Robert dan Nolan tiba di kerajaan.Namun, Charles tidak menemui mereka berdua secara bersama-sama. Pertama-tama, Charles memanggil Nolan masuk, sedangkan Robert menunggu di luar.Sambil memperhatikan para pengawal yang berjaga, Robert menunggu dengan santai dan tenang.Tak terasa, setengah jam sudah berlalu. Pengawal yang bertugas pun bergantian jaga.Pintu aula terbuka, tapi Billy keluar sendirian. Robert tidak melihat sosok Nolan.Raut wajah Billy terlihat tegang, dia mendekati Robert dan berkata, "Tuan Robert, Raja kelelahan. Jadi, Beliau tidak dapat menemuimu. Tapi Raja sempat memintaku untuk menyampaikan beberapa hal."Tatapan Robert terlihat masam, tapi wajahnya tetap tampak tenang. "Baik.""Raja berpesan, Beliau sangat puas dengan kinerjamu. Raja tidak salah memercayakan semuanya kepadamu. Tapi, Raja berharap kamu bisa fokus menangani masalah Kamar Dagang dan segera menduduki posisi yang telah disepakati." Billy menyampaikan pesan Charles kepada Robert.Robert terdiam, dia menge
Samantha menangkap maksud Charles. Dia yang mewakili Charles dan berkata, "Aku yang menyuruh Royi untuk berbuat seperti itu.""Kamu?" Nolan kebingungan.Samantha menjawab dengan tenang, "Royi mengajukan diri untuk membantuku menyelidiki kasus ini. Aku menyetujuinya, aku juga mengizinkannya untuk menggunakan cara apa pun. Mungkin karena tekanan yang dirasakan, Royi jadi terpaksa menggunakan cara yang kurang pantas ...."Setelah selesai menjelaskan, Samantha menundukkan kepalanya di hadapan Charles. "Ayah, aku juga bertanggung jawab atas masalah ini. Aku bersedia menerima hukuman apa pun, tapi ....""Kalau sampai mencabut jabatan Pak Royi, aku rasa itu agak berlebihan. Apalagi waktu persidangan hanya tersisa dua hari. Aku rasa tidak pantas."Nolan mengerutkan alisnya dan berteriak, "Samantha! Kamu mau melindungi bajingan seperti Royi?"Samantha menjawab dengan suara lembut, "Aku hanya menyampaikan kondisi sebenarnya."Samantha mengacuhkan Nolan, lalu kembali menatap Charles.Nolan sangat
Berita ini membuat Suzy terkejut. "Bagaimana bisa?"Kemarin Suzy baru saja menemui Maggie. Sewaktu bertemu, Maggie terlihat baik-baik saja.Robert menjawab, "Berdasarkan informasi Pak Ronny, tadi malam Maggie bertengkar dengan tahanan baru. Ketika bertengkar, tahanan itu tidak sengaja mendorong Maggie sampai kepalanya terbentur meja. Sewaktu terbentur, Maggie masih bisa bangun dan beraktivitas seperti biasa. Karena merasa pusing, Maggie tidur, tapi ... ternyata dia tidak bangun lagi."Suzy tenggelam di dalam lamunannya."Bagian belakang otak adalah bagian saraf yang paling kompleks dan rapuh. Begitu terbentur, bagian dalam kepalanya pasti sudah terluka, tapi karena tidak ada efek samping yang berlebihan, tidak ada yang memedulikannya. Itu yang menyebabkan kematiannya yang tiba-tiba."Saat berada di luar negeri, Suzy pernah menangani kasus seperti ini. Salah seorang pasiennya mengalami pendarahan pasca kecelakaan. Untungnya, pasien itu tanggap. Dia segera pergi ke rumah sakit untuk dipe
Di kerajaan.Charles menatap Thomas dan bertanya, "Thomas, apakah benar? Barbie adalah putrimu?"Begitu berita tersebar, Charles langsung memanggil Thomas untuk menghadapnya. Bagaimanapun, ini bukanlah masalah kecil.Charles menyipitkan matanya, lalu kembali bertanya, "Katakan, ada apa ini?"Thomas menundukkan kepala untuk menutupi kegelisahan yang terpancar di matanya.Setelah menenangkan diri, Thomas kembali mengangkat kepalanya dan menjawab, "Raja, seperti yang semua orang tahu, aku selalu hidup sendiri. Aku juga bingung kenapa aku bisa tiba-tiba punya anak? Apalagi, anak yang dibilang putri kandungku adalah Barbie. Aku menyaksikan dia tumbuh dewasa."Di tengah pembicaraan, suara Thomas terdengar makin berat dan wajahnya juga tampak serius. "Entah siapa yang menjadi dalang di balik semua ini."Charles tetap terlihat tenang, lalu berkata, "Kalau itu memang gosip, kamu harus segera membereskan masalah ini. Sekarang adalah waktu yang sangat krusial. Aku sarankan, sebaiknya kamu melakuk
Setelah menutup telepon Robert, Suzy bergegas menghubungi Ronny.Ronny mengatakan bahwa kasus ini dinilai sebagai kecelakaan, pelaku hanya mendapatkan hukuman perpanjangan masa tahanan.Ronny tidak bertanggung jawab untuk mengurus masalah di penjara. Jadi, dia tidak berhak untuk ikut campur lebih jauh. Ditambah, haknya untuk menyelidiki kasus Keluarga Xin pun telah dicabut. Hal ini membuatnya makin tidak berdaya.Ronny menghela napas panjang. "Kalau Thomas benar adalah dalang di balik kematian Maggie, berarti pengaruh Thomas sudah menembus kekuasaan penjara. Thomas sudah berhasil mengontrol para petinggi yang ada di dalam penjara. Sebenarnya masuk akal, Thomas mempunyai banyak bisnis di laut ...."Ronny tidak melanjutkan ucapannya, tapi tiba-tiba sesuatu terbesit di kepala Suzy. Jika Thomas berada di balik semua ini, berarti mereka sedang menghadapi musuh yang sangat kuat!Setelah pembicaraannya dan Ronny berakhir, Suzy pun menyimpan ponselnya.Di saat bersamaan, Gilbert datang dengan
Tatapan Suzy terlihat tenang. Setelah Suzy masuk, Barbie langsung menutup pintu kamarnya.Sebelum Suzy bicara, Barbie bertanya dengan ketus, "Kamu yang menyebarkan beritanya?"Suzy hanya tersenyum tanpa memedulikannya, dia hanya fokus memperhatikan sekeliling ruangan.Kamar Barbie sangat rapi, terdapat bunga di atas meja makan dan samar-samar tercium aroma anggur merah yang wangi.Sejak kecil, Barbie selalu dimanjakan. Maggie yang selalu menyiapkan semua keperluan Barbie, dia jarang terlihat mengurus dirinya sendiri.Namun, sekarang tampaknya Barbie sangat santai sampai punya waktu untuk melakukan pekerjaan rumah. Kelihatannya dia tidak merasa bersalah setelah mengkhianati Keluarga Xin yang telah membesarkannya.Sebaliknya, kalau Barbie tidak mengurus hidupnya sendiri, berarti ... ada orang lain yang mengurusnya?Apalagi, saat Barbie mendengar cara pengawal berbicara kepada Barbie, pengawal tidak seperti orang yang sedang mengawasi tersangka, melainkan bawahan yang melayani majikan.Su
Dalam menghadapi tatapan Barbie yang ketakutan, Suzy tetap terlihat tenang dan memutar alat perekam.Tak berapa lama, Barbie mendengar suara yang tidak asing. Benar, itu suara Maggie ....Diam-diam, Suzy memperhatikan perubahan ekspresi Barbie. Barbie terlihat kaget dan marah.Suzy tersenyum sinis, tapi dia tetap waspada dan jangan sampai lengah.Setelah rekamannya selesai, Suzy menekan tombol perekam, lalu berbisik di telinga Barbie, "Aku akan melepaskanmu, tapi kalau kamu berani berteriak, aku akan menusuk tanganmu sampai patah!"Barbie mendengarkan ancaman Suzy dengan serius. Walaupun terdengar lembut, Suzy serius dengan ancaman yang dilontarkan.Saat melirik pisau yang ada di samping, tubuh Barbie terasa bergetar hebat. Suzy bisa mengambil pisaunya kapan saja.Barbie tidak suka diancam. Apalagi, orang yang mengancamnya adalah Suzy.Barbie menutup matanya dan berpikir keras. Kalau dia membiarkan Suzy mengendalikannya, bukankah semua usahanya selama ini jadi sia-sia?Kekuatan Suzy sa
Akhirnya, Suzy bisa mengajukan pertanyaan yang ingin diketahuinya tanpa harus mengkhawatirkan apa pun.Suzy sama sekali tidak berbelas kasihan kepada Barbie.Suzy mengambil sehelai kain, lalu menyeka pisaunya yang berdarah dan bertanya, "Apakah Thomas yang memerintahkanmu untuk memberikan kesaksian palsu?"Barbie pura-pura tidak mendengar pertanyaan Suzy, lalu mengambil kain kasa dan membalut lukanya.Suzy mengacungkan pisau ke depan wajah Barbie dan berkata, "Kalau tidak ngomong, aku akan menusukmu!""Suzy!" Barbie mengangkat kepalanya, lalu memelototi Suzy dengan marah. Barbie tidak berani berbicara terlalu keras, dia tidak ingin merasakan sakit seperti tadi."Cepat, katakan!" Suzy mengancamnya.Barbie tetap tidak mau bicara, dia menggertakkan giginya dan membuang muka."Tiga, dua, satu ...." Suzy mulai berhitung."Baik!" Barbie tidak puas, tapi dia tidak memiliki pilihan lain.Barbie terpaksa menjawab pertanyaan Suzy sambil mengancamnya. "Memangnya kenapa kalau kamu tahu? Lagi pula,
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny