Share

Ajang Harga Diri

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2024-04-11 23:34:05

Mario kikuk. Bagaimana cara perawat itu memandangnya terasa menguliti Mario hidup-hidup. Salah tingkah, seharusnya ia sadar diri sejak awal.

“Um, jadi begini. Aku dan ibu bayi ini–”

“Mario, sedang apa kau di sini?”

Dua orang yang terlibat obrolan dalam suasana tegang itu menoleh bersamaan ke arah sosok yang tiba-tiba menyoroti mereka dengan pandangan penuh curiga.

“Mark?” gumam Mario lirih.

“Sedang apa kamu di sini? Dan ini, anak siapa?”

Padahal rasa-rasanya Mario tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi kenapa pertanyaannya terdengar sebagai sebuah tuduhan.

“Bukan urusanmu,” balas Mario. Sikapnya berubah dingin, begitu juga dengan gestur tubuhnya yang defensif.

“Mohon maaf, tuan. Sudah waktunya bayi anda untuk kami tangani lebih lanjut. Dimohon untuk tidak menimbulkan ketidaknyamanan diantara sesama pengunjung rumah sakit,” ucap perawat. Ia mengambil alih bayi dalam gendongan Mario. Menghindari perdebatan antara dua pria di sekitarnya.

“Tolong kabari aku jika terjadi sesuatu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Salah Paham

    “Mark? Bagaimana kamu bisa ada di sini?” Baru saja Nova membuka matanya, tubuhnya masih terasa remuk seperti dihantam beban puluhan kilo beratnya. Namun ia berusaha untuk memfokuskan pandangan pada sosok yang kini berdiri di samping tempat tidurnya.Pria itu tersenyum, sebelah tangannya mengusap puncak kepala Nova dengan sayang. “Kamu sudah sadar, sayang? Syukurlah,” kata Mark. Tidak menjawab pertanyaan Nova tadi. “Kamu harus banyak istirahat, aku akan menemani kamu di sini.” Dahi Nova mengernyit bingung, sika Mark benar-benar aneh baginya. Ia hendak bersuara lagi, tetapi suaranya kalah cepat dengan Mark yang sudah menyodorkan segelas air putih padanya. “Minumlah dulu, kondisimu sangat lemah setelah melahirkan bayi yang tampan.” “Bayiku laki-laki?” Pertanyaan yang sebelumnya sudah sampai di ujung lidah mendadak berubah ketika di ucapkan. Nova hampir lupa, saat ini situasi tak lagi sama seperti sebelumnya. Selama beberapa saat Nova merasa kehilangan identitas aslinya sebagai seor

    Last Updated : 2024-04-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terhimpit Waktu

    Siapa yang pernah menduga kalau Nova akan kembali pada lingkaran setan dimana lagi-lagi ia terlibat bersama dua pria dengan ikatan darah yang sama. Apakah ini karmanya karena telah meninggalkan Angga tanpa kepastian. Nova memandangi Mark yang terbaring di atas sofa double untuk pengunjung. Tertidur pulas karena semalaman suntuk terjaga untuk menemani Nova mengasihi. Sudah pukul lima pagi, kedua matanya tak bisa diajak bekerja sama. Seharusnya, Nova mengistirahatkan diri dari segala kemelut pikiran yang tak menentu. Kenyataan bahwa Mark dan Mario adalah saudara sepupu cukup membuat ingatan di masa lalunya kembali terpanggil. Ini sama saja dengan mengulang momentum hubungan antara Angga dan Aldo dulu. Kegundahan di hati Nova semakin bergejolak. Dorongan untuk menemui Mario begitu besar demi mencari tahu kebenaran dan mengucapkan terima kasih secara langsung. Kembali Nova membuat melirik jam di dinding. Waktu hanya berlalu selama lima menit, terasa lebih lama ketika isi kepala terasa

    Last Updated : 2024-04-13
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Aib Mark

    BRAK!!Pintu ruang kerja Mario dibanting keras oleh seseorang yang tak diundang kehadirannya. Ini masih pagi, bukan waktunya mendebatkan hal-hal di luar urusan pekerjaan. Mario menatap datar ke arah Mark. Pria itu menghembuskan napas kasar, ketika melihat target amukannya tak bereaksi apapun atas kedatangannya kali ini. “Ternyata kau punya nyali yang cukup besar untuk melawanku, ya?” katanya. Mario masih santai, bahkan ia mempersilahkan Mark untuk duduk di kursi tamu, tepat di depan meja kerjanya. “Santailah, duduk dulu wahai sepupuku,” kata Mario mengejek. Seakan tahu dengan maksud kedatangan Mark ke kantornya. Mark kelihatannya masih nyaman diselimuti emosi yang justru membuat dirinya terlihat seperti orang yang payah. Namun ia tidak peduli, tujuannya datang kemari hanya untuk mencari satu wanita yang tiba-tiba hilang dari pandangannya. Lengah, satu kata yang membuat Mark geram pada dirinya sendiri. Kecewa, satu hal lain yang membuatnya hampir kehilangan kepercayaannya untuk san

    Last Updated : 2024-04-13
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan Yang Terungkap

    “Nova? Kenapa kamu ada di sini?” Nova masih diam terpaku ketika pria di hadapannya menatapnya dengan raut bingung. Pemandangan di depannya kini menarik perhatian Nova hingga membuatnya tidak berkedip. Sehelai handuk menutupi sebagian area intim tubuh pria itu. Dada bidangnya dibiarkan terekspos dengan jelas setiap lekukannya. Dada mulus itu bergerak naik turun mengikuti ritme napas pria itu dengan teratur. Pandangan Nova naik dari dada, ke bibir, kemudian berhenti di puncak kepala pria itu. Semakin terlihat menggoda saat setetes air jatuh dari ujung rambutnya yang basah. “Nova?” “Ah, iya. Mario, maaf kedatanganku pagi ini mengganggumu. Aku kesini berniat untuk–” Ucapan Nova terhenti karena Mario menarik tubuhnya masuk ke dalam unit apartemen berukuran besar itu. Nova digiring menuju ruang tamu, dan didudukkan di salah satu sofa. Berhadapan langsung dengan Mario. “Duduklah,” titah Mario. “Ada apa kamu datang pagi-pagi begini? Apa ada masalah?” sambungnya lagi. Pertanyaan itu terd

    Last Updated : 2024-04-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Menghindar Dari Kenyataan

    Setelah puas menikmati sarapan dengan berbagai menu khas Korea, di sinilah Angga berada. Menyusuri setiap lorong swalayan yang berada tepat di sebelah restoran yang ia sambangi tadi. Deretan buah dan sayuran menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. Berbeda dengan suasana kota Jakarta yang lebih riuh dengan kesibukan orang-orang di jam kerja. Sesuatu berbeda dirasakan oleh Mario di sini. Dimana ia bisa bebas melakukan apapun tanpa khawatir akan penilaian orang lain tentangnya. Hanya bermodalkan satu troli besi yang mengikuti langkahnya menyusuri setiap sudut swalayan, Angga mengambil beberapa barang yang merupakan kebutuhannya selama di negeri ginseng ini. Beberapa warga lokal diam-diam menaruh kagum pada sosoknya yang tinggi semampai dan tak lupa–tampan. Meski begitu, setidaknya Angga tidak merasa dirugikan sama sekali. Ia kembali memacu langkahnya mencari barang-barang yang mengisi daftar belanjanya hari ini. Sampai langkahnya terhenti otomatis ketika tak sengaja, ujung trolinya

    Last Updated : 2024-04-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Orang Asing

    BAB 204Nova lari sekencang kilat menerobos kerumunan orang-orang yang mengantri di kasir. Untungnya, ia belum sempat mengambil benda apapun kecuali troli yang bertabrakan langsung dengan troli milik Angga. Sebuah insiden sepele namun mampu membuat sekujur tubuh Nova mati rasa. Orang-orang memandangnya dengan tatapan aneh. Seolah Nova adalah buronan yang melakukan tindak kejahatan paling kejam. Tetapi masa bodoh. Menghilangkan jejak dari Angga adalah pilihan terbaik saat ini. “Permisi-permisi,” ucapnya melewati segerombol orang yang sedang menunggu anggota keluarga mereka membayar tagihan di kasir swayalan. Satu lagi keberuntungan yang patut Nova syukuri saat ini. Ia tidak membawa barang apapun kecuali sebuah dompet kecil yang berada dalam genggamannya sehingga, ia bisa lolos dari dugaan pencurian barang dari toko itu. “Ada apa dengan wanita itu? Gelagatnya aneh sekali,” ucap salah satu pengunung swayalan sambil menggelengkan kepala bingung. Risih melihat kehebohan yang disebabkan

    Last Updated : 2024-04-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sang Penguasa

    “Apa kepentingan anda datang ke Korea?” “Untuk kepentingan bisnis.” “Darimana Anda mengenal wanita tadi? Jelas-jelas beliau tidak mengenal anda sama sekali.” Angga menggeram kesal. Beberapa kali ketahuan menghela napas jengah. Di depannya. sosok pria berseragam lengkap tak kunjung puas melontarkan berbagai pertanyaan yang menurut Angga konyol. “Dia istri saya. Apa saya salah kalau saya mengenali istri saya sendiri?” jawab Angga malas. Tidak suka bertele-tele. Semua alat komunikasi disita secara paksa. Setelah Angga menghubungi satu nama yang tiba-tiba melintas di pikirannya. Berharap dengan kehadirannya nanti bisa membebaskan Angga dari kurungan pertanyaan bodoh yang masuk ke telinganya sejak tadi. Ia memutar bola matanya malas. Menjawab setiap pertanyaan tanpa gairah. Di sisi lain, hatinya disambar rasa penasaran yang bertubi-tubi. Melihat sosok sang istri yang berkeliaran dengan bebas menciptakan sedikit ruang untuk perasaan lega di dadanya. Meski sebentar, melihat Nova dalam k

    Last Updated : 2024-04-17
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Rahasia Masa Lalu

    Sudah hampir satu jam lamanya Xavier menunggu kedatangan seseorang di ruang kerja salah satu dokter forensik wanita yang pernah ia kencani. Namun, Wanita itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya hingga saat ini. Ini sudah ke sepuluh kalinya Xavier memutar pergelangan tangannya. Kembali melirik arloji, menghitung setiap detik dan menit yang berlalu. Sialnya terasa lama dan membuatnya mual. Dua orang lain yang merupakan dokter Koas, diam-diam menaruh perhatian. Raut wajah serius seakan sengaja dipamerkan untuk memberikan citra yang baik di hadapan seorang jaksa muda yang terkenal dengan ketegasannya ini. Ceklek. Suara langkah terburu-buru disusul dengan suara kenop pintu yang dibuka, membuat Xavier menoleh. Di sana, Rossie menyandarkan tubuhnya pada sisi bingkai pintu. Napas tersengal seperti habis lari marathon. “Xavier, maaf sudah membuatmu menunggu,” kata Rossie di tengah napas yang terasa di ujung tenggorokkan. Butuh waktu untuk menjangkau ruang kerja ini dari ruang otop

    Last Updated : 2024-04-18

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Klarifikasi

    Cukup lama Angga dan Mark bersitegang. Tidak ada satupun diantara dua pria itu yang berniat untuk membuka obrolan. Dibatasi oleh stroller yang ditempati Noa. Baik Angga maupun Mark, sama-sama sibuk dengan isi pikirannya sendiri. “Kenapa kau ada di sini? Kau belum menjawab pertanyaanku. “ Mark pada akhirnya mengalah. Nada bicaranya berubah lebih santai. Tidak ada lagi sorot kejam yang menghunus dan menyudutkan Angga. “Seharusnya kamu tahu tanpa perlu bertanya.” Angga melirik ke arah Noa. Mark tahu maksud terselubung atas kode yang diberikan oleh Angga. Mark terkekeh, menertawakan nasib Angga yang mengenaskan. “Kau lebih rela mengalah demi sahabatmu?” ejek Mark. Senyum lebarnya sengaja dipampang di depan Angga karena berhasil memenangkan keadaan. “Bukan urusanmu. Jadi tutuplah mulut.” “Apapun yang menyangkut Nova adalah urusanku,” Mark mendengus. Emosinya terpancing kala sadar Angga tidak terpengaruh sedikitpun dengan ejekannya tadi. “Kalau begitu, kenapa kau masih di sini? Bukan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengkhianat

    Reno meraih rahan Anya untuk menatapnya. Sikap Anya yang berbeda membuat Reno mengikuti arah pandang wanita itu.Tidak ada siapapun di sana. Apakah Anya sedang berhalusianasi? Pikir Reno.“Anya, tenanglah. Apa yang terjadi?” tanya Reno penasaran. Kekhawatiran pria itu tidak bisa dibendung lagi. Anya tidak menjawab, melainkan beralih menatap dua manik hitam di hadapannya dengan pandangan kosong. Isi kepalanya terlalu penuh. Bahkan sudah disesaki oleh sekian banyak masalah yang menimpa hidup. Kini, satu-satunya orang yang peduli dengan kondisinya selain Reno di tempat kerja mungkin tidak akan bisa menaruh kepercayaan lagi pada Anya.“Aku baik-baik saja, Ren. Lebih baik kita pergi dari sini,” ajak Anya menarik tangan Reno keluar dari lorong.Anya yakin, Diana sudah melihat semua adegan mesra yang dilakukan oleh Reno untuknya. Rasa bersalah kembali menghantam batin Anya. Bagaimana caranya agar Diana mau mendengarkan ucapannya?Dalam hati, anya terus bertanya-tanya, apakah dirinya salah m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dendam

    Menyusuri koridor di mana unitnya berada, Lita berjalan dengan langkah gontai. Riasan di wajah sudah tidak beraturan. Meski demikian, kecantikan wanita berusia 29 tahun itu tak kunjung luntur terhanyut oleh air mata yang sebelumnya mengalir dengan deras. Tok tok tok! “Mario, buka pintu!” teriak Lita dari luar unitnya. “Mario!”Tetap tidak ada jawaban. Lita baru menyadari, ia tidak membawa kunci akses unitnya sendiri sebelum pergi tadi. Dengan perasaan kesal Lita mengutuk kebodohannya hari ini. “Selamat malam, Nyonya Lita?” suara petugas yang bertugas di lantai itu menyapa Lita. “Malam.” “Kelihatannya anda sedang kebingungan, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Ah, akhirnya bantuan datang tanpa membuat Lita repot harus turun ke meja resepsionis untuk meminta akses baru. “Bisakah anda membantu saya membukakan pintu unit? Saya lupa membawa kuncinya di dalam.” Senyum hangat menghiasi wajah yang mulai menampakkan keriput di bawah mata pria itu, “Dengan senang hati, Nyonya. “Krek.

DMCA.com Protection Status