Share

Bab 3

Penulis: Dee__Ary
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-03 06:00:00

Tak terasa bahwa malam telah berganti menjadi pagi yang cerah, terdengar suara ketukan berulang kali di pintu kamar Nesya. Hari sudah menjelang siang, tidak seperti biasanya Nesya belum keluar dari kamarnya. Merasa tidak ada tanda-tanda keberadaan adiknya, Abi pun mendobrak pintu kamar Nesya. Matanya menatap seluruh ruangan, tubuhnya menegang saat tak mendapati Nesya di kamar itu, menyusuri setiap ruangan di rumahnya. Akan tetapi nihil, Nesya memang tidak ada disana, hanya secarik kertas yang berisi tulisan menjawab kecemasannya.

“Bedebah!” tangannya merobek surat itu, tubuhnya ambruk, dia tahu jika pelakunya tak lain adalah Fariz, dugaannya benar jika Nesya yang akan menjadi sasaran Fariz untuk melampiaskan dendamnya. Abi merasa bingung, entah kemana dia harus mencari Nesya.

“Bagaimana keadaan kamu Nesya?” laki-laki itu bangkit kemudian bergegas menuju rumah Fariz.

“Cari siapa mas?” tanya seorang wanita setengah baya, Abi tahu jika dia adalah asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Fariz selama ini.

“Saya nyari Fariz, Bu.” menjawab dengan sopan, namun rasa khawatirnya semakin menjadi saat wanita itu mengatakan jika Fariz telah pergi entah kemana sejak kemarin malam, dia hanya menitip pesan padanya untuk tetap menjaga serta merawat rumah peninggalan orang tuanya.

Berjalan gontai di bawah teriknya matahari, sedikitpun dia tak merasa lelah demi menemukan adik kesayangannya. Hanya bermodal foto Nesya di ponsel yang ia punya karena hasil kerja kerasnya, Abi bertanya dengan menunjukkan foto Nesya pada orang-orang disekitarnya. Berteduh di bawah pohon rindang seraya menyeka keringatnya, Abi mulai putus asa, apalagi dia tidak bisa menghubungi nomor telepon Fariz. Ingin rasanya dia menangis, adik yang ia jaga dan rawat selama bertahun-tahun, kini hilang dalam sekejap. Menyesal? Tentu saja iya, telat menjelaskan kebenaran pada Fariz hingga kini nyawa Nesya yang menjadi taruhan.

Sementara itu, di sebuah rumah luas dan megah yang hanya dihuni oleh dua orang saja, di sini lah Nesya berada. Masih terlelap karena pengaruh obat bius yang diberikan oleh Fariz, namun ia sontak membuka matanya saat mendengar suara berat yang menggelegar seiring dengan guyuran air yang membasahi kausnya. Antara bingung dan juga takut, melihat Fariz yang tersenyum penuh arti, laki-laki itu menarik Nesya yang masih terbengong di tempat tidur hingga terjerembab di lantai.

“Kak Fariz...” bibir Nesya gemetar seraya menahan rasa sakit, pertama kalinya dia mendapat perlakukan seperti ini.

“Jangan panggil aku kakak! Aku tidak sudi memiliki adik dari seorang pembunuh, panggil aku Tuan!!” aura keangkuhan mulai terlihat di laki-laki itu, sorot matanya penuh dengan kebencian, wajahnya menyiratkan penuh rasa dendam.

“Tapi akhh!!” Nesya menangis, merasakan sudut bibirnya terluka akibat tamparan keras dari Fariz, tangan yang dulu menjadi tameng baginya, kini akan terus menyiksanya. Manik matanya tak berani melihat Fariz yang tengah berjongkok di depannya.

“Kenapa menangis? Ini belum seberapa,” mengangkat dagu Nesya kemudian mencengkeramnya dengan kuat, ia tersenyum saat Nesya meminta ampun.

Merasa belum puas, Fariz bangkit lantas menyeret Nesya ke kamar mandi, tak peduli dengan Nesya yang sudah meronta meminta untuk dilepaskan, sedikit pun tidak ada rasa belas kasih di benak Fariz, baginya jeritan Nesya adalah nyanyian indah di telinganya.

“Ampun kak..” lirihnya, tubuhnya menggigil karena sedari tadi Fariz terus mengguyurnya, spontan wajahnya menengadah saat rambut panjangnya ditarik oleh laki-laki itu.

Bab terkait

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 4

    Tersenyum puas melihat Nesya sudah lemas tak berdaya, apalagi Nesya sampai saat ini belum menyentuh makanan ataupun minuman. Tangan kekarnya merobek pakaian Nesya yang sudah basah, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menggoda, gadis itu hanya bisa menangis tanpa suara, apalagi saat tubuhnya benar-benar sudah polos tanpa sehelai benang pun.“Tubuhmu lumayan bagus, bagaimana kalau aku mencobanya?” suara Fariz mendayu-dayu di telinga Nesya, tangisnya semakin menjadi saat Fariz mencium bibirnya, tangannya pun tak tinggal diam, harga diri Nesya terasa diinjak-injak. Awalnya menjadi seperti ratu, kini dia diperlakukan layaknya lebih rendah dari kupu-kupu malam.Fariz menyudahi aktivitasnya, ia mendorong Nesya hingga terantuk di dinding. Ia melempar sebuah handuk kemudian meninggalkan Nesya yang masih menangis.“Kak Abi..” Nesya menangis tersedu-sedu seraya meremas handuknya, tubuhnya merosot hingga ke lantai, bagaimana bisa dia akan menjalani ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 5

    “Kamu di mana Nesya?” mengusap wajahnya kasar, sudah seminggu berlalu, tiada hari tanpa mencari adiknya yang hilang entah ke mana. Belum lagi harus terlibat perkara rumah yang akan digusur karena itu bukan tanah miliknya.Abi benar-benar frustasi, bahkan akhir-akhir ini kondisinya melemah, makan tidak teratur serta keseringan begadang. Kepergian Nesya dan Fariz benar-benar tidak berjejak, sepertinya Fariz telah menyiapkan rencana dengan sangat baik. Laki-laki itu menghela nafas, melihat sekelompok orang yang menghampirinya, Abi tahu jika itu adalah anak buah dari pemilik tanah yang ia tempati saat ini, rencananya sang pemilik akan membangun penginapan karena letaknya sangat strategis.Pasrah saat mereka meminta Abi untuk mengemasi barang-barangnya, sekuat apapun dia menolak, tetap saja dia tidak bisa menang, apalagi ini adalah bukan miliknya. Rasanya berat meninggalkan rumah yang tersimpan banyak kenangan itu, Abi harap-harap cemas. Bagaimana seandain

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 6

    Duduk seraya menikmati pertunjukan renang gaya batu, Fariz tahu jika Nesya tidak bisa berenang, padahal dulu beberapa kali Fariz pernah mengajarinya. Selang beberapa menit kemudian, ia melepas kausnya kemudian menceburkan diri ke kolam. Mengangkat Nesya yang sudah pingsan, lelaki itu menggerutu.“Menyusahkan saja!” membaringkan Nesya di tepi kolam, Fariz menekan dada Nesya, merasa tak ada pergerakan dari gadis itu, Fariz memberikan nafas buatan kepadanya.Nesya terbatuk, bersamaan dengan air yang keluar dari mulutnya. Sontak dia memeluk tubuh kekar itu, menangis sejadi-jadinya dengan tubuh yang menggigil. Nesya benar-benar takut, jiwanya terasa tertekan. Fariz mendorong tubuh yang basah kuyup itu, ditariknya tangan Nesya agar dia berdiri, kini Fariz benar-benar tak punya hati.“Hentikan kak..” pinta Nesya saat Fariz kembali mengguyurnya dengan air dingin di kamar mandi.“Berapa kali aku bilang hah? Apa telingamu sudah tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 7

    Nesya membuka matanya yang terasa sembab, semalaman dia menangis karena menahan perih bercampur gatal yang menjalar di kulitnya. Mengepalkan tangannya, dadanya bergemuruh, kini Nesya sangat membenci Fariz, laki-laki yang telah merenggut kebahagiaannya serta memisahkan dirinya dari sang kakak. Ia malas untuk beranjak dari tempat tidur, tak peduli jika nanti Fariz akan marah karena dia tidak melakukan tugas dan kewajibannya. Hingga akhirnya pintu kamarnya didobrak, terpampanglah manusia berhati iblis yang menatapnya tajam, “beraninya kamu bermalas-malasan! Aku membawamu kemari bukan untuk bersantai, apa kamu berpikir bisa tinggal di rumah mewah ini dengan cuma-cuma?” ujarnya seraya menarik pergelangan tangan Nesya. “Lepas!” Nesya menggigit tangan Fariz membuat dia semakin murka. “Wah.. wah, rupanya adik kesayangan pembunuh telah mengeluarkan taringnya, hebat!” Fariz tersenyum miring seraya menatap tangannya yang terdapat bekas gigitan Nesya. “Kakak buka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 8

    Dengan telaten, Fariz memandikan Nesya yang masih belum sadar, sesekali dia memberi pijatan lembut di tubuh Nesya. Setelah terasa cukup, Fariz kembali membopong gadis itu kemudian memakaikan pakaian pada Nesya juga dirinya sendiri. Menidurkan Nesya di tempat tidur kemudian menyelimutinya, meskipun telah dibutakan oleh dendam, tetapi jauh di lubuk hati yang paling dalam, ada perasaan tidak tega pada gadis itu. Laki-laki itu meninggalkan Nesya, Ia menuju ke dapur untuk membuatkan sesuatu untuk Nesya, lagi-lagi sisi iblisnya keluar, tersenyum sambil mengolah bahan-bahan hingga matang. Fariz kembali ke kamar Nesya, dilihatnya mata gadis itu masih terpejam. Ia duduk di sebelah Nesya, menyandarkan tubuhnya di senderan ranjang. Ia membuka aplikasi berlogo hijau kemudian mencari kontak sang kakak dari gadis yang telah dia renggut kesuciannya, Fariz melakukan panggilan video menggunakan nomor ponsel yang sudah diganti sebelumnya. “Fariz..!!” terdengar lelaki di sebera

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 9

    Bak sehabis menang undian, Nesya sangat terharu bahkan sampai meneteskan air mata, dilihatnya sosok yang selama ini dia rindukan, wajahnya yang tampan menyiratkan betapa letihnya Abi. Masih dengan posisi yang sama, dimana Fariz juga ikut menyaksikan pertemuan adik dan kakak itu meski hanya via telepon. “Nesya baik-baik aja kak,” jawab Nesya meski hatinya terasa disayat-sayat, apalagi saat tangan Fariz mencubit pahanya agar Nesya tidak membocorkan semuanya. “Tidak, kamu nggak baik-baik saja! Katakan kamu dimana Nesya, kakak akan membantumu agar terlepas dari manusia itu!” tangan Abi menunjuk Fariz. Fariz berdecih, dengan tak tahu malunya dia menghisap leher Nesya, tangannya pun meraba-raba dada Nesya dan meremasnya. Abi melebarkan manik matanya, ia menatap Nesya yang memberontak sambil menangis. “Bangs*t! Hentikan tindakan konyolmu itu Fariz!!” melihat Nesya yang menghadap Fariz karena kaus bagian depannya terangkat, sementara kedua tangannya digenggam

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 10

    Dengan balutan kebaya putih yang terlihat pas di tubuhnya, apalagi warna kulitnya bisa menyatu dengan warna kebayanya membuat Nesya terlihat semakin cantik, akan tetapi tidak ada yang tahu jika di dalam hati gadis itu tersiksa. Sebuah pernikahan sederhana karena Fariz tidak ingin pernikahannya diketahui orang lain, tidak ada yang namanya resepsi, acaranya pun diselenggarakan secara tertutup.Dan mulai hari ini, Nesya telah sah menjadi istri dari Alfarizki, saat acaranya selesai, gadis itu berlari menuju kamarnya, menumpahkan kesedihannya, ia berteriak sejadi-jadinya seraya menangis. Seketika hidupnya terasa hancur, apalagi sekarang harus setiap hari bersama siluman iblis yang berwujud suaminya.“Bagus! Lempar semuanya, nanti sekalian dirimu yang akan aku lempar!” Fariz bersedekap, dilihatnya Nesya yang mengacak-ngacak kamarnya, belum lagi beberapa barang yang telah berserakan di lantai.“Diam kau!” mata Nesya memandang Fariz dengan tajam.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 11

    Suara bariton mengagetkan Nesya yang masih terlelap, pendar matahari menyilaukan matanya. Gadis itu meringis, merasakan sakit dan pegal di sekujur tubuhnya, mata indahnya melihat tubuhnya yang masih terbungkus selimut, lagi-lagi air matanya luruh. Melihat banyak tanda merah keunguan yang sangat kentara di kulit putihnya. Padahal kemarin ia sempat berpikir jika akan tewas karena ulah Fariz yang terlihat seperti orang kesetanan. Setelah mencekik Nesya, laki-laki yang tak lain adalah Fariz memaksa Nesya untuk memuaskan nafsunya. “Kenapa kamu masih diam di sana hah? Apa kamu mau mengulangi yang semalam?” Fariz mendekat, tangannya membuka dua kancing kemejanya membuat Nesya ketakutan. “T-tidak, jangan kak,” Nesya mengusap air matanya kemudian bangkit dengan selimut tebal yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang polos. “Tidak perlu menggunakan ini, aku sudah melihat semuanya,” menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh indah Nesya, Fariz tersenyum menyeringai.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06

Bab terbaru

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 37

    “Kau salah paham Kak, bukan Kak Abi yang membunuhku, dia ingin menyelamatkan Amel, namun sudah terlambat.” Lirih seorang gadis berambut panjang dengan pakaian serba putih.“Aku melihatnya, ya aku melihat Kak Abi menghampiriku, dia memangku kepalaku sebelum semua menjadi gelap.” Bibirnya yang pucat tersenyum, seolah menyesal karena dulu pernah menyia-nyiakan lelaki baik seperti Abi.“Tapi kakak? Kakak malah menyiksa Nesya! Bukankah dulu kau berjanji akan menjaganya seperti kau menjagaku? Tapi kenapa kau melakukan itu? Membuatnya hancur dan kini dia sedang mengandung anakmu! Baj*ngan!” kini mimik wajah yang awalnya sendu menjadi menyeramkan.“Aku benci Kakak! Kau iblis! Kau bukanlah Fariz kakakku!”“AMEL..!!” Fariz melebarkan netranya, masih mengatur nafasnya yang terengah-engah, dengan segera dia menyambar segelas air mineral yang terletak di nakas.“Mimpi itu lagi, kenapa hampir tiap

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 36

    “BABIan!!” teriak mereka serempak seraya melambaikan tangannya kecuali satu pemuda yang tampak tidak peduli dengan kedatangan Nesya dan Fabian.“Damn! Mereka benar-benar,” Fabian memijit keningnya, entah kenapa dia bisa memiliki sepupu gila seperti itu.Nesya terkekeh geli mendengar teriakan dua sepupu sahabatnya itu.“Dasar tidak waras, namaku Fabian bukan Babian!” lelaki itu memukul kepala pemuda yang bernama Rey dan menjewer telinga adiknya yang bernama Baby.“Awwh lepas! Bang Ray!! Tolongin Baby,” gadis itu meronta, meminta agar Fabian berhenti menarik telinganya yang sudah memerah akibat ulahnya.“Itu akibatnya karena sudah tidak sopan denganku!” Fabian menjitak kening Baby membuat gadis itu meringis.“Dia siapa?” Ray yang sedari tadi diam menghampiri mereka.“Dia sahabatku. Nesya, kamu masuk sama Baby, aku ingin berbicara dengan dua manusia aneh ini!&r

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 35

    Seorang gadis tampak sedang mencicipi rujak ala-ala dari seorang Radit, sementara lelaki itu tampak harap-harap cemas, semoga saja tak ada komentar yang nanti menyusahkan dirinya.“Kenapa rasanya seperti ini?” Nesya memuntahkan rujak itu, matanya mendelik tajam menatap sahabat sekaligus tangan kanan suaminya.“Memangnya seperti apa?” jawab Radit ketus, dia seolah sedang menjalani simulasi menjadi suami siaga dan pengertian, namun nyatanya ia tak kuat.Namun gadis itu hanya diam dengan tangan bersedekap, bibirnya bergetar, mungkin sebentar lagi dia akan menangis.“Jangan menangis, kau mau apa?” Radit mencoba menahan emosinya, dia menatap pipi gadis itu yang sudah basah.“Tidak ada, aku hanya ingin sendiri.”“Baiklah, aku akan pergi, karena suamimu saat ini sedang sakit,” ujar Fariz seraya melangkahkan kakinya ke luar rumah.Nesya terkejut, namun beberapa saat kemudian dia ters

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 34

    “Bagaimana?” Seorang lelaki tampan menatap bawahannya yang menunduk, sudah dipastikan bahwa tidak ada kabar baik yang akan keluar dari bibir yang masih setia mengatup itu.“Maaf, Nona belum ditemukan,” jawab Radit ragu, dia merasa iba melihat Tuannya yang kini kurus, lingkaran hitam di bawah mata menandakan bahwa Fariz selama ini tidak bisa beristirahat dengan tenang.“Lalu bagaimana dengan anakku? Gadis itu kini mengandung darah dagingku, bagaimana jika perkembangannya buruk karena tidak mendapat nutrisi yang baik?” Sentak Fariz, sejak mengetahui bahwa Nesya mengandung, entah kenapa rasa dendamnya perlahan sirna, mungkinkah kehadiran malaikat kecil itu mampu memperbaiki hubungan yang nyaris berantakan itu?Radit mengepalkan tangannya, ingin sekali dia berteriak bahwa tidak perlu khawatir tentang pola makan Nesya, bahkan gadis itu dirawat dengan baik oleh lelaki itu. Namun dia juga tidak tega pada Nesya, melihat gadis itu baha

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 33

    Sang surya mulai menampakkan sinarnya, namun seorang calon ibu muda masih betah bergelung di bawah selimut mengabaikan seorang laki-laki tampan yang sedari tadi menggerutu. “Jika saja dia tidak sedang hamil, mungkin aku sudah menendangnya dari sini!”“Hei, jangan mengumpatku atau nanti aku putuskan lehermu!” gumam Nesya dengan suara serak, tanpa merasa bersalah sedikit pun karena semalaman menyusahkan Radit.Lelaki itu berdesis, jika bukan karena Nesya yang merengek minta ditemani dengan alasan takut sendiri, Radit pasti sudah kembali ke apartemennya dan bisa beristirahat dengan tenang tanpa ada gangguan. Kini laki-laki itu harus menahan sakit dan pegal di sekujur tubuhnya karena harus tidur dengan posisi duduk ataupun di lantai.“Nesya, bangunlah. Sudah pagi, itu susu dan sarapanmu, aku pergi dulu,” ujarnya saat hendak keluar dari kamar Nesya.“Tunggu!” Nesya langsung menyingkap selimut dan melihat Radit ya

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 32

    “Apa kakak akan pergi?” Nesya bertanya pada Radit yang sudah hendak keluar dari rumah itu.“Iya, aku akan mengatakan pada Tuan kalau aku tidak bis menemukanmu.” Radit tersenyum kecut, dia sudah membayangkan dirinya akan menjadi samsak hidup saat sudah berhadapan dengan Fariz.“Kenapa wajahmu seperti itu? Apa kamu tidak rela membantuku?” Nesya melotot tajam seraya berkacak pinggang, Radit pun semakin kesal, apa mungkin karena hidup berdampingan dengan Fariz membuat Nesya menyebalkan seperti ini.“Tapi...” raut wajah Nesya mendadak sedih, dengan bibir yang ditekuk, gadis itu ragu untuk mengutarakan maksudnya.“Apa?” lelaki tampan itu mengangkat sebelah alisnya, meski jujur dia sudah lelah menghadapi Nesya yang sedari tadi menyusahkannya.“Bisakah kakak tinggal di sini?? Aku takut jika berada di rumah sendirian, dan kenapa kakak membuat rumah seperti di hutan begini?” Nesya menata

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 31

    Jika Nesya kini sedang berdebat perihal roti dengan anak buahnya, berbeda dengan Fariz yang dilanda kebingungan memilih istri atau perempuan yang dicintainya, di satu sisi dia ingat bahwa dia sudah menikah dan sebentar lagi akan menjadi seorang ayah, tapi di sisi lain, ada perempuan yang kini datang menagih janjinya.“Bukankah dulu kamu berjanji jika suatu saat nanti aku sudah sukses, maka kita akan menikah. Apa kamu masih mencintaiku seperti dulu?”Kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Fariz, bohong jika Fariz sudah melupakan cintanya pada gadis berparas ayu itu, selain berpendidikan tinggi, gadis yang bernama Clara itu juga kini sudah berhasil menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang model. Tapi janji tetaplah janji, Fariz mengira jika Clara sudah melupakan janji itu, janji di mana jika Clara sudah sukses, barulah mereka melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Memang berat rasanya saat Fariz membiarkan orang terkasihnya untuk mengej

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 30

    Hanya bisa menghela nafas karena harus mendengar tangisan beserta curhatan hati seorang istri dari bosnya. Namun seketika Radit panik bukan main saat tiba-tiba Nesya tak sadarkan diri, beberapa kali dia menepuk pipi gadis itu, hingga akhirnya pria itu yakin bahwa Nesya benar-benar pingsan dan membawanya ke klinik terdekat.“Apa??” Radit membulatkan matanya tak percaya, sesekali dia melirik Nesya dengan atribut sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Pria itu terkejut saat mendengarkan penjelasan dokter yang menangani Nesya.‘Hamil? Apa mereka melakukan atas dasar suka sama suka? Atau ini memang skenario Tuan Fariz?’ Pria yang dikenal sebagai tangan kanan Fariz itu tampak berpikir, ia bahkan tidak sadar bahwa Nesya sudah tidak berada di sana.“Maaf Mas, apa Anda tidak ingin menyusul istri Anda??”“Istri?” Radit mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa dia dikatakan mempunyai istri jika menikah saja belum. Namun

  • Pernikahan Karena Dendam   Bab 29

    “Kenapa ha? Kenapa??” Fabian menatap Nesya dengan tatapan yang susah diartikan, jelas dia kecewa saat mengetahui jika sahabatnya hamil yang ia pikir masih lajang. Harapannya untuk menjadi pasangan Nesya seketika sirna.“A-aku..” Nesya tak mampu melanjutkan ucapannya, gadis itu masih terus menangis. Dia bingung antara harus senang atau sedih.“Ceritakan semuanya, bukankah kita sahabat?” pemuda itu mulai bisa mengendalikan egonya, besar rasa kecewanya namun tak bisa mengalahkan rasa cinta yang sudah tertanam rapi di hatinya pada gadis cantik itu, Fabian merengkuh tubuh mungil yang sedang rapuh tersebut, mendekapnya dalam kenyamanan, membiarkan calon ibu muda itu menumpahkan kesedihannya.Dengan berderai air mata, Nesya menceritakan semuanya, sebuah untaian kalimat yang di dalamnya mengandung makna yang mendalam, menggambarkan betapa tertekannya Nesya selama ini. Isak tangis yang terdengar memilukan, bagaikan ribuan panah yang me

DMCA.com Protection Status