"Aku tahu," Robert Calvin berkata dengan tenang.Dia memegang tangan Suzy, dan mengusap cincin berlian di jarinya dengan lembut, "Aku ingin kau menikah denganku dengan tenang. Aku pasti bisa membereskan masalah ini."Suzy bertemu dengan tatapannya yang tenang, hatinya terasa hangat, dia menyandarkan kepalanya ke pundak pria itu.Mereka tiba di rumah Keluarga Calvin."Papa dan Mama sudah pulang!"Welly berjalan ke arah Suzy dengan tergesa-gesa, lalu menyandarkan kepalanya ke tubuh Suzy dan mulai merajuk, "Mama, kau tidak makan bersama kami malam ini. Nenek buyut berkata papa akan membawakan makanan lezat … Tapi kenapa tidak membawa Welly."Suzy mengusap rambut putranya dengan lembut, dan berkata, "Kalau begitu ... Papa akan menebusnya lain kali, ok?"Si kecil tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata dengan tegas, "Ok, Mama juga ikut!""Ya!" Suzy segera mengangguk, dan melepaskan tangannya dari kepala Welly.Welly tiba-tiba menyadari sesuatu, dan memegang tangan Suzy, matanya tertuju p
Karena dihalangi Robert Calvin, Nenek Jenny tidak jadi menelepon Simon Calvin dan istrinya untuk membagikan kabar baik tentang keberhasilan lamaran Robert Calvin.Robert Calvin juga memberi tahu Nenek Jenny rencananya yang lain.Keesokan harinya.Setelah Suzy dan James Calvin meninggalkan rumah Keluarga Calvin, Robert Calvin segera menyuruh seseorang untuk menghubungi Melisa Han."Tuan Muda Calvin, ada tanggapan!"Di dalam mobil, Wolter menyerahkan ponselnya ke Robert Calvin dengan senang, dan berkata pelan, "Itu adalah panggilan dari nomor virtual, pasti Melisa Han."Robert Calvin mengangguk, dan menjawab telepon, "Melisa Han, kau ingin bersembunyi sampai kapan?""Bersembunyi?"Suara wanita yang akrab terdengar dari ujung telepon, "Robert Calvin, bukankah ini kejutan untukmu? Haha."Robert Calvin berkata dengan tegas, "Memang agak mengejutkan, kau ternyata masih hidup. Selain itu …”Dia berhenti sejenak, lalu berkata, "Kau bahkan menemukan bala bantuan baru."Melisa Han tidak menyangk
Robert Calvin sudah mempersiapkan segalanya di sini.Di sisi lain.Suzy dan James Calvin sudah masuk ke pesawat dan duduk di kabin kelas satu.Posisinya di sisi koridor, sedangkan James Calvin duduk di sisi lain, ada koridor di antara mereka.Tidak lama setelah Suzy duduk, sepasang sepatu hak tinggi berhenti di depannya.Melihat kursi kosong di sebelahnya, dia berdiri untuk memberikan jalan.Saat mendongak, dia melihat wajah yang akrab."Nona Xin, ternyata kau." Suzy menyapa sambil tersenyum.“Suzy?” Barbie Xin terkejut, tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini.Di ruang tunggu tadi, tidak melihatnya.Suzy berdiri untuk memberi jalan untuknya, dan berkata, "Tak disangka bisa bertemu denganmu di sini. Apakah kau mau pulang ke ibukota?"Barbie Xin duduk di dekat jendela, menatap Suzy, dan berkata, "Ya, aku sudah keluar cukup lama, sudah waktunya pulang."Dia bertanya, "Bagaimana denganmu? Apakah kau juga akan pergi ke ibukota?"Suzy mengangguk, "Ya, aku dan Paman Calvin melakukan p
Penerbangan dua jam lebih itu sangat menyiksa bagi Suzy.Begitu mendarat, Robert Calvin mengirimkan pesan yang penuh perhatian, “Apakah perjalanannya lancar?”Suzy membalas dengan singkat. ”Lumayan.”Setelah berpikir sejenak, dia menambahkan, “Nanti ketika pulang, kalau tidak terburu-buru, aku sebaiknya naik kereta cepat.”Robert Calvin, “Tidak terburu-buru, aku akan menjemputmu nanti.”Suzy sedang berpikir apa maksudnya, pada saat ini, James Calvin menyeret kopernya, "Orang yang menjemput kita sudah tiba."Dia menyimpan ponselnya, lalu berpamitan dengan Barbie Xin, kemudian mengikuti James Calvin berjalan ke pintu keluar di sebelah kanan.Sebuah mobil berhenti di depan mereka, sopir keluar dari mobil dan membuka pintu, mengambil koper dari tangan James Calvin, lalu meletakkannya di bagasi belakang.“Nona, apakah koper Anda perlu diletakkan di belakang?” Sopir bertanya dengan sopan, sambil melihat koper Suzy.Suzy tersenyum tipis, "Tidak perlu, terima kasih."Isi koper ini sangat penti
Duduk di dalam mobil, Jeremy Lei dengan antusias memperkenalkan kebiasaan penduduk setempat."Ini pertama kalinya Tuan James dan Nona Suzy datang ke ibukota?"James Calvin kurang suka mengobrol, dan berkata dengan santai, "Sebelum pergi ke luar negeri, pernah tinggal di sini selama lebih dari setengah tahun."“Oh begitu.” Jeremy Lei tercengang.Suzy menimpali, "Ini adalah pertama kalinya aku datang ke ibukota. Aku sudah lama ingin datang, tapi sayang sekali belum ada kesempatan."Jeremy Lei mengalihkan pandangan ke arahnya dengan antusias, "O ya? Nona Suzy sudah melihatnya sendiri sekarang. Apakah sangat berbeda dengan yang kau bayangkan?""Iya, kabarnya kendaraan di sini sangat padat, begitu keluar rumah sudah terjebak macet. Tapi aku merasa perjalanan dari bandara sampai ke pusat kota sangat lancar."Jeremy Lei mencibir, "Ah, itu dulu. Sekarang sudah ada perbaikan, dan jauh lebih baik."Suzy mengangguk dan melanjutkan, "Namun, bangunan di ibukota sangat megah, dan ada tempat bersejar
Itu adalah Walsh Guo yang pernah pergi ke Pusat Penelitian Calvin untuk studi banding sebelumnya, dia menyelinap ke laboratorium saat semua orang pergi makan siang, tetapi tertangkap basah oleh Suzy.Namun bukan dia yang membuat Suzy terkejut, tapi wanita yang di sampingnya …"Hailey?"Suzy memanggil namanya, dan menatapnya dari atas ke bawah.Hailey sudah menghilang selama lebih dari sebulan, tak disangka akan melihatnya lagi di sini.Selain itu, dia terlihat sangat berbeda.Dulu, Hailey polos dan manis, tidak suka berdandan, berperilaku baik dan waspada.Tapi Hailey yang berdiri di depan Suzy sekarang, sangat cantik dan menarik.Penampilannya sangat modis, rambutnya di keriting ombak besar, riasannya sangat indah, dengan bibir merah menyala. Dia segera melepas mantelnya ketika masuk dan meletakkannya di lengan. Dia hanya mengenakan rok ketat yang seksi, memperlihatkan sosoknya yang ramping.Di bawah kakinya ada sepasang sepatu bot kulit bertumit sepuluh sentimeter, membuatnya terliha
Suzy juga tidak ingin membuat suasana menjadi canggung.Dia hanya menganggap tidak melihat Hailey, dan makan dengan tenang, kadang-kadang menanggapi ucapan Jeremy Lei.Sebaliknya, Hailey terus menerus mengangkat kepalanya untuk melihat Suzy, seolah-olah sedang mencari kesempatan untuk berbicara dengannya."Ayo, mari kita bersulang untuk Tuan James dan Nona Suzy yang datang dari jauh."Jeremy Lei berdiri lebih dulu, dan mengangkat gelasnya.Yang lain mengangkat gelas anggur mereka satu per satu, Suzy meletakkan sumpitnya dan ikut mengangkat gelas anggurnya.Meskipun dia bisa minum banyak, dia tetap harus menghormati Jeremy Lei.Untungnya, isi gelas ini adalah anggur merah, jika anggur putih, dia benar-benar tidak bisa meminumnya.Setelah menyesap anggur, mulutnya dipenuhi dengan bau anggur merah.Suzy segera memasukkan sayur ke mulutnya untuk menekan bau anggur.Kemudian, di bawah desakan Jeremy Lei, dia minum dua gelas lagi, dan pipinya mulai memerah.James Calvin berbisik di sampingny
Suzy membersihkan noda anggur di lengan bajunya lalu keluar dari kamar kecil.Ketika sedang berjalan, dua orang pelayan melewatinya, sambil berbincang."Setelah kau menyajikan anggur nanti, pergilah ke kamar di lantai atas dan periksa sekali lagi untuk memastikan semuanya beres. Tuan Guo sudah berpesan berulang kali jangan sampai ada kesalahan.”"Kak, aku tahu, jangan khawatir."Suzy tidak terlalu memperhatikannya dan kembali ke Ruang VIP.Melihat Suzy sudah kembali, Hailey segera berkata, "Kak Suzy, maaf, aku terlalu ceroboh tadi.""Tidak apa-apa, sudah beres," Suzy berkata dengan tenang.Kemudian, dia menatap James Calvin dan bertukar pandang dengannya.James Calvin mengangguk, perlahan berdiri, dan berkata pada Jeremy Lei, "Terima kasih untuk jamuannya hari ini. Suzy dan aku masih ada urusan, jadi kami pamit dulu.”Jeremy Lei segera berdiri, dan ingin berkata sesuatu, tetapi Ruang VIP terbuka pada saat ini, seorang pelayan berjalan masuk dengan membawa nampan berisi sebotol anggur.
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny