ke dalam rumah disusul mbok Darmi. “Pur, Qairo?” “Pras.” Papa terkejut meli

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 167 - Berita Baik

    Keyla mengejar Qairo. Ia ingin menjelaskan bahwa kejadian malam itu tidak seperti dugaannya. Syukur-Syukur Qairo sudah melihat postingan klarifikasi Yoga yang menyebutkan jika ia adalah dalang dari semuanya. Ia juga menjelaskan bahwa Qairo dan Keyla tidak melakukan apapun. “Kak Qai kok malah pergi sih?” Keyla balik badan untuk mempersiapkan ujiannya. Ia tidak punya banyak waktu dan harus menunggu gilirannya berhadapan dengan dokter konsulen stase kandungan. Saat berjalan ke arah poli kandungan, Keyla mendadak terdiam. “Key?” “Kak Rocky?” “Kamu ngapain disini? Bukannya hari ini kamu ada ujian?” “Aku... mendadak mual, kak.” “Mual? Kamu masuk angin?” “Kayaknya sih.” “Ya udah ke ruangan aku dulu yuk, aku ada minuman pereda masuk angin.” Keyla mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Rocky. Qairo yang sembunyi di balik meja jaga UGD, mengikuti Keyla. Sepanjang jalan ia berpikir kenapa Keyla mual tiba-tiba, “Apa jangan-jangan Keyla ... hamil?” Qairo semakin frust

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 166 - Kehidupan yang Berbeda

    Bu Fatma menggeleng. Tante Puri diam sejenak, “Sebentar. Sewaktu menyimpan Karenina, saya pakaikan dia kalung Mutiara. Jadi...” beliau menutup mulutnya tak percaya, “Karenina itu... Keyla, bu?” Bu Fatma mengangguk. Tante Puri menangis bahagia begitu mengetahui bahwa Karenina Adriana, anaknya, adik Qairo adalah Keyla, anak panti asuhan yang dulu dibencinya dan sempat diancam akan di akhiri hidupnya. Dunia ternyata begitu sempit untuk berjarak dengan darah dagingnya sendiri. “Saya baru tahu semalam begitu mendapati foto ini di laci. Dibelakang foto itu ada coretan nama Karenina Adriani dan diganti Keyla Natania. Itu adalah tulisan ibu panti sebelumnya.” Tante Puri membalikkan fotonya, beliau mendapati apa yang dimaksud bu Fatma, “Bu, anak saya... Keyla? Ya ampun, saya senang sekali mendengarnya.” Bu Fatma ikut menangis, “Keyla pasti senang sekali jika tahu ibu kandungnya adalah ibu.” Mereka berpelukkan, “Tolong temani saya mengatakan hal ini pada Keyla, bu.” Bu Fatma

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 165 - Karenina Adalah...

    Tante Puri mengedarkan lagi matanya ke arah taman yang tak jauh dari panti asuhan Kasih Ibu berada. Waktu kecil Qairo sering kesini untuk main. Barangkali ia datang kesini. “Qai, kamu kemana sih?” Bu Fatma yang masih merasakan kakinya kaku setelah terkena stroke kemarin, selalu rutin jalan-jalan ke arah sini. Beliau tidak sengaja melihat tante Puri yang ditemani supirnya berdiri di salah satu spot taman. “Kenapa ya bu Puri ada disini? Aku samperin aja ah.” Bu Fatma berjalan bersusah payah menaiki tangga taman, “Bu Puri.” “Bu Fatma?” tante Puri membantu bu Fatma untuk naik tangga, “Saya bantu. Kita duduk di kursi ya, bu, ayo.” Mereka duduk di kursi besi taman. Begitu mereka duduk, supir bu Puri pergi menjauhi untuk memberikan pri “Bu Puri lagi apa disini?” “Saya lagi cari Qairo, bu.” “Loh, memang nak Qairo kemana?” Bu Puri membuang nafas pelan. Bu Fatma tentu tidak akan tahu kasus Keyla dan Qairo yang tersebar luas di web rumah sakit, “Itu... ada foto dan video Qai

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 164 - Ingkar Janji

    “Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit. Kamu sama papa makan duluan aja. Kalo sempet aku pasti pulang.” “Ya udah. Nanti pulangnya hati-hati ya, mas.” “I-iya.” “Kok tegang gitu?” “Aku cuma belum biasa. Ya udah aku tutup ya.” “Oke, mas Arial. Love you.” Arial melirik Sarah, “Love you too.” Sarah menunduk begitu Arial membalas ucapan cinta dari Keyla. Ia tak seharusnya ada disini. Ia seharusnya menolak ajakan Arial tadi dan pergi saja ke rumah sakit. Ia akan mengunci diri di ruang pribadinya. “Sar, maaf.” “Buat?” “Aku gak bilang kalo Keyla istri aku.” Sarah tersenyum. “Kok senyum?” “Gak papa.” “Aku bener-bener brengsek.” Sarah tak menjawab. Arial menggeser posisi duduknya jadi menghadap Sarah, “Awalnya pernikahan aku sama Keyla cuma kontrak. Kita gak bener-bener mau menikah. Tapi papa—maksa.” “Om Pras sayang banget sama Keyla. Beliau selalu muji Keyla dibanyak kesempatan. Aku ngerti sekarang, kenapa om Pras ngelakuin itu. Karena Keyla bukan cuma a

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 163 - Memutuskan Sarah

    Malam ini juga, Arial datang ke rumah Sarah untuk memutuskan hubungan mereka. Ia yakin pacarnya itu tahu kalau ia dan Keyla sebenarnya sudah menikah. Ia sudah menyiapkan mental dan jawaban ketika Sarah marah. Ia juga siap minta maaf pada Sarah dan kedua orang tuanya, karena itu memang murni kesalahannya. Sarah hari ini tidak datang ke rumah sakit. Ia cuti dadakan entah dengan keperluan apa. Arial yang tidak ada jadwal jaga malam memanfaatkan waktu ini untuk memenuhi janjinya pada Keyla. Arial baru sampai depan rumah Sarah yang besar. Ketika sampai teras, terdengar suara teriakan. “Itu suara apa?” “Kamu gak perlu repot-repot mikirin Arial yang udah nikah sama si anak panti asuhan itu. Ini bukan urusan kamu.” suara papih menggema sampai keluar. “Papimu bener. Kamu pura-pura gak tahu aja. Kamu lebih berhak menjadi istrinya dari pada si Keyla itu.” suara mami tak kalah menggema. “Tapi mi, pi, aku gak mungkin rebut Arial.” “Kalo perlu, rebut! Papi dan mami gak mau tahu, kamu

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 162 - Pengumuman Pernikahan

    Arial dan Keyla baru saja memposting pernyataan bahwa mereka adalah suami istri yang disebarkan luas ke semua grup chat poli. Semua staf rumah sakit harus tahu agar tidak ada lagi berita aneh yang akan menyudutkan Keyla. Kini mereka baru sampai rumah sakit. Rocky yang menunggu di depan lift hanya menampilkan wajah cemberut. “Ky, lo kok gak masuk? Bentar lagi jam praktek lo ‘kan?” Rocky menatap tangan Arial dan Keyla yang bertaut. Kenapa selama ini ia tidak peka ya, bahwa mereka adalah suami istri? “Udah jangan cemberut terus. Perempuan masih banyak.” Rocky menatap Arial kesal, “Diem lo.” “Biar lo gak cemburu, gue sama Keyla duluan ya. Gue tunggu hadiah pernikahan dari lo.” Arial berjalan melewati Rocky. “Kak, duluan ya.” Rocky hanya mengangguk pelan. Patah hatinya cukup parah setelah tahu kalau perempuan yang ia impikan jadi istrinya adalah istri sahabatnya, “Al, gue mau ngomong sama lo nanti. Harus pokoknya.” “Gampang.” Arial dan Keyla melewati banyak orang di lo

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 161 - Berbaikan dengan Papa

    Arial tak mendapati papa ada di meja makan. Di cari di kamarnya pun tidak ada. “Den Arial cari bapak?” tanya mbok Darmi. “Iya, mbok. Papa mana ya?” “Bapak di depan, den. Bapak katanya mau menginap di rumah ibu Mira di Bogor.” “Kenapa tiba-tiba?” “Semalaman bapak gak tidur dan menangis dipinggir kolam, den, ditemani pak Udin. Menurut mbok memang lebih baik bapak menenangkan diri dulu di rumah bu Mira.” “Papa masih di depan ‘kan, mbok?” “Masih, den.” Arial berjalan cepat menuju depan rumah. Papa sedang memantau pak Udin yang sedang memasukkan beberapa koper ke dalam bagasi. “Pa,” “Rial?” “Pa, aku mau bicara sebentar.” Papa melirik ke dalam rumah, “Keyla mana?” Arial berusaha menahan senyumnya, “Masih tidur.” “Papa mau pergi sebelum Keyla bangun. Papa—butuh waktu untuk menerima semua ini.” “Keyla bangunnya pasti akan telat, pa. Jadi aku mohon kita bicara dulu.” Papa menatap bagasi mobil yang sudah ditutup dan pak Udin yang masuk ke dalam mobil. “Pak Udin

DMCA.com Protection Status