Home / Pernikahan / Pernikahan Kedua / 57. Mendung Terlukis di Wajahmu

Share

57. Mendung Terlukis di Wajahmu

Author: ISMI
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

***

Pagi ini Gadis masih menunggu kabar dari Indonesia. Gadis gelisah karena semalam ibunya memberi kabar bahwa Hadi-ayahnya terlibat kecelakaan dan saat ini masih berada di rumah sakit dan ia belum mendapatkan kabar terbaru dari ibunya. Gadis menangis terus menerus dari tadi karena masih khawatir dengan kondisi ayahnya.

Ponselnya berbunyi dan ia langsung mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Gadis dengan suara terisak.

"Wa'alaikumussalam... Gadis, kamu di mana?"

"Masih di apartemen. Eva, aku bisa minta bantuan kamu? Ayahku kecelakaan dan sampai saat ini aku masih sulit menghubungi ibu. Aku takut ada apa-apa. Bisa tolong lihat bagaimana kabar ayah?"

"Aku justru mau ngasih tahu kamu, Gadis. Saat ini aku lagi menemani ibu di rumah sakit," balas Eva.

"Alhamdulillah... Bagaimana kabar ayah? Ayah enggak apa-apa, kan?" tanya Gadis dengan cepat.

"Ayah masih di IGD. Makanya ibu belum b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Kedua   58. Rasa Tenang darinya

    "Aku kan mahasiswi yang dibimbingnya? Kenapa kamu bertanya seperti itu?""Iya aku tahu kalau kamu mahasiswi yang dibimbing Sensei. Aku bukan menanyakan hubungan yang umum itu. Kamu dan Sensei, apa kalian sedang menjalin hubungan lebih dari sekedar dosen dan mahasiswi yang dibimbing ya?""Maksud kamu apa?" tanya Gadis, ia semakin tidak mengerti dengan pernyataan Albert."Kamu dan Sensei berpacaran?" Albert langsung bertanya tanpa basa-basi.Gadis terkejut, bagaimana bisa Albert berpikiran seperti itu. "Aku dan Sensei tidak berpacaran! Kenapa kamu bisa berpikir bahwa kami mempunyai hubungan seperti itu?""Sangat terlihat dengan jelas dari sikap kamu dan Sensei yang berbeda dan juga tatapan kalian yang seperti berbicara ada cinta. Apa alasan kamu menolakku karena Sensei saat ini?"Gadis mengehela napasnya dan ia menggelengkan kepalanya. "Ada Sensei atau tidak, aku memang pasti akan menolakmu, Albert!

  • Pernikahan Kedua   59. Cinta Sepihak

    ***Beberapa hari terakhir ini Albert tak bisa tidur dengan nyenyak. Ia masih saja memikirkan hubungan Yamazaki dan Gadis. Albert yakin keduanya terlibat romansa karena melihat keduanya canggung satu sama lainnya dan Gadis lebih banyak diam saat berbicara dengan Yamazaki.Albert menatap langit malam dengan tatapan sendu. Jika memang keduanya saling mencintai, apa ini adalah kekalahannya? Apa ia harus menyerah begitu saja? Haruskah ia bersaing dengan lelaki yang selama ini ia hormati?Albert menghela napas, ia menyalakan sebatang rokok untuk menghapus segala sesak di dadanya."Aku dari tadi mencarimu, Albert. Ternyata kamu melamun di balkon selarut ini," ucap Paula, ia duduk sejajar dengan Albert yang masih saja mengedarkan pandangannya ke langit malam. Paula memang sudah terbiasa masuk ke apartemen Albert. Entah itu untuk memasak atau mengantarkan keperluan Albert. Paula seperti keluarga bagi Albert dan ia membebaskan perempuan itu masuk ke apartemen pribadinya."Aku sulit tidur beber

  • Pernikahan Kedua   60. Sisi Lain Pria itu

    ***Gadis memutuskan untuk menyelusuri Tokyo seorang diri. Ia tidak ingin larut dalam kesedihan dan merasa menyesal karena tidak bisa berada di Jakarta menemani kedua orang tuanya.Baru saja Gadis menginjakkan kaki di salah satu mal, seseorang menepuk bahunya yang membuatnya otomatis membalikkan tubuhnya. "Mama!" "Gadis!" Fumie tersenyum. "Kamu sama siapa?""Sendirian, Ma. Mama sama siapa?" tanya Gadis, ia berharap Fumie tidak bersama dengan Kento."Mama sama Aisyah. Kebetulan tadi ada acara bareng dengannya, jadi pulang sekalian mampir ke sini untuk makan. Aisyah sedang bicara dulu sama temannya," jawab Fumie. "Bagaimana kalau kamu ikut makan dengan kita? Mama ingin ngobrol juga dengan kamu," ajaknya.Gadis mengangguk ragu-ragu, sebenarnya ia ingin menolak karena ada Aisyah bersama Fumie. Tapi Gadis tidak tega menolak permintaan calon ibu mertuanya. Ehemm... Maksud Gadis permintaan ibu dari dosen pembimbingnya.Gadis sudah duduk di sebelah Fumie dan perempuan paruh baya itu memesan

  • Pernikahan Kedua   61. Gadis yang Menggemaskan

    *** Gadis mau langsung pulang ke apartemen pagi ini. Namun saat ia mau pamit Fumie langsung mencegahnya. "Jangan pulang dulu! Hari ini ada kumpul keluarga dan Mama mau ajak kamu.""Tapi Gadis enggak bawa baju lagi, Ma. Masa pakai baju yang kemarin," balas Gadis berusaha menolak."Tenang saja, nanti Harumi bawa ke sini. Dia sama kamu sepertinya badannya sama. Mama sudah bilang sama Harumi bawa semuanya termasuk dalaman kamu," bisik Fumie tersenyum."Tapi ini kan acara keluarga besar Mama. Apa enggak apa-apa Gadis ikut? Gadis kan bukan bagian dari keluarga besar Mama.""Kata siapa kamu bukan bagian dari keluarga Mama? Kamu kan anak Mama mulai detik ini. Iya, kan Yamazaki?" tanya Fumie melirik ke arah anak laki-lakinya yang sedang duduk menghabiskan sarapan paginya."Iya, Ma," balas Yamazaki pelan."Tunggu saja Harumi datang. Kita saat ini sarapan dulu dan berbicara santai ya! ajak Fumie.Gadis hanya bisa pasrah dengan permintaan Fumie. Harusnya hari ini ia bisa merebahkan diri di atas

  • Pernikahan Kedua   62. Meminta Restu

    ***Gadis sudah berada di tengah-tengah perkumpulan keluarga besar dari Yamazaki. Dari tadi ia hanya menebar senyum karena memang tidak mengerti dengan apa yang mereka katakan. Sesekali Harumi menerjemahkan ucapan keluarga besr pada dirinya. Gadis senang karena ternyata keluarga besar Yamazaki sangat ramah dan terbuka, hanya saja ada beberapa mata yang memandangnya dengan tatapan yang tak biasa, entah apa yang mereka pikirkan tentangnya. Mungkin mereka hanya terkejut melihat kedatangan orang asing yang masuk ke lingkaran mereka."Kamu jangan sungkan ya di sini! Mereka juga keluarga kamu sekarang," ucap Harumi."Iya, keluargamu sangat baik dan juga ramah. Hanya saja aku menyesal, kenapa aku enggak bisa bicara bahasa Jepang. Jadi aku agak sulit berkomunikasi dengan mereka," balas Gadis menyesal.Harumi tertawa. "Nanti kalau kamu menikah dengan oniichan juga lama-lama akan bisa bahasa Jepang. Sebenarnya tidak masalah juga karena kita bisa berkomunikasi dengan memakai bahasa Inggris, kel

  • Pernikahan Kedua   63. Membenci Kehilangan

    ***Yamazaki tersenyum melihat Gadis dan Harumi tertawa bersama. Yamazaki berniat untuk menghampiri keduanya, baru saja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja suasana menjadi ricuh karena terdengar suara letusan senjata api yang membuat orang-orang berhamburan ke luar dan berteriak. Kejadian buruk itu terekam lagi di ingatan Yamazaki, saat ia melihat orang-orang panik dan berhamburan, ketika suasana khidmat berubah jadi mencengkam. Tubuh Yamazaki ambruk, ia memegang kepalanya erat-erat, sangat sakit karena ingatan buruk itu terlihat jelas di kedua matanya. Tangisan semua orang-orang dan juga bagaimana tubuh Sakura tersungkur ke lantai dengan mengeluarkan banyak darah. Yamazaki menggelengkan kepalanya dan berteriak, sebab luka itu masih terekam di ingatannya. Seperti Deja vu, kejadian buruk itu seperti terlahir kembali."Sayang... Sayang... Sayang."Yamazaki tertegun, suara Sakura terdengar dengan jelas dan tangisan Sakura terlihat oleh kedua matanya dan berubah menjadi tangisan Gadi

  • Pernikahan Kedua   64. Terjebak dalam Sangkar Ragu

    ***Suasana di ruang laboratorium terlihat sangat berbeda seminggu terakhir ini. Tidak ada lagi wajah dingin yang selalu Yamazaki tunjukkan, tapi entah kenapa mampu membuat hangat di hati Gadis. Gadis tak bersemangat lagi, sebab pondasi kuatnya saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit.Albert memperhatikan Gadis yang terus saja muram. Albert tahu bahwa sumber dari kesedihan yang terlukis di wajah teduh Gadis adalah Yamazaki. Albert tahu bahwa keduanya menyimpan perasaan satu sama lainnya."Gadis tunggu!" Albert langsung beranjak dari kursinya dan menghampiri Gadis yang berhenti dan menatap padanya."Ada apa?" tanya Gadis."Mau ke perpustakaan?""Iya, tapi aku mau makan dulu. Tadi pagi aku melewatkan sarapan," balas Gadis."Aku juga belum sarapan pagi ini. Biasanya Paula selalu menyiapkannya, tapi karena pagi ini ada temannya yang datang membuat dia tidak bisa menyiapkannnya untukku," ucap Albert. "Aku bisa makan denga

  • Pernikahan Kedua   65. Apakah Aku adalah Bayangan Masa Lalumu?

    ***Kenapa selalu saja ada kerikil keraguan yang menghentikan setiap langkahku untuk menujunya? Apa benar dia hanya melihat bayangan cinta pertamanya dari wajahku saja? Apa aku hanya jadi bayang-bayang perempuan itu? Benarkah dia tulus ingin menua bersamaku? Benarkah aku satu-satunya perempuan yang ingin hatinya dilabuhkan?Gadis tak bisa memejamkan matanya. Setiap ia memejam, potret Sakura yang memang harus ia akui mirip dengannya terlintas begitu saja. Bahkan saat Gadis melihat senyum yang merekah dari kedua sudut bibir Yamazaki di foto yang Aisyah tunjukan padanya kemarin membuat ia cemburu. Senyum itu tak pernah sekali pun lelaki itu berikan padanya. Apa benar Yamazaki hanya ingin mengobati sisa luka yang tersisa lewat dirinya?Gadis menghela napas panjang, ia sudah berulang kali beristighfar dan terus saja meminta pada Allah agar tak ada lagi kerikil keraguan dalam hatinya. Hari ini ia akan bertemu Maryam. Gadis ingin menceritakan segala gelisah ya

Latest chapter

  • Pernikahan Kedua   119. EXTRA PART (POV GADIS)

    Lima tahun kemudian...Musim gugur di Kyoto adalah selalu jadi impianku. Dulu aku ingat saat masih duduk dibangku menengah atas, aku hanya melihat di internet, bagaimana indahnya Kyoto. Salah satu tujuanku ke Jepang dulu, yaitu ingin melihat indahnya negara sakura ini.Dan saat ini... mimpiku satu per satu, Allah kabulkan. Bagaimana bisa aku tidak bersyukur dengan kebaikan Allah padaku? Sampai detik ini pun, aku masih merasa ini seperti mimpi.Lima tahun yang lalu, aku dan Yamazaki memutuskan untuk menetap di Kyoto dan aku memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, mengurus anakku, Yuichi. Hadirnya dia di hidup kami memberikan banyak warna.Aku bahkan sangat bersyukur karena dipercaya untuk menjadi ibunya. Kedua orang tua Haruka pun hanya mempercayakan pengasuhan Yuichi pada kami.Dan juga setelah dua tahun merawat Yuichi, tanpa pernah kami harapkan lagi, ternyata Allah memberi kado terindah bagi kami, kado indah di musim

  • Pernikahan Kedua   118. Pernikahan Kedua (Tamat)

    ***The University of Tokyo Hospital.Gadis dan lainnya sedang berdiri di pelataran rumah sakit tersebut. Dini hari tadi, dia terkejut mendapatkan kabar kalau Haruka masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri dan saat ini kondisinya sedang kritis karena wanita itu terlalu lama menghisap asap karbonmonoksida dari briket yang ia bakar.Tampak kedua orang tua Haruka sedang menangis sesenggukan, dan sangat jelas kesedihan dan rasa putus asa terlukis jelas di wajah kedua orang tua itu.Gadis di hatinya merasa menyesal karena kemarin mungkin ucapannya secara tidak langsung membuat batin Haruka tersiksa. Sungguh dia tidak ada niat untuk membuat Haruka terluka atas ucapannya.Yamazaki menatap Gadis yang tampak murung, lalu dia meremas bahu istrinya pelan.Gadis menoleh dan dia hanya tersenyum getir.“Jangan menyalahkan dirimu, Sayang.” Yamazaki seolah tahu apa yang istrinya sedan

  • Pernikahan Kedua   117. Jangan Matikan Cahaya itu

    ***“Kamu memilih untuk masuk ke penjara?” tanya Fumie lirih.Yamazaki mengangguk. “Iya, Ma. Penjara lebih aku sukai, daripada aku harus menuruti fitnah yang keji ini,” balasnya. Lalu, pria itu mengenggam jemari ibunya. “Maafkan aku, Ma. Maafkan aku yang selalu membuat Mama, papa, dan Harumi kecewa. Masalahku ini malah melibatkan kalian, dan aku lah yang akan bertanggung jawab dan menyelesaikannya. Aku akan buktikan pada Mama dan semuanya kalau apa yang dituduhkan padaku itu fitnah. Doakan anakmu ini.”Fumie pun tak bisa menahan air matanya, dan dia hanya bisa menangis sesenggukan. Dia tidak sanggup berbicara dan membayangkan bagaimana nanti putra kesayangannya harus tinggal di penjara. Dia tahu bagaimana sifat putranya itu. Anak laki-lakinya itu bukan seorang kriminal! Dia adalah pemuda Tokyo yang membanggakan negaranya dan juga sudah melakukan kontribusi yang besar, tapi saat masalah ini muncul... satu titik noda itu malah m

  • Pernikahan Kedua   116. Dia adalah Bagian dariku

    ***“Saya sudah tahu masalahnya dan juga masalah Sensei sudah menjadi isue publik saat ini.” Fatih menatap pria yang dihadapannya dengan prihatin.“Iya, dan saat ini pihak kampus pun meminta saya untuk cuti mengajar dan saya harus menyelesaikan masalah saya. Jika saya bisa membuktikan kalau saya tidak bersalah, maka saya bisa kembali mengajar, dan kamu tahu berapa hari yang mereka minta?”Fatih menggelengkan kepalanya.“Besok dan sampai saat ini saya belum bisa membuktikan kalau apa yang dituduhkan itu fitnah. Banyak orang yang meninggalkan saya dan saat ini mereka seperti menjauh, termasuk keluarga saya hanya karena fitnah ini.”“Bagaimana dengan istri Sensei?”Yamazaki tersenyum tipis. “Dia... saya tidak mau menganggunya dulu. Saya ingin memberikan sedikit waktu untuknya. Saya harap dia percaya pada saya, suaminya. Saya hanya ingin Allah menyentuh hatinya agar dia tida

  • Pernikahan Kedua   115. Suamiku adalah Pria Terhormat

    ***"Sayang, kamu percaya padaku, kan? Suamimu?Gadis mematung, matanya terasa kosong. Saat ini lidahnya terasa kelu untuk menjawabnya dan pikirannya pun berkecamuk." Huhuhu... " Haruka menangis sesenggukan sembari menutup sebagian tubuhnya dengan kedua tangannya.Semuanya pun tersadar, lalu Fumie membawa selimut dan menutupi tubuh polos wanita itu. Jelas sekali, di matanya menyimpan banyak kecewa."Bi... Bi... Maafkan aku... Aku... Aku... " Wanita itu mengatakannya dengan terbata-bata.Fumie menghela napas, dia malah bertanya. "Dimana bajumu?"Haruka langsung menunjuk ke arah ranjang. Lalu, Fumie melihatnya dan membawa baju Haruka. "Kamu pakai lagi, masuk lah ke kamar mandi dan kita pulang bersama."Haruka hanya mengangguk pasrah dan dia pun hanya menunduk.Di sisi lain, Yamazaki mematung di tempatnya, kedua matanya masih tertuju pada Gadis yang masih saja diam dengan tatapan kosong.Plak!Sebuah tamparan mendarat dengan mulus

  • Pernikahan Kedua   114. Sandiwara dan Jebakan

    ***Dua jam yang lalu...Haruka menatap kosong Yamazaki yang sudah berbaring di atas kasur. Selama hampir satu jam, posisinya masih tetap duduk menatap pria itu. Dia memang sudah gila, merencanakan sandiwara dan jebakan ini dengan apik. Bahkan Haruka tak tanggung-tanggung membayar mahal untuk orang-orang yang terlibat dengan sandiwara yang dia lakukan.Posisi Haruka terjepit, dia tidak tahu lagi cara bagaimana agar dirinya bisa jadi milik pria itu. Dulu adalah kesalahannya, mengalah dan merelakan pria yang sangat dicintainya direbut oleh saudari kembarnya sendiri.Saat ini, dia tidak mau mengalah. Dia tidak mau ikhlas dan melepaskan lagi. Sudah cukup dia merasakan penyesalan luar biasa di hidupnya dulu. Saat ini dia tidak jahat, kan? Haruka tidak berniat untuk memisahkan Yamazaki dengan Gadis, dia hanya ingin menjadi salah satu bagian dari keduanya. Seharusnya tidak apa-apa, bukan?Haruka tersenyum menatap pria itu, lalu dia melihat

  • Pernikahan Kedua   113. Tahun Keempat

    ***Setelah selesai acara, Yamazaki langsung kembali ke ryokan. Ryokan adalah penginapan tradisional Jepang yang menakjubkan. Yamazaki memang sengaja memesan ryokan karena Gadis lebih senang menginap di sana daripada hotel. Dan sebenarnya saat ini dia diam-diam sedang memberi kejutan pada Gadis untuk merayakan empat tahun pernikahan mereka lusa. Yamazaki sengaja melarang Gadis ikut ke Kyoto karena ingin menyiapkan segalanya. Dia tidak boleh gagal lagi tahun ini karena saat tahun ketiga mereka menikah, Gadis langsung tahu kalau dia dulu telah menyiapkan kejutan. Tahun keempat ini ingin sekali merayakannya dengan cara yang indah. Tahun keempat, Yamazaki hanya ingin membuang sisa kesedihan di hati Gadis karena istrinya itu masih memikirkan kalau rumah tangga mereka belum juga dikarunia seorang anak.Yamazaki memilh Ryokan di Hoshinoya Kyoto. Hoshinoya adalah ryokan yang ada di tepi sungai Oigawara di kaki Gunung Arashiyama. Untuk bisa datang ke sini harus menaiki perahu d

  • Pernikahan Kedua   112. Menjaga Surga ini

    ***“Yamazaki kemana?” tanya Putri.“Oh, dia sedang ada tugas di Kyoto.”“Kamu nggak ikut, Nak?”Gadis menggelengkan kepalanya. “Tidak, Bu. Ini ada acara dari kekaisaran Jepang dan Yamazaki diundang secara khusus.”“Ah, iya. Suamimu itu kan salah satu aset Jepang dan juga kebanggaan dari negaranya,” puji Putri.Tiba-tiba Gadis ingat sesuatu tentang masalah Dhea yang mencoba meracuni Devano. “Ma, tadi Mesya cerita padaku kalau Dhea ada masalah, ya?”“Ah, iya. Nak. Dhea... saat ini dia sedang ada di kantor polisi. Dia ditahan karena percobaan pembunuhan pada Devano. Alhamdulillah... keadaan Devano sudah berangsur membaik dan saat ini sudah sadarkan diri. Ibu dan ayahmu besok Insya Allah mau jenguk.”“Astaghfirullah... Gadis juga terkejut saat Mesya cerita masalah Dhea. Gadis tidak menyangka kalau Dhea bisa sampai g

  • Pernikahan Kedua   111. Pencuri Bahagia

    ***Satu bulan telah berlalu...Haruka sudah pulih, dan anaknya pun sudah sehat. Dan selama itu juga tidak ada komunikasi dari Haruka pada keluarga Yamazaki. Dan seminggu itu membuat hati Yamazaki menjadi tenang karena tidak adanya desakan dari Haruka maupun Fumiko.Sedangkan Gadis, dia masih bimbang karena dia merasa akan ada rencana yang dipikirkan oleh Haruka padanya. Dia pun mencoba menenangkan hatinya, apalagi saat ini dia diminta Haruka untuk bertemu. Awalnya Gadis menolak, tapi akhirnya dia berubah pikiran karena penasaran apa yang ingin Haruka bicarakan padanya.“Oke. Aku ingin tahu apa yang nanti akan kamu lakukan untuk mengusik rumah tanggaku,” gumam Gadis. Lalu, dia meminum teh hangat untuk menenangkan hatinya.Tak menunggu lama, sosok wanita itu muncul di hadapan Gadis. Wajah Haruka terlihat lebih tirus dan juga kelelahan, mungkin wanita itu begadang karena mempunyai seorang bayi.“Maaf, aku datang sedi

DMCA.com Protection Status