Jose menyeringai dan berkata, "Apakah kamu pikir Keluarga Xin tidak akan membuat perhitungan denganmu? Mereka tidak menyayangimu! Mereka pasti akan menghukummu!"Barbie terdiam, dia tidak bisa berkata-kata.Kalau bukan karena kecelakaan, Joris sudah membawanya pulang untuk diadili. Berdasarkan watak Daniel, Daniel pasti akan mengurung Barbie ke dalam penjara.Jose melihat jelas kecemasan yang terpancar dari mata Barbie. Kemudian, Jose mendekat dan berbisik di telinga Barbie, "Aku telah membantumu. Aku tidak salah bicara, 'kan? Pikirkan baik-baik, aku adalah orang yang bisa membantumu!"Jose menatap Barbie, sedangkan Barbie juga mengangkat pandangannya. Seketika, mereka pun saling bertatapan. Jose menarik kembali tangannya dan tersenyum kecil. "Setelah mereka mengetahui bahwa kamu sudah sadar, aku akan datang lagi. Semoga jawabanmu akan memuaskanku."Setelah selesai bicara, Jose mengenakan maskernya dan pergi meninggalkan bangsal.Sesaat pintu ditutup, suasana di dalam bangsal kembali t
Dengan bujuk rayu Wallace dan Joris, Daniel terpaksa mengurungkan niatnya untuk menyeret Barbie turun dari tempat tidur.Meskipun begitu, ekspresi Daniel tetap terlihat sangat murka. "Hukum harus ditegakkan! Keluarga Xin juga tidak akan mengampuni kesalahan Barbie! Setelah dia sadar, langsung hubungi Ronny untuk menangkapnya!"Kemudian, Daniel mendengus dingin dan pergi. Wallace dan Joris tak berdaya, mereka hanya bisa saling bertatapan. Raut wajah mereka terlihat sangat kecewa.Tidak berapa lama, Wallace dan Joris juga meninggalkan ruangan dan kembali ke Bangsal Lorraine.Setelah mendengar suara pintu yang ditutup, Barbie yang dari tadi pura-pura pingsan pun membuka matanya secara perlahan-lahan.Selain ketakutan, Barbie juga merasakan kesedihan yang sulit dijelaskan. Sikap Daniel sangat jelas, begitu Barbie sadarkan diri, dia akan segera dihukum!Katanya, Keluarga Xin menyayangi Barbie dan menganggapnya seperti putri sendiri, tapi ... saat Barbie terpaksa harus mencelaki Nenek Jenny
Jose puas melihat reaksi Barbie. "Karena kita memiliki tujuan yang sama, beri tahu aku, di mana keberadaan Christina yang asli?"Sesaat melihat Barbie yang tampak terkejut, Jose langsung tertawa. "Jangan tanya bagaimana aku bisa mengetahuinya. Aku sudah lama berkeliaran di ibu kota. Aku memiliki koneksi yang luas."Barbie tidak membantah pengakuan Jose, lalu menceritakan semuanya. Barbie tidak hanya memberi tahu tempat persembunyian Christina, dia juga menceritakan rencananya dan Meggy yang akan membongkar identitas Suzy di hari pernikahan Joris.Kemudian, Barbie menatap Jose dengan penuh harap. "Tapi ... lihat kondisiku sekarang. Aku tidak mungkin bisa melaksanakannya. Bagaimana kalau kamu ...."Jose mengerti maksud Barbie. "Aku juga tidak bisa muncul di depan umum."Jose dan Barbie terdiam. Bagaimana Barbie bisa mengeksekusi rencananya?Jose mengerutkan alis dan berkata, "Sebenarnya, kita tidak perlu turun tangan langsung. Suruh saja Meggy yang melakukannya."Begitu mendengar saran J
Sepertinya Gilbert tidak main-main dengan ucapannya. Dia benar-benar mempertimbangkan saran Suzy.Suzy sangat senang, dia ingin segera menyampaikan kabar baik ini kepada Christina.Namun, sebelum memberi tahu Christina, Suzy harus memastikan sekali lagi. "Pak Gilbert, seandainya Christina lolos ujian, apakah dia bisa langsung mengambil alih posisiku?""Bukankah itu yang kamu inginkan?" Gilbert menjawab dengan ketus.Suzy memutar bola matanya, lalu tersenyum dan kembali bertanya, "Em, bagaimana Anda akan mengujinya? Berikan aku sedikit bocoran."Gilbert tidak menjawab pertanyaan Suzy, dia malah membalasnya dengan tatapan sinis.Begitu melihat reaksi Gilbert, Suzy tidak berani bertanya lebih lanjut. "Aku akan segera membawa Christina datang untuk menemuimu."Kemudian, Suzy kembali ke kamarnya untuk mengambil beberapa barang, lalu bersiap-siap pergi.Cole sudah mandi dan mengganti seragamnya yang penuh keringat. Dia mengenakan pakaian santai dan menunggu Suzy di depan halaman.Ketika meli
Suzy mengangkat telepon Gilbert, lalu bertanya, "Halo, Pak Gilbert. Ada apa?"Gilbert menjawab dengan tenang, "Apakah kamu sudah menjemput Christina?""Sebentar lagi," jawab Suzy sambil beranjak masuk ke dalam kafe."Setelah aku pertimbangkan, suruh Christina datang sendiri saja," jawab Gilbert.Suzy tertegun sejenak. Apakah Gilbert takut kalau Suzy akan membantu Christina untuk berbuat curang?"Kenapa?" tanya Suzy.Gilbert tidak menjawab secara langsung. Dia hanya menyeringai dan berkata, "Urus saja urusanmu sendiri. Kamu tidak perlu datang."Kalimat Gilbert langsung membuat Suzy mematung. Sebelum Suzy sempat merespons, Gilbert langsung menutup teleponnya. Gilbert tidak mau mendengar omelan Suzy.Suzy hanya bisa tersenyum tak berdaya. Tidak peduli apa pun yang Gilbert rencanakan, Suzy hanya bisa mematuhinya.Di saat Suzy menyimpan ponsel, sebuah sosok muncul di hadapannya dan bertanya, "Suzy? Kenapa kamu di sini?"Janet sangat senang saat melihat kedatangan Suzy. Dia langsung menarik
Suzy tersenyum setelah mendengar jawab Christina.Jawaban Christina menunjukkan bahwa dia adalah orang yang berprinsip. Di saat bersamaan, Suzy juga merasa senang karena tidak salah menilai orang.Namun, Suzy tetap harus menjelaskannya kepada Christina. Jangan sampai Christina merasa beban."Bukan seperti itu," Suzy menjelaskan dengan lembut, "Setelah memulihkan identitas, aku memang ingin mengundurkan diri sebagai Wakil Dekan. Aku sudah memberi tahu Pak Gilbert sejak awal.""Kebetulan, aku mengagumi kemampuanmu. Makanya, aku memberikan saran kepada Pak Gilbert. Apakah bisa lolos ujian atau tidak, semua tergantung pada kemampuanmu sendiri. Pak Gilbert sendiri yang akan menilainya. Aku tidak merasa tidak adil, kamu juga tidak perlu merasa tidak adil," kata Suzy.Sikap Suzy yang tulus dan murah hati membuat Christina terharu.Christina berpikir sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Oh, ternyata begitu."Christina pun tidak lagi menolak kebaikan Suzy. Selain berkumpul kembali dengan Kelu
"Jam 10," jawab Vermont sambil melihat jam tangannya. "Masih ada 50 menit."Suzy menjawab, "Di Hotel Gomera, 'kan? Dari sini ke sana butuh setengah jam dan ...."Suzy menunduk dan melihat pakaian yang dikenakannya. Pakaian yang dikenakannya saat ini terlalu santai, tidak cocok untuk menghadiri pesta.Di saat Suzy sedang pusing memikirkan hal ini, Vermont mengeluarkan ponselnya dan menelepon sopir. "Cepat, ke sini!"Setelah selesai memerintahkan sopir, Vermont menatap Suzy dan berkata dengan santai, "Gaunmu sudah ada di dalam mobil. Ada penata rias yang akan membantumu.""Hah?" Suzy kebingungan.Janet tersenyum sambil menjelaskan, "Sebenarnya, Robert meminta Vermont untuk mencarikannya pendamping wanita. Kebetulan kamu datang dan kamu adalah pedamping paling cocok untuk Robert."Setelah selesai bicara, Janet menoleh ke arah Vermont dan menyenggolnya. "Sayang, benar, 'kan?"Vermont menganggukkan kepalanya. "Em."Suzy sangat gemas melihat tingkah Vermont dan Janet. "Terima kasih."Tak ber
Kemudian, sopir membuka pintu mobil dan mempersilakan Suzy turun."Nona, apakah perlu aku antar?" tanya sopir dengan ramah.Suzy menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, terima kasih."Suzy mengeluarkan ponselnya dan menelepon Robert. Begitu panggilan tersambung, Suzy bertanya, "Kamu di mana?""Hah?" Robert kebingungan. Bukankah Suzy tahu bahwa hari ini dia akan menghadiri pesta yang diadakan Hugo?Robert tidak banyak berpikir dan menjawab, "Aku ada di hotel. Pestanya sudah mau dimulai.""Kamu ada di aula?" tanya Suzy."Iya." Robert sangat kesal mengingat pendamping yang dikirim oleh Vermont belum datang juga."Baik, aku akan menemuimu," jawab Suzy."Kamu ...." Sebelum Robert menyelesaikan kalimatnya, Suzy sudah menutup panggilan tersebut.Tanpa sadar, Robert menatap layar ponsel sambil mengerutkan alisnya."Tuan Robert, pestanya sudah mau dimulai. Kenapa malah melamun di sini?" tanya Angela yang mengenakan gaun merah dan berjalan mendekati Robert.Angela tersenyum sambil menatap Robert
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny