"Yang stop!" ujar Rara saat Jodi ingin kembali memulai pemanasan nya untuk yang ketiga kalinya. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul dua dini hari.
"Satu ronde lagi Yang," pinta Jodi dengan bibir terus mengecupi bahu sang istri.
"No, stop! Aku capek. Aku gak mau besok masuk ke sekolah ngesot gara-gara kamu yang gak mau berhenti," ujar Rara ketus. Dia benar-benar kesal dengan sang suami. Bisa-bisanya setelah dua kali mencapai puncak, Jodi masih ingin tambah satu kali lagi.
"Tapi Yang..." rengek Jodi.
"Berhenti sekarang atau kita enggak bakalan ngelakuin ini lagi selamanya," ancam Rara. Dan seketika itu juga Jodi menghentikan aktivitas tangannya yang sudah meraba kemana saja. Karena mau tak mau Jodi harus menuruti perkataan Rara atau dia tak akan bisa lagi menikmati surga dunianya untuk selamanya. Huft... membayangkannya saja sudah membuat Jodi bergidik ngeri.
"Iya, iya ini juga udah gak di lanjut lagi. Sini peluk." Jodi membalik tubuh Rara agar
"Rara mau kemana tuh?" pertanyaan Dodit memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa saat."Ke toilet," jawab Jodi dengan wajah di tekuk."Kenapa muka loe?" tanya Rafli basa-basi."Gak apa-apa." Jodi menarik mangkok bakso Rara. Lebih baik dia makan sendiri dari pada di buang. Pikirnya."Rara kok egois banget ya main kabur gitu aja," sindir Yola."Dia pasti punya alasan makannya kek gitu," bela Siska tak suka dengan kalimat sindiran Yola."Ya kan seharusnya dia tahan diri lah kalo mau ribut sama cowoknya gak di depan kita-kita juga. Childish." Yola tak tahan mengungkapkan kekesalannya."Yola, mulut loe kok sekarang makin pedes ya," sahut Jodi kesal mendengar ada yang menjelek-jelekkan nama istrinya."Di, aku tuh kan gak mau kamu dapat cewek yang cuman bisa nyakitin kamu doang," sahut Yola."Hm, terus loe ngerasa lebih baik gitu ketimbang bini gue?" sentak Jodi yang terbawa hawa pedas dari bakso yang sedang dia makan.
Tujuh hari tujuh malam Jodi lalui dengan susah payah bahkan penuh dengan derita. Bukan hanya karena sering mendapat omelan dari sang istri, tapi karena Jodi yang harus berpuasa menahan diri agar tak menyerang Rara. Dan yang lebih menyebalkan dirinya lagi, istri kecilnya itu sama sekali tak mau membantunya menuju puncak. Hingga lagi-lagi dirinya harus kembali bersolo karir di kamar mandi."Yang..." Jodi mencoba peruntungannya."Hmm..." sahut Rara masih tetap fokus dengan kegiatannya tanpa ada keinginan sedikitpun untuk melirik ke arah suaminya."Hari ini udah selesai kan?" tanya Jodi sembari memeluk istrinya yang saat ini sibuk membaca buku pelajaran karena dua hari lagi mereka akan menghadapi ujian nasional."Selesai apa?" tanya Rara yang saat ini masih fokus membaca deretan huruf yang tercetak di buku pelajarannya."Itu, palang merahnya," ujar Jodi lirih."Udah. Kenapa emangnya?" Rara menatap sang suami yang saat ini sedang tersenyum sangat
Hallo Desember...Selamat datang bulan baru....Bulan bungsuDi setiap tahunnyaYuk Jadikan Desember ini, satu bulan yang akan kita ingat..Saat langkah kita lebih cepatSaat semangat kita lebih meningkatSaat seluruh potensi yang kita miliki, terkerahkan dengan maksimal dan optimalUntuk menutup tahun 2021 menjadi lebih baik.Happy Reading ❤️Dua orang yang sama-sama patah hati karena cinta pertama mereka memilih melabuhkan cintanya pada sahabat dekat mereka kini tampak memandang dengan tatapan sengit. Ya, Riko dan Yola sejak beberapa hari terakhir ini memang merupakan sosok di belakang tindakan buruk Dina yang berusaha menjauhkan Jodi dan Rara dengan berbagai cara halus bahkan cenderung kasar.Rupanya baik Riko maupun Yola masih sulit mengobati luka hati lantaran tidak mendapatkan cinta da
Jodi dan Rara pagi ini dikagetkan dengan kehadiran kedua orang tua mereka masing-masing. Untunglah sebelumnya mereka telah menuntaskan kegiatan panas mereka."Widih, pada kompak bener nih maen kemari," sapa Jodi yang langsung mencium punggung tangan orang tua dan kedua mertuanya.Rara pun mengikuti Jodi. "Aya bikinin kopi ye?" tawar Rara."Kagak usah, tadi babeh udah ngopi," tolak Sabeni."Iye, loe kagak usah repot ye. Sebelum kemarin kite emang pada ngumpul dulu jadi udah kelar ngupi," ucap Rodiah."Enak bener nih nyang baru pada ngumpul," ucap Jodi."Kite ngumpul juga bahas loe pada berdua," sahut Rojak.Jodi dan Rara saling melemparkan pandangan. 'kenapa jadi mereka yang jadi bahan para orang tua berkumpul?' benak Jodi dan Rara bertanya."Loe pada lusa udah mulai ujian kan ye?" tanya Rojak."Iye Beh," jawab Jodi.Rojak dan Sabeni kini saling menyunggingkan senyuman."Rencana Babeh sama Enyak, kelar loe u
"Tolooooonggg..." Teriak seorang gadis yang baru saja tas nya di copet oleh seorang pria bertubuh tinggi dan besar.Jodi yang kebetulan sedang melintasi Flyover Arif Rahman Hakim pun tak bisa berdiam diri melihat secara langsung kejadian pencopetan di depan matanya.Jodi memarkirkan motornya lalu berlari mengejar pencopet tersebut.Berbekal kemampuan beladiri yang dimilikinya, Jodi mampu melawan dengan tangan kosong pencopet bertubuh menyeramkan itu.Untunglah ada petugas keamanan yang akhirnya mengamankan pencopet itu dari amukan warga yang hendak ikut andil menghabisi nyawa pencopet yang sudah babak belur di hajar JodiBaru saja Jodi selesai bertarung melawan pencopet tiba-tiba ia mendapat pelukan dari gadis sang pemilik tas yang telah ia selamatkan."Jodiiii... Aku seneng banget kamu tolongin aku," jerit kegirangan gadis yang ternyata mengenali Jodi."Eh, elo Yo..." Jodi sempat terdiam beberapa saat lalu menyadari bah
Acara gladi bersih wisuda kelulusan SMA Bunga Bangsa berlangsung dengan lancar dan berakhir menjelang waktu ashar."Ra, kenapa loe dari tadi diem aja?" Rosa pura-pura menanyakan hal yang ia sudah tahu jawabannya.Pasti nanti Rara bakalan bilang, gue enggak apa-apa, kok..."Hm, gue gak apa-apa kok..." Rara menyembunyikan perasaannya.'Tuh, kan nih bocah kudu di kasih pencerahan nih biar laki nya kagak di tikung pelakor' batin Rosa."Loe sebenarnya serius gak sih hubungan sama Jodi?" Rosa sengaja memancing kejujuran Rara."Iya serius..." Rara hampir ingin menambahkan, masa udah jadi suami istri gak serius..."Saran aja nih ya, loe coba omongin deh tentang perasaannya Jodi ke si Yola. Feeling gue tuh cewek pantang menyerah mepet si Jodi." Rosa memantik rasa cemburu Rara"Huft, Sa, sebenarnya Yola entu cinte pertama nye Jodi..." Rara membuka cerita lama yang sebenarnya ingin ia kubur dalam-dalam karena kalau di ingat ia merasa bers
Setelah menghebohkan acara wisuda kelulusan sekolah dengan menyebarkan undangan pernikahan, Jodi dan Rara mendadak menjadi viral di kalangan semua teman dan guru di sekolah nya.Gosip pun berhembus kencang kalau Rara di nikahi lantaran sudah hamil duluan oleh Jodi. Para sahabat Dina lah yang paling gencar berkoar-koar membenarkan gosip ini.Sementara kedua sosok yang menjadi bahan gosip tidak mau ambil pusing karena memang hal itu tidak terbukti adanya. Rara bahkan menantang semua gosiper itu untuk menghitung kehamilan nya dengan jarak waktu pernikahan nya nanti."Ra, gue pusing nih ah nyautin semua ocehan para gosiper soal loe yang tekdung duluan." Siska menghampiri Rara sambil memegangi kepalanya."Cuekin aje. Gue aje santuy." Rara menyunggingkan senyumnya."Iya mendingan langsung nikah emang ketimbang kelamaan pacaran cuma numpuk dosa." Hilda sependapat dengan keputusan Jodi dan Rara yang memilih menikah di usia muda."Ra, nanti loe giman
Sehari menjelang pernikahan keluarga kedua calon mempelai di buat pusing lantaran Mpok Ipeh yang telah mereka percaya menjadi tempat sewa baju pengantin mendadak mengeluh karena baju pengantin adat Betawi miliknya masih berada di tempat laundry. Celakanya, tempat laundry tersebut kena musibah kebakaran semalam jadi otomatis yang ia miliki hanya baju adat Jawa dan Sunda."Besan, pegimane ini? Ape kite kudu nyewa ke tempat laen ape?" curhat Rojak saat bertukar pikiran melalui video call dengan Sabeni dan Halimah."Elaaahhh acara udah besok kagak mungkin lah gini hari baru nyari lagi baju pengantin." Sabeni kini ikut uring-uringan."Beh, gak ape-ape kite pake baju pengantin yang ade aje," ucap Jodi tak ingin menimbulkan masalah lantaran hanya masalah gaun pengantin."Iye juga tuh nyang penting masih dari pulau Jawa," seloroh Rara yang ikut nimbrung dari kejauhan tempat Rojak melakukan video call yang memang sengaja di loud speaker."Woi manten kagak b