Jodi terlihat sibuk melakukan panggilan video call dengan istri dan anaknya ketika kelompok mantan jomblo mengerjakan tugas kampusnya di basecamp mereka. Senyum dan gelak tawa tak pernah hilang dari wajah ayah muda itu.
"Sssttt, lihat tuh bocah dari tadi kek punya dunia sendiri aje," bisik Samudra tak seperti biasanya karena kini ia bak emak rumpi yang membicarakan orang disekitarnya.
"Wah, tumben loe kepo sama urusan orang disekitar loe." Dodit tak suka dengan sikap Samudra.
"Dit, biarin aja namanya juga anaknya Bu Jamilah," tukas Andri dengan wajah datar padahal baru saja melontarkan kalimat telak.
"Eh iya, loe bener bro," sahut Dodit seraya tersenyum mengejek ke arah Samudra.
Dodit dan Andri yang jarang akur itu tanpa sadar menjadi kompak saat mengejek Samudra.
"Gue juga awalnya mikir kasian ya si Jodi sama Rara baru banget lulus udah harus nikah muda, tapi makin kesini malah gue nyesel kagak ikutan nikah muda," ucap Rafli tenang.
Rara terlihat sedang menyusui baby D, bayi itu terlihat sangat semangat menyedot susunya, padahal sekarang sudah jam dua dini hari, namun baby D bukannya tidur malah minta susu.Sekilas Rara melirik ke arah suaminya yang sedang tidur dengan begitu pulas, membuat Rara tak tega jika harus membangunkan suaminya itu untuk menemaninya begadang. "Jodi pasti capek banget dari kampus langsung ngerjain laporan kerjaan nya," gumam Rara.Baby D tiba-tiba melepaskan puutingg Rara dari mulut mungilnya, bayi kecil yang berusia empat puluh harian itu kemudian menangis hingga membuat Rara menjadi kelimpungan."Aduh sayang, kenapa nangis hm?" ucap Rara sambil beranjak berdiri dan menimang baby D. Rara menyodorkan susu ke mulut baby D, namun baby D menolaknya dan tetap menangis."Cup cup cup." Rara masih berupaya untuk menenangkan baby D supaya tangisnya reda.Mendengar tangisan baby D, Jodi pun membuka matanya, ia bangun dan berjalan menghampiri istrinya itu. "Kena
Matahari yang menyelinap masuk melalui celah-celah jendela itu membuat Rara yang masih terlelap mengerjakan matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.Ibu muda itu melirik ke arah boks bayi yang ada di sebelah tempat tidurnya, namun ia tak mendapati baby D di tempatnya hingga membuat Rara begitu terkejut dan terlonjak dari tempat tidurnya."Astaga anak aku kemana ini? Masih bayi masa iya bisa jalan," ucap Rara ketika mendapati boks bayi itu kosong. Ibu muda itu menoleh ke arah kolong kasur, siapa tau baby nya itu jatuh, namun ia tak mendapati baby D di situ.*Ya kali baby D di kolong kasur. Wkwkwk*"Cari apa sih hm?" tanya Jodi yang baru saja masuk ke dalam kamar. Lelaki yang baru saja meninggalkan dunia remaja dengan menjadi ayah muda itu baru saja kembali dari joging."Baby D," jawab Rara sambil menatap suaminya."Baby D mana ada di kolong kasur, kamu kira dia curut apa main ke kolong," sahut Jodi sambil me
Jodi melangkahkan kakinya dengan malas menuju kelasnya, bukan malas karena akan memulai pembelajaran, namun malas karena ia harus bertemu dengan kedua gadis yang kini sedang berjalan ke arahnya. Dua sosok itu memegang coklat ditangannya, tak lupa gadis itu memasang senyum manis di wajahnya.Melihat itu Jodi berinisiatif untuk membalikkan langkahnya, namun belum sempat Jodi berbalik gadis itu kini sudah berdiri dihadapannya."Selamat pagi Jodi," sapa gadis itu dengan suara yang dibuat semanis dan selembut mungkin, tak lupa dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya.Jodi tidak membalas senyuman gadis itu. Dia juga tidak membalas sapaan dari gadis itu. Jodi hanya menatap datar tanpa minat."Nih coklat untuk kamu," ucap gadis itu sambil menyodorkan sebuah coklat dengan pita merah muda kehadapan Jodi. Namun Jodi tidak menerima coklat itu, ia bahkan tidak berminat untuk menerima coklat dari gadis itu.Melihat tidak ada respon dari Jodi, gadis yang J
"Si Dodit masuk kuliah sore?" tanya Jodi pada Andri. Ya mereka berdua sekarang sedang berjalan menuju ke parkiran. Jam kuliah Jodi baru saja selesai yang kebetulan ia memiliki jam kuliah yang sama dengan Andri."Iya," jawab Andri."Tumben loe lagi gak sama Hilda," tanya Jodi yang tidak mendapati Siska disebelah laki-laki itu."Dia lagi kagak ada jam kuliah. Oh iya katanya dia sama yang lain lagi di rumah loe nengok baby D." Jodi pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Andri."Jodi," panggil seseorang yang sudah sangat familiar di telinga Jodi. Gadis itu dengan santainya menghadang jalannya dan juga Andri hingga membuat Jodi frustasi kesal tentunya."Kenapa lagi Sil?" tanya Jodi dengan nada yang begitu kesal."Jodi pulang bareng yuk sama Sesi," ajak gadis itu. Ya dia adalah Sesil, gadis yang tak henti-hentinya mengejar Jodi."Gue sibuk," jawab Jodi acuh."Iih, sesibuk apa sih Jodi sampai enggak mau pulang bareng sama calon pa
Flash Back On6 bulan laluSeorang calon ibu muda dengan perut yang buncit tampak menahan kekecewaan dan kemarahannya melihat unggahan foto dan video kemesraan Jodi dan Rara dalam sosial media miliknya. Wanita muda itu mengepalkan tangannya dengan hati sesak.Berjuta kata umpatan seketika keluar dari mulutnya yang biasa bertutur lemah lembut. Ah, mengapa Tuhan begitu membedakan kasih sayangnya? Dia yang sejak dulu mencintai dan merasa dicintai oleh Jodi, tapi kini dia hanya bisa menjadi penonton atas kemesraan yang diperlihatkan pasangan calon ayah dan ibu muda itu.Orang tidak akan terluka selama mereka tidak membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal itulah yang selalu diam-diam dilakukan oleh Yola dan membuat kesehatan mentalnya down untuk kesekian kalinya ketika melihat kebahagiaan sosok yang dia anggap telah merebut sumber kebahagiaannya."Wah, retak deh itu hape loe remas kencang banget gitu," sindir Dodit ya
Semenjak kelahiran baby D, kediaman Jodi dan Rara tak pernah sepi. Jika biasanya Halimah dan Rodiah yang selalu bergantian menemani serta menjaga Rara selama masa kehamilan, maka kini Sabeni dan Rojak jauh lebih antusias mengajak cucunya itu untuk bermain. Kedua kakek baru itu selalu berebutan dalam berkegiatan sehingga memancing emosi istrinya. Kalau sudah seperti itu, kedua kakek itu disarankan agar lekas berangkat kerja dan menyerahkan urusan baby D pada istri dan anaknya.Tidak hanya itu saja, euforia kebahagiaan bermain bersama baby D juga menular pada ketiga sahabat Rara yang jika tidak ada jadwal kuliah atau sibuk mengerjakan tugas kuliah pasti akan datang ke rumah Rara. Mengajak bermain baby D sungguh mengalirkan energi positif dalam diri mereka. Ya, walaupun kalau di tanya apakah mau mengikuti jejak Rara yang menjalani pernikahan dini penuh kebahagiaan, tapi mereka tidak yakin jika ingin mengambil keputusan yang sama.Jalan hidup setiap orang tidaklah sama, ja
Semua orang kini sedang mendudukkan dirinya masing-masing di kursi meja makan, tak terkecuali Rara dan juga baby D, anak ganteng yang lagi tiduran santai kayak di pantai di atas stroller nya.Suara bel yang berbunyi itu mengurungkan niat tuan rumah untuk menyantap sarapannya. Enyak Rodiah yang kebetulan masih di meja makan itu pun berjalan ke depan membukakan pintu untuk tamu.Tak lama Enyak Rodiah pun kembali dengan diikuti tiga cewek dan tiga cowok di belakangnya yang sudah sangat dikenal oleh semua orang dimeja makan itu."Tamu kayak gini gak ada sopan sopannya, datangnya kurang pagi. Kenapa gak sekalian dini hari?" sindir Rara ketika melihat teman-temannya itu.Semua tamu tak di undang itu hanya tertawa mendengar sindiran Rara. "Kalau dini hari ya tambah gak sopan," sahut Andri."Udah tau enggak sopan, masih aja datang. Lagian kalian ngapain sih pagi-pagi udah main ke rumah orang?" tanya Jodi."Etapi ini personil loe pada kurang satu kay
"Jodi kok enggak keliatan di kampus ya, Des?" tanya Sesil sambil merapikan rambutnya yang tidak berantakan. Gadis itu berdiri di depan pintu lobi untuk menyambut kedatangan sang pujaan hati."Dia kuliah siang mungkin," jawab Desika yang sudah merasa kesal karena telah diajak berdiri Sesil selama hampir setengah jam. Iya setengah jam karena gadis itu berangkat sejak empat puluh lima menit lebih cepat dari biasanya."Ih, enggak mungkin. Ini pasti lagi dihalangi jalannya sama senior gila si Sonya itu," gerutu Sesil dengan begitu kesalnya."Tadi kayaknya ada yang nyebut nyebut nama gue nih, pake ngatain gila lagi kayak situ waras aja," ujar seseorang dengan nada bicara santai namun penuh dengan kekesalan.Sesil dan Desika yang mendengar suara yang sangat familiar itu pun membulatkan matanya, " eh, kak Sonya udah lama kak?" tanya Desika sambil nyengir setelah tubuhnya kini tengah berdiri berhadapan dengan Sonya."Lumayan," jawab Sonya sinis kemudian ber