Tangan kanan memegang jarum perak, sedangkan tangan kiri memegang jarum suntik. Dengan gesit, Suzy menusukkannya ke leher dua orang pengawal.Sebelum sempat menoleh, kedua pengawal telah terkapar ke lantai.Selagi mereka lengah, Suzy langsung berteriak, "Yuvan!""Swoosh!" Kekuatan Yuvan meledak secara tiba-tiba. AKhirnya, dia berhasil melepaskan diri dari rantai yang menjebaknya!Kedua pengawal yang tersisa kaget melihat kerja sama di antara Suzy dan Yuvan. "Kalian ...."Yuvan tak memberikan mereka kesempatan untuk berbicara."Krak, krak!" Yuvan mematahkan leher mereka.Kemudian Yuvan bergegas memeluk jasad Lolita dengan erat. Dia sama sekali tidak memedulikan tubuhnya yang terluka dan berdarah.Setelah berhasil mengalahkan keempat pengawal, Suzy merasa lega sekaligus terengah-engah. Ketika mengalihkan pandangannya kepada Yuvan, Suzy terkejut dan berteriak, "Yuvan, apa yang kamu lakukan?"Suzy hendak mengajak Yuvan berbicara, dia melihat Yuvan sedang melilitkan rantai besi ke tangan da
"Suzy ...." Yuvan menatap Suzy yang berada di hadapannya.Sekujur Yuvan terluka dan berdarah, seakan bisa tumbang kapan saja. Namun dia berusaha tetap tegar dan menjawab, "Kamu benar! Kalaupun harus mati, aku harus memberikan pelajaran kepada mereka."Suzy lega, akhirnya Yuvan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.Kemudian Suzy melepaskan jarum yang menancap di tangan Yuvan sambil menghiburnya, "Em, mati adalah hal yang mudah, tetapi hidup tidaklah gampang. Meskipun sulit, kita tetap harus hidup. Harapan hanya ada bagi orang yang hidup. Dengan begitu, kamu bisa membalaskan dendam semua korban yang dihabisi mereka.""Aku mengerti." Yuvan mengangguk, lalu mengulurkan kepala ke wajah Lolita dan mengecup bibirnya."Lolita, demi kamu, demi anak kita, aku akan bertahan hidup ...."Suzy terharu melihat cinta Yuvan terhadap Lolita yang begitu dalam.Setelah Yuvan tenang, Suzy pun berkata, "Aku telah membujuk Elizabeth untuk membiarkanmu hidup, tapi tadi aku mendengar Jacques ingin membunuhmu.
"Orang Negara Sanggola," jawab Suzy.Jumlah petarung yang berada dari Negara Sanggola sangat sedikit. Yuvan mengingat beberapa wajah mereka. "Sepertinya mereka berada di ruang ketiga setelah kamu keluar dari sini. Kalau tidak ada di sana, berarti sudah dibawa ke ruang istirahat."Suzy menggelengkan kepala. "Aku baru dari ruang istirahat, tidak ada di sana.""Berarti masih ada kesempatan. Kalau sudah masuk ke ruang istirahat, kamu akan sulit berinteraksi dengannya.""Em." Suzy bangkit diri, dia harus segera menemukan Robert."Sebentar!" Yuvan menghentikan Suzy.Kemudian Yuvan berjalan ke samping kedua pengawal yang dilumpuhkan Suzy, lalu mematahkan leher mereka dan mengambil jarum perak serta suntikan yang menancap."Ini, jangan lupa.""Terima kasih." Suzy menyimpan kedua jarum tersebut dan beranjak untuk membuka pintu.Yuvan penasaran, dia tidak tahan dan bertanya, "Memangnya orang itu siapa?""Suamiku," Suzy menjawab dengan jujur.Yuvan tercengang mendengarnya. Dia langsung membuat ke
Pengawal tersebut gemetar dan dengan cepat berkata, "Dia seorang pria berusia dua puluhan atau tiga puluhan tahun, berambut hitam, berkulit kuning, terlihat cukup lemah, sejenis orang yang akan mati hanya dengan satu pukulan ...."Suzy mengernyit. Berdasarkan deskripsi yang dikatakan pengawal, pria itu adalah Robert!Melihat pengawal yang ketakutan dan memohon ampun, Suzy memegang erat pistolnya sambil mengertakkan gigi, lalu memukul leher pengawal hingga pingsan.Kemudian Suzy menarik kembali jarum perak yang menancap di leher pengawal dan bangkit berdiri."Suzy, aku ikut," kata Yuvan.Namun Suzy menggelengkan kepala sambil menatap luka di sekujur tubuh Yuvan. "Jangan, tubuhmu terluka parah. Segera obati dirimu, jangan ambil risiko."Yuvan tampak ragu, "Tapi di sana ada banyak pengawal ...."Suzy memotong ucapan Yuval, "Aku mengerti, jangan khawatir. Aku bukan orang yang gegabah, aku akan bertindak sesuatu situasi."Setelah berbicara, Suzy keluar tanpa memberikan Yuvan kesempatan untu
Di tengah arena.Para penonton bersorak-sorai.Sesaat berbaur di tengah penonton, pandangan Suzy terhalangi oleh beberapa orang berpostur tinggi. Namun satu hal yang pasti, Robert telah dimasukkan ke dalam sangkar besi.Suzy panik, dia berusaha menerobos kerumunan yang mengadang. Ketika Suzy berusaha menerobos, seseorang malah menarik tangannya ke belakang.Begitu menoleh ke belakang, Suzy terkejut melihat Cole yang ada di sampingnya."Kakek menyuruhku untuk mencarimu." Cole menarik Suzy pergi dari desakan penonton.Awalnya Suzy ingin menolak Cole, tetapi begitu melihat Cole yang hendak membawanya kembali ke tempat duduk, Suzy pun berhenti memberontak.Setelah kembali ke tempat duduk, Suzy melihat pria paruh bayah bertopeng yang duduk di samping Elizabeth."Kalau kamu tidak kembali juga, aku hampir mengutus pengawal untuk mencarimu," kata Elizabeth dengan ketus.Suzy tidak bergeming, dia hanya melirik Cole yang berdiri di sampingnya."Kamu dari mana saja? Kenapa lama banget?" tanya Eli
Elizabeth tidak bodoh, Jacques pasti sengaja!Elizabeth menggertakkan giginya sambil memukul meja. "Bajingan itu! Dia tidak pernah menghargaiku."Melihat kemarahan Elizabeth, Suzy berharap dia akan menghentikan pertandingan ini.Namun Elizabeth hanya mengeluarkan kata-kata umpan sambil menuang segelas anggur merah untuk meredam kemarahannya. "Aku membuat perhitungan setelah pertandingan ini selesai."Suzy merasa kecewa, dia terlalu mengharapkan Elizabeth.Di saat bersamaan, terdengar suara pria paruh payah yang dan berwibawa. "Justru pertarungan semacam ini yang seru. Pertarungan semut melawan gajah. Kalau semut menang, semua orang yang mengagung-agungkan gajah pasti sakit hati."Elizabeth melihatnya dengan skeptis, "Ambar, apa yang kamu pikirkan? Meskipun dia terlihat seperti kamu, tidak semua orang bisa seperti kamu."Suzy menatap Kakek Ambar yang mengenakan topeng. Di balik topeng, tatapan matanya terlihat penuh keyakinan. Seketika, Suzy pun merasa tenang.Kakek Ambar tidak mungkin
Kepala adalah bagian yang paling rentan. Begitu terkena pukulan, bisa menyebabkan pingsan atau bahkan kematian.Para penonton di bawah terkejut melihat serangan yang dilakukan Robert, sedangkan Suzy mengepalkan tangannya saat melihat pertarungan tersebut.Pukulan Robert untuk mengalahkan musuh adalah strategi yang sempurna. Dia juga melakukannya dengan tegas dan tanpa ragu-ragu.Seandainya ....Di tengah lamunan Suzy, suasana di atas arena berubah drastis. Tendangan Robert ditangkis oleh mutan tersebut.Jack yang besar dan lincah seperti binatang buas tampak menangkap kaki Robert, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi dan melemparkannya."Dang!" Tubuh Robert menghantam sangkar besi hingga bergetar.Kemudian Robert terjatuh ke lantai hingga memuntahkan darah. Meskipun lemparan yang dilakukan Jack terlihat ringan, tenaganya begitu menakutkan.Saat menyaksikan semua yang terjadi kepada Robert, sekujur tubuh Suzy terasa nyeri.Dampak dari lemparan tadi sanggup menghancurkan organ vital manusia,
Ketika Suzy menoleh ke belakang, Kakek Ambar telah menarik kembali tangannya. Kakek Ambar terlihat sangat tenang, dia sama sekali tidak cemas.Para penonton di bawah berteriak."Menang!""Tidak disangka pemuda itu bisa bertahan lama.""Iya. Meskipun kelihatan kurus, ternyata dia lumayan hebat. Tadi siapa yang bilang sanggup menghadapi pemuda itu?""Pokoknya Jack menang, kita menang!""Sekarang, kita nikmati saja momen Jack menghancurkan tubuh pemuda itu."Di bawah pandangan antusias penonton, Jack tersenyum kejam sambil melihat Robert yang terbaring tak bergerak di tanah. Jack telah merencanakan cara untuk menghabisi Robert.Jack ingin menghancurkan tengkorak dan memeras otak Robert ....Jack perlahan mengangkat cakarnya yang besar dan tajam seperti binatang buas. Kuku hitam yang tajam itu hampir menembus dahi Robert.Namun di saat bersamaan, tiba-tiba Robert membuka matanya. Sepasang mata merah yang aneh dan mengerikan tampak memancarkan sorotan yang dingin.Jack terkejut. "Kamu ...."
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny