Seketika, semua orang menatap Charles secara serempak, lalu melangkah mundur dan memberikan jalan.Tanpa basa-basi, Charles langsung berjalan menghampiri Keluarga Xin. Ekspresi Charles terlihat sangat dingin dan masam, sepertinya dia sedang menahan ledakan amarah.Sambil memeluk Lorraine yang ketakutan dan cemas, Daniel menatap Charles dengan tegak dan tenang.Sebaliknya, Wallace dan Joris yang berdiri di belakang, tidak bisa bersikap setenang ayahnya. Sebelum bunuh diri, Jose malah memfitnah Keluarga Xin, ini agak aneh.Melihat raut wajah Charles, kali ini Keluarga Xin pasti berada dalam masalah ....Wallace dan Joris makin khawatir, tapi mereka berusaha untuk tidak menunjukkannya.Joris baru saja menikahi Christina. Demi menjaga perasaan istrinya, Joris harus bersikap tenang. Dia menggenggam tangan Christina dan menatapnya dengan lembut.Christina menggelengkan kepala sambil menggenggam erat tangan Joris.Sejak Raja menahan Keluarga Xin, Christina selalu berdiri di samping Joris.Di
"Raja, kami tidak ada hubungannya dengan yang dilakukan Keluarga Xin. Walaupun berbesanan, kami tidak pernah berhubungan," Eric menjelaskan sambil gemetaran.Rachel segera menimpali, "Benar, benar, benar! Raja, tolong lepaskan kami. Kami bahkan tidak mengenal Jose, sungguh!"Sejak tadi, Sofia sudah berusaha untuk bersikap tenang, tapi sekarang dia sudah tidak tahan berkata, "Kalau bukan karena kepulangan Christina, orang tuaku tidak mungkin berhubungan apalagi berbesanan dengan Keluarga Xin. Raja, Anda adalah orang yang bijaksana. Aku dan keluargaku tidak bersalah."Robin panik dan memberontak. "Jangan tangkap aku, aku tidak tahu apa-apa. Aku sungguh tidak tahu apa-apa."Selain Christina, seluruh anggota Keluarga Yuan terus menangis dan meraung.Christina tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia berusaha untuk tetap tenang dan menggenggam erat tangan Joris. Meskipun begitu, Joris bisa merasakan ketakutan Christina.Melihat situasi sekarang, Joris melepaskan tangan Christina, lalu melang
Suzy mengerti kekhawatiran Robert, tapi dia tidak bisa tinggal diam. Suzy menjawab Robert dengan suara rendah, "Robert, aku sudah mengetahui identitasku. Aku adalah putri Keluarga Xin. Jenderal Xin dan Bibi Lorraine adalah orang tuaku, aku harus membantu mereka.""Menurutmu, apakah Jenderal Xin dan Bibi Lorraine tega melihat putrinya mengambil risiko dan mempertaruhkan diri seperti ini?" tanya Robert.Suzy hendak mengempaskan tangan Robert, tapi dia tercengang mendengar jawabannya.Robert menghela napas panjang, lalu memeluk Suzy yang menatapnya dengan keheranan dan berbisik, "Bibi Lorraine sudah mengetahui identitasmu."Sekujur tubuh Suzy langsung membeku. Perlahan-lahan, dia menoleh ke arah Keluarga Xin yang ditangkap oleh pengawal kerajaan.Sepertinya ada koneksi di antara mereka, Daniel dan Lorraine pun sontak memandang ke arah Suzy.Tatapan mereka diselimuti berbagai emosi. Terutama Lorraine, dia langsung meneteskan air mata.Sambil memandang Suzy, Lorraine tersenyum dan membuka m
Herera adalah seorang veteran tua. Begitu dia angkat suara, yang lain pun ikut menimpali, "Pak Herera benar. Semua orang tahu, Jenderal Xin sangat bekerja keras demi menangkap Jose. Mana mungkin Jenderal Xin bekerja sama dengan Jose untuk mencelakai Raja?""Jenderal Xin adalah orang yang baik. Malah orang lain yang suka mencelakainya. Mungkin Raja cuma emosi sesaat. Setelah menenangkan diri, Raja pasti akan membebaskan dan membersihkan nama baik Keluarga Xin." "Belum tentu. Kalau bukan karena Komandan Thomas yang menyelamatkannya, entah bagaimana kondisi Raja sekarang. Aku rasa Raja tidak akan diam saja ....""Masalahnya, kita tidak tahu bukti apa yang Raja temukan saat penggeledahan."Charles tidak menunjukkan dokumen itu di depan umum. Jadi, tidak ada yang mengetahui apa isinya. Kalaupun ingin membantu, orang-orang tidak tahu harus memulai dari mana. Mereka hanya bisa menghela napas tak berdaya.Herera berpikir sebentar, lalu berkata, "Jangan gegabah, Raja pasti akan mengumumkan has
"Ayo, pergi." Setelah kerumunan membubarkan diri, Robert menarik tangan Suzy dan memberikan isyarat.Melihat Suzy yang tidak rela meninggalkan Kediaman Keluarga Xin, Robert hanya bisa menghiburnya. "Kita bicarakan di rumah, ya?""Em." Suzy terpaksa menganggukkan kepala.Setelah Suzy setuju, Robert membuka pintu mobil dan mempersilakannya masuk. Sebenarnya, Welly ingin menaiki mobil Robert, tapi melihat kondisi Suzy sekarang, dia pasti tidak punya waktu untuk menemani putranya.Oleh sebab itu, Robert memberikan isyarat kepada Simon dan Lucy untuk membawa Welly bersama merkea. Di saat bersamaan, Robert juga memerintahkan James, "Paman James, naik mobil kami saja."Welly yang duduk di pangkuan Lucy terlihat sangat kesal. Melalui kaca mobil, Welly hanya bisa menyaksikan mobil Robert yang perlahan melaju pergi."Menyebalkan! Papa tidak mengizinkanku naik mobil Mama." Welly sangat sedih.Lucy segera menghibur cucunya, "Papa, Mama, dan Paman James harus membicarakan sesuatu. Anak kecil tidak
Namun, Suzy malah menggelengkan kepala. "Masalah kali ini tidak sesederhana itu. Bagaimana Jose bisa masuk ke dalam Kediaman Keluarga Xin? Kenapa dia mau membunuh Raja? Ditambah penemuan yang ditemukan secara tiba-tiba .... Pasti ada yang menjebak Keluarga Xin."Otak Suzy bergerak sangat cepat. Dia mulai mengingat kembali semua yang terjadi sepanjang hari ini. "Eh, Meggy! Apakah kamu memperhatikan respons Charles saat Meggy membawa Sunny datang dan membuat keributan? Charles mengizinkan hal itu terjadi ...."Suzy tidak menyelesaikan kalimatnya, ada beberapa hal yang tidak boleh sembarangan diucapkan. Namun, dia tidak bisa menahan diri untuk berpikir ke arah sana.Perlahan-lahan, napas Suzy terdengar semakin cepat. Dia menarik napas panjang, lalu berusaha untuk menenangkan diri.Kemudian, Suzy menggenggam lengan Robert sambil melanjutkan ucapannya, "Robert, ada yang tidak beres! Aku juga ragu, jangan-jangan orang yang berusaha untuk membunuh Raja dan meledakkan diri ... bukanlah Jose. W
"Apa maksudmu? Tidak disangka? Apanya yang tidak disangka?" Suzy tidak memahami ucapan Robert. Sebaliknya, Suzy malah terlihat makin bingung."Sebelum terjadi, semua hanyalah tebakanku. Setelah melihat sikap Charles terhadap Keluarga Xin, aku baru bisa memastikan bahwa Charles ingin merombak kondisi ibu kota." Robert mengerutkan alis.Suzy memikirkannya dengan serius.James yang duduk di kursi penumpang pun sontak menoleh dan bertanya kepada Robert, "Robert, kok kamu bisa menebaknya? Bagaimana kamu bisa tahu Charles akan menyerang Keluarga Xin?""Charles sempat mengundangku untuk menemuinya di kerajaan. Dia memberikanku surat penunjukkan sebagai ketua Kamar Dagang Ibu Kota.," jawab Robert.Robert bisa memercayai semua orang yang ada di mobil ini. Jadi, dia tidak merasa perlu menyembunyikan apa pun. Apalagi, semua sudah seperti ini, dia hanya mengutarakan isi pikirannya."Seperti yang diketahui, ibu kota dikendalikan oleh militer, pemerintah, dan bisnis. Kamar Dagang memegang sektor keu
Saat mobil Robert berhenti di depan kantor polisi, para pengawal sontak menoleh ke arahnya. Raut wajah para pengawal terlihat sangat dingin.Secara spontan, Robert, Suzy, dan James yang berada di dalam mobil pun mengerutkan alis.Melihat ekspresi para pengawal, mereka pasti berjaga untuk mencegah terjadi kebocoran informasi. Dengan keberadaan para pengawal kerajaan, Robert dan yang lainnya tidak mungkin bisa masuk untuk menemui Ronny secara langsung.Suzy ingat bahwa dia sempat meminta kontak Ronny dan bergegas mengeluarkan ponselnya. "Aku akan menelepon Ronny.""Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif. Silakan coba beberapa saat lagi." Terdengar suara seorang wanita di ujung telepon."Tidak aktif?" Suzy tidak terima, dia tetap berusaha untuk menelepon Ronny."Sepertinya Ronny sudah mendapatkan perintah," kata Robert, lalu menelepon seseorang. "Vermont, sudah sampai? Baik, suruh Janet coba apakah dia bisa meretas sistem keamanan kepolisian? Kita harus memastikan hasil tes DNA yan
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny