Share

Peperangan Gerilya

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-11 22:34:50

"Kau yakin dengan keputusanmu, pak? Sudah enam bulan aku sengaja menutupi masalah ini dari mereka."

Angga menangkap sorot kekhawatiran yang begitu besar di sorot mata sang asisten. Sudah semalaman Angga menimbang baik-buruknya atas keputusan yang ia ambil kali ini.

Kian hari, saham perusahaan yang sempat terancam bangkrut setahun lalu semakin turun. Angga tak mungkin melakukan pendanaan silang dengan perusahaannya yang lain hanya untuk mempertahankan satu perusahaan.

"Ya, aku akan mendatangi Jhony. Kau tidak perlu khawatir, aku akan memberikan alasan paling logis padanya. Kupastikan namamu tak terseret sedikitpun," janji Angga.

Tepat ketika ia menyelesaikan kalimatnya, sesosok wanita datang. Rachel menghampiri dua pria yang diselimuti oleh perasaan tegang itu dengan senyum manis yang tak pernah lepas dari wajahnya.

Di gendongan Rachel, ada Celva yang menjulurkan tangannya ke depan. Antusias melihat kehadiran sosok ayah yang selalu ia rindukan.

"Papap!" panggilnya untuk Angga. Boc
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Ancaman Berbalas

    Suasana di ruangan besar yang didominasi oleh warna hitam dan merah itu berubah tegang. Di balik meja kebesarannya, Jhony menyambut kedatangan Angga dengan sebelah sudut bibir yang naik ke atas. "Kau punya nyali juga ternyata," ucap Jhony angkuh diiringi dengan hembusan napas dan senyum meremehkan. "Apa yang bisa kulakukan untukmu, Tuan Angga yang terhormat?" Sungguh, jika Angga tak memiliki tujuan yang jelas saat memutuskan untuk datang ke kediaman Jhony saat ini, bisa Angga pastikan dirinya akan menghabisi Jhony saat ini juga. Keangkuhannya patut untuk dimusnahkan, begitu juga dengan perangainya yang suka membuat pria itu jatuh ke dalam lubang kelam akibat lidahnya sendiri.Seorang ajudan yang mendampingi Angga sejak tadi, mengisyaratkannya untuk masuk semakin dalam memasuki ruang kerja Jhony. Kini, dua pria yang pernah menjalin hubungan sebagai kolega akrab itu hanya dipisahkan oleh jarak kurang dari satu meter saja. Angga memaku tatapannya tepat di manik hitam legam Jhony. Seca

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pembalasan Singkat

    "Aku pastikan kau tidak akan mempunyai kesempatan itu, Angga. Aku sudah habis-habisan menggelontorkan uang, dan kau begitu mudah mendapatkannya. Mau pikir aku akan diam saja?" "Kau lupa siapa aku sebenarnya, huh? Pria problematik seperti dirimu, bisa mati dalam sekali injakan. Kau mau aku melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan padaku di rapat final waktu itu?" Suasana mencekam diantara dua pria yang saling bersitegang itu semakin memanas. Aura kebencian berlomba-lomba untuk menguasai Angga dan Jhony secara bergantian.Ya, tidak ada yang lebih menyeramkan dari balas dendam seorang pria yang dikhianati. Dan dendam itu kini bersemayam dalam diri Angga. Jiwa penuh kemarahannya tak akan membiarkan sosok-sosok pengkhianat yang telah menghancurkan hidupnya. Raut wajah ketakutan Jhony kini menjadi bahan cemoohan Angga. Ia bangkit dari tempat duduknya, berdiri tepat di hadapan Jhony. Ceklek. Bunyi kunci senapan yang dikendurkan oleh jemari Angga membuat degup jantung Jhony tak k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Permainan Ilusi

    Mobil yang dikendarai Angga berhenti tepat di teras rumahnya. Angga melenggang masuk ke dalam rumah tanpa beban. Hari sudah cukup larut ketika ia memijakkan kakinya di rumah mewah bergaya minimalis itu. Dua orang ajudan menyambut kedatangannya, lalu kompak membuka pintu selebar-lebarnya untuk sang tua. "Dimana Chris? Apa dia sudah pulang?" tanyanya pada para ajudan. Dua orang itu mengangguk cepat, salah satu diantara mereka berinisiatif untuk menjawab."Pak Chris sudah pulang sejak.satu jam lalu, tuan. Apa mau saya bantu hubungi beliau?" Gelengan kepala Angga telah menjawab pertanyaan itu. Pria yang baru saja menyelesaikan aksi balas dendamnya itu kemudian melenggang masuk ke dalam rumah. Pulang ke rumah tanpa sambutan seakan sudah menjadi kebiasaan baru bagi Angga sejak ia membuka kembali kedua matanya satu minggu lalu. Langkah tegas menuju lantai dua harus tertahan sejenak ketika perut tak bisa diajak bekerja sama.Kruuk.. Sebuah pengingat alami dari tubuh Angga sudah bersuara

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Memori Malam Panas

    Angga menikmati kuluman oenuh ambisi di bibirnya. Meski begitu, ia tak cukup mampu untuk berpikir waras karena di matanya kini, sosok yang tengah bersamanya kini adalah Nova. "Kamu pria yang sangat perkasa, Pak Angga. Aku sangat puas dengan permainan kita malam ini," ucap wanita itu. Sebelah sudut bibirnya naik ke atas, memamerkan kepuasan yang tiada tara. "Aku tidak menyangka, bisa dengan mudah menguasai ranjang bersamamu, Pak Angga," ucap Rachel lagi. Ia menarik tubuhnya menjauh dari tubuh polos pria idamannya sejak sepuluh tahun lalu. Angga terkapar tak berdaya di atas ranjang setelah puas membalas lumatan bibir Rachel di bibirnya. Namun, beban tak kasat mata di kepalanya terasa sangat berat hingga Angga tidak mampu untuk membuka mata. Kata demi kata yang Rachel ucapkan melintas begitu saja di telinganya, tetapi bukan berarti Angga mampu menampung itu semua. Rachel turun dari ranjang, dengan segenap sisa ambisinya. Wanita berusia 31 tahun itu merampas botol kecil beris obat ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Besar

    Seharusnya Angga bersyukur karena pria di depannya saat ini tak menunjukkan gelagat hendak menghabisinya dalam sekali pukulan.Alih-alih melampiaskan kemarahan pada bosnya, Chris memilih untuk berjalan mundar-mandir di hadapan Angga dengan langkah gelisah. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak menyangka kalau wanita itu adalah Rachel," kata Angga. Sungguh, lagi-lagi penyesalan yang begitu besar yang harus Angga telan kali ini. Bagaimana bisa dirinya bersikap terlalu ceroboh semalam? Daya fantasinya bekerja di luar nalar hingga Angga tak mampu mengendalikan diri. Chris menghentikan gerakan kakinya, beralih menghadap Angga yang masih setia duduk di atas sofa. "Kau yakin tidak dalam efek alkohol, pak? Mana mungkin kau begitu lemah dengan fantasimu sendiri?" ucap Chris yang tak lain juga menampar Angga pada kenyataan. Namun, sekeras apapun Angga mencari tahu, pikirannya seolah menolak realita. "Aku yakin, Rachel tidak memberikan apapun padaku. Dia hanya memasak bubur yang belum sempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   keputusan Mendadak

    Sudah satu minggu Nova menghindar dari jangkauan Mark. Kabarnya, pria itu kini tengah sibuk mempersiapkan tur keliling Asia untuk film perdananya tahun ini. Semenjak malam pertemuan yang gagal dengan keluarga Mark waktu itu, intensitas komunikasi kedua sontak menurun drastis. Bukan salah Mark, ketika pesannya acap kali diabaikan sementara oleh Nova. Dan Nova sadar akan hal itu. Nova mendapatkan semua informasi tentang sosok pria ceria itu dari laman media sosial. Pekerjaan Mark sebagai aktor papan atas membuat setiap pergerakan aktivitasnya diliput oleh banyak media dan menjadi konsumsi publik. Padahal, jika Nova mau, ia bisa mensapatkan segala informasi tentang Mark dari orangnya langsung. Namun Nova memilih untuk memberi jeda bagi mereka berdua untuk menikmati waktu sendiri-sendiri. Kesibukan Mark cukup menyita waktu dan perhatian pria itu. Hingga tak mendukung niatnya untuk menemui Nova beberapa hari ke belakang. Jika Mark tersiksa dengan keadaan saat ini, berbanding terbalik d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Ancaman

    Pertemuan Nova dengan Mark hari ini langsung membuat Nova gelisah. Bagaimana tidak? Nova sudah mensugesti dirinya untuk melupakan sekian banyak masalah di negaranya, kini Mark justru hendak membuka luka itu lagi. Di dalam kamarnya Nova berjalan mondar-mandir dihantui rasa gelisah. Pantas saja semenjak Mark memintanya berjanji untuk tidak menolak idenya, justru mendorong Nova pada jurang yang lebih dalam. Entah apa maksud Mark memutuskan hal itu, Nova tak berani untuk bertanya. Setelah Mark mengutarakan usulnya, Nova tak memberikan reaksi apapun selain diam. Begitu juga dengan Mark, pria itu sama sekali tidak meminta pendapat Nova akan usul gilanya."Aku rindu keluargaku, tapi tidak mungkin jika aku pulang ke Indonesia sekarang," gumam Nova. Kakinya masih setia melangkah mengelilingi kamar berukuran 3x5 meter itu. Dilema diantara keinginan untuk mengobati rindu, dan ketakutan akan terulangnya masa lalu. Kepala Nova rasanya berat, ia merintih ketika perutnya mengencang efek stress y

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Yang Disanggah

    Baik Mark ataupun Yun Ji sama-sama tercengang saat melihat sosok wanita yang kehadirannya tak disangka-sangka. Kulit wajah Yun Ji yang putih pucat memerah menahan malu. Apalagi saat ini pegangan Mark di rahangnya tak kunjung terlepas. "Nova?" gumam Mark terkejut. Genggamannya mengendur selama beberapa detik lalu terlepas begitu saja secara kasar. Membuat Yun Ji meringis kesakitan.Nova tidak akan membiarkan Mark menyakiti Yun Ji lebih jauh lagi. Langkah kakinya mantap mendekat. Sorot mata Nova tajam menusuk ke arah dua manik indah Mark yang diselimuti ketakutan. Ya, sekujur tubuh Mark seketika kaku. Aura Nova terlalu besar untuk disanggah kehadirannya. Dengan kemarahan yang menyelimuti wanita itu, keangkuhan Mark luntur seketika. "Yun Ji, kamu boleh pulang. Temui aku besok di ruanganku," perintah Nova tanpa mengalihkan perhatiannya dari Mark."Baik, bu." Yun Ji diam-diam menghela napas lega. Doanya terkabul di saat napasnya hanya seujung kuku. Ia tak ingin mencari tahu lebih dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Obrolan Bermakna

    Kamar hotel yang Nova pijaki saat ini terlihat lebih layak untuk dihuni dirinya dan bayi mungil yang kini terlelap di dalam stroller. Ketika memasuki kamar itu, rasanya jauh lebih tenang dibandingkan kamar hotel yang Nova tinggali sebelumnya. Setelah perbincangan panjang yang ia lakukan dengan Angga, pada akhirnya Nova menyetujui ajakan Angga untuk meninggalkan tempat itu. Dua hari Angga memberikan Nova waktu untuk berpikir keputusan mana yang akan ia ambil antara menetap di Korea sendirian atau menerima ajakan Angga untuk kembali ke Indonesia. “Ini kamar yang akan kamu tempati selama tiga hari ke depan,” kata Angga. Pria itu mensejajarkan langkahnya dengan Nova ikut memindai desain interior yang estetik didominasi warna putih dan biru. “Berkas pemindahanmu sedang aku urus. Tiga hari lagi kamu bisa kembali ke Indonesia. Dan jika kamu butuh apapun, kamu bisa panggil aku. Kamarku ada di sebelah,” ucap Angga lagi. Ia tersenyum canggung pada Nova, dan dibalas dengan hal yang sama. “

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Harus Diterima

    Tidak ada sedikitpun kebohongan di mata Angga ketika Nova mencoba menjelajah titik kejujuran di iris hitam Angga. Pria itu, masih berdiri di posisi yang sama. Sorot matanya cukup mampu membuat nyali Nova menciut. Angga tidak hanya memaparkan sebuah fakta, melainkan juga membujuk Nova untuk mengakui ada sesuatu yang hilang dalam diri wanita itu.Nva berkata lirih, ketika ia sadar situasi tidak berpihak padanya. “Kalau kamu tahu aku yang membunuh adikmu, kenapa kamu tidak penjarakan aku saja alih-alih balas dendam?” tanya Nova.Angga masih menatapnya lamat, dari bagaimana pria itu bersikap Nova tahu Angga tidak memiliki sedikitpun niat untuk menjerumuskan ke dalam bui. “Menyeretmu ke dalam penjara juga butuh bukti dan pengakuan langsung. Aku sempat merencanakan itu sebelumnya tapi…” ucap Angga menjeda. Sesuatu di dadanya mulai mengusik. “Rasa cintaku padamu saat ini jauh lebih besar dari dendam yang pernah tertanam di hatiku.” Setitik euforia kecil bergema di hati Nova. Sebuah alasan y

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Hari itu, seharian langit tidak secerah biasanya. Rintih hujan terus membasahi setiap sudut kota dan menyelimutinya dengan aroma romantis. Seorang wanita berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sibuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Sedangkan dirinya, sepeninggalannya dari rumah tadi, hanya kekesalan yang berusaha ia kendalikan. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Apalagi tiap kali melirik ke ponselnya dan membuka pesan berisi video yang membuat dadanya berkecamuk. Sesampainya di depan sebuah gedung kos, wanita itu melepas sepatu flatnya yang basah. Menggedor pintu kayu di depannya dengan tidak sabar. Tak lama, seorang pria keluar dari kamar itu sambil memamerkan raut wajah bingung. “Kamu mau kesini kenapa tidak bilang dulu, sayang?” tanya pria itu. “Kamu harus jelasin sama aku akan satu hal,” balas wanita didepannya. Sorot mata tajam menghunus langsung ke ulu hati Andre, pria itu. “Jelasin apa, Nova? Apa aku buat salah?” Alih-alih menjawab, Nova malah menero

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pemintaan Pengakuan

    Sofa biru muda di depan ranjang menjadi tempat Nova singgah sejak beberapa saat lalu. Di depannya sudah tersaji sepiring pasta yang Angga beli dari layanan pesan antar. Pria itu, kini tengah disibukkan dengan teko portable yang mengeluarkan kepulan asap. Aroma kopi menguar memenuhi setiap sudut kamar ini. Pergerakan Angga diam-diam menjadi objek pengamatan Nova. Setiap hal yang pria itu lakukan kini menjadi perhatiannya. “Kenapa tidak dimakan? Apakah menunya tidak sesuai seleramu?” tanya Angga. Ia mengambil posisi duduk di depan Nova. Sambil menaruh secangkir kopi di hadapan wanita itu. “Aku kenyang. Kamu saja makan masakan buatanmu,” jawab Nova ketus. Pandangannya sengaja beralih ke arah lain demi menghindari sesuatu yang terasa menggetarkan dadanya tiap kali menatap Angga. Angga menarik piring pasta dari hadapan Nova. Mengaduk pasta itu perlahan, kemudian menyodorkannya ke hadapan Nova. “Biar aku suapi,” kata Angga. Nova terlalu lama tenggelam dalam lamunan, hingga ia tidak me

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status