Saat ini, terdengar sebuah suara ketukan dari luar.Suzy mengerutkan alis sambil menatap ke luar jendela. Kemudian, dia berkata sambil membuka kedua jendela, "Ada apa? Sini, masuk."Ternyata orang yang mengetuk jendela adalah Cole.Setelah mendapatkan izin Suzy, Cole pun memanjat jendela dan beranjak masuk ke dalam kamarnya.Suzy bertanya, "Aku dengar, hari ini kamu mau kabur, tapi malah tertangkap? Tetua Nick yang menangkapmu?""Aku kabur karena ... karena Christina datang begitu kamu pergi. Aku kira kalian sudah bertukar identitas. Aku kira kamu tidak akan kembali lagi," kata Cole dengan sedih."Sepertinya ucapanku tidak cukup jelas."Suzy malas berdebat dengannya, lalu melanjutkan dengan nada serius, "Kamu memiliki identitas khusus, sebelumnya aku sudah memperingatimu untuk tidak kabur. Kalaupun ingin keluar, kamu harus meminta Pak Gilbert untuk menemanimu. Apakah kamu tahu siapa yang kamu temui hari ini?"Cole mengamati ekspresi Suzy sambil memastikan. "Katanya ... dia adalah Panger
"Kamu benar-benar tidak bisa meminjamkannya?" tanya Cole.Suzy menggelengkan kepalanya sambil menjawab dengan tegas, "Tidak bisa."Cole terlihat sangat sedih. Bagaimana dia bisa mengganti sepeda itu?Suzy melihat respons Cole, tapi dia tetap tidak tergerak. "Kamu pikirkan sendiri caranya. Setelah kamu mendapatkan uang untuk mengganti sepeda itu, kita baru kembali ke Klan Youlan."Suzy sama sekali tidak ingin pulang ke Klan Youlan bersama Cole. Dia berkata seperti itu hanya untuk melihat apakah Cole akan pergi menemui sekutunya.Cole tidak berdaya. Dia hanya bisa pergi sambil menahan kekecewaan.Keesokan pagi.Hari ini Suzy ada janji dengan Gilbert. Jadi, dia bangun lebih awal.Saat beranjak keluar dari kamar, samar-samar Suzy mendengar suara Cole yang masih mendengkur di kamar sebelah.Tadi malam Suzy terus mengawasi gerak-gerik Cole, ternyata dia tidak kabur. Suzy hanya mendengar langkah kaki Cole yang mondar-mandi di dalam kamar. Sepertinya dia sedang memikirkan masalah uang.Suzy te
Setelah bicara, Gilbert mulai menyantap roti kukusnya.Gilbert mengunyah sambil mengerutkan alis. Dia menatap roti yang dipegangnya dan berpikir, 'Roti seperti ini 100 ribu?'Adonannya tidak empuk dan isinya juga kering ....Gilbert terpaksa menelan roti yang dikunyah, lalu berkata, "Sialan! Kesal sekali."Begitu mendengar umpatan Gilbert, Suzy langsung tahu, Gilbert pasti tidak menyukai rasa roti ini.Suzy memandang Gilbert dan bertanya, "Bagaimana kalau kita beli sarapan yang lain?"Gilbert memelototi Suzy. "Seratus ribu, loh! Buang-buang duit saja."Gilbert terpaksa menyantap rotinya. Hanya saja, dia makan sambil terus mengumpat, "Toko sialan! Tampilannya saja yang bagus, roti macam apa ini? Adonannya diinjak dengan menggunakan kaki, ya?""Sudah tidak enak, mahal pula. Tidak tahu malu! Semoga toko itu cepat bangkrut!" kata Gilbert melanjutkan makiannya.Setelah puas marah-marah, Gilbert kembali menyantap roti yang dipegangnya.Suzy yang ada di samping juga tidak bisa berbuat apa-apa
"Tadi malam Barbie sudah keluar dari rumah sakit. Kondisinya sudah stabil, tapi dia belum sadarkan diri juga," jawab Wallace.Wallace melirik Gilbert, lalu kembali menatap Suzy dan melanjutkan, "Beberapa hari lagi Joris akan menikah, ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Kami tidak bisa meninggalkan Barbie sendirian di sana. Jadi, kami membawanya pulang untuk dirawat di ibu kota."Suzy berpikir sebentar, lalu memberikan usul. "Bagaimana kalau Barbie dirawat di Rumah Sakit Nasional? Para dokter di Rumah Sakit Nasional sangat profesional, Barbie pasti bisa segera pulih."Masih ada yang harus Suzy tanyakan kepada Barbie. Tentu saja Suzy berharap Barbie bisa segera sadarkan diri.Begitu mendengar usulan Suzy, Gilbert yang di belakang pun langsung berdeham.Suzy tertegun sebentar. Dia mengerti maksud Gilbert dan segera menambahkan, "Aku cuma memberikan usulan. Semua tergantung pada keputusan Pak Gilbert."Gilbert mendengus, lalu menatap Wallace dan berkata dengan serius, "Rumah Sakit Nasi
Tori marah sampai seluruh tubuhnya bergemetaran. Dia berbalik tanya, "Kamu berani menyangkal hal-hal yang kamu lakukan kepadaku di pulau? Apakah kamu pikir aku tidak akan membuat perhitungan denganmu?"Wallace tidak bisa menyangkal, dia hanya bisa menggertakkan gigi dan berkata, "Aku melakukan itu untuk menyelamatkanmu!"Melihat ekspresi Tori yang penuh sindiran, Wallace pun ikut merasa kesal. "Kalau kamu memang mau membuat perhitungan, baik! Ada banyak hal yang harus diluruskan di antara kita!"Tori tidak mau mengalah. "Baik, kamu mau apa?"Melihat perselisihan mereka, Suzy langsung maju dan melerai. "Ehem, Tori, Wallace, kalian jangan bertengkar terus. Bagaimanapun, kalian sudah melewati hidup dan mati bersama-sama. Jangan bertengkar hanya karena masalah seperti ini."Tori dan Wallace seperti memang ditakdirkan untuk bermusuhan.Entah kenapa, Suzy malah merasa sikap mereka berdua sangat konyol.Kemudian, Suzy memeriksa kondisi Tori dan berkata, "Pemulihanmu sangat cepat. Seharusnya d
Namun, Rachel segera terbangun dari lamunannya, lalu menghampiri Christina dan menyambutnya dengan hangat. "Christina! Kami baru saja mau pergi ke Rumah Sakit Nasional untuk menjemputmu, tapi ternyata kamu sudah datang."Robin mengikuti Rachel dari belakang dan menyapa dengan ramah, "Christina!"Christina mengingat pesan Suzy, dia mengabaikan mereka berdua dan langsung beranjak masuk ke dalam rumah. Ketika melewati Sofia, Sofia langsung berkata kepada Christina, "Kak, kamarmu sudah siap."Christina mengangguk sambil menjawab dengan ramah, "Terima kasih."Berdasarkan penjelasan Suzy, Rachel dan Robin sangat membenci Christina, hanya Sofia sendiri yang bersikap ramah kepadanya. Demi keuntungan jangka panjang, Sofia tidak ingin terlibat dengan Rachel dan Robin.Namun, Christina tidak akan pernah melupakan bagaimana Rachel sekeluarga menindas dirinya sesaat Ibu meninggal. Sofia adalah anak bungsu di dalam keluarga. Saat masih kanak-kanak, Christina dituntut untuk mengalah setiap Sofia meni
Sudut kamar Christina dipenuhi dengan kotak kado, ada yang besar dan kecil. Setelah Joris mengumumkan pernikahannya dengan Christina, banyak orang yang datang memberikan hadiah. Namun, hadiah-hadiah ini seperti sudah pernah dibuka.Christina sudah menebaknya, dia tidak peduli dengan semua hadiah itu.Kemudian, Christina berbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit. Dalam sekejap, semua kenangan pun bermunculan di dalam otaknya.Christina hanya ingat dengan kenangan hingga saat dia berumur 10 tahun. Lagi pula, semua kenangan yang dimilikinya adalah mimpi buruk. Sejak ibunya meninggal, dia sudah tidak memiliki rumah.Selama 10 tahun mengembara di negeri asing, Christina hidup sebatang kara dan sangat merana. Ini adalah rumahnya, tapi dia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan maupun kehangatan.Di saat bersamaan, terdengar suara mobil yang beranjak masuk ke halaman, tapi Christina sedang tenggelam di dalam lamunannya sendiri.Christina sangat berterima kasih kepada Suzy y
Nolan memperhatikan reaksi Christina dengan serius. Isi kotak itu adalah sebuah patung giok berbentuk pria dan wanita yang sedang berpelukan. Patung ini diukir dengan menggunakan giok standar yang memiliki kualitas biasa. Meskipun bukan terbuat dari giok mahal, jarang ada yang bisa mengukir patung seindah ini. Orang yang bisa mengukir patung seindah ini pasti bukanlah pengrajin biasa.Ukiran patung pria terlihat sangat tampan dan menawan. Jelas, patung itu pasti melambangkan Joris. Namun, yang membuat Christina terkejut adalah ukiran patung wanita ....Wajah patung wanita hanya menunjukkan alis dan mata, sedangkan separuh wajahnya ditutupi dengan topeng hitam. Samar-samar, Christina merasa mata patung wanita sangat mirip dengan Suzy.Kemudian, Christina pun menatap Nolan dengan kebingungan. Dia tidak mengerti apa maksud Nolan?Tidak disangka, Nolan malah berpura-pura terkejut dan berkata, "Eh? Siapa yang memasang topeng di patung ini? Kalau begini, bagaimana melihat mukanya?"Sembari
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny