Canelius menatap Suzy dengan curiga, kenapa dia terus merekomendasikan Cole untuk menjadi ketua?Suzy tersenyum, akhirnya dia menceritakan identitas Cole yang sebenarnya, "Ibunya Cole adalah mantan ketua Klan Youlan, bukankah sudah sepantasnya Cole mewarisi kedudukan ibunya?""Kamu tahu dari mana?" Canelius mengernyit."Kakek Ambar yang menceritakannya kepadaku saat berada di Pelelangan Baren." Suzy lanjut menceritakan alasan Kakek Ambar melindungi Klan Youlan."Kakek tidak memberitahumu demi melindungimu." Suzy menasihati Cole, "Jangan marah pada Kakek."Cole menangis saat mendengar cerita Suzy. "Kakek begitu baik kepadaku, mana mungkin aku menyalahkannya ...."Suzy dan Cole sedih setiap mengingat Kakek Ambar. Seandainya Beliau bisa bertahan hidup ....Sayangnya takdir berkata lain, ini adalah fakta yang harus diterima.Canelius merenungkan kata-kata Suzy, lalu tiba-tiba mengambil kalung batu suci yang berada di atas meja dan memakaikannya ke leher Cole. "Cole, mulai sekarang kamu ada
Suzy mulai membaca semua dokumen yang ditinggalkan Gilbert.Awalnya Suzy agak kagok mengurus begitu banyak hal yang terasa asing. Hari-hari dilewati dengan penuh kesibukan.Dalam sekejap mata, dua minggu telah berlalu ....Akhirnya hari pernikahan Lance dan Aluna tiba. Robert dan Suzy datang bersama seluruh anggota Keluarga Calvin.Tidak mudah bagi Aluna dan Lance untuk sampai di tahap ini. Seandainya salah satu dari mereka mundur atau menyerah di tengah jalan, mereka tidak akan berakhir di pelaminan.Pernikahan diadakan di ruang terbuka, sesuai keinginan Aluna.Tamu-tamu hari ini didominasi oleh kerabat dan keluarga dari pihak mempelai pria. Agar Aluna tidak kesepian, Lance diam-diam mengundang Dokter Martin dan anak-anak panti asuhan untuk datang menghadiri pernikahan mereka.Aluna berlinang air mata saat mengucapkan janji nikah. Dengan disaksikan para tamu, dia berkata sambil terisak-isak, "Aku ... bersedia."Upacara pernikahan berlangsung lancar. Setelah selesai, Aluna menyapa Dokt
Gilbert minum terlalu banyak, dia mabuk dan menangis sambil bergumam, "Seandainya aku menahan Sheila dan tidak membiarkannya pergi, mungkin sekarang kami sudah mempunyai cucu ...."Hingga detik ini, Gilbert masih menyesali keputusannya di masa muda. Oleh sebab itu, Gilbert memutuskan untuk tinggal di rumah peninggalan Sheila dan menghabiskan sisa hidupnya di sana.Sebenarnya Gilbert sudah lama merencanakannya, tetapi beberapa hal membuatnya terpaksa menunda sampai sekarang.Setelah memapah Gilbert ke kamar, Suzy mengajak Robert untuk kembali ke kamar mereka."Sayang, ada yang ingin aku bicarakan," kata Suzy."Apa?" tanya Robert."Nenek mewariskan rumahnya kepadaku. Karena Guru mau tinggal di Desa Limus, bagaimana kalau Guru tinggal di rumah itu saja? Dengan begitu guru tidak perlu repot-repot mencari rumah baru," tanya Suzy. Bagaimana menurutmu?" tanya Suzy.Robert tersenyum saat mendengar pertanyaan Suzy. "Kamu putuskan sendiri saja, untuk apa menanyakannya padaku?""Aku takut Guru me
Pagi-pagi sekali, mereka berangkat menuju Desa Limus.Kondisi jalanan menuju Desa Limus berbeda dengan saat terakhir kali datang. Jalanan Desa Limus telah diaspal. Ketika melihat keluar jendela, tampak beberapa proyek konstruksi yang masih berjalan.Sesampainya di Desa Limus, warga desa telah menunggu kedatangan mereka.Begitu Robert, Suzy, dan Gilbert turun dari mobil, penduduk desa menarik mereka ke rumah untuk makan bersama.Warga desa menyiapkan begitu banyak hidangan lezat. Mereka berkumpul di halaman dan makan bersama.Setelah kenyang dan puas mengobrol, Kakek Yoha mengantar Gilbert, Suzy, dan Robert ke rumah Sheila. Rumah Sheila telah dirapikan dan dibersihkan.Suzy dan Robert mempekerjakan seorang pelayan untuk mengurus Gilbert. Bagaimanapun Gilbert sudah tua, tidak tenang meninggalkannya hidup sebatang kara di desa.Ketika pelayan tersebut ingin membantu Gilbert untuk membawa barangnya, Gilbert malah menolak. Gilbert menolak semua orang yang ingin membantunya."Meskipun ini ad
Jenny sudah tidur, sementara Simon dan Lucy masih menunggu kepulangan anak serta menantunya.Begitu Robert dan Suzy masuk ke rumah, Lucy bergegas menyajikan makanan yang telah disiapkan."Ayah, Ibu, kalian belum makan?" Robert kaget melihat makanan yang tersaji di atas meja."Iya." Lucy menarik Robert dan Suzy ke meja makan. "Cepat, makan dulu, lalu istirahat.""Terima kasih, Bu. Maaf jadi membuat kalian menunggu lama." Suzy menaruh beberapa sayuran ke piring Lucy. "Bagaimana kabar Nenek?""Setiap hari Nenek senang banget melihat perut Samantha yang makin membesar," jawab Lucy."Baguslah, yang terpenting ibu dan kandungannya shebat."....Keesokan hari, Robert dan Suzy kembali ke ibu kota.Seperti biasa, mereka kembali menjalani hari-hari yang sibuk. Suzy sudah beradaptasi dengan pekerjaannya, dia tidak perlu tinggal di rumah sakit lagi.Setiap pukul 8 pagi, Robert dan Suzy berangkat kerja bersama, lalu pulang pada pukul 5 sore dan singgah ke pasar untuk berbelanja.Pada malam hari, Su
Dua bulan kemudian, Suzy hamil.Suzy memaki Robert di dalam hati. Jika Robert tidak memaksa Suzy untuk berhubungan setiap hari tanpa pengaman, Suzy tidak mungkin hamil.Pada sore ini, Suzy sedang bersantai di ruangannya. Mengingat menstruasi yang tak kunjung datang, Suzy iseng memeriksa denyut nadinya sendiri.Namun Suzy malah terkejut oleh diagnosanya sendiri! Sebagai seorang dokter, Suzy dapat mendiagnosa denyut nadi wanita hamil.Suzy tidak percaya, dia buru-buru melakukan tes darah untuk memastikan kehamilannya.Suzy tercengang membaca hasil laporan yang dipegang. Apakah dia harus bahagia atau marah?Suzy menarik napas panjang, lalu memasukkan laporan tersebut ke dalam tas dan lanjut bekerja.Ketika pulang, Suzy tidak buru-buri menceritakan kehamilannya kepada Robert.Seperti biasa, Suzy dan Robert singgah ke supermarket untuk berbelanja. Ketika melewati barang perlengkapan bayi, Suzy sengaja bertanya, "Sayang, bagaimana kalau aku mengandung anak kedua?""Tentu saja aku senang." Ro
Karena kesal, Robert menjadikan Samantha sebagai contoh.Suzy langsung membantah. "Aku dan Bibi berbeda, dia memang harus istirahat di rumah. Aku janji tidak akan kelelahan. Kamu tidak perlu cemas."Suzy mengecup wajah Robert yang cemberut. Robert tidak dapat memaksa Suzy, dia terpaksa menelan kembali semua kekesalannya.Robert berjanji tidak akan melarang Sofia bekerja, tetapi sejak mengetahui kehamilan Sofia, Robert melarang Sofia untuk melakukan pekerjaan rumah.Sofia tidak mau mempekerjakan pelayan, jadi Robert terpaksa turun tangan untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah.Di luar Robert adalah presdir yang dingin, tetapi di rumah dia adalah seorang suami yang rela mengenakan celemek untuk memasak, mencuci piring, dan membereskan rumah.Hari ini Robert dan Suzy mengambil cuti. Sopir mengantar mereka ke Kota Hanggola.James sudah pulang sejak satu minggu yang lalu. Hari ini Samantha akan melahirkan.Seluruh anggota Keluarga Calvin menunggu di depan ruangan. Samantha berada di dalam
Jenny mengulurkan tangannya, tetapi tiba-tiba dia berubah pikiran dan tangannya menggantung kaku di udara.Anak bayi belum boleh sembarangan disentuh. Akhirnya Jenny menahan diri dan menurunkan tangannya. "Anak baik, anak pintar."Ketika melihat keponakannya, Nolan merasa sekakan sedang menyaksikan keajaiban. Perhatian semua orang tertuju kepada bayi yang digendong dokter, sedangkan James langung menerobos masuk ke ruang persalinan. "Bagaimana keadaan istriku?""Pasien masih lemah dan perlu istirahat," jawab perawat.James tidak sempat melihat putranya yang baru lahir, dia mengikuti perawat yang membawa Samantha ke ruang perawatan.Suzy tersenyum melihat James. "Paman James adalah pria yang baik."Robert menjawab, "Itu namanya baik? Saat kamu melahirkan, aku akan menemanimu di ruang persalinan."Suzy memutar bola matanya. "Wajahku saat melahirkan sangat jelek, tidak mau kamu temani."Kali ini Suzy dan Robert tinggal lumayan lama di Kota Hanggola.Anak Samantha dan James adalah adik sep
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny