Sejak dikurung, Suzy tidak pernah meninggalkan laboratorium. Jika Yuvan tidak membawanya kabur, Suzy sudah hampir sebulan tidak melihat dunia luar.Ruangan laboratorium dan kamar yang ditinggali Suzy adalah sebuah ruangan tertutup tanpa jendela. Suzy hanya bisa melihat jam dinding yang berputar, dia tidak dapat melihat langit di luar.Akhirnya waktu telah menunjukkan pukul 20.50, pintu laboratorium terbuka.Cole masuk dan menghampiri Suzy yang sudah bersiap-siap, lalu mempersilakannya keluar. "Ayo, ikut aku."Cole berjalan di depan, sedangkan Suzy mengikuti dari belakang. Melihat raut wajah Suzy yang dingin dan cemberut, Cole berbaik hati menghiburnya. "Jangan berpikir untuk kabur lagi. Kalau kamu mengacaukan pelelangan malam ini, Kakek Ambar pun tidak akan bisa melindungimu."Suzy merasa sikap Cole berubah drastis. Dia bukan lagi pemuda kekanak-kanakan yang lemah. Sekarang dia telah berubah menjadi pemuda dewasa."Aku tahu." Suzy mengangguk.Suzy mengurungkan niatnya untuk kabur saat
Di saat bersamaan, di sebuah sudut ruangan yang gelap, seorang pelayan yang mengenakan topeng dan kostum kelinci juga sedang memperhatikan Suzy dengan tatapan sinis."Suzy? Ternyata kamu benar ada di sini. Baiklah, karena kamu dan Robert sama-sama berada di sini, aku tidak perlu buru-buru pergi," katanya sambil menyeringai dingin.Cole membawa Suzy ke kursi yang ada di bagian belakang, sedangkan Kakek Ambar duduk di depan mereka dengan ditemani oleh seorang wanita seksi.Wanita tersebut duduk dengan ditemani oleh 6 orang pengawal berbadan kekar. Kelihatannya wanita ini memiliki status yang lebih tinggi daripada Kakek Ambar.Yang anehnya, semua tamu yang menghadiri pelelangan ini tampak mengenakan topeng. Hanya wanita seksi ini yang tidak mengenakan topeng.Secara spontan, Suzy memperhatikan wajah wanita itu dengan serius. Wanita ini sangat menjaga penampilannya. Meskipun terlihat berusia 30 tahun, usia wanita ini yang sesungguhnya pasti berada di atas 30 tahun.Melihat kerutan di leher
Wanita yang bernama Elizabeth ini jelas memiliki status yang lebih tinggi, tetapi tampaknya dia sangat menghormati Kakek Ambar. Sesekali, Elizabeth malah bersikap manja di hadapan pria paruh baya ini.Suzy merasa ada yang aneh, entah hanya perasaannya saja atau memang fakta. Jangan-jangan, Elizabeth menyukai Kakek Ambar?Namun mereka tidak serasi, umur mereka terpaut cukup jauh. Apakah Elizabeth memang menyukai pria yang lebih tua?Tentu saja, selain mencurigai hubungan kedua orang ini, Suzy juga mendapatkan beberapa informasi lain seperti para tamu yang menghadiri pelelangan ini adalah konglomerat yang berkuasa dari berbagai negara. Sebelum kematian Willis, Elizabeth sebagai pemilik pelelangan, sangat menikmati hidupnya. Elizabeth berkeliling dunia dan menikmati hidup tanpa perlu memusingkan bisnisnya.Namun sejak kematian Willis, Elizabeth terpaksa kembali untuk mengambil alih beberapa pekerjaan Willis. Suzy juga mendengar Elizabeth berkata, "Troy masih asyik menikmati hidup. Seperti
Elizabeth melirik jam tangannya yang terbuat dari berlian asli. Tak terasa, dia sudah 2 jam berada di sini. Dia memijat keningnya dan berkata kepada Kakek Ambar, "Aku pulang duluan, kuserahkan acara pelelangan kepadamu."Setelah berbicara kepada Kakek Ambar, Elizabeth menatap Suzy dan berkata, "Kamu! Ikut aku!"Ketika hendak pergi meninggalkan tempat duduk, Elizabeth tidak sengaja melirik ke arah sudut ruangan. Elizabeth tersentak seolah sedang melihat sesuatu yang mengejutkan, dia bahkan menatap Kakek Ambar sampai membelalak. "Ambar ...."Kakek Ambar bangkit dari tempat duduknya sambil melirik beberapa pengawal yang berjaga di tepi panggung pelelangan. "Em, aku yang menyuruh Andre untuk mengubah skema pertarungan. Pertarungan gladiator minggu depan akan dilaksanakan dalam bentuk pelelangan ...."Sementara Kakek Ambar menjelaskan kepada Elizabeth, Andre selaku pembawa acara juga sedang menjelaskan peraturan kepada para tamu yang hadir.Jika ada petarung yang dianggap menarik, asalkan m
Pria itu .... Pria itu adalah orang yang Suzy rindukan ....Pria itu adalah Robert! Akhirnya dia datang!Apakah Robert datang untuk mencari Suzy? Kalau tidak, kenapa Robert bisa berada di sini?Dalam seketika, berbagai macam asumsi pun terbesit di kepala Suzy. Campuran berbagai emosi membuat sekujur tubuh Suzy terasa mematung.Suzy menggertakkan giginya sambil mengepalkan tangan, dia memaksakan diri untuk tenang. Dia harus tenang!Sekarang Suzy dan Robert sama-sama berada di dalam bahaya. Dengan menenangkan diri, Suzy baru bisa memikirkan cara untuk kabur dari tempat ini.Suasana taruhan terlihat sangat meriah, para tamu tampak antusias. Selain Robert dan beberapa peserta yang berbadan kurus yang diremehkan, para petarung yang lainnya sangat diminati.Kemudian Suzy menarik kembali tatapannya, lalu menoleh ke arah Kakek Ambar yang masih berdebat dengan Elizabeth.Suzy menyela mereka dan bertanya, "Bagaimana dengan peserta yang tidak mendapatkan penawaran dari tamu undangan?"Pertanyaan
"Setelah memberikan penawaran, Elizabeth bangkit berdiri dan berkata kepada Suzy, "Ikut aku!"Suzy lega, setidaknya sementara ini Robert aman. Suzy beranjak dari tempat duduknya, lalu bergegas mengikuti Elizabeth yang berjalan di depan. Karena mengkhawatirkan Suzy, Cole pun mengikuti Suzy dan Elizabeth.Sebelum meninggalkan ruangan, Suzy tidak tahan dan menoleh ke arah Robert. Kedua pasang mata bertatapan selama beberapa detik, tetapi demi menghindari kecurigaan, Robert terpaksa memalingkan wajahnya.Suzy mematuhi Elizabeth dan pergi bersamanya. Sekarang Elizabeth adalah penolong Robert, Suzy harus memikirkan cara untuk menyanjung Elizabeth. Demi menyelamatkan Robert, Suzy harus mendekati Elizabeth untuk mendapatkan bantuannya.....Pintu logam yang tebal dan indah terbuka, tampak sebuah kamar besar yang didekorasi dengan sentuhan kuno. Tirai beludru berwarna emas menutupi setengah area kamar sehingga Suzy tidak dapat melihat seluruh isinya."Masuk," Elizabeth hanya berbicara kepada Su
Suzy sengaja memperlambat ucapannya. Dia menatap wajah Elizabeth dan berkata dengan nada penuh simpati, "Kamu tidak boleh terkena cahaya yang terlalu terang, kamu juga tidak bisa memejamkan mata dan tidur dengan nyenyak. Sudah berapa lama kamu tidak melihat langit biru? Kapan terakhir kali kamu tidur dengan nyenyak?"Sekujur tubuh Elizabeth bergetar hebat. Dia merasa marah sekaligus terkejut. Selain dokter pribadi, Elizabeth tidak pernah memberi tahu siapa pun mengenai kondisinya.Elizabeth juga menghabisi beberapa dokter yang dulu sempat merawatnya. Perawatan yang diberikan para dokter itu sama sekali tidak berguna.Elizabeth berpikir, 'Ba-bagaimana wanita ini bisa tahu? Kenapa dia bisa tahu sedetail ini?'"Siapa yang memberitahumu?" Elizabeth curiga, jangan-jangan ada mata-mata di sekitarnya.Suzy tersenyum. "Aku tidak hanya mengembangkan produk kecantikan, tetapi berbagai cabang kecantikan, termasuk ilmu medis dan perawatannya."Elizabeth menatap Suzy dengan tajam, matanya seolah me
Elizabeth meletakkan cermin yang dipegang, lalu mengambil resep yang diberikan Suzy dan melihatnya. Agar Elizabeth mudah memahaminya, Suzy menulisnya dengan menggunakan bahasa lokal pulau.Setelah membaca resep ini, Elizabeth menatap Suzy dan berkata dengan serius, "Aku akan memercayaimu. Kamu yang meramu obat ini."Suzy langsung menolak tanpa pikir panjang. "Aku masih ada pekerjaan di laboratorium, aku tidak ada waktu.""Apakah penelitianmu lebih penting daripada aku? Kalau kamu tidak bisa menyembuhkanku, aku akan menghabisimu." Elizabeth mengancam Suzy."Kalau penelitianku tidak berhasil, aku juga akan dibunuh." Apalagi, yang mati tak hanya Suzy, tapi nyawa banyak orang sedang dipertaruhkan.Melihat Suzy yang begitu keras kepala, Elizabeth memutar bola matanya dengan kesal. Akhirnya dia mengerti, ternyata Suzy adalah wanita yang keras kepala."Sebaiknya pengobatanmu berguna. Kalau tidak, lihat saja akibatnya! Keluar!" Elizabeth menatap Suzy dengan tajam.Ketika keluar, Suzy hanya mel
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny