Share

Di labrak

Author: Iekyu
last update Last Updated: 2021-09-19 18:49:51

Ruangan kelas XII Sos 1 terasa hening lantaran sedang berlangsung ulangan harian Akuntansi. Pak Kalu sejak tiga puluh menit yang lalu seperti biasanya sejak awal membagikan lembar jawaban selalu berkeliling memeriksa keadaan semua siswa. Ia memfokuskan perhatiannya kepada Rara yang terlihat merapihkan alat tulisnya.

"Kamu sudah selesai?" tanya Pak Kalu, guru akuntansi yang juga termasuk guru senior di sekolah Rara. Dia langsung mengambil kertas jawaban Rara. Sekilas lembar jawaban itu dia baca dan hasilnya, semua jawaban Rara benar.

"Belum Pak," kelit Rara spontan menutupi kertas jawaban yang sayangnya telah lebih dulu di ambil oleh Pak Kalu.

"Belum apanya? ini sudah selesai semua kok. Sudah kamu keluar kelas terus diam-diam ke perpustakaan saja biar tidak ramai kelas ini," ucap Pak Kalu menyuruh keluar sambil membaca keseluruhan kertas jawaban milik Rara.

"Pak, saya disini aja deh, iseng Pak sendirian disana," pinta Rara menolak dan bersikeras ingin tetap berada di dalam kelas.

"Cepat sana keluar! Saya tidak mau kelas jadi rusuh karena pada nyontek sama kamu," ujar Pak Kalu menegaskan Rara untuk segera keluar kelas.

Rara menghembuskan nafas nya kasar. Ia sungguh malas kalau harus sendirian di perpustakaan, tapi kalau nekat ke kantin khawatir malah jadi masalah dan berakhir di ruang BK.

Sementara itu dari kejauhan terlihat empat siswi yang menatap Rara dengan sinis. Mereka yang mengenal betul kebiasaan Pak Kalu yang akan menyuruh setiap siswa ke perpustakaan setelah selesai ulangan akuntansi pun tampak berdiskusi kecil untuk mematangkan rencana mereka.

"Tumben kesini Ra, lagi ulangan akuntansi ya?" sapa Kartika, sang penjaga perpustakaan.

"Iya mba malas banget nih padahal tadi mau di lamain ngerjain, tapi tangan gatel pengen nulis jawabannya," cicit Rara mengeluh.

"Resiko otak encer gitu ya, Ra," ledek Kartika.

"Gak gitu juga mba, ini malah jadi kayak anak hilang, sendirian di perpustakaan," Rara curhat.

"Sudah nih baca aja novel baru," Kartika menyodorkan novel remaja terbaru koleksi perpustakaan sekolah.

"Ah mba, kalau mau baca novel mah baca aja di Goodnovel, seru aneka genre cerita komplit. Aku setiap hari baca di Goodnovel," Rara setengah menolak novel yang diberikan oleh Kartika.

"Emang kamu mau ngapain kalau enggak baca di perpustakaan?" Kartika semangat meledek Rara yang tampak ragu.

"Iya ya ngapain. Hehehe," Rara terkekeh sendiri.

Rara akhirnya mengalah dan meminjam novel referensi dari Kartika lalu mencari tempat strategis agar dia tenang membaca. Belum sempat Rara duduk di bangku yang ia pilih untuk tempat membaca novel yang disodorkan oleh Kartika, tiba-tiba datanglah Wina menepuk bahu Rara dengan kencang.

"Ra, ada yang mau gue omongin, bentar," ucap Wina sambil langsung menarik tangan Rara.

"Eits, santuy dong, gue mau balikin dulu novel nya ke mba Tika," sahut Rara menolak tarikan tangan Wina yang kasar dan pasti akan menyisakan tanda kemerahan di pergelangan tangan Rara.

"Cepetan!" ujar Wina tampak tidak sabar.

"Mba, ini novelnya aku kembalikan, ya? kapan-kapan aja nanti aku sempat bacanya," ucap Rara seraya mengembalikan novel di tangannya kepada Kartika dan bergegas melangkah ke arah Wina.

"Males banget kamu," sahut Kartika seraya menggelengkan kepalanya.

"Ini si Wina mau ngomong katanya. Bye mba Tika," ucap Rara menjelaskan seraya berpamitan keluar ruangan perpustakaan.

Wina menunjukkan arah jalan menuju ke lorong sempit di belakang perpustakaan dimana tempat yang begitu gelap dan nyaris tidak ada siswa yang pernah tempat itu.

"Wina, loe gak salah ngajak gue kesini?" tanya Rara mulai curiga.

"Bawel!" bentak Wina agar Rara tidak melayangkan protes.

"Loe mau ngomong apaan sih pake ngajak gue kesini segala?" selidik Rara semakin merasa ada yang tidak beres dari gerak-gerik Wina.

"Bacot loe!" sengit Wina dengan wajah menyeramkan.

"Gue enggak mau ya kalau loe kerjain," ucap Rara menghentikan langkahnya.

"Loe mau ketangkep Bu Lala, guru BK?" Wina mendorong Rara agar tetap mengikuti nya. Jangan sampai apa yang akan mereka lakukan kepada Rara ketahuan oleh Bu Lala, pikir Wina.

Rara tak habis pikir kenapa Wina mengajaknya ke tempat ini sehingga menimbulkan prasangka buruk dalam benaknya.

"Guys, ini gue bawa si pelakor," lapor Wina sambil menyapa ketiga temannya yang sudah lebih dahulu berada disana sambil membanggakan diri telah berhasil menjebak dan menyerahkan Rara kepada mereka.

"Hei, Din, gimana kondisi loe?" Rara menyapa Dina yang sudah dua hari terakhir tidak masuk sekolah setelah kejadian ia pingsan dan di bawa ke ruang UKS.

"Basi! Tsk, gue gak sudi basa-basi sama cewek muna!" Dina menatap sengit ke arah Rara.

"Wow! Baru masuk sekolah udah galak aje," ucap Rara tidak merasa takut dan malah menyindir sikap Dina yang ia rasa tak seperti biasanya.

"Ni, Na ayo pegangin tangan nya." Dina memberi perintah kepada kroni nya si kembar Wina dan Wini untuk memegangi kedua tangan Rara.

"Woy, loe pada ngapa ya?" pekik Rara keheranan lantaran ia merasa terkepung si lorong sempit itu.

Plak

"Dasar cewek murahan!" Dina memaki Rara setelah menampar Rara dengan kencang.

Tamparan Dina membuat Rara terkejut dan merasa panas di pipi sebelah kanan yang baru saja terkena tamparan dari Dina.

"Loe ada masalah apa sama gue?!" Rara berteriak tidak terima atas sikap semena-mena Dina kepadanya barusan.

"Songong nih anak masih berani bentak gue!" Dina semakin tersulut emosi karena tidak berhasil mengintimidasi Rara.

Dina menyiram air bekas pel yang diberikan Sindi ke arah Rara lalu menarik rambut Rara dengan kasar dan brutal.

"Dasar cewek kampung! Nyokap loe udah kehabisan modal apa buat isi warungnya sampe loe pepet cowok gue?!" pekik Dina membentak Rara.

Deg! Rara terperangah dengan tuduhan Dina. Mendengar Dina menghina Enyak nya membuat Rara seketika emosi. Ia sekuat tenaga melepaskan tangannya dari cengkraman duo kembar sekutu Dina.

"Loe boleh hina gue, tapi jangan harap gue bisa biarin loe hina nyokap gue!" ucap Rara berbalik menarik kerah seragam Dina dengan kasar.

Sindi yang hendak memukul Rara menggunakan gagang pel malah berbalik terkena serangan dari Rara yang menguasai taekwondo.

Tidak sampai 5 menit Rara sudah berhasil melumpuhkan Dina dan kroni nya tanpa ampun. Rara masih menahan diri kalau dirinya yang di serang tapi kalau sudah membawa nama Enyak nya maka jangan harap orang itu bisa selamat. Itu adalah prinsip yang di pegang teguh oleh Rara.

"Din, asli gue nyesel selalu tolongin loe kalau mau bunuh diri!" sesal Rara lalu meninggalkan keempat nya dalam kondisi mengenaskan.

"Rara, darimana kamu?" dari arah perpustakaan tampak Lala sedang berkeliling mengontrol kondisi sekolah.

Penampilan lusuh Rara bak tikus tercebur got akibat kena siram air bekas pel membuat tatapan Lala menangkap kejadian buruk. 

"Maaf Bu, saya tadi emosi mereka hina Enyak saya jadi saya balas aja," adu Rara mengakui perbuatannya sebelum Dina cs bersuara.

"Wah, ada apa nih?" Lala seketika panik dan berjalan ke arah tempat tadi Rara berjalan.

"Maaf Bu." Rara tertunduk.

"Ya Allah Rara, ini kenapa pada bonyok semua?" Lala shock melihat kondisi Dina, Wina, Wini dan Sindi yang babak belur.

"Iya Bu, Rara licik... Hik hik hiks, " tangis Dina memulai sandiwara nya.

"Sudah, bersihkan diri kalian lalu ke ruangan BK!" Perintah Lala kepada semuanya. Sebagai guru BK dirinya sudah hafal benar bagaimana sifat dan kelakuan semua siswanya.

"Ra, loe kenapa?" Jodi yang sedang istirahat setelah selesai pelajaran olahraga terkejut melihat Rara yang begitu berantakan.

"Tau, ah! Jauh-jauh loe dari gue!" ujar Rara malah membentak Jodi dan bergegas menuju ke kamar mandi.

Jodi melongo melihatnya terlebih di belakang Rara tampak Dina dan ketiga temannya dalam kondisi yang lebih buruk.

5 menit

10 menit

15 menit

20 menit

Setelah memastikan kelima siswi bermasalah itu dalam kondisi bersih, Lala mengajak mereka berkumpul di ruang BK. Sebelumnya ia sudah mencari informasi dan barang bukti untuk memastikan siapa pihak yang bersalah dalam kasus ini.

Satu persatu siswi bermasalah tersebut di panggil untuk memperoleh keterangan yang seimbang sambil menunggu orang tua mereka datang ke sekolah.

Rara sadar kalau posisinya sendirian sehingga ia berusaha menahan diri agar tidak terpancing emosi atas ejekan dan sindiran halus nan menusuk dari Dina cs sedari awal mereka disini.

Satu jam kemudian para orang tua pun berdatangan memenuhi panggilan dari Lala selaku guru BK yang menangani kenakalan mereka.

Setiap kedatangan orang tua dari pihak Dina cs sudah dipastikan mereka mencecar Rara yang telah melukai putri mereka. Mungkin kalau hanya melawan seumuran Rara tidak akan bermasalah tapi ini dia harus berhadapan dengan para orang tua yang ia takutkan akan di kutuk menjadi Cinderella. Eh, malah kecakepan yak. Hehehe...

Reaksi paling heboh jelas ditunjukkan oleh Deasy, Mama Dina yang dari penampilannya saja sudah begitu heboh mengalahkan arakan ondel-ondel di acara hajatan.

"Sayaaaang... Kamu kenapa kok lebam gitu?" Deasy  panik melihat wajah Dina masih menyisakan bekas jejak perkenalan fisik dari Rara yang terpancing emosinya.

"Itu Ma, aku di pukul sama Rara. Hiks hik hiks," Dina menangis untuk menarik simpati Mama nya.

"Apaaa?! Mana anaknya?! Mama sama Papa kamu aja enggak pernah main fisik tapi ini kamu sampe babak belur!" Deasy emosi.

"Itu Ma, cewek kampung," ucap Dina lalu tangannya menunjuk ke arah Rara.

"Ooohhh ini preman pasar yang bikin bonyok anak saya?!" Hardik Deasy murka kepada Rara.

"Tenang Bu, disini posisinya justru Rara yang dikeroyok sama Dina dan ketiga temannya," Lala bertindak cepat melerai Deasy yang hendak melayangkan tangan nya ke wajah Rara.

"Ibu di bayar berapa sama preman pasar ini?! Sudah jelas anak saya parah gini mukanya! Awas aja setelah ini saya akan visum dan seret preman pasar ini biar masuk penjara!" ancam Deasy dengan penuh emosi.

"Mari kita bicara baik-baik dulu ya Bu agar masalahnya bisa saya jelaskan," Lala mengajak Deasy masuk ke ruang BK.

Rara kesulitan menelan saliva nya mengingat hingga detik ini orang tuanya belum datang. Ia mulai menyesali tindakan emosional nya yang telah menyebabkan kekacauan ini.

"Ra, orang tua kamu sudah sampai mana? Saya mau kita rembuk bersama biar masalah nya cepat selesai." Lala menanyakan keberadaan orang tua Rara.

"Iya Bu..." Belum selesai Rara menjawab pertanyaan Lala tiba-tiba ada suara lembut mengucapkan salam yang sangat ia kenali.

"Assalamualaikum," Halimah mengucapkan salam.

"Walaikum salam, enyak..." Rara spontan langsung memeluk Halimah penuh haru.

"Iye nih Enyak udah dateng," ucap Halimah sambil membalas pelukan putri kesayangannya.

"Rara kira Enyak malu jadi kagak bakalan mau ke sekolah," ucap Rara lirih.

"Kagak mungkin lah. Enyak tadi tutup warung dulu mangkanya lama nyampe sini," ucap Halimah memberi penjelasan.

"Baiklah karena semua orang tua dari kalian semua sudah hadir jadi kita bisa mulai," ucap Lala hendak memulai kegiatan.

Deasy yang melihat kedatangan Halimah mendadak shock. Iya, dia tahu benar siapa Halimah dan juga silsilah keluarga nya yang notabene jawara di kampung nya. Hmm pantes anak gue bonyok karena lawan nya turunan Kong Ji'i, batin Deasy menyesali keadaan.

"Eh Deasy, gimane kabar elo?" sapa Halimah begitu melihat sosok yang dia kenali.

"E emm... ba baik Mah," luntur sudah image garang yang tadi diperlihatkan oleh Deasy kepada Rara.

Perubahan sikap Deasy yang terlalu kentara membuat orang tua dari Sindi dan duo kembar Wina dan Wini alisnya berkerut. Kalau seorang Deasy yang begitu arogan saja tampak gugup mengetahui siapa orang tua dari Rara pasti ada hal besar yang kemungkinan akan beresiko bagi mereka jika tetap menyerang Rara secara frontal seperti sebelum kedatangan orangtuanya.

"Maap ye kelakuan anak gue, dia biasanya kagak bakal maen fisik kalau gak di usik duluan," Halimah setengah menyindir kelakuan anaknya Deasy alias si Dina.

Melihat kondisi itu Lala merasa lega karena drama penuh emosi ala Dessy telah berakhir. Namun, dia tetap memberikan hukuman skors kepada semua pihak yang bertikai demi efek jera.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
dewi partuna_
anjay iklan:)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dini   Skorsing

    Hasil keputusan bersama adalah pemberian skorsing selama 3 hari kepada Rara dan seminggu kepada Dina, Wina, Wini dan Sindi. Hukuman ini agak ringan mengingat mereka sudah kelas XII yang sebentar lagi akan menempuh ujian nasional. Tetapi, selama hukuman berlangsung Lala meminta para orang tua pro aktif setiap harinya melaporkan kegiatan mereka selama di rumah melalui video call untuk memastikan kalau pemberian skorsing memang dipergunakan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri di rumah dalam bimbingan orang tua masing-masing. "Din, Mama enggak mau ya kamu ada masalah lagi sama si Rara," ucap Deasy berbisik kepada Dina setelah keluar dari ruang BK. "Halah, Mama kenapa sih? Malu Dina lihat Mama tadi kayak kerupuk kena air, langsung melempes ketemu Enyak nya si anak kampung," sindir Dina masih menyisakan emosi. "Husstt! Bahaya besar kalau kamu berani sama keturunannya Kong Ji'i." Deasy kewalahan menjelaskan kepada Dina. Peringatan Deasy tak dihiraukan oleh

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Mendadak Nikah

    Sesuai ketentuan yang diberikan oleh Lala selaku guru BK yang meminta laporan kegiatan selama masa skorsing akhirnya Rara berinisiatif mengisi hari-harinya dengan membantu Halimah menjadi kasir di warungnya yang berada di seberang rumahnya. Sejak pagi ia telah semangat merapihkan dan membersihkan semua barang dagangan sehingga tertata lebih rapih dan bersih. "Masya Allah... Enyak jadi ngerasa berkah loe bantuin begini," ucap Halimah ketika menghampiri Rara. "Ah, Enyak kayak kagak pernah aje aye bantuin," ucap Rara merengut. "Iya biasanya loe pan sibuk bener di sekolah," sahut Halimah. Setelah memastikan kalau Rara sudah siap untuk melayani pembeli berbekal label harga yang sudah diberikan pada setiap barang di warungnya, Halimah pulang ke rumah untuk memasak. *** Sementara itu, di rumah Rara sudah ada Rojak dan Rodiah yang hendak bertamu. Mereka sudah menghubungi Beni sebelumnya. "Assalamualaikum," Rojak mengucapkan sal

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Pernikahan Dini

    "Yola kenapa ya, kok dia mendadak menghindari gue?" curhatan Jodi yang selalu ia tanyakan setiap bertemu Rara di sekolah. "Cocok lah sama nama elo, Jodi. Jodoh di tinggal pergi. Hahaha." Rara tertawa jahat. Ck, istri apaan tuh suami sengaja mancing nyebut nama cewek lain malah dia ketawain? cemburu kek biar usaha gue ada hasilnya, batin Jodi kesal karena umpan nya tidak di terima Rara sesuai harapannya. Dua minggu sudah mereka menikah tetapi karena masih sekolah dan sama-sama tidak ingin dikeluarkan dari sekolah, maka keduanya bersikap seperti biasanya. Mereka sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka dari siapapun, termasuk sahabat terdekat mereka. "Ra, nanti kita ambil buku nikah ke KUA, yuk? Babeh bilang katenye udah jadi," ajak Jodi. "Gue sibuk," jawab Rara singkat. "Sibuk apaan sih loe? Bentaran doang kok," Jodi merajuk layaknya anak kecil minta diberikan jajan. Rara memang masih menyembunyikan kalau selain sekolah ia j

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Modus

    Bel pertanda waktu pulang yang sangat dirindukan oleh para siswa telah berbunyi. Wajah penuh lelah setelah berkutat dengan pelajaran dan deretan tugas merasakan kebahagiaan mendengar nya.Tak sampai satu menit setelah guru yang mengampu mata pelajaran terakhir melangkah keluar kelas, Jodi dengan gerakan super kilat menuju kelas Rara.Rencana pun sudah ia atur agar Dodit, sahabatnya membawa pulang motor milik Rara agar ia bisa mengajak Rara ke KUA.Sementara sosok jelita yang menggoda iman dan takwa Jodi baru saja terlihat keluar dari kelasnya. Rara tidak menyadari keberadaan Jodi yang sejak tadi tersenyum memandangi nya dari kejauhan.Menyadari kalau Rara hendak berjalan menuju parkiran akhirnya Jodi mengejar nya. Langkah kakinya yang lebar tidak memerlukan waktu yang lama untuk mensejajarkan dirinya dengan Rara."Ra, itu si Jodi ngapa dari tadi ngeliatin loe mulu?" Rosa curiga m

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Ngedate

    Bersahabat selama belasan tahun hingga berlanjut dengan status menikah dalam usia belia tentu menjadi hal yang sangat tidak di sangka sama sekali oleh Jodi dan Rara dalam mimpi sekalipun. Selama belasan tahun itu pula mereka tidak pernah menghabiskan waktu secara khusus hanya berdua seperti sekarang. Rasa canggung dirasakan oleh keduanya walau sebisa mungkin di tutupi dengan tingkah konyol mereka. Sebagai gadis yang tidak pernah berkomitmen dalam hubungan pacaran Rara nyaris sulit bernafas tatkala tanpa sadar ia harus memeluk punggung Jodi yang iseng sering memainkan rem motornya dalam perjalanan mereka. "Ra, pegangan yang bener biar gak jatoh," ucap Jodi penuh modus untuk mempersempit jarak diantara mereka kini. Rara semakin di buat melty ketika tiba-tiba Jodi bersikap manis menuntun tangannya di tempat keramaian atau menghapus sisa ice cream coklat yang menempel di bibir Rara. "Duh, mau dong jadi ice cream nya," gombal Jodi sambil menghapus

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Pulang Ngedate

    Ketika film sudah selesai dan lampu di dalam gedung bioskop telah nyala kembali akhirnya dengan menahan rasa kesal Rara memercikkan sedikit air mineral yang ia bawa di tas nya ke muka Jodi agar terbangun. "Di, kebakaran! Kebakaran!" pekik Rara sambil memukul keras lengan Jodi agar terbangun dari tidurnya. Dalam kondisi setengah sadar dan mata merah Jodi langsung panik dan menarik tangan Rara, bermaksud untuk menghindari kebakaran. "Ra, lho ini kebakaran dimana api nye?" Jodi yang celingukan baru menyadari tipu muslihat Rara dalam membangunkannya. "Otak loe kebakaran! Besok-besok jangan pernah loe paksa gue nonton lagi kalau di tinggal molor! Tau begini mah gue nonton di rumah aje!" Rara menaikkan suara nya. "Ya Allah, gue tadi beneran tidur?" Jodi mengusap wajahnya, tak percaya dirinya terlelap tidur. Sebenarnya tadi di dalam bioskop Jodi awalnya hanya ingin meredam hasratnya melihat bibir ranum Rara yang menggoda dalam suasana gelap s

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Katanya Ogah, ah

    Tanpa meminta dan mendapat persetujuan dari Rara pagi itu Jodi dengan penuh percaya dirinya menjemput Rara di rumahnya. Ia bahkan sengaja tidak sarapan terlebih dahulu di rumahnya sehingga membuat Rojak dan Rodiah menggelengkan kepalanya.Dasar bocah kasmaran."Assalamualaikum, eh, elo Jodi, pagi bener kemari. Loe saingan sama ayam berkokok ye? Sarapan nyok?" Halimah terkejut melihat kedatangan Jodi.Sabeni yang sebelumnya mendapat kabar dari Rojak mengenai kedatangan Jodi tak bisa berkutik untuk menolak kehadiran menantunya itu. Kalau sudah seperti ini Sabeni hanya bisa berharap Rara tidak mudah takluk oleh Jodi. Cukup menantunya saja yang bucin, Rara jangan."Ah, Enyak gak usah repot-repot." Jodi merasa sungkan mendapat tawaran sarapan bersama keluarga Rara pagi ini."Kagak repot kok ini pan sekalian kite sarapan bareng." Halimah menanggapi santai."Rara nya ada Nyak?" tanya Jodi tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya karena tidak melihat

    Last Updated : 2021-09-19
  • Pernikahan Dini   Akibat Viral

    Parodi yang di rekam oleh para sahabat Jodi dan Rara lalu di upload ke media sosial itu ternyata menjadi viral ke seantero penjuru sekolah. Dampak nya, secara tidak langsung sosok Rara di kenal sebagai pelakor karena selama ini di sekolah, Dina masih akting mengakui Jodi sebagai kekasihnya. Tujuh huruf, p e l a k o r merupakan sebuah status yang jelas tidak mengenakan dan terasa menjijikkan tentu saja bagi semua orang yang tidak mengetahui kebenaran akan hubungan Jodi dan Rara yang sebenarnya.Jodi sendiri sudah bosan menjelaskan kepada semua temannya satu sekolah kalau dirinya sudah resmi putus dengan Dina sebulan sebelum dirinya serius berkomitmen dengan Rara. Ia juga turut ikut merasakan kesedihan yang di alami Rara, bahkan ia masih sulit berbicara dengan Rara hingga sebulan setelah kejadian itu.Dina terlalu pintar memainkan perannya bak artis terkenal dalam sinetron ikan berenang, sebagai sosok kekasih yang tersakiti lantaran di selingkuhi dan memilih memutus urat

    Last Updated : 2021-10-12

Latest chapter

  • Pernikahan Dini   Ending

    Beberapa hari kemudianHari ini suasana di kediaman Dodit dan Dina tampak semarak dengan kehadiran para personil para mantan jomblo beserta keluarga kecil masing-masing. Ya, mereka datang ingin melihat sosok penghuni baru nan menggemaskan itu.Bayi mungil bernama Zayn Fayyad Alvarendra Hadiningrat yang artinya adalah laki-laki yang memiliki keindahan, baik, dermawan, murah hati, cerdas dan beruntung yang merupakan keturunan Hadiningrat. Sebuah nama yang mewakili doa dan harapan kedua orang tua dan semua sanak saudaranya.Meski di awal para sahabat dari bayi menggemaskan itu awalnya tidak diperkenankan untuk datang menjenguk ke rumah sakit, tapi masih bisa datang ke rumah untuk merasakan kebahagiaan yang sama."Gimana rasanya jadi orang tua baru?" tanya Rosa yang memang belum dikaruniai buah hati."Nikmat banget. Loe lihat sendiri nih mata panda gue. Sehari tidur bisa di hitung cuman berapa jam," curhat Dina."Baru satu aja loe udah ngeluh, pegimana gue yang otewe mau tiga ini?" sambar

  • Pernikahan Dini   Dodit Junior

    Setahun kemudian Hari itu, Eyang Soeroso menemui putra sambungnya, Bambang di kantor polisi. Wajah anak sambungnya itu terlihat kusut dan lusuh. Hilang sudah jejak kesombongan dari wajah pria itu tergerus keadaan di dalam jeruji besi.Cukup rumit dampak dari penangkapan Bambang karena setelahnya sang Ibu, Ambar dan cucunya Panji malah ingin melepaskan diri dari status mereka sebagai bagian dari keluarga Hadiningrat. Hal ini sangat mengejutkan Eyang Soeroso hingga akhirnya terpaksa menyetujui keinginan istri dan cucu sambungnya tersebut.Bambang memang belum di pindah ke rumah tahanan karena berkas kasus pria itu baru naik ke kejaksaan dan sedang di proses.Mereka duduk di ruangan khusus, Eyang Soeroso melihat Bambang yang mengenakan pakaian tahanan sebenarnya sangat sedih. Ya, biar bagaimanapun mereka telah puluhan tahun menjadi satu keluarga.Terkadang Eyang Soeroso merasa tak habis pikir mengapa putra sambungnya ini tidak pernah bersyukur dengan semua fasilitas dan kemewahan yang i

  • Pernikahan Dini   Permohonan Ambar

    Berita mengenai cucu menantunya yang mengalami keguguran membuat murka seorang pria paruh baya yang masih berkuasa penuh dalam keluarga Hadiningrat, Eyang Soeroso."Saya tidak mau tahu temukan motor yang telah menabrak cucu menantu saya! Dan bawa orangnya kesini!"Eyang Soeroso berdiri membelakangi tiga laki-laki bertubuh gempal dengan baju seragam serba hitam. Saat ini mereka sedang berada di ruang kerjanya.Kedua laki-laki bertubuh gempal berseragam itu terlihat menunduk patuh. "Baik, Tuan. Akan saya laksanakan."Eyang Soeroso melirik sekilas, "Saya tidak main-main, kalau kalian tidak bisa mendapatkannya, maka kepala kalian adalah bayarannya!"Pria paruh baya yang masih tampak berwibawa itu memutar dirinya ke arah kedua laki-laki berseragam itu. Dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celananya. Menatap lekat dan tegas kepada keduanya, menghadirkan rasa segan dan takut secara bersamaan."Ba-baik, Pak."Merasa puas dengan ekspresi yang ditampilkan kedua manusia itu. Eyang Soeros

  • Pernikahan Dini   Takut Kehilangan

    "DOKTER!!?" teriakan pilu Dodit di sebuah pintu masuk rumah sakit terdengar jelas oleh petugas medis yang mendapat shift malam itu.Terlihat Dodit wara-wiri dengan baju yang penuh darah. Saat menggendong wanita yang sangat dicintainya itu. Beruntung rumah sakit 24 jam ini memang di dukung penuh oleh Soeroso grup. Sehingga teriakan Dodit langsung mendapat tanggapan positif dan tindakan cepat untuk segera membawa Dina ke ruang IGD."Dodit! Ada apa ini, nak?" Hanafi dan istrinya datang, bersama Pandu, Panji dan Yola. Mereka terlihat panik.Dodit hanya terdiam, dan menunduk dalam. Membuat mereka paham kalau saat ini Dodit masih terpukul atas kecelakaan yang baru saja menimpa sang istri."Ada apa, nak? Kenapa jadi seperti ini?"Dodit masih terdiam. Kedua tangannya terlihat gemetar. Kedua matanya menatap kosong pada lantai yang ia pijak, lalu detik kemudian ia memeluk sang ibu dengan isakan pilu.Keadaan rumah sakit yang sepi, karena jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Membuat rasa

  • Pernikahan Dini   Wedang ronde

    "Padit! Aku mau wedang ronde!" Dina sengaja menggunakan panggilan Padit yang menurut pasutri ini artinya Papa Dodit lantaran menginginkan sesuatu.Rengekan Dina terdengar cukup nyaring sehingga Dodit yang tengah tertidur mengerjapkan kedua matanya. Menatap ke arah jarum jam dinding yang berdetak menunjukkan pukul satu dini hari."Ini jam satu malam, kamu mau wedang ronde?"Sungguh tak habis pikir pada wanita terkasihnya itu. Kenapa ia harus dibangunkan, tepat saat ia mau bermimpi indah?"Madin, sekarang udah malam banget, sayang ... " Dodit pun kali ini sengaja menggunakan panggilan Madin yang artinya Mama Dina.Dina pun menggembungkan kedua pipinya yang semakin chubby semenjak dirinya hamil. "Aku gak peduli pokoknya aku mau wedang ronde!"Lihat bagaimana keras kepalanya wanita yang dicintainya itu. Membuat Dodit pusing sekali. Kenapa minta hal yang aneh-aneh di tengah malam seperti ini."Aku enggak tau cara bikinnya sayang. Lagian, kalau malam gelap begini gak ada yang jualan."Menco

  • Pernikahan Dini   Menyadari

    Ambar yang lebih dari separuh hidupnya dihabiskan dengan ambisi menguasai harta dan tahta keluarga Hadiningrat merasa sangat kesal sekaligus kecewa lantaran gagal membujuk cucu kandungnya, Panji agar tidak memilih melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan memutuskan untuk tidak menuruti semua keinginan pemuda itu melepaskan status sosial sebagai seorang penerus klan Hadiningrat.Puluhan tahun Ambar menggantungkan harapan bahwa kelak anak keturunannya akan hidup secara terhormat dan makmur dalam keluarga Hadiningrat. Sayangnya hanya Panji saja yang mau menjadi penerus ambisinya dalam melakukan semua hal, termasuk menyingkirkan anak keturunan Tantri yang merupakan nenek kandung Dodit.Selama ini dia memang sudah tidak bisa menaruh harapan pada Pandu, sang cucu pertama yang dari awal tidak pernah mau menjadi cucu yang penurut baginya. Lihat saja, ketimbang menjadi pengusaha kini Pandu malah berprofesi sebagai dosen. Ya, walaupun hal tersebut bukan hal yang buruk, tapi jelas naluri wanita

  • Pernikahan Dini   Hati yang mulai terbuka

    "Kalau kamu tidak mampu bersaing secara terbuka, coba sekarang bermain cantik. Dekati wanita itu dan jadilah sahabatnya agar kamu lebih tahu banyak semua kekurangannya untuk menjadi senjata kamu mengembalikan hati suaminya menjadi milikmu!" seru Ambar memberikan petuah sesat kepada cucunya, Yola.Sejak itulah Yola mendekati Dina. Yola memulai dengan permintaan maaf. Awalnya Yola mengira Dina si cewek bar-bar itu akan menolak mentah-mentah dirinya, namun siapa sangka justru sosok itu membuka tangannya lebar-lebar dan resmi menjadikannya adik sepupunya terdekat.Setiap hari mereka berbagi cerita dan saling berkunjung atau hang out bersama. Seperti kegiatan yang kali ini mereka lakukan di sebuah pusat perbelanjaan."Bumil, astaga tenaganya kuat sekali tak kenal lelah menjelajah hampir setiap sudut mall ini," sindir Yola yang cenderung malas sebenarnya mengikuti semua keinginan Dina sehingga sengaja mengajaknya untuk makan siang di sebuah restoran western."Ya loe tau sendirilah gimana be

  • Pernikahan Dini   Menjalankan rencana

    Dodit dan Andri sudah kembali pada rutinitas mereka, bekerja. Rupanya koneksi persahabatan antara sesama sahabat mantan jomblo masih berlanjut hingga kini mereka menjalin kerjasama dengan perusahaan milik keluarga Riko.Untuk itulah hari ini rencananya mereka sebagai perwakilan kedua perusahaan akan melakukan pertemuan bisnis sekaligus merajut silaturahmi yang sempat merenggang karena jarak dan kesibukan masing-masing.Sebelum memulai pembicaraan serius, mereka berkumpul di cafetaria perusahaan."Kayaknya hari ini udah gak ada yang kekurangan pupuk sama air lagi deh," ujar Dina menyindir sikap ceria Riko."Ho'oh lihat tuh mukanya si duda kayak lampu baru di ganti," sahut Dodit menyambung sindiran sang istri."Silau, Men. Hahaha...." Andri latah menimpali ledekan duet maut pasutri sahabatnya itu."Yes ... Kita gak bakalan dapat curhatan sendu nan manjah lagi nih," ucap Dina sambil tersenyum sumringah."Apaan sih kalian," sahut Riko bak kura-kura dalam perahu.Sudah bukan rahasia umum l

  • Pernikahan Dini   Ada yang bahagia dan meringis

    Kebahagiaan yang terpancar dari wajah Andri dan Siska berbanding terbalik dengan sang kakak, Sandra, tetapi dia juga tidak mau di cap sebagai penghambat pernikahan keduanya. Tatapannya menatap lirih Jaka, perjaka yang tak memiliki urat malu sedikitpun mengutarakan perasaannya.Huh, bagaimana bocah tengil ini bisa punya pikiran mau serius komitmen sama gue? oke, untuk saat ini aja deh gue iya in aja lantaran gue gak bisa biarin Siska terhalang dapat jodoh karena gue. Batin Sandra dengan berpura-pura tersenyum ramah kepada para tamunya.Acara itu sekaligus juga menjadi ajang reuni para mantan jomblo dan keluarganya. Hilda yang sedang menghitung hari hendak melahirkan menjadi sosok yang begitu antusias bercerita."Bro, sorry ya kayaknya anak gue kecapean nih jadi gue balik duluan ya?" Pamit Jodi saat melihat Dira tertidur pulas di pangkuannya.Sementara Rara sejak tadi memang sedang asyik gosip sana sini sambil mengusap punggung Rani yang sejak tadi tertidur dalam gendongannya."Oh, ya

DMCA.com Protection Status