Setelah selesai bicara, tiba-tiba Crestor menarik pergelangan tangan Aluna sambil berdecak. "Aduh kamu kurus banget, memangnya bakal tahan?"Aluna mengerutkan alis, dia mengempaskan tangan Crestor seolah sedang menghadapi orang bodoh. "Kalaupun aku menikah, memangnya kamu akan menjadi putri kesayangan Ayah yang dimanja? Semua kemampuanmu terbatas, mau menari, bernyanyi, melukis, atau bahkan menembak. Semuanya tidak lebih baik daripada aku. Kamu pikir Ayah akan menyayangimu?"Wajah Crestor sontak memerah, dia tersinggung dengan ucapan Aluna. Namun Aluna tidak peduli dan melanjutkan, "Setidaknya aku masih punya hak untuk menikah. Keluarga Walker tidak akan berani berbuat macam-macam kepadaku. Justru kamu .... Harusnya kamu berkaca, jangan sampai malah menjadi pelayan gratisan untuk orang lain."Melihat Crestor yang mulai murka, Aluna berhenti berbicara dan meninggalkannya dengan acuh.Crestor berteriak dengan marah, "Kita semua sama-sama berasal dari panti asuhan. Apa yang kamu banggakan
"Oke. Aku akan mengunjungimu lagi begitu mendapatkan pekerjaan yang stabil."Namun Olivia tak pernah memenuhi janjinya.Hingga suatu hari, Aluna mengikuti ayahnya ke sebuah pesta konglomerat. Dia terpikat oleh seekor kucing yang menggiringnya ke ruang bawah tanah.Di ruang bawah tanah, Aluna melihat adegan yang menghantuinya selamanya ...."Oliv!" Aluna terbangun dari tidurnya, tatapan matanya dipenuhi dengan ketakutan.Aluna masih teringat dengan kata-kata yang terakhir kali diucapkan kepada Olivia. "Oliv, penderitaanmu telah berakhir."Aluna menutup kedua mata dan menyembunyikan wajahnya di telapak tangannya.Aluna menahan air mata yang mengalir deras, bahunya gemetar tanpa henti, berusaha mengatasi kenangan yang mengerikan dan menyakitkan.Mereka sangat menghormati Tuan Stanson yang membiayai panti asuhan, bukan untuk memberikan tempat kepada anak-anak yang tidak punya rumah, tetapi untuk menjadikan mereka pelayan setia yang bisa diperintah seenaknya.Ketua panti asuhan yang tampak
Semua dokumen yang telah dia baca terhampar di sebelah kiri tangannya dan membentuk tumpukan tinggi. Suzy tidak tidur semalaman, matanya memerah dan pembuluh darah merah menjalar di bagian matanya yang berwarna putih. Meskipun kelelahan, dia tampak sangat semangat.Setelah membaca halaman terakhir, akhirnya Suzy menutup dokumen tersebut. Dia berhenti sejenak, lalu menutup mata dan mereview kembali semua isi dokumen yang baru saja dibacanya. Suzy merasakan antusiasme yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Di saat Suzy tenggelam dalam pemikiran sendiri, dia tidak menyadari bahwa pintu laboratorium terbuka secara perlahan.Ketika langkah kaki berhenti di belakangnya, Suzy tiba-tiba terkejut dan membuka mata dengan cepat. Gerakannya terlalu terburu-buru sehingga tulang-tulangnya yang kaku mengeluarkan suara.Ambar terkejut memandang wajah Suzy yang kelelahan. "Apakah melakukan penelitian semalaman?"Suzy mengangkat sudut bibirnya dan mengangguk. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi ten
"Kamu ...." Ambar terkejut melihat tindakan Suzy.Ambar bersusah payah mengumpulkan dokumen ini selama bertahun-tahun, kenapa malah dibakar begitu saja?Tentu saja, Suzy tidak bisa mengabaikan kecemasan yang tersirat di wajah Ambar. Suzy tersenyum tipis dan mengangguk sambil menunjuk kepalanya sendiri. "Cara terbaik agar tidak ditemukan oleh orang lain adalah dengan menyimpannya di sini."Ketika mendengarnya, Ambar semakin terkejut, terutama saat dia melihat tumpukan dokumen yang tebal. "Kamu mengingat semuanya?""Iya, sejak kecil, daya ingatku lebih baik daripada kebanyakan orang," kata Suzy dengan santai meski bahwa kemampuan mengingat yang luar biasa seperti itu sangat langka.Oleh sebab itu Stanson memilih Suzy dan mengirimnya ke sini. Keluarga Calvin sangat beruntung memiliki menantu seperti Suzy.Ambar melihat Suzy dengan tatapan yang lembut. "Omong-omong, kemarin kamu mengatakan kepada Cole ada yang ingin dibicarakan dengan aku?"Suzy berpikir sebentar, lalu menjelaskan situasi
Elizabeth melemparkan pandangan sinis pada Suzy tanpa berkata-kata.Walaupun Elizabeth kelihatan tidak puas, Suzy tetap berbicara, "Aku tahu teknik akupunktur yang dapat membuat seseorang patuh hanya dengan menusukkan dua jarum ....""Oh?" Akhirnya Elizabeth menunjukkan minatnya. "Jelaskan, bagaimana caranya? Apa maksudmu menjadi patuh?"Suzy menjawab dengan serius, "Ini adalah metode untuk membuat seseorang melakukan apa pun yang kamu inginkan.""Benarkah ada metode semacam itu?" Elizabeth agak ragu, tetapi dia teringat bagaimana Suzy berhasil menyembuhkan wajahnya dengan menggunakan teknik akupunktur. Hal ini menunjukkan bahwa jarum kecil ini memang memiliki kemampuan.Elizabeth tampak tertarik. "Baiklah, kalau suatu saat aku membutuhkannya, aku akan memanggilmu."Suzy mengangguk dan menjawab, "Tapi sekarang pria itu sedang menderita luka parah. Sementara ini, metode akupunktur tidak bisa diberikan kepadanya."Elizabeth mendengus kesal. "Siapa bilang aku mau menggunakan metode itu ke
Suzy berjalan mendekati Robert, lalu berjongkok di depannya. Dengan begitu, mereka berdua bisa saling bertatapan. Mereka saling bertatapan tanpa kata-kata, mengungkapkan perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Sambil memeriksa luka-luka Robert, Suzy berbicara sambil berpura-pura memperingatkan, "Nyonya Elizabeth tertarik padamu, harusnya kamu merasa beruntung. Di Pelalangan Baren, tidak ada bos lain yang sebaik Nyonya Elizabeth. Setelah sembuh, kamu harus melayani Nyonya dengan baik."Suzy ingin memberi tahu Robert bahwa Elizabeth adalah orang yang bisa dimanfaatkan. Jangan pernah mencoba untuk menentangnya, tetapi cobalah untuk memanfaatkan kepolosannya dan cari peluang untuk melarikan diri. Dengan kekompakan mereka, Suzy yakin Robert akan mengerti.Namun saat mengangkat pandangannya, Suzy melihat kedua mata Robert yang dingin dan menentang keras nasihatnyaMungkin permintaan Suzy sudah terlalu jauh, dia pun tidak ingin melakukannya. Namun kondisi sekarang tidaklah men
Setelah tiba di kota, Lance baru menyadari betapa terbelakangnya tempat ini. Beberapa belas bangunan rendah berkumpul bersama dengan lorong di tengahnya. Di depan setiap rumah, terdapat papan kayu yang diletakkan di atas batu. Papan tersebut berisi hasil kerajinan tangan. Karena hari ini pasar tutup, sebagian besar papan kayu tersebut kosong.Lance melihat beberapa barang yang dijual bahkan menggunakan sistem barter, seperti cara perdagangan primitif. Namun yang lebih penting, hal yang membuat Lance merasa putus asa, ternyata di sini tidak ada sinyal seluler. Berarti para penduduk di sini tidak menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel.Apakah Lance dikirim ke sebuah desa primitif yang sangat terbelakang?Ketika Lance bertanya kepada Kama, wanita yang selama ini merawatnya, Kama tampak bingung dan tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Kama dan keluarganya tinggal di gunung ini selama beberapa generasi, mereka hidup mandiri dengan mengandalkan sumber daya yang ada di gunu
Di saat bersamaan, dia mendengar anak-anak mencuci baju sambil bernyanyi."I am sailing, home again cross the sea. I am sailing, stormy waters, to be near you, to be free. I am flying ...."Lance mendengar nyanyian tersebut dengan jelas. Alunan dan lirik yang begitu familier.Seketika, sekujur tubuh Lance sontak membeku. Dia mendekati anak-anak yang sedang bernyanyi ...."I am flying like a bird 'cross the sky. I am flying, passing high clouds, to be with you, to be free ...."Lance membeku di tempat saat mendengar nyanyian tersebut. Lagu itu berjudul "Sailing", lagu yang dinyanyikan Aluna saat berada di pantai.Setiap mengingat malam yang indah itu, Lance marah merasa konyol dan menyakitkan.Lance mengepalkan tangannya dan berteriak, "Siapa yang mengajari kalian lagu itu?"Saat sedang fokus bernyanyi, gadis itu terkejut oleh suara yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Saat gadis itu hampir tergelincir ke sungai, Lance terkejut dan dengan cepat menariknya tangannya.Gadis itu menatapny
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny