Home / Romansa / Pernikahan Dini : Brittle / 16. Saling Melengkapi

Share

16. Saling Melengkapi

Author: Chanie1001
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Brian mengulum senyum, dia sudah benar - benar gila. Si pecandu seks, menyakiti perempuan, ketua geng, brandalan yang seenaknya, pemabuk, pembalap liar. Semua tertinggal di masa lalu. Brian 180° derajat berubah total.

"Mana bayi gue, Mor?" Brian menoleh pada Amora, senyumnya perlahan luntur saat melihat kondisi Amora.

"Biya, Bri__" Amora terisak."di culik, Junior lagi kejar, bantuin dia.." suara Amora bergetar hebat.

Brian meraih kunci mobil dengan kelabakan, wajahnya menegang. Jangan sampai Biya kenapa - kenapa, tinggal seminggu lagi mereka akan menikah.

Amora mengikuti Brian, dia tidak boleh sendirian. Kepalanya masih di perban, kakinya pun masih pincang.

"Pelan, Bri.."

Brian melempar ponselnya ke arah Amora yang sudah duduk di sampingnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Pengantin Baru

    Brian mengusap punggung polos Biya dengan mengulum senyum. Beberapa jam lalu baru itu namanya bercinta. Tidak seperti kesalahannya waktu itu.Brian menyesal karena melakukannya saat pertama kali dalam keadaan tidak sadar. Ah bukan, tapi setengah sadar.Bahkan Brian semakin menyesal dan merasa bersalah saat mengingat tidak ada kelembutan saat melakukannya. Ceroboh khas orang mabuk. Untung saja Biya tidak terlalu kesakitan paginya.Ingatannya kembali di penuhi dengan kegiatan semalam. Senyum kembali merekah. Sungguh bucin Brian itu. Apalagi semalam, Biyanya terlalu em... Nikmat?Brian cengengesan sendiri, sedangkan Biya sudah bahagia bersama mimpi - mimpi."Ah! Gue budak cinta banget.." gumamnya dengan merinding sendiri, semenggelikan itukah dirinya sekarang?

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Biya Siap

    Biya cekikikan geli, Brian terlalu dekat dan sesekali menggelitik pinggang atau bermain di kuping dan lehernya. Sungguh nyaman namun geli."Ih geli, Brian. Cepet fokus belajarnya.." Biya mencoba mendorong Brian agar berhenti usil itu."Rumusnya bikin pusing, sayang.." keluhnya dengan tidak bertenaga."mending kemarin, bahasa Indonesia dari pada hari terakhir ini.." keluhnya semakin menjadi."Matematika itu gampang kalau kamu mau belajar.." Biya mengusap pipi Brian sekilas sebelum melirik lagi pada soal."Belajar udah tapi soal yang keluar biasanya beda sama contoh soal, sayang.. Aku jadi bingung harus masukin rumus apa dan gimana ngerjainnya.. Yang rese itu bukan belajarnya tapi soalnya.." Brian cemberut, sungguh malas untuk UN terakhir besok. Rasanya Brian ingin mengs

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Menguras Tenaga

    Brian mengulum senyum, kedua matanya terpejam."Nah, enak banget, sayang.." katanya saat menikmati kedua jemari Biya bekerja lembut di kepalanya.Biya tersenyum tipis, menatap busa yang semakin banyak di jemari dan kepala Brian. Ceritanya Brian ingin keramas seperti di salon - salon namun dia sambil berendam."Ih, pijitan istri aku emang selalu enak.." puji Brian dengan mengelus perut Biya sekilas.Biya yang setengah membungkuk hanya tersenyum dengan jantung yang selalu berdebar.Brian mendongkak, menatap Biya yang selalu diam semenjak membantunya keramas."Kok, diem terus? Kenapa, bayi? Ga mau keramasin?" tanyanya dengan sedikit cemas, Brian tidak mau memaksa Biya jika tidak mau. Demi apapun, Brian akan mengutamakan perasaan Biya dari segalanya."Aku lagi f

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Persiapan Honeymoon

    Jayden memeluk Brian sekilas, keduanya berbincang dengan saling merangkul. Setelah masalah waktu itu terselesaikan, Brian dan Jayden semakin dekat seperti dulu."Bunda.." Biya memeluk Zela, keduanya pun sama berbincang dan mengekor di belakang para pemimpin keluarga itu."Gimana? Kalian mau honeymoon kemana? Besok katanya, iya?" Zela tersenyum hangat pada menantunya itu."Iyah, Biya sih ikut Brian aja bunda.." Biya terlihat semakin cerah, mungkin karena kedatangan mertua kesayangannya."Kamu memang istri yang baik.." di usapnya kepala Biya.Mereka duduk di ruang tengah."Gimana? Biya udah isi?" Jayden bertanya dengan senyum ramah, terlihat sekali kalau dia ingin segera menimang cucu.

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Perjalanan

    Jayden memeluk Brian sekilas, keduanya berbincang dengan saling merangkul. Setelah masalah waktu itu terselesaikan, Brian dan Jayden semakin dekat seperti dulu."Bunda.." Biya memeluk Zela, keduanya pun sama berbincang dan mengekor di belakang para pemimpin keluarga itu."Gimana? Kalian mau honeymoon kemana? Besok katanya, iya?" Zela tersenyum hangat pada menantunya itu."Iyah, Biya sih ikut Brian aja bunda.." Biya terlihat semakin cerah, mungkin karena kedatangan mertua kesayangannya."Kamu memang istri yang baik.." di usapnya kepala Biya.Mereka duduk di ruang tengah."Gimana? Biya udah isi?" Jayden bertanya dengan senyum ramah, terlihat sekali kalau dia ingin segera menimang cucu.

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Berendam

    Biya memakai pakaiannya dengan rapih, Brian pun sudah rapih dan menunggu Biya di ruang tengah.Biya keluar dengan tampilan yang manis, membuat Brian kembali di buat jatuh cinta."Bagus, engga pake pakaian yang terbuka.." Brian memasukan ponselnya ke dalam saku, beranjak untuk menghampiri Biya yang kini bersolek di depan cermin.Biya tersenyum, mengusap pipi Brian sekilas yang kini posisinya Brian memeluknya dari belakang."Mau jalan? Engga di kamar aja?" goda Brian dengan mengecup pundak Biya gemas."Jalan dong, aku udah lama mau ke sini.." Biya merapihkan bedaknya untuk yang terakhir kali."Yaudah yuk.." Brian melepaskan Biya, menuntunnya untuk meninggalkan hotel.Pria berjas hitam menghamp

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Perkara Cemburu

    Setelah berendam, keduanya berpakaian. Pakaian adat korea yang mereka beli waktu di pusat perbelanjaan di kota gangnam.Hanbok... Pakaian yang cukup banyak peminatnya.Dengan membaca tutorial keduanya sibuk saling membantu, memakaikan dan pada akhirnya keduanya selesai dan tampak serasi."Kenapa pakai baju ribet gini sih, Bayi.." keluh Brian dengan lesu, sebenarnya dia hanya ingin berduaan di kamar dengan Biya dari pada keluar."Kita mau ke istana Gyeongbokgung, kita harus mendalami adat korea, Brian biar terasa liburannya.." Biya merapihkan pakaian Brian lalu tersenyum manis.Trik ampuh meluluhkan Brian.Brian menghela nafas pasrah."Yaudah ayo, Lee Jun udah nunggu kita di parkiran.." kata Brian.

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Jayden koma dan Biya hamil

    Brian dan Biya terpaksa harus pulang saat mendengar kabar kalau Jayden kecelakaan. Brian selama perjalanan terus merasakan tidak nyaman.Brian menghela nafas, mengingat saat Zela menghubunginya. Pantas saja suara bundanya saat itu berbeda, ternyata hari itu Jayden masih belum sadar alias koma."Tenang, Brian.." Biya mengusap bahu Brian, membuat Brian menoleh dan kembali dari lamunannya.Brian mendekat, memeluk Biya, berusaha mencari obat agar jiwanya tenang."Ayah pasti sadar.." yakin Biya dengan mengusap punggung Brian lembut, menenangkannya.Brian hanya mengeratkan pelukannya, perasaannya masih tidak nyaman sebelum dia melihat keadaan ayahnya langsung.***

Latest chapter

  • Pernikahan Dini : Brittle    Extra Part

    Glen terlihat diam, semenjak Biya hamil anak yang kedua memang gelagat Glen berubah. Mungkin karena akan memiliki adik."Sebenernya, Glen kenapa ya bun?" Biya menatap Glen dari kejauhan.Zela menyeruput teh jahe buatannya itu."Mungkin karena mau punya adik, dia murung dan takut perhatian kedua orang tuanya beralih ke sang adik." jawabnya."Mendadak baik, mendadak murung dan mendadak marah - marah atau bahkan rewel dan manja." terang Biya dengan sesekali mengusap perutnya yang kini sudah memasuki bulan ke 5."Itu sih jelas, alasannya karena takut perhatian kamu beralih." tebak Zela yang mungkin bisa saja iyah."Sayang."Zela menoleh, menatap Jayden yang semakin tua malah semakin terlihat segar itu."Kenapa?" tanya Zela seraya mengusap telapak tangan keriput Jayden yang bertengger di pundaknya itu."Kita

  • Pernikahan Dini : Brittle    Extra Part

    "Ga mau!" Glen terus meronta di gendongan Junior."Mama sama papa pergi sebentar kok." Junior mengusap punggung Glen yang bergetar karena menangis itu."Ga mau! No-no!" amuknya dengan suara meninggi bahkan hampir serak.Amora mengusap kepala Glen, menenangkannya dengan penuh kelembutan.Zela dan Jayden menuntun kedua cucu kembarnya yang terlihat memandang Glen dengan bingung harus bagaimana."Kita pulang, bawa masuk ke mobil." kata Jayden yang di angguki Junior dan Amora.Sedangkan Biya dan Brian, keduanya tengah berada di perjalanan udara menuju salah satu pantai yang terkenal bagi para pasangan yang akan honeymoon."Kenapa?" Brian merangkul Biya, mengusap puncak kepalanya dengan sayang."Pertama kali ninggalin Glen, rasanya khawatir. Padahal bunda, ayah sama Amora pasti jagain."Brian paham dengan perasaan Biya, dia pun

  • Pernikahan Dini : Brittle    Extra Part

    "Astaga! Itu buat tanaman, bukan makanan." Biya berlari menuju Glen yang hampir saja memakan tanah."Tapi walnanya kayak coklat, mama." Glen melempar sekepal tanah di tangannya dengan sebal.3 tahun usia Glen sekarang, usia yang membuat Biya hampir kewalahan. Untung Brian sudah memutuskan bekerja di rumah.Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa Tuhan tidak kunjung memberi adik untuk Glen.Glennya sungguh nakal dan ingin banyak tahu. Biya tidak akan sanggup jika harus memiliki bayi sekarang."Kenapa lagi, ma?" Brian datang dengan tenang."Itu Glen, hampir nyobain tanah yang katanya mirip coklat." Biya mencuci jemari Glen dengan telaten."Penasalan, milip soalnya." Glen terlihat tidak suka di sudutkan."Glen pasti mau coklat?" Brian berjongkok di belakang Glen yang masih menyerahkan jemarinya di cuci oleh sang mama."Iy

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Akhir Cerita

    Waldi dan Angga sedikit kaget saat melihat Yuna dan Luna datang yang ternyata di undang oleh Brian dan Biya."Ha-hai" Yuna terlihat canggung, sempat ragu juga sebenarnya. Dia hampir saja tidak akan ikut kumpul kalau saja Luna tidak datang."O-oh hai." Angga tersenyum ramah, mereka terlihat berbeda. Mungkin karena zaman dan usia yang berubah."Maaf telat." Luna duduk di samping Yuna yang duduk dekat Waldi.Waldi terlihat gugup di duduknya, pergaulan remaja mereka yang membuatnya jadi ingat saat di mana dia nakal dan bermain dengan Yuna dan Luna."Gimana kabar kalian?" Angga tersenyum ramah, seolah mereka memang baik - baik saja. Melupakan semua tentang kenakalan remaja dulu."Baik." jawab Yuna dan Luna bersamaan."Kabar kalian?" tanya Yuna."aku ga sangka bisa ketemu dan kumpul kayak gini." akunya.

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Bertemu sahabat

    Brian terlihat mesem - mesem, melirik dan sesekali mencolek Biya yang tengah mengamati Glen dan satu gadis cantik yang kebetulan sama, tengah berlibur dengan keluarganya."No! Danan (jangan)!" Glen berseru tidak suka, bahkan menepis tangan gadis seusianya itu yang hendak mengambil mainan Glen.Gadis kecil itu hanya cemberut.Biya melirik Brian yang tidak bisa diam itu, terus saja menggodanya."Apa, Brian?" tanyanya dengan lembut, pura - pura tidak paham."Abis dari sini ya, kita program." Brian gelayutan di lengan Biya yang pendeknya jelas lebih pendek darinya."Program apa sih, Bri." kekehnya geli, mengusap pipi sang suami sekilas."Kamu suka pura - pura, aku udah kasih kamu kode tadi, bahkan kamu bales, sayang."Biya mengulum senyum."Iyah, asal kamu bisa atur waktu. Baru aku mau." balasnya."Bisa - bisa, aku usahain pa

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Piknik

    Ana menggendong bayi cantik yang bernama Alana Pashania. Bayi yang kini baru berusia 2 bulan itu. Bayi miliknya dan Aldi."Mana Aldi, Na?" tanya Brian."Ada, lagi di belakang, kak." jawab Ana dengan masih menimang Alana yang belum kunjung tidur itu."Al!" panggil Brian seraya celingukan mencari Aldi."Apa?" Aldi berjalan santai melewati Brian."Pinjem tenda dong, lo kan kadang naik gunung." kata Brian seraya mengekori Aldi."Ada, di gudang. Bentar gue ambilin." kata Aldi."mau kemana?" tanyanya.Brian memutuskan untuk mengekor Aldi."Piknik, udah lama ga liburan sama keluarga." jawabnya."Nah gitu dong, jangan telantarin anak istri lo."Brian memukul pundak Aldi."Enak aja! Gue ga pernah nelantarin mereka." semprotnya tidak terima."Terserah.""Nyebelin lo masih aja

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Kembali ke semula

    Brian terlihat menatap langit - langit kamar, menunggu Biya yang sepertinya baru selesai mandi. Suara pintu terbuka pun menyadarkan Brian."Kenapa? Kamu kayak lagi ada pikiran." kata Biya seraya berjalan menuju meja rias.Brian menghela nafas panjang."Banyak." jawabnya singkat namun penuh beban."Banyak? Salah satunya? Ceritain biar enak. Siapa tahu aku bisa bantu." Biya memakai cream malam lalu lipbam.Biya melangkah menghampiri Brian yang menyambutnya dengan memeluknya."Kenapa, hm?" Biya mengusap kepala Brian seperti anak kecil, tapi Brian tidak terganggu, malah dia suka."Kamu liat Glen? Dia sering marah, di ajak main ga mau. Apa dia marah karena selama ini aku ga ada saat siang?"Biya tersenyum tipis."Kamu sadar ternyata soal itu, Glen emng sering ngeluh, dia ingin main tapi papa kerja." terangnya.

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Brian bimbang

    1 tahun kemudian... Yuna datang berdua dengan Luna. Hari ini mereka ingin berdamai dengan masa lalu. Belum ada kata maaf yang terucap, maka saat inilah waktunya. Setahun mereka urung terus dengan niat baik itu, rasanya mereka tidak bisa menundanya lagi."Om, saya teman Biya dan Brian." kata Yuna pada Rudy.Rudy tersenyum ramah."Silahkan masuk." sambutnya."Makasih, om."Rudy hanya tersenyum, membawa langkahnya ke dapur. Kebetulan Biya sedang di dapur bersama Zela."Biya, ada teman di depan." kata Rudy yang membuat Biya bingung sesaat, siapa?"Iyah, ayah." Biya melepas celemeknya, bergegas ke ruang tamu.Brian yang tengah turun tangga kini mengikuti Biya."Kemana?" tanyanya."Katanya ada temen di depan." Biya terus melangkah di ikuti Brian."Oh mungkin—" Brian tidak melanjutkan lan

  • Pernikahan Dini : Brittle    Season II : Cobaan sesaat.

    Ana terdiam di dalam mobil, pikirannya masih berputar pada pertemuannya bersama Anita."Sayang, bukannya mau beli makanan?" Aldi melirik Ana sekilas.Aldi merasa ada yang aneh, apa karena pertemuan dengan Anita? Aldi sih yakin, pasti soal itu."Anita emang mantan terakhir aku, alasan aku pulang ke sini." Aldi akan mencoba terbuka, toh mereka sudah menikah."Tapi asal kamu tahu, soal perasaan aku ke kamu itu bukan main - main, aku serius jatuh cinta sama kamu." lanjut Aldi dengan masih fokus mengemudi."Hubungan kakak sama kak Anita berapa lama?" tanya Ana dengan masih tidak menatap Aldi."3 tahun.""Lama ya, kok cepet move onnya." Ana terlihat seperti ingin menangis, entah kenapa dia jadi mudah menangis. Mungkin karena kehamilannya."Sayang, bahkan dalam semenit bisa jatuh cinta. Jangan berpikir yang aneh - a

DMCA.com Protection Status