Joris menatap Christina dengan kebingungan, lalu bertanya, "Minta maaf?"Christina mengangguk sambil menjelaskan, "Sebenarnya, tadi Joris tidak menindasku. Aku berbohong sampai membuat Paman Daniel marah."Awalnya, Joris tercengang mendengarnya, tapi dia tidak peduli dan berkata, "Aku saja bisa melihat ada yang tidak beres, tidak mungkin ayahku tidak menyadarinya. Tapi Nolan memang suka mencari masalah, ayahku sengaja menggunakan kesempatan ini untuk memberikannya pelajaran. Tadi Ayah hanya pura-pura marah. Kamu tenang saja."Seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Joris sangat memahami pikiran ayahnya.Saat melihat ekspresi Christina yang tampak terkejut, Joris menggunakan kesempatan ini untuk mengubah topik. Joris memalingkan wajahnya dan melamun sambil menatap patung yang diberikan oleh Joris.Christina menatap Joris sambil berkata, "Patung itu mirip dengan Nona Suzy.""Em." Joris mengangguk.Christina tidak mengerti, kenapa Nolan memberikannya patung yang diukir
Namun, kesenjangan ini tidak selalu menjadi hal buruk. Justru inilah yang menjaga keseimbangan di antara setiap pihak.Rumah Sakit Nasional.Tori duduk di atas kursi roda sambil berjemur dengan ditemani Suzy yang menyamar menjadi perawat."Sebenarnya kamu tidak perlu menemaniku. Bukannya kamu dan Christina sudah bertukar identitas?" Kenapa kamu tidak kembali dan menemani Robert? Sebagai pasangan muda, kalian harus lebih sering meluangkan waktu bersama," kata Tori sambil menoleh ke arah Suzy.Dalam sekejap, wajah Suzy langsung memerah. Dia berdeham, lalu menjawab dengan canggung, "Beberapa hari ini pemerintah dan pabrik militer sedang mencari Robert. Dia tidak bisa leluasa bergerak kalau aku tinggal di sisinya."Suzy berbicara sambil memandang ke kejauhan. Tori mengikuti arah pandang Suzy dan melihat seorang pemuda yang sedang berbaring di bawah pohon willow.Akhirnya, Tori mengerti yang Suzy maksud dengan tidak leluasa. "Bocah itu memang merepotkan.""Tidak sepenuhnya salah dia ...." S
Namun, Tori malah menjawab, "Aku tidak berharap.""Em?" Suzy tidak mengerti. "Bukankah kamu menyukainya?"Tori mengakuinya, "Aku memang menyukainya, tapi ....""Aku hanya sekedar menyukainya, tidak berarti harus bersama," kata Tori sambil menggelengkan kepala.Suzy tidak memahami jalan pikiran Tori. Dia pun memberikan saran, "Pertimbangkan baik-baik. Kalian berdua sangat cocok, kok."Tori tersenyum manis dan bertanya, "Sungguh? Kamu cocok?"Tori mengerti maksud Suzy. Dulu, Tori juga melakukan pekerjaan yang sama. Dia harus bertanggung jawab untuk melindungi puluhan ribu nyawa sampai mempertaruhkan nyawanya.Di mata orang luar, mereka memang terlihat sangat cocok, tapi Tori sudah lama meninggalkan dunia itu.Tori mengundurkan diri dan memulai hidup sebagai orang biasa. Mungkin Tori menyukai Wallace karena ... dia seolah melihat dirinya sendiri di dalam sosok Wallace.Bedanya, Tori sudah tidak mau kembali ke kehidupan yang dulu. Harus diakui, Wallace memang memiliki daya tarik yang kuat.
Tiba-tiba, Nolan teringat dengan seseorang.Bukankah paman ini adalah Thomas Zheng? Beliau adalah Komandan Angkatan Laut.Nolan pernah mendengar tentang Thomas. Dia sangat dekat dengan Keluarga Xin.Namun, bukannya Ayah mewaspadai Keluarga Xin? Kenapa Ayah bersikap sangat sungkap kepada Thomas?Nolan tidak punya waktu untuk berpikir panjang. Dia segera meletakkan teh yang dibawanya dan berkata, "Halo, Paman Thomas.""Tuangkan teh untuk Paman Thomas," Charles memerintahkan.Sebenarnya, hati Nolan menolak. Sebagai seorang Pangeran, biasanya orang lain yang melayaninya. Tidak pernah ada yang berani memintanya untuk menuangkan teh.Namun, Thomas berkata dengan rendah hati, "Pangeran, tidak perlu repot-repot. Aku bisa sendiri."Setelah selesai bicara, Thomas mengambil cangkir dan hendak menuangkan teh.Awalnya, Nolan tidak peduli, tapi begitu melihat wajah Charles yang masam, Nolan langsung berkata, "Paman Thomas, tidak perlu sungkan. Biar aku saja."Kemudian, Nolan segera menuangkan teh da
Lorraine dan Joris tersenyum melihat kedua pria yang berjalan di depan.Setelah mereka duduk, pelayan datang untuk menyuguhkan camilan. Lorraine memegang teko teh, ternyata sudah tidak panas. Dia sekaligus memerintahkan pelayan untuk menyeduh teh yang baru.Di sisi lain, Joris bertanya dengan ramah, "Paman Thomas, sudah makan?"Thomas menjawab, "Belum. Aku baru menyelesaikan semua urusanku dan langsung datang untuk numpang makan. Haha."Begitu selesai bicara, Thomas baru menyadari sesuatu. Daniel dan yang lainnya baru pulang, jangan-jangan mereka sudah makan? "Kalian sendiri sudah makan?"Daniel menjawab dengan santai, "Sudah, tapi tidak masalah. Aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan makanan dan arak. Kita sudah lama tidak bernostalgia."Mendengar jawaban Daniel, Thomas pun tidak sungkan dan menjawab, "Baik, terserah Kakak.""Aku akan segera menyiapkan makan malam," kata Lorraine sambil bangkit berdiri.Thomas menjawab tanpa sungkan, "Terima kasih, Kakak Ipar!"Kemudian, Daniel me
Senyuman Daniel pudar dan digantikan dengan ekspresi masam.Daniel menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. "Barbie ... dia mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu. Sekarang dia masih dirawat di rumah sakit."Thomas terkejut sampai bangkit berdiri. "Apa? Kecelakaan?!"Wallace bergegas menenangkan Thomas. "Paman, jangan khawatir! Nyawa Barbie berhasil diselamatkan, kok. Dia hanya belum sadar saja, dokter masih mencari tahu penyebabnya."Thomas mengerutkan alis, wajahnya terlihat sangat cemas. "Aku mau menjenguknya."Daniel menarik tangannya dan berkata, "Thomas, makan dulu, baru pergi. Aku akan menemanimu.""Tapi ...." Thomas sudah tidak selera makan.Di saat bersamaan, Joris masuk dengan membawa arak. Dia juga ikut membujuk Thomas, "Paman, Ayah benar. Makan dulu, baru kita pergi ke rumah sakit. Tenang saja, ada perawat yang menemani Barbie."Setelah memikirkannya, Thomas terpaksa menyetujui usulan Daniel.Hari semakin gelap, lampu-lampu kota yang indah tampak menerangi langi
Rumah Sakit Nasional.Lantai laboratorium sangat sepi, hanya ada satu lampu ruangan yang tampak menyala.Tadi pagi Gilbert sudah berpesan agar jangan ada yang mengganggu karena hari ini dia harus lembur untuk meneliti sesuatu.Hari sudah larut, cahaya bulan menyinari gelapnya malam. Tampak sebuah sosok yang sedang sibuk di depan pintu laboratorium. Benar, sosok tersebut adalah Suzy.Ternyata Suzy sedang menyiapkan bekal yang dibawa untuk Gilbert.Kemudian, Gilbert mengambil sebuah bangku kecil dan duduk di depan pintu laboratorium. Setelah itu, dia mengambil semangkuk mi sapi yang telah disiapkan, lalu menyantapnya dengan lahap.Sembari makan, Gilbert memperhatikan Suzy yang beranjak masuk ke dalam laboratorium. Entah apa yang sedang dipikirkannya?Sesudah makan, Gilbert tidak langsung kembali bekerja. Dia masih sempat mengupas kuaci.Di saat bersamaan, pintu laboratorium terbuka dan Suzy beranjak keluar. Suzy terlihat agak kelelahan. Dia tampak memegang sebuah botol kaca yang berisi p
Meskipun sudah tidak bisa tinggal di asrama Rumah Sakit Nasional, Suzy tidak mau pulang ke Kediaman Keluarga Yuan.Suzy menyamar menjadi perawat untuk menjaga Tori. Untuk sementara ini, Suzy bisa tinggal di ruang jaga yang terletak di samping bangsal Tori.Suzy tidak menjaga Tori sendirian, Cole bersikeras untuk mengikuti dan tinggal bersamanya.Karena hanya menetap di sini untuk sementara, Suzy tidak ingin merepotkan Pak Gilbert. Suzy terpaksa harus berbagi kamar dengan Cole.Suzy dan Cole tidur di ranjang yang berbeda dengan dipisahkan oleh tirai di tengah. Mereka hanya berbagai kamar mandi, tidak ada masalah besar dan tidak perlu merasa canggung.Di mata Suzy, Cole hanyalah seorang anak berusia 14 tahun yang berasal dari Klan Youlan dan mengetahui sedikit rahasia mengenai dirinya. Selain itu, Suzy hanya menganggapnya sebagai anak kecil.Saat Suzy masuk ke dalam ruang istirahat, lampu tampak masih menyala. Dari tirai, Suzy bisa melihat pantulan sosok Cole yang berbaring di atas tempa