Melihat Cole yang sering diam-diam menyelinap untuk menemui Canelius, tidak heran dia mengetahui batu suci yang dimiliki Suzy.Canelius tidak berbicara lebih jauh, dia hanya mengangguk dan berkata, "Tidak perlu buru-buru. Kita bicarakan lagi setelah Tuan Robert berhasil menduduki posisi ketua.""Em." Suzy masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengurungkan niat tersebut.Canelius tersenyum puas, lalu melihat notifikasi yang muncul di ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan. Aku pamit dulu.""Tuan Robert, kalau ada apa-apa, silakan hubungi aku," kata Canelius sebelum pergi.Sambil mengerutkan alis, Robert menatap Canelius yang berjalan pergi.Setelah beberapa detik, Robert menarik kembali tatapannya dan menoleh ke arah Suzy. "Bukannya kamu tidak mau menjadi anggota Klan Youlan? Kenapa tadi tidak membantahnya?""Dengan bantuannya, kamu bisa segera menduduki posisi ketua. Aku merasa tidak perlu membuat hubungan ini menjadi canggung," jawab Suzy.Robert mengerutkan alisnya dengan e
Sesampainya di kantor, hari sudah sore. Para karyawan sudah berkemas dan siap-siap pulang.Di ruang VIP.Setelah sekretaris menyajikan teh dan camilan, James melambaikan tangan dan mengizinkannya pulang."Baik." Sekretaris mengangguk, lalu memberikan hormat kepada Nolan dan pergi."Kok Robert belum sampai? Lama banget." Nolan terlihat sudah tidak sabar.Kemudian, Nolan mengambil kacang yang ada di meja dan menyantapnya dengan santai.James mengangkat cangkir teh dan memberikannya kepada nolan. "Robert baru menghadiri pesta Kamar Dagang Ibu Kota, dia sudah di perjalanan. Pangeran, mohon tunggu sebentar.""Oh," Nolan menjawab dengan acuh, lalu menyesap tehnya. Nolan tidak begitu menyukai rasa teh ini, dia pun kembali meletakkan cangkirnya ke atas meja.Ketika menatap James yang berada di depannya, sebuah pikiran melintas di benak Nolan. "James.""Iya, Pangeran?" tanya James.Nolan mengetesnya dengan bertanya, "Apakah kakakku tidak pernah menemuimu?"James menundukkan kepala, seolah tidak
Begitu melihat kedatangan Robert, Nolan langsung mengabaikan Robert dan berkata, "Robert, akhirnya kamu datang juga!"Nolan berbicara sambil menghampiri Robert dengan tergesa-gesa. Sesaat mendekat, Nolan agak terkejut melihat Suzy yang mengikuti Robert dari belakang.Nolan terpesona melihat Suzy yang berada di dalam balutan gaun indah. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Dia segera menarik kembali pandangannya dan berbicara kepada Robert, "Hugo sedang dalam masalah. Kamu tahu, tidak?"Robert mengangkat kedua alisnya, dia tidak langsung menjawab pertanyaan Nolan.Nolan mendengus dingin. "Hem, jangan mengelak, aku tahu kamu. Selain kamu, siapa lagi yang tertarik dengan posisi ketua? Kamu pasti sudah tidak sabar untuk melengserkannya."Robert mengernyit dan balik bertanya, "Kamu jauh-jauh datang hanya untuk menanyakan masalah Hugo?""Tidak juga," jawab Nolan sambil mengerutkan alis. "Aku ingin tanya, kenapa kamu menyuruh Samantha untuk membawa Hugo pergi?"Saat berhadapan dengan ayahny
Dibandingkan dengan Charles, Robert jauh lebih angkuh!Seketika, emosi Nolan langsung melonjak. Namun ... mengingat Charles yang memuji Samantha dan Billy yang berpihak kepadanya, Nolan tidak ingin Robert juga membantu Samantha.Jika Robert sampai membantu Samantha, Nolan tidak akan memiliki harapan lagi. Bersabar, hanya ini yang bisa dilakukannya sekarang.Akhirnya, Nolan menahan amarahnya dan memilih untuk mengalah. Begitu melihat reaksi Nolan, Suzy langsung melirik Robert dengan tatapan kagum. Setelah emosinya reda, Nolan duduk kembali, lalu memberi tahu informasi yang ditemukan oleh Shaleta dan menyampaikan pandangannya terkait kasus Keluarga Xin.Di sisi lain, Samantha menginterogasi Hugo dan mendapatkan beberapa informasi mengenai hubungan Jose dengan Keluarga Xin. Interogasi berjalan secara tertutup, tidak ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka.Samantha bertanya dengan ekspresi serius, "Apa katamu? Jose pernah menyerahkan proyek akuisisi padamu dan menyuruhmu untuk m
Suzy sangat marah setelah mendengar ucapan Nolan.Bagi keluarga kerajaan, mempertahankan kekuasaan dan merebut takhta adalah hal terpenting. Di mata mereka, nama baik Keluarga Xin sama sekali tidak penting.Amarah terasa berkobar di dada Suzy. Dia menatap Nolan dengan jijik, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Kasus ini diselidiki agar Keluarga Xin mendapatkan keadilan! Jelas-jelas Keluarga Xin tidak difitnah, tapi demi menyanjung ayahmu, kalian tidak berani mengungkap kebenarannya! Keluarga Xin berhak mendapatkan keadilan!""Kamu memang seorang pangeran dan ayahmu ada raja, lantas kenapa? Jangan lupa, masyarakat yang memberikan kalian kekuasaan! Selama ini, Jenderal Xin bekerja keras dan berusaha untuk melindungi negara, Beliau adalah orang yang setia. Terlepas dari benar atau salah, kalau masyarakat tahu bahwa kalian memperlakukan seorang pahlawan seperti ini, apakah mereka akan tetap mendukung kalian?"Suzy berbicara sampai sekujur tubuhnya bergetar.Nolan tertegun mendengar omela
Nolan berusaha meredakan emosinya, dia menarik napas panjang sambil menepuk dadanya sendiri.Setelah menenangkan diri, Nolan menatap Robert dan bertanya, "Jadi, aku harus bagaimana?"Robert melirik Suzy yang berada di sampingnya, lalu menjawab dengan santai, "Tunjukkan bahwa dirimu pantas menjadi seorang raja! Selidiki kasus ini secara adil dan dapatkan kepercayaan masyarakat!""Kalau kamu bisa bersikap seperti itu, aku akan membantumu," kata Robert sambil mengangkat kedua alisnya.Seketika, mata Nolan langsung terlihat berbinar-binar. "Hah? Berarti, kamu tidak akan membantu Samantha?""Tergantung performamu," jawab Robert.Nolan sontak menundukkan kepala, wajahnya terlihat cemberut dan serius berpikir.Nolan sangat bimbang. Bagaimana kalau ternyata masukan Robert salah?Nolan tidak hanya akan kehilangan hak waris, Charles mungkin akan langsung menendangnya keluar dari kerajaan!Berbagai pikiran melintas di benak Nolan, dia merasa agak gelisah. Nolan merasa seperti berada di sebuah per
Robert segera menarik tatapannya dan berkata, "Paman, kalau tidak ada urusan lain, aku dan Suzy pulang dulu.""Em, kalian duluan saja." James mengangguk, lalu lanjut merapikan data-datanya.Suzy berjalan mengikuti Robert dari belakang. Setelah melihat perubahan sikap Nolan dan petunjuk baru yang diberikan, Suzy merasa jauh lebih lega."Aku mau menemui Putri Shaleta, dia yang menemukan petunjuknya," kata Suzy."Sebaiknya, kita menemui Putri setelah berhasil membebaskan Jenderal Xin dan yang lainnya.""Baiklah."Sesampainya di rumah, Lucy dan para pelayan sedang menyiapkan makan malam, sedangkan Welly dan Simon sedang berbaring di atas sofa sambil bermain game."Haha, Kakek kalah!" "Aduh! Welly terlalu hebat, Kakek jadi kalah."Simon terlihat sangat senang saat menemani cucunya. Dia sangat antusias dan bersemangat."Ayo, lagi, lagi ...." Welly masih ingin bermain, tapi di saat bersamaan, dia mendengar suara Suzy dan Robert yang baru pulang.Welly pun bergegas meletakkan ponselnya dan be
Lucy mendengus kesal.Simon yang duduk di samping, tampak mengambil sepotong ikan bakar, lalu meletakkannya ke piring Lucy dan berkata, "Iya, Barbie memang tidak tahu terima kasih. Anak durhaka! Orang egois dan kejam sepertinya hanya mencintai diri sendiri. Selamanya, dia tidak akan pernah bisa merasakan kasih sayang dari orang lain."Setelah bicara, Simon menatap Suzy dan Robert yang duduk di depannya. "Untungnya kalian cepat mengetahui sifat aslinya. Setidaknya, Keluarga Xin tidak akan terus dibohongi.""Tapi ...." Lucy terlihat gelisah. "Kesaksian palsu membuatnya berhasil dibebaskan. Hal ini yang membuatku kesal!""Kesaksiannya akan membuat Keluarga Xin makin menderita." Simon tampak khawatir. "Aku takut, apakah kondisi Jenderal Xin dan Nyonya Lorraine bisa bertahan?"Lucy juga mengkhawatirkan hal ini. "Iya, Royi tidak mungkin berbaik hati membawa dokter untuk memeriksa mereka."Setelah selesai berkomentar, Simon dan Lucy baru mengingat bahwa Jenderal Xin dan Lorraine adalah orang
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny