Anaknya yang lincah dan imut, kini terbaring lemas di ranjang rumah sakit dengan berbagai selang menancap di tubuhnya.Suzy melihat pemandangan dari luar pintu, jantungnya berdegup kencang.Dia berusaha menenangkan diri, dan menahan keinginan untuk bergegas masuk untuk memeluk putranya, dan berbisik pada Stefany di luar pintu: "Bagaimana keadaannya sekarang?"Mata Stefany memerah, mungkin dia baru menangis.Dia menghela napas dalam-dalam, "Organnya tiba-tiba tidak berfungsi, penyebabnya masih diselidiki. Ini terlalu mendadak, tidak ada yang tahu apa yang terjadi."Suzy merasa sangat tertekan. Dia mengepalkan tangannya, lalu melepaskannya.“Aku akan melihatnya.” Setelah menenangkan diri, dia berjalan masuk.183 mengikutinya diam-diam.Dia agak terkejut melihat anaknya, Dokter Suzy yang masih muda ini ternyata memiliki putra sebesar ini."Mama..." Mungkin si kecil merasakan napas Suzy, sekarang keadaannya sangat parah, dia membuka matanya dengan susah payah.Melihat Suzy, dia ingin bangu
Setelah beberapa saat, dia bertanya: "Apakah sudah melakukan radiografi hati dan ginjal?""Kondisinya memburuk dengan terlalu cepat, tidak sempat melakukan radiografi lagi," kata Stefany.Suzy meraih daftar pemeriksaan, dan mengambil napas dalam-dalam, lalu berkata, "Ambil darahnya untuk tes virus.""Tes virus? Suzy, maksudmu Welly mungkin..."“Aku tidak tahu.” Suzy menggelengkan kepalanya, ini hanya tebakannya setelah melihat laporan pemeriksaan hati.Lagi pula, si kecil tidak demam sama sekali.Tapi ada dua data dalam laporan yang sangat mirip dengan gejala terinfeksi virus, sehingga dia memiliki pemikiran ini.Tidak ada waktu untuk memikirkan kapan anaknya melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.Sekarang tidak ada yang tahu penyakit apa yang diderita anaknya, jadi selama ada sedikit kecurigaan, dia harus memastikannya.Perawat mengambil darah Welly dan membawanya untuk diuji.Karena Suzy menyampaikan kemungkinan terinfeksi virus, maka tidak bisa ada terlalu banyak orang dalam
Suzy menatap putranya yang sudah bisa berjalan, dia sudah sampai pada tahap terakhir, seolah-olah telah melihat harapan di depannya, tetapi tidak dapat diraih.Meskipun Suzy cukup optimis, dia juga tidak memiliki keberanian untuk menghadapi senyum polos putranya.Dia berjalan tergesa-gesa keluar dari bangsal, berjongkok di sudut koridor, membenamkan kepala di dalam lututnya, dan menangis sendirian.Setelah cukup lama, dia berdiri lagi.Badannya lemas dan mati rasa akibat jongkok terlalu lama, tubuhnya terhuyung-huyung saat bangun.Dia bersandar di dinding dan berjalan kembali ke bangsal, wajahnya yang pucat kembali terlihat tenang."Kapan jadwal transfusi darah berikutnya?" dia bertanya pada perawat."Seharusnya Jumat depan, tapi sekarang... tidak tahu apakah bisa menemukan donor yang cocok pada akhir bulan."Perawat itu berbicara dengan ragu-ragu, menatap pria kecil yang sedang diperiksa dokter, dia merendahkan suaranya dan berkata, “Dokter Suzy, Welly membutuhkan banyak darah. Sebagi
Dia tidak akan membiarkan Welly mengenali papanya, sebaiknya mereka tidak saling mengetahui keberadaan masing-masing dalam hidup ini."Oh, begitu." Welly mengedipkan matanya, dan berkata dengan penuh harap: "Welly sangat senang bisa kembali ke kampung halaman Mama dan bertemu dengan anak-anak dengan warna kulit yang sama denganku."Setelah itu, tubuhnya menggeliat seperti ulat, mengangkat wajahnya yang lembut dan menatap Suzy, "Mama, bukankah begitu?"Suzy agak terkejut.Melihat tatapan putranya yang polos dan penuh harap, dia merasa agak bersalah.Putraku dibesarkan di negara asing, orang-orang di sekitarnya adalah anak-anak kulit putih dengan rambut pirang, karena perbedaan ini, dia tidak bisa membuka hatinya untuk bergaul dengan anak-anak lain.Putranya kini berusia tiga tahun dan masih dalam tahap pengembangan karakter.Awalnya, dia bersikeras pergi ke luar negeri karena situasi memaksanya.Sekarang tiga tahun sudah berlalu, jika situasi di rumah baik-baik saja, demi pertumbuhan an
183?!Suzy menatap pria yang baru saja duduk dengan terkejut.Tidak hanya duduk di kabin yang sama, tetapi hanya ada jalan setapak di antara mereka, sungguh kebetulan.Setelah duduk, dia menatapnya dan tersenyum tipis, "Sepertinya kita semua sudah di-upgrade. Sungguh beruntung."Namun, dia tidak terlihat terkejut, seolah-olah sudah tahu bahwa dia akan duduk di dekat Suzy.Suzy tidak berencana untuk membongkarnya, tetapi hanya berkata: "Ya, sungguh beruntung."Setelah itu, dia tidak berbicara dengannya lagi, dan berbalik untuk menjaga putranya.Welly bangun pagi-pagi untuk menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum berangkat, lalu bergegas ke bandara. Dia kelelahan dan segera tertidur.Suzy menatap putranya dengan penuh kasih sayang dan menutupi si kecil dengan selimut.Namun, saat pesawat lepas landas, dia mulai merasa iri dengan putranya yang bisa tidur begitu nyenyak.Karena terbang dengan pesawat benar-benar menakutkan!Tidak hanya ketakutan psikis saat melayang di ketinggian, tetapi
Suzy menatap putranya dengan heran.Apa yang Stefany katakan pada putranya!Namun, sebagai orang asing, pemikirannya lebih terbuka. Membicarakan urusan pria dan wanita semacam ini dengannya, meskipun usia putranya baru tiga tahun.Suzy memutuskan harus meluruskan pemikiran anaknya, setidaknya jangan sampai dia salah paham.Dia berjongkok dan berkata dengan lembut, "Sayang, Mama tinggal bersama Paman 183 untuk mengobati penyakitnya, juga karena kami berdua terjangkit penyakit menular dan tidak ingin menulari orang lain."Si kecil berkata dengan patuh, "Ma, aku tahu, hanya ada papa dalam hatimu, jadi kau tidak ingin mencari orang lain, bukan? Welly tidak akan mengungkit hal ini lagi."Suzy benar-benar tidak tahu bagaimana menjelaskannya.Dia mengangguk, "Ya, hanya ada papamu dalam hati Mama. Meskipun tidak tahu dia ada di mana sekarang, kita pasti bisa bertemu dengannya lagi suatu hari."“Papa sudah dewasa, masih bisa hilang, bodoh sekali, aku harap dia bisa segera kembali.” Welly mengel
Dengan penampilan seperti ini, wajah Suzy terhalang dan tidak terlihat jelas. Namun, penampilan Welly yang sangat imut, telah menarik perhatian para penggemar.Mengenakan kemeja kuning dengan overall hitam, sepatu kets putih, dan tas ransel monster kecil hitam di punggungnya.Rambut pendek hitamnya menutupi kening, sepasang mata yang besar dan cerah melihat ke sekeliling dengan penasaran, dan sesekali memiringkan kepalanya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Terlihat sangat imut dan lincah."Anak kecil ini sangat imut!""Astaga, apakah dia aktor cilik yang baru memulai debutnya?"Suzy tidak memperhatikan komentar-komentar ini, dia hanya ingin segera pergi.Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mengejarnya."Tolong tunggu sebentar."Seorang gadis dengan kamera berlari ke Suzy, dan menghalangi jalannya, menunjuk ke pria kecil itu dengan penuh semangat, dan menatap Suzy."Permisi, bolehkah aku mengambil gambar?"Suzy bertemu pandang dengannya, kemudian menjadi tena
Saat itu, dia pergi ke luar negeri untuk membantu Ivan Zhang mengobati ayahnya, membutuhkan waktu satu setengah tahun sampai Welly berusia satu tahun, akhirnya ayahnya dapat disembuhkan.Kemudian Ivan Zhang membawa ayahnya kembali ke Tiongkok, tetapi Suzy memilih untuk tetap tinggal, setelah berkeliling ke beberapa tempat, dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di rumah sakit komunitas tempat dia bekerja saat ini.Dan alasannya memilih tempat itu hanya karena bersebelahan dengan laut yang indah.“Wow, setahun tidak bertemu, anak angkatku sudah setinggi ini!” Ivan Zhang mengulurkan tangannya dan menyambutnya dengan senang."Ayah angkat!" Welly berteriak.Ivan Zhang memeluknya dan langsung mengangkatnya. Setelah menimbangnya, dia merasa anak ini sangat ringan. Apakah dia berat badannya turun karena penyakitnya?Sebelum datang, Suzy sudah memberi tahu Ivan Zhang tentang situasi Welly.Ketika memikirkan anak angkatnya masih dalam bahaya dan harus bergantung pada transfusi darah, dia tidak b
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny