Suzy belum memberi tahu Robert Calvin satu hal.Masker kulit yang dia kembangkan dapat digunakan kembali. Dengan begitu, sangat nyaman digunakan, dan tidak akan menunda pengobatan wajah Siska Yu.Setengah bulan lagi, wajah Siska Yu akan pulih, dia tidak perlu memakai topeng ini lagi."Siska, kau harus menyembunyikan topeng itu tidak ada yang mengetahuinya." Suzy mengingatkan."Baik."Siska Yu memasukkan topeng itu ke dalam sebuah kotak khusus dengan hati-hati.Ketika mereka selesai makan, hari sudah gelap.Edward sudah mencarikan tempat tinggal untuk Siska Yu, dia mengantarnya pulang dulu.Suzy berkata pada Anna Wen, "Anna, kau tidak membawa mobil hari ini? Mari kita antar pulang.”Anna Wen menggelengkan kepalanya dan hendak berbicara, matanya berbinar ketika melihat sesuatu di kejauhan.Suzy mengikuti pandangannya dan melihat mobil yang dikenalnya mendekat, lalu perlahan berhenti di depan mereka."Aku tadi berpikir kenapa Ivan Zhang tidak datang. Ternyata baru tiba sekarang."Dia meli
Ada sosok gelap merangkak di samping roda mobil mereka, bersandar di bawah mobil dengan kedua tangan, terlihat mencurigakan.“Apa yang kau lakukan?” Robert Calvin berteriak dengan ketus.Pria itu berhenti, tetapi tidak menghentikan gerakannya.Robert Calvin mengerutkan alisnya, melepaskan tangan Suzy, dan memberi isyarat agar dia menunggu di tempat.Suzy ingin menghalanginya, tetapi Robert Calvin sudah melangkah maju, jadi dia berkata, "Hati-hati!"Robert Calvin menatapnya sekilas lalu berjalan dengan tegas.Dia ingin melihat siapa yang begitu lancang, berani mengutak-atik mobilnya di hadapannya.Sebelum dia mendekati, sosok yang berjongkok di samping mobil akhirnya berdiri.Sosok itu tinggi dan tegap, terlihat cukup akrab.Robert Calvin merasa curiga, "Julius Liu?"Orang itu berbalik, dan memang dia.Suzy langsung merasa lega, dan segera melangkah maju, dia menatapnya dengan heran, "Ternyata kamu."Tatapan Robert Calvin perlahan turun dari wajah Julius Liu, dan menyipitkan matanya,
Dia meraih Robert Calvin dan menggelengkan kepala padanya.Kemudian dia menoleh, menatap Julius Liu, dan berkata, "Kau sudah menyelamatkan kami hari ini, terima kasih."Julius Liu mengubah sikapnya saat menghadapi Robert Calvin tadi, menatapnya tetapi tidak tahu harus berkata apa.Pada saat ini, Suzy menambahkan, "Namun, ucapan Robert Calvin juga benar, kau tidak seharusnya mengikutiku seperti ini lagi."Julius Liu tercengang, dia merasa dipermalukan.Dia ingin berbalik dan langsung pergi seperti sebelumnya, tetapi dia tidak rela.Dia mengepalkan telapak tangannya, dan perlahan berkata, "Apakah kau merasa aku mengganggu kalian?"Suzy melirik Robert Calvin di sampingnya, yang tampak tidak senang.Dia menarik kembali pandangannya dan menjawab pertanyaan Julius Liu dengan tenang, "Sedikit."Julius Liu terkejut, seolah-olah tidak menyangka Suzy akan begitu lugas, tetapi setelah dipikir-pikir, dia memang tidak suka berbasa-basi.Dia menurunkan kelopak matanya dan berkata, "Aku mengerti, maa
"Ayo kita pulang." Robert Calvin berkata sambil menggenggam tangannya....Dalam beberapa hari selanjutnya, Suzy sibuk dengan pekerjaannya dan tidak sempat memperhatikan situasi Robert Calvin.Dia masih berpikir seperti sebelumnya, karena dia tidak bisa membantunya, maka sebaiknya jangan menambah masalah untuknya.Seminggu berlalu.Pekerjaan Suzy sudah selesai.Saat dia menyerahkan sampel vaksin dan laporan materi vaksin pada James Calvin, James Calvin menatapnya dengan puas dan sangat senang."Aku tahu itu, kau pasti bisa!"Suzy tersenyum dan berkata, "Ini adalah hasil kerja sama seluruh anggota tim."James Calvin mengangguk, "Kau sudah bekerja keras selama ini."James Calvin menyuruh asisten menyimpan sampel vaksin dan laporan dengan baik, lalu berkata pada Suzy, "Sebenarnya, aku seharusnya memberimu liburan panjang karena sudah berhasil memimpin tim untuk mengembangkan vaksin. Namun, aku masih harus merepotkanmu untuk menemaniku ke ibukota.""Kau ikut denganku untuk menyerahkan vaks
Ketika tiba di sana, Suzy baru tahu, ternyata hanya dia dan Robert Calvin.Saat turun dari mobil, angin laut berhembus.Ini adalah laut kesukaannya.Sejak pindah ke rumah Keluarga Calvin, setiap hari hanya sibuk dengan pekerjaan, dan urusan Keluarga Calvin, bahkan hampir lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri, memandang lautan ini sudah dapat terobati.Pada saat ini, matahari akan terbenam, cahaya senja memantul di permukaan laut yang tidak berujung.Ombak bergulung menerpa karang di kejauhan. Suzy menikmati pemandangan indah di depannya dan menarik napas dalam-dalam.Dalam sekejap, semua masalahnya seolah-olah sudah lenyap.Kemudian dia menoleh ke pria di belakangnya, dan bertanya, "Kau berpakaian begitu rapi, hanya untuk membawaku ke laut?"Robert Calvin berjalan ke arahnya dan berkata, "Lihat dulu."Kemudian, Robert Calvin menggandeng tangannya.Suzy mengedipkan matanya, akhirnya dia menarik kembali pandangannya dan terus mengagumi pemandangan indah di depannya.Mereka tidak berb
Makan di lingkungan seperti ini sangat menyenangkan.Selain itu, hidangan ini sangat cocok dengan seleranya, dia merasa sangat puas.Robert Calvin menyerahkan segelas anggur merah, Suzy berkata dengan agak canggung, "Besok, masih harus melakukan perjalanan dinas.""Baik." Dia tidak memaksa, dan mengambil kembali anggurnya.Suzy tersenyum dengan tulus, "Terima kasih."Setelah makan, Robert Calvin tidak buru-buru pergi, dia tahu Suzy menyukai tempat ini.Mereka bersandar di kursi sofa besar yang lembut, melalui kaca transparan, menikmati pemandangan malam di laut.Suzy sudah lama tidak merasa begitu santai.Makan dan minum, tidak memikirkan apa pun, bersandar di pelukan hangat seseorang, menikmati pemandangan indah yang tenang bersamanya.Apa yang lebih baik dari ini?Suzy tiba-tiba terpikirkan sesuatu, "Ngomong-ngomong, bukankah tadi kau berkata masih ada ..."Tepat saat dia menoleh, cincin berlian yang terang tiba-tiba muncul di hadapannya.Dia seperti tercekik, tiba-tiba tidak bisa be
Suzy menatap Robert Calvin dengan penasaran, dan bertanya, "Siapa?"Sebuah nama yang akrab keluar dari mulutnya, "Melisa Han.""Ternyata dia?!" Suzy terkejut, "Bukankah dia sudah mati, apakah kau yakin dia orangnya?""Dia belum mati."Robert Calvin terkekeh ringan, mencari sebuah video di ponsel, lalu menyerahkannya pada Suzy."Orang-orang ku sudah menemukan jejaknya di Haicheng. Dia tidak mati di laut, diselamatkan seseorang. Selain itu ... Penampilannya agak berbeda dengan sebelumnya."Suzy meliriknya, mengambil ponsel, dan berfokus pada video.Dia segera mengerti apa yang dimaksud Robert Calvin dengan ‘berbeda’.Video itu diambil dari sudut jalan yang ramai. Di tengah video, berdiri seorang wanita yang yang sangat kurus.Sepasang kaki panjang yang seperti batang bambu muncul dari bagian bawah pakaiannya, seolah-olah sangat mudah dipatahkan.Dia mengenakan mantel abu-abu yang besar, dan topi yang hampir menutupi seluruh kepalanya, hanya memperlihatkan dagu runcing dan rambut ikal pan
"Aku tahu," Robert Calvin berkata dengan tenang.Dia memegang tangan Suzy, dan mengusap cincin berlian di jarinya dengan lembut, "Aku ingin kau menikah denganku dengan tenang. Aku pasti bisa membereskan masalah ini."Suzy bertemu dengan tatapannya yang tenang, hatinya terasa hangat, dia menyandarkan kepalanya ke pundak pria itu.Mereka tiba di rumah Keluarga Calvin."Papa dan Mama sudah pulang!"Welly berjalan ke arah Suzy dengan tergesa-gesa, lalu menyandarkan kepalanya ke tubuh Suzy dan mulai merajuk, "Mama, kau tidak makan bersama kami malam ini. Nenek buyut berkata papa akan membawakan makanan lezat … Tapi kenapa tidak membawa Welly."Suzy mengusap rambut putranya dengan lembut, dan berkata, "Kalau begitu ... Papa akan menebusnya lain kali, ok?"Si kecil tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata dengan tegas, "Ok, Mama juga ikut!""Ya!" Suzy segera mengangguk, dan melepaskan tangannya dari kepala Welly.Welly tiba-tiba menyadari sesuatu, dan memegang tangan Suzy, matanya tertuju p
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny