Share

Pak Mil

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2023-11-23 09:43:18

Nova dan Angga terjebak dalam pikiran mereka masing-masing. Tatapan yang saling bertemu saat ini, tak ada satupun yang hendak memutusnya lebih dulu.

Seakan ada magnet tak kasat mata yang membuat Nova tak bisa melepaskan ikatannya pada Angga lewat tatapan mereka.

Sejujurnya, saat ini Nova sedang berusaha menjaga ritme jantungnya agar tetap berdetak di fase normal. Namun, organ vitalnya tak bisa diajak bekerja sama. Semakin keras usaha Nova, semakin lama detak jantungnya terus ber maraton. Jika saja Nova tidak pintar-pintar meredam kegugupannya, Angga bisa mendengar detak jantungnya yang begitu keras dalam jarak sedekat ini.

Tak hanya itu, Nova juga terpana dengan kharisma sosok pria tampan di depannya ini. Meski rambut kusut bak jerami, dan wajah pucat tak bergairah, tetap mampu menarik perhatian Nova.

Baginya, Angga adalah Angga.

Tidak peduli bagaimana buruknya sikap Angga, akan selalu ada sisi lain yang membuat Nova terkagum-kagum.

“Mau sampai kapan kamu menatapku seperti itu?”

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Bounding Pertama

    BAB 75"Morning sickness?" tanya Angga bingung."Ya, ada juga seorang suami yang mengalami morning sickness saat istrinya hamil." Angga sungguh tak mengerti dengan penjelasan Nova saat ini. "Bagaimana bisa aku mengalami morning sickness tapi aku tidak menghamilimu."Deg! Senyum di wajah Nova langsung hilang saat Angga mengatakan itu. Suasana diantara keduanya benar-benar canggung saat ini. "Morning sickness hanya akan terjadi pada orang yang menurunkan genetikanya ke janin yang ada di kandungan. Begitu juga dengan bayi ini," ucap Nova sambil mengelus perutnya yang masih datar. Angga menatap perut Nova beberapa saat. Kemudian beralih menatap wajah Nova. Ia baru menyadari, semenjak kehamilan Nova yang kedua, aura keibuannya semakin terpancar. Dilihat dari satu sisi saja, Angga bisa menikmati kecantikan sang istri yang semakin bersinar. Meski hanya dibalut dengan riasan tipis. Kecantikan yang memancar dari dalam diri Nova tak bisa dielakkan. Ting nong!Bunyi oven mengalihkan semua pe

    Last Updated : 2023-11-23
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Tawaran Konyol

    Pintu kamar ditutup rapat-rapat. Seseorang di balik pintu tengah berusaha mengatur detak jantungnya yang berirama cepat. Saking cepatnya ia perlu menyentuh bagian dada kirinya seakan itu bisa membantu meredam suara jantung yang menggebu-gebu. "Huh.. huh.. huh.." sekuat tenaga Angga berusaha menormalkan ritme jantungnya tetapi hal itu justru membuat Angga lebih tersiksa. Peluh berderai deras di pelipisnya, semakin memperparah kondisi tubuh pria itu. Ruangan bernuansa serba biru itu seharusnya bisa menciptakan rasa nyaman tiap kali Angga memijakkan kakinya di sana. Tetapi, berada di kamarnya sendiri ternyata tak mendukung usahanya untuk meminimalisir sakit di dada. Setelah menghabiskan beberapa potong brownies buatan Nova, Angga memilih mengasingkan diri dari dunia luar. Selama proses masak tadi ia menahan diri dari hujaman nyeri dan sesak yang menggila di dadanya. "Ku mohon, jangan kambuh sekarang. Banyak hal yang perlu aku selesaikan lebih dulu," ucapnya memohon. Untuk pertama ka

    Last Updated : 2023-11-24
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keraguan

    "Apa maksudmu?" "Jangan berlagak polos, Mas. Aku hanya ingin membantumu melepaskan rasa gerah itu." Nova mengedipkan sebelah matanya genit. Entah apa yang sedang merasukinya saat ini sehingga Nova merendahkan dirinya dihadapan Angga. Menggoda pria itu dengan berlagak seperti seorang wanita penggoda.Nova tak peduli bagaimana persepsi Angga terhadap dirinya saat ini. Sesuatu dalam diri Nova mendorongnya untuk mengalihkan seluruh perhatian pria itu hanya untuknya.Antara rasa bersalah dan ajang mengikuti insting, setidaknya itu adalah salah satu upaya Nova untuk meyakinkan Angga. Angga tidak memberikan reaksi apapun, hanya menatap Nova bingung. Sedangkan Nova, kesabarannya setipis tissue. Ia menarik tangan Angga untuk mendekat ke arahnya. Tak disangka, pria itu justru menurut. Meski tak banyak kata, dari sorot mata Angga Nova bisa melihat upaya suaminya menahan sesuatu dalam dirinya.Nova mengulas senyum tipis, mulai berani mengambil alih tangan Angga dan menempelkannya di mulutnya

    Last Updated : 2023-11-25
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terjebak Rencana Sendiri

    Dari bagaimana cara Nova membalas ucapannya, Angga tahu wanita itu sedang berusaha mengontrol dirinya dari belenggu yang mengisi pikirannya. Pertanyaan itu langsung membuat tubuh Angga panas dingin. Nyatanya, ia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Sebisa mungkin ia harus memberikan jawaban terbaik. Jawaban yang bisa membuat wanita itu sedikit merasa lega.“Sebisa mungkin aku tidak akan membiarkan diriku jatuh cinta padamu. Jikapun itu terjadi, aku tidak akan mengelak. Kau tahu aku selalu berusaha menepati janjiku,” jawab Angga. Meski terdengar seperti sebuah bualan, Angga tidak pernah main-main dengan apa yang ia ucapkan. Terdengar helaan napas berat dari sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Nova. Angga pikir, ucapannya barusan adalah jawaban paling netral. Tetapi, respon Nova justru sebaliknya.“Sepertinya kau tidak puas dengan jawabanku.” Angga menyambung lagi kalimatnya hanya demi memastikan apakah istrinya tengah menunjukkan respon sebenarnya atau justru merasakan

    Last Updated : 2023-11-26
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keciduk Asisten!

    “Kau yang memancingku untuk berlaku lebih, jadi jangan salahkan aku untuk apapun,” kata Angga acuh.Kedua bantalan empuk di wajah Nova memerah. Antara malu dan perjuangannya mempertahankan harga diri kandas sudah.Sekujur tubuhnya dibanjiri peluh sebesar biji jagung. Padahal pasangan suami istri itu sudah menyelesaikan gencatan gairah mereka sejak lima belas menit lalu. Tubuh Nova dibalut sehelai handuk tebal, kuncian talinya berantakan akibat ulah Angga yang tak sabaran. Sedangkan pria itu, kini duduk di sofa malas dengan kedua kaki terjulur ke depan. Tak lupa, gaya angkuhnya yang khas menyampirkan kedua tangan di kanan kiri bahu sofa. “Seharusnya kamu mengalah sedikit. Bukankah aku yang seharusnya mendominasi tadi?” ujar Nova melayangkan protesnya pada sang suami. Kekesalannya belum juga surut karena setelah ia menggoda Angga dengan kelihaiannya melayani pria itu, kendali langsung diambil alih oleh Angga. “Bagaimana caramu melayaniku belum bisa dikatakan bagus kualitasnya. Kau s

    Last Updated : 2023-11-27
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Habislah Riwayatku!

    Suasana hati Angga kacau balau setelah ia terciduk berada dalam satu ruangan bersama Nova tanpa sehelai kain pun menutupi tubuh mereka. Kelalaian Chris membawanya pada momen paling menegangkan sepanjang sejarah bekerja di bawah kepemimpinan Angga. Di depannya kini, pria penuh kharisma itu menatap setiap inchi lekukan kulitnya dengan ganas. Seolah mencari titik terawan untuk menghabiskan nyawanya. “Sejak kapan aku mempekerjakan orang yang tidak memiliki etika?” tanya Angga. Dari bagaimana pria itu bersuara, Jelas-jelas Ia sedang berusaha mengontrol diri. Lebih tepatnya tak ingin menghabiskan Chris dalam sekali terkaman. “Maafkan aku, tuan. Aku tak sengaja melakukan itu padamu. Sungguh, aku tidak bermaksud mengganggu momen intim kalian berdua. Aku pantas mati. Aku bersedia menerima hukuman untuk menebus kesalahanku.” Tubuh Chris membungkuk sembilan puluh derajat. Menggadaikan harga diri dan kelalaiannya atas tugas yang diberikan oleh sang atasan. Tetapi, Angga bukanlah orang yang mud

    Last Updated : 2023-11-28
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jebakan Terikat

    Gelagat aneh yang Angga tunjukan semakin mengundang rasa penasaran Nova. Wanita itu menaruh secangkir teh hangat di atas meja kerja, tepat di hadapan Angga. Masih dengan tatapan penuh selidik, ia menatap sang suami bersamaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang memberondongi pria itu. “Siapa yang membuatmu tertarik? Kamu punya wanita lain di belakangku?” Tuduh Nova dan langsung disangkal dengan gerakan tangannya di depan wajah. Menyangkal tuduhan istrinya yang tak berlandaskan kebenaran.“Tidak ada. Tadi Chris memberikan referensi asuransi padaku. Dan tidak ada satupun yang menarik perhatianku,” jawab Angga mulus. Bakat terhebat yang ia miliki adalah mampu meminimalisir raut wajahnya yang tegang. Nova tetap tak bisa mempercayai jawaban Angga, pria itu terlalu mencurigakan untuk sekedar menutupi kebohongan kecil. “Yakin?” Angga mengangguk lemah. Tatapannya dikunci oleh Nova agar pria itu tak bisa berkutik ataupun mencoba mengalihkan perhatiannya. “Awas kalau kamu tertarik dengan wan

    Last Updated : 2023-11-28
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terjebak Dalam Ego

    Nova tersenyum penuh kemenangan. Wajahnya tak lagi ramah, berganti menjadi sorot licik yang mengerikan. Di mata Angga, saat ini Nova lebih mirip dengan wanita-wanita yang dulu seringkali menggodanya. Mengajak Angga untuk melakukan hubungan satu malam hanya demi kepuasan gairah yang menuntut untuk dilepaskan.“Jawab aku, Nova. Apa yang kau lakukan padaku?”Pertanyaan itu terus saja dilontarkan Angga namun Istrinya tak kunjung memberi jawaban. Kekesalannya semakin memuncak kala melihat seringai tipis yang muncul di wajah Nova. Wanita itu seolah sedang menertawakan kekalahan Angga melawan nafsu. Emosi Angga tak bisa ia kendalikan, begitu juga dengan gairah yang semakin membuncah. Seruput teh tadi mengundang jiwa-jiwa dalam diri Angga yang sempat mati. Antara tuntutan gairah dan upaya melepaskan diri dari jebakan Nova bertolak belakang dalam dirinya. Sekujur tubuh Angga mendidih dibuatnya. Semakin ia menolak, semakin besar tuntutan di bawah sana untuk dilampiaskan. Di saat Angga mati

    Last Updated : 2023-11-29

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status