Kalau Lorraine adalah ibu kandungnya, apakah Jenderal Xin adalah ayahnya? Suzy merasa aneh saat memikirkan hal ini.Bukannya Suzy membenci Daniel dan Lorraine, mereka berdua adalah orang baik. Hanya saja ....Mungkin Suzy khawatir karena dia mengenal baik Keluarga Xin. Seandainya Keluarga Xin adalah orang asing, Suzy tidak akan terlalu memusingkannya.Setibanya di depan Kediaman Keluarga Xin, Robert dan Suzy melihat para pelayan yang sibuk mempersiapkan pernikahan Joris dan Christina.Kediaman Keluarga Xin dihiasi dekorasi berwarna merah cerah, rumah ini terlihat sangat ceria.Pernikahan Joris dan Christina akan berlangsung dalam hitungan belasan jam. Tidak terasa, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu akan tiba.Pagi-pagi sekali, Jenderal Xin mengajak Wallace entah pergi ke mana. Mereka juga tidak mengangkat telepon.Meskipun semua persiapan pernikahan sudah beres, masih ada banyak printilan yang harus dipastikan agar tidak terjadi kesalahan. Semua persiapan ini menjadi tanggung jawab Lo
Lorraine mengembalikan ponsel Robert dan bertanya, "Apa ini?""Bi ... Bibi tidak tahu?" tanya Robert.Lorraine kebingungan, raut wajahnya seolah menyiratkan, "Memang apa hubungannya dengan aku?"Suzy tidak dapat menahan dirinya dan berkata, "Bibi, apakah bukan Anda yang memerintahkan Bibi Ping untuk menitipkan kantong wewangian ini?""Tidak, aku tidak pernah ...." Lorraine menggelengkan kepalanya, lalu tiba-tiba tersentak, "Eh, suaramu tidak asing? Kamu ....""Jenderal sudah kembali." Pelayan masuk sebelum Lorraine sempat menyelesaikan ucapannya, lalu disusul dengan sekelompok pengawal dari belakang. Suara langkah kaki para pengawal terdengar sangat buru-buru.Lorraine panik melihat segerombolan orang yang masuk. Dia langsung mengacuhkan Robert dan bergegas mengingatkan, "Pelan-pelan, jangan merusak dekorasinya!""Nyonya, Jenderal terluka," Salah seorang pengawal melaporkan."Apa?!" Lorraine sangat terkejut.Raut wajah Lorraine langsung berubah, dia panik dan segera bertanya, "Di mana
Begitu Robert membuka mulut, Daniel langsung memotong ucapannya. "Aku tidak apa-apa, tidak perlu ke dokter. Raja sedang menungguku, aku harus segera berganti pakaian dan ke sana."Daniel sengaja berbicara seperti itu di depan Lorraine dan Robert, lalu buru-buru beranjak ke kamar."Suamiku, hati-hati! Kamu sedang terluka!" Lorraine mengikutinya dengan cemas. Dia bahkan sampai mengabaikan Robert yang berdiri di samping.Setelah Daniel dan Lorraine pergi, Wallace memandang Robert dengan kebingungan. Sebenarnya ada hal yang ingin ditanyakan Wallace, tetapi tidak leluasa karena para pelayan berlalu-lalang sejak tadi.Wallace berdeham, lalu berkata, "Tuan Robert, sebaiknya kalian pulang dulu. Hannes sedang mencarimu."Setelah bicara, Wallace berbalik dan hendak menyusuk ayah ibunya. Namun, Suzy malah menarik lengannya sambil berkata, "Berikan ini kepada Jenderal Xin."Suzy memberikan sebuah botol transparan berisi pil obat. Wallace menatap botol ini dengan keheranan, tapi dia tetap menganggu
Charles duduk di kursi keagungannya dengan wajah masam."Jose kabur lagi?" tanya Charles.Sejak datang, Daniel mengenakan mantel berwarna hijau dan berdiri tegak di hadapan Charles. Namun, sesaat mendengar pertanyaan Charles, Daniel sontak menunduk untuk menyembunyikan rasa malunya.Informasi yang didapatkan kerajaan benar-benar sangat cepat. Daniel mengangguk sambil menjawab, "Semuanya salahku, aku tidak mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku akan segera mengutus pasukan untuk mencari dan segera menangkapnya. Aku berjanji akan segera memenjarakannya. Dia tidak akan bisa lolos!""Daniel, Daniel, kita susah payah mendapatkan jejak Jose, tapi kamu malah membiarkannya kabur. Kenapa kamu membiarkannya lolos?!" Nada bicara Charles terdengar sangat keras, seolah akan menghukum Daniel.Setelah menenangkan diri, Charles kembali berkata, "Sudahlah."Daniel mengangkat kepalanya dan menatap Charles. Dia agak kebingungan, cepat sekali perubahan emosi Charles?Charles berkata perlahan-lahan, "Beso
Suzy membungkuk dan menggendong putranya dengan penuh kasih sayang.Sembari menutup pintu, Robert tersenyum melihat Suzy yang menggendong anaknya."Welly kangen kalian, makanya aku membawa dia datang," James menjelaskan.Robert menjawab sambil menganggukkan kepala. "Nenek ....""Ada Ivan yang menjaga Nenek, kamu tidak perlu khawatir. Justru Wolter ...." James tampak ragu-ragu untuk melanjutkan ucapannya."Ada apa dengan Wolter?" tanya Robert.Suzy yang sedang menggendong Welly juga sontak terlihat khawatir.James menjelaskan, "Sebenarnya bukan Wolter, tapi aku merasa ada yang aneh dengan Monica.""Ada yang aneh dengan Monica?" Robert mengerutkan alisnya.Suzy menoleh ke arah James dan berkata, "Semua orang bilang bahwa Monica dan Wolter adalah saingan di tempat kerja, tapi terakhir kali melakukan panggilan video, aku melihat mereka sangat akur. Apalagi, setelah melihat kejadian Melisa, aku rasa Monica adalah orang yang baik dan setia."Welly mengangguk sambil menimpali, "Mami benar, ak
Melihat sikap Robert yang sangat keras, Suzy pun bergegas menghalanginya dan bertanya, "Apa yang kalian lakukan? Sebelumnya kita semua juga tidur sama-sama, kok."Welly mengangkat kepalanya, dia menatap Suzy dengan tatapan sedih. "Mami, Papa bilang aku kotor.""Hah???" Suzy mengerutkan alis, dia sangat kebingungan.Robert menjawab dengan ketus, "Bocah nakal ini pipis di bak!"Suzy tidak dapat berkata-kata.Welly menjawab dengan suara kecil, "Aku, aku tidak tahan ...."Melihat ekspresi Welly yang sangat sedih, Suzy pun bertanya dengan penuh kelembutan, "Kamu sudah minta maaf sama Papa?""Sudah, tapi Papa ga peduli." Mata Welly terlihat berkaca-kaca."Robert, ini salahmu." Suzy menatap ke arah Robert. "Welly masih kecil, wajar saja dia tidak bisa tahan pipis. Kenapa kamu malah memarahinya seperti ini?"Mengingat sensasi hangat saat berendam di bak mandi, tiba-tiba Robert mengerutkan alis dan berkata, "Bocah ini berani pipis di bak mandiku. Bisa saja dia juga ngompol di kasurku. Aku tidak
Luka Daniel cukup parah dan sangat sakit. Dia sama sekali tidak bisa tidur.Namun, Daniel tidak mau Lorraine terlalu khawatir, makanya dia sengaja merahasiakannya.Daniel memeluk Lorraine dari belakang, lalu mengecup pipinya dna bertanya, "Sayang, kok kamu belum tidur? Sedang memikirkan apa?"Lorraine berpikir sebentar, dia merasa harus memberi tahu Daniel mengenai kedatangan Robert tadi. "Enam tahun yang lalu, Maggie menitipkan kantong wewangian di sebuah toko. Katanya dia mau mencari kerabat yang hilang. Sayangnya, aku tidak sempat melihat bentuk kantong wewangian itu. Menurutmu ...."Daniel spontan menghela napas panjang, lalu berkata, "Aku yang memerintahkan Maggie untuk menitipkan kantong wewangian itu.""Hah?" Lorraine terkejut sampai membalikkan badan. Dia menatap tajam ke arah Daniel dan bertanya, "Suamiku, kamu ... yang menyuruh Maggie melakukannya?""Em." Daniel membelai wajah Lorraine sambil menjelaskan perlahan-lahan, "Aku tahu, putri kita adalah trauma di hatimu. Selama ti
Lorraine terkejut mendengar kesimpulan Daniel. "Benar juga. Aku ...."Lorraine tidak sabar, dia segera bangkit berdiri dan ingin menelepon Robert. Namun, Daniel menariknya dan berkata, "Sebentar, jangan gegabah. Tidak enak menelepon orang malam-malam begini. Lagi pula besok kita akan bertemu juga. Kita tanyakan besok, ya?"Meskipun ingin mengetahui yang sebenarnya terjadi, Daniel masih bisa berpikir jernih dan tidak bertindak gegabah."Benar juga. Baiklah, aku akan mendengarkanmu." Lorraine berbaring dan memeluk Daniel."Semoga putri kita bisa segera ketemu. Tapi jangan lupa, besok adalah hari pernikahan Joris, kita harus beristirahat yang cukup," jawab Daniel.Lorraine mengangguk setuju. "Iya, besok adalah hari yang sangat penting. Aku berharap Lance juga pulang.""Tenang saja, dia tidak mungkin melewatkan hari pernikahan kakaknya. Meskipun sedang di arena perang, dia pasti akan memikirkan cara untuk pulang." Daniel berusaha menghibur Lorraine."Asalkan kamu tidak memarahinya saja," j