Untuk pertama kalinya Angga merasa gagal. Ia dan Seno tak habis pikir. Entah siapa yang berusaha menggagalkan usahanya untuk mencari pria bernama Pak Jay. Saksi kunci atas kecelakaan yang dialami kakak dan kakak iparnya.
“Jadi apa yang kamu dapatkan setelah dari Tulungagung?” tanya sang ayah.
Angga menggeleng pelan. Pertanyaan itu terdengar seperti sindiran halus. Sekuat tenaga ia berusaha menahan lidahnya tidak bertutur. Meski tak membeberkannya, ayah dan bundanya pasti bisa menerka dari bekas luka di wajahnya.
Ia telah gagal.
Selain itu, ia tidak ingin ada yang tahu dirinya sudah menikahi seorang gadis di desa itu. Dengan cara yang tak terduga pula. Cukup Seno yang selama ini sudah tahu banyak tentang aibnya.
Bisa-bisa, dirinya ditertawakan habis-habisan. Apalagi, ia menikahi gadis asing yang hanya ia ketahui namanya saja. Apa kata kedua orang tuanya nanti?
“Sus! Bawa Keysa kemari!” panggil Ivanka.
Tak lama k
Keluar masuk toko dan membeli beberapa setelan kerja. Lea dan Melati menikmati waktu untuk bersenang-senang. Wajah murung Lea sudah tak terlihat.“Pokoknya, lo harus masuk!” desak Melati.“Tapi Mel, ngapain juga aku buang-buang duit di salon?” ujar Lea.Melati menggeleng sembari berkata, “Bukan buat buang-buang duit, Sayang. Lo itu lagi difase di mana lo mau ngerubah hidup. Pertama, lo ubah dulu penampilan lo. Nggak sampai ganti muka kok, Lea. Seenggaknya, lo ubah dikit model rambut lo yang kayak rambut anak sekolah itu!”Lea melongo lalu menoleh menatap pantulan dirinya di cermin. Terakhir kali ia merubah penampilannya adalah saat menyamar menjadi Veronica atau Miss VR.Melati yang berdiri di sampingnya jadi greget. Ia harus memikirkan bujukan lain agar sahabatnya ini bisa dijebak. Dijebak untuk mengubah penampilannya.“Lo mau masuk kerja di perusahaan gede, Lea. Jangan sampai lo bakalan diraguin, d
Apartemen penthouse milik Angga memiliki empat kamar. Kamar utama yang besar merupakan kamar pribadi Angga. Kamar kedua biasanya ditempati Seno, kini diisi oleh Keysa dan segala perintilannya. Kamar ketiga dan keempat tidak lain adalah kamar tamu dan kamar ART yang letaknya terpisah.Untuk sementara, ranjang bayi diletakkan Seno di kamar Angga. Bagaimanapun, bayi itu belum memiliki baby sitter.“Mulai hari ini, apa bibi bisa kau minta tinggal di sini? Gajinya akan kulipatgandakan. Hanya sementara saja,” bujuk Angga.Seno mengangguk dan harus mengalah demi Keysa. Seno merelakan ART kepercayaannya untuk tinggal sementara di penthouse ini. Mungkin dirinya juga harus ikut pindah.Wanita paruh baya itu adalah seorang janda yang pernah menolong Seno. Wanita yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri. Wanita itu juga yang selama ini, akan datang sekali sepekan untuk membersihkan penthouse Angga.“Kalau k
“Selamat, kamu diterima bekerja di sini!” ucap kepala HRD yang baru saja selesai melakukan sesi wawancara dengan Lea.Lea tak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia menyambut uluran tangan Pak Bagas. Alasan lain yang membuat senyum Lea mengembang adalah nominal gaji yang diberikan.Delapan juta rupiah ditambah dengan fasilitas jaminan kesehatan. Nominal itu bisa bertambah jika Lea lembur atau mendapatkan bonus prestasi.“Kamu bisa langsung masuk kerja besok pagi. Untuk hari ini, saya akan minta staf untuk mengajak kamu berkeliling dan mengenal area kantor,” jelas pria itu dengan senyum ramahnya.“Baik, Pak!” sahut Lea bersemangat.“Gadis yang ceria. Selain berprestasi, auranya juga positif,” batin Pak Bagas terkesan.Pak Bagas tak tahu dari mana atasannya menemukan bibir karyawan unggul seperti ini. Buka hanya prestasi akademik yang memuaskan yang dimiliki Lea. Gadis itu juga punya beberapa pengalam
Masih dengan amarah yang tersulut. Angga memarkir asal kendaraan roda empatnya. Ia lalu melemparkan kunci mobilnya pada staf keamanan senior.Pria berseragam serba hitam itu sudah tahu siapa pria yang datang menggunakan masker wajah itu. Bukan hanya mengenali gesture tubuhnya. Tapi juga amat hapal dengan plat kendaraannya.Salah satu staf keamanan lekas berlari ke depan lift eksklusif. Beberapa petinggi perusahaan diminta untuk menunggu atau menggunakan lift lain. Ada tamu khusus yang datang.Saat tiga petinggi perusahaan itu hendak protes, mereka terdiam. Mereka melihat kedatangan seseorang yang dikawal langsung oleh kepala staf keamanan kantor. Seketika kehadirannya menarik perhatian seisi lobi.Penampilannya bisa saja dengan mengenakan jaket kulit dan sepatu sport putih. Bukan dengan setelan jas mahal dan sepatu kulit yang mentereng. Wajahnya tertutupi masker dan terhalang topi putih.Rasa penasaran mereka semakin tinggi untuk men
Angga merasakan sekelilingnya berputar. Suara Seno terus saja terngiang-ngiang. Telinganya bahkan terasa berdenging.Ingatan malam panas di Singapura muncul. Datang silih berganti dengan pernikahan paksa di Tulungagung. Mengutak-atik memori yang tersimpaan rapi di alam bawah sadarnya.Saat pikiran Angga tertuju pada senyum Leana, ia teringat senyum samar yang mulai muncul malam itu. Senyum yang tertangkap oleh netranya di bawah remangnya cahaya lampu tidur. Senyum yang mempesona sebelum ia mengecup bibir manis itu.“Kau dengar aku? Halo? Halo, Angga! Leana itu Miss L! Gadis yang kau cari-cari itu, tidak lain adalah gadis yang kau nikahi!” geram Seno yang tak kunjung ditanggapi oleh Angga.Masih dengan bibir yang bergetar, Angga berkata, “Jangan bercanda!”“Siapa juga yang mau bercanda untuk hal seserius ini?!” geram Seno gregetan. Rasanya ingin sekali ia memukul kepala Angga dengan palu.
Prok prok prok!“Perhatian semuanya!” ujar sang manajer.Heru dan rekan-rekannya kompak memutar kursi kerja mereka ke arah sang manajer. Pria itu tampak frustasi melonggarkan simpul dasinya. Penampilannya tak serapi biasanya.“Dengar, Pak Seno memberitahu kalau CEO Adecoagro datang ke Tanufood. Kita jangan sampai membuat kesalahan hari ini. Jangan sampai beliau berkunjung ke ruangan ini dan kalian tidak siap dengan apapun yang ditanyakannya. Jangan panik, tapi tetap bersiap. Tinjau ulang semua laporan dalam sepekan terakhir. Beliau orang yang sangat jeli!” perintahnya.“Bukannya CEO perusahaan kita masih di luar negri?” bisik Heru pada rekannya.“Pak Manajer tidak mungkin berbohong. Dari temanku yang kerja di Tanufood, mereka juga gempar karena kedatangan putra bungsu Hartanuwiguna,” bisik Ogi.“Apa hubungannya?” tanya Heru bingung.Ogi melongo dan mengerjap tak percaya. Seta
“Astaga! Pertanda buruk apa lagi ini?” gumam Leana menatap pantulan dirinya di cermin toilet.Mata bulatnya membelalak tak percaya. Ia sudah mengirim pesan pada Melati tentang pertemuannya dengan Heru. Namun, sahabatnya itu mungkin msaih sibuk dengan pasien.Masih teringat olehnya wajah syok Heru. Laki-laki itu, tampakna sama terkejutnya dengannya. Siapa sangka, setelah putus, mereka malah bekerja di gedung kantor yang sama.Berusaha mengendalikan rasa kesalnya, Lea menghela napas panjang. Walau terkejut dengan pertemuan tiba-tibaa ini, ia harus bisa mengendalikan emosinya. Ia harus bisa bersikap profesional.Ini adalah hari pertamanya bekerja di Tanufood. Perusahaan yang namanya mengingatkan Lea pada suami dadakannya.Ia juga harus ingat statusnya, bahwa ia sudah bersuami dengan pria yang berprofesi sebagai petani. Tak ada waktu untuk tebar pesona. Ia justru harus fokus mengumpulkan uang satu miliar.Jam makan siang telah tiba.
“Lo tahu, Mel? Di sana gue ketemu Heru. Ngeselin banget tahu, nggak!” gerutu Lea saat menunggu sup buatannya matang.Melati yang tadinya sibuk scroll layar ponsel tersentak. Ia tak menyangka jika Lea dan Heru akan bertemu secepat ini. “Lo nyapa dia?”“Ya nggak lah! Gue malah pura-pura nggak kenal,” ucap Lea manyun.“Bagus.”“Gue sama Heru udah berakhir. Mustahil buat balikan lagi!” tegas Lea.“Terus, kenapa lo manyun?” tanya Melati heran.Lea mengangkat kepalanya dari pemukaan meja makan sembari berkata, “Karena gue ditugasin di bagian quality control bahan baku. Jadi, gue bakalan sering ketemu Heru di Adecoagro yang selama ini menjadi salah satu mitra yang menyuplai bahan baku di Tanufood.”Melati mengangguk-angguk dan menyadari keresahan Lea. Sahabatnya ini pasti tidak bisa fokus bekerja karena terganggu karena kehadiran Heru.“Gue merasa gue diawasin terus sama Heru,” keluh Lea.Dengan seringai jahat, Melati menanggapi, “Lakukan hal yang sama!”“Ha? Maksudnya?”Melati tersenyum lal
Senyum yang pudar dan kantung mata yang menebal. Sorot mata kosong dan keheningan yang tak kunjung pergi. Diamnya Angga membuat pria itu seperti mayat hidup. Suaranya hanya terdengar saat menenangkan Keysa.“Ga, lo cukuran dulu gih! Udah tiga hari loh ini. Keysa nanti malah takut lihat papanya sendiri. Jangan salahin gue kalau nanti dia lebih milih ikut gue ketimbang sama lo,” ungkap Juna.Angga hanya mengangguk seolah tak benar-benar menyimak ucapan sepupunya. Setelah membaringkan Keysa, Angga hendak ke ICU. Namun, kedatangan Melati menunda niatnya.Gadis bar-bar sahabat istrinya itu memaksanya makan siang lebih dulu. Melati mengancam akan melaporkan kelakuan Angga yang mulai tidak waras itu saat Lea sadar nanti.“Ya terserah Anda saja. Sekali saya bilang bakalan buka mulut sama Lea, tak ada yang bisa mencegah. Biar saja, Lea tahu. Anda pikir, saya mengatakan ini karena Lea akan memarahi Anda nantinya? Tidak, Tuan Anggara Yang Ter
Gani menoleh lalu menjitak kepala Seno. Ya ampun, Seno baru tahu kalau kebiasaan Angga itu adalah warisan sifat dari Presdir Tanufood ini. “Ampun, Om.”“Jangan berpikir yang tidak-tidak!”“Iya, maaf, Om. Terus, yang tadi om bilang itu maksudnya apa? Kehilangan lagi? Kehilangan apa, Mo?” desak Seno.Gani menghela napas panjang. “Lea keguguran. Angga sama sekali tidak tahu kalau Lea hamil. Dokter menduga Lea sendiri belum menyadari kalau ada janin yang tumbuh dalam rahimnya.”“Dia mungkin berpikir kalau perubahan kecil di tubuhnya karena efek program induksi laktasi yang Lea laku- humpp.” Seno membelalak menutup mulutnya sendiri.“Om sudah tahu kalau Lea melakukan prosedur itu. Om juga tahu kalau demi Keysa dia melakukannya. Padahal, ada resiko untuk tubuhnya sendiri dari keputusannya itu,” ucap Gani mengusap sudut matanya.Hari ini, kebahagiaan yang dirasakannya han
“Jadi Lea hamil? Hamil anak kami?” batin Angga yang matanya berkaca-kaca. Baru saja ia kehilangan calon anaknya.“Innalillahi ...,” lirih Angga yang merasakan dinding lorong itu perlahan menyempit. Menghimpit tubuhnya yang kini terasa remuk.Tatapan mereka kini beralih pada Angga. Pria itu tampak lebih syok sampai nyaris tidak bisa berdiri dengan tegak. “Kamu kenapa tidak bilang kalau Lea hamil?” tanya Ivanka.Angga menggeleng pelan sembari berkata, “Aku tidak tahu.”Sang dokter mengangguk lalu berkata, “Kemungkinan besar, Ibu Lea juga belum menyadari kehamilannya. Usia kandungannya memang masih muda, baru memasuki minggu keempat atau usia satu bulan. Umumnya wanita hamil belum merasakan gejalanya. Pendarahan yang dialaminya tadi, membuat janinnya kekurangan oksigen. Ditambah dengan efek racun yang menyebar di area lukanya.”Sejam kemudian, Lea sudah dipindahkan ke ICU. Di sampingnya, Angga duduk meggenggam tangan istrinya.Hal yang tengah dirasakan pria itu sekarang adalah terguncang
Tangis Keysa tak juga berhenti. Bayi itu melihat Lea dibawa pergi oleh Angga meninggalkan dirinya. Panggilan mama yang mereka dengar dari Keysa bagaikan goresan sembilu. Bayi cantik itu seakan tahu bahwa mama angkatnya tidak sedang baik-baik saja.Sejak tadi Angga mondar-mandir di depan pintu ruang operasi. Kembali mendengar tangisan Keysa yang terbangun membuatnya lekas menghampiri Ivanka. Mereka baru saja tiba setelah proses pemeriksaaan awal.“Sini, sama papa, Sayang,” kata Angga mengambil alih Keysa.Belum ada satupun dari keluarga Angga yang beranjak. Seno, Putra dan asisten Gani yang saat inI bergerak untuk masalah penyerangan teradap Lea.Masih terngiang jelas teriakan Angga. Begitu menghampiri Lea yang tergeletak tak berdaya, Angga berteriak kencang. Ia tidak membolehkan siapapun keluar dari ballroom dan gedung kantor Tanufood sebelum diperiksa oleh staf keamanan dan pihak kepolisian.“Pappapa ...,” lirih Keysa.
Banyak yang mempertanyakan asal-usul dan latar belakang Lea. Mereka penasaran, Lea sebenarnya berasal dari keluarga mana? Namun, masalah itu seakan ditepis dengan prestasi risetnya.Sikapnya yang sopan dan berkelas. Kelembutannya pada cucu sang presdir. Ditambah lagi tatapan penuh cinta dan kekaguman dari Angga. Mereka mewajarkan jika seorang Gani Hartanuwiguna dan Ivanka menerima gadis itu sebagai menantunya.Setelah Lea naik ke panggung dan menerima trofi penghargaannya. Ia mengundang suaminya untuk menemani di panggung. Dengan polosnya Lea mengungkapkan jika kakinya lemas karena banyak pasang mata yang tertuju padanya.Setelah Lea, kini satu persatu karyawan berprestasi lainnya naik ke panggung. Mereka mendapatkan reward sesuai prestasi dan kinerja mereka. Termasuk Seno yang mewakili kerja sama antara Adecoagro dan Tanufood.“Congratulations!” ucap seseorang yang menghampiri Seno dengan membawa sebuah buket.Kehadiran model cantik itu nyatanya turut mencuri panggung. Apalagi meliha
Melihat penampilan Lea malam ini membuat Angga terpukau. Istri lugunya tidak tampak seperti gadis belia. Gaun dan riasannya menegaskan jika Lea adalah wanita dewasa.“Aku kelihatan aneh ya, Mas?” tanya Lea sambil memutar tubuhnya di depan Angga.“Apa Melati yang merekomendasikan penampilanmu malam ini?” tanya Angga.Lea mengangguk mantap sambil tersipu kala melihat senyum suaminya. “Sahabatmu layak dapat bonus.”“Bonus? Bonus apa?” tanya Lea penasaran.“Beasiswa pendidikan spesialis sepertinya bonus yang tidak akan dia tolak,” jawab Angga.Mata Lea kembali berbinar. Ia tahu bagaimana jatuh bangunnya Melati menanbung untuk bisa kuliah spesialis. “Beneran, Mas? Melati kalau denger langsung pasti bakalan joget-joget kayak member blackpink.”Angga mengangguk dan mengajak Lea keluar. Di ruang tamu sudah ada Seno dengan penampilannya yang paripurna. Tuxedo mewah menambah kadar ketampanannya. Begitu juga dengan Keysa yang tampak cantik di gendongannya.“Ayo, Papa, Mama, kita berangkat!” ucap
Sejak Melati menegaskan padanya untuk berhenti menyukainya, Juna pun mulai menjaga jarak. Bukan untuk menyerah, melainkan mencoba memberi Melati ruang. Tepatnya ruang rindu yang diharapkan Juna.Melati menikmati hidupnya seperti biasa. Namun, harus ia akui jika setiap kali tiba di rumah sakit, ada sesuatu yang hilang. Namun, ia justru mengira sesuau yang hilang itu adalah karena rasa kesepian setelah Lea memutuskan tinggal bersama suaminya.Mendapatkan undangan langsung dari CEO Tanufood untuk menghadiri acara penting perusahaan itu, tak Melati lewatkan. Pasalnya, Angga membocorkan sebuah rahasia penting tentang prestasi Lea. Karena itulah, sore ini Melati menyempatkan diri mampir ke pusat perbelanjaan untuk membelikan Lea hadiah.Saat mendapat pesan dari ayahnya, Melati setuju untuk duduk bersama. Ayahnya juga diundang dalam acara itu. Kali ini ia tidak ingin melewatkan kesempatan sejak ayahnya meminta maaf.Ayahnya memang sudah berjanji akan memberikannya keadilan. Keadilan yang bah
Ketidakhadiran Lea di kantor selama sebulan terakhir menghadirkan banyak tanya. Banyak rekan kerjanya di Tanufood yang penasaran ke mana Lea. Pasalnya, karyawan di tim Adecoagro juga mencarinya.“Aku heran loh, ke mana Lea sebenarnya? Masa anak Adecoagro malah nanya ke aku?” ungkap salah satu karyawan bagian quality control.“Apa jangan-jangan ... Lea dipecat? Anak Adecoagro bilang, Lea nggak ada di kantor pusat Adecoagro,” tambah rekan yang lain.Tatapan mereka beralih pada sang ketua tim. Bukankah pria itu harusnya tahu ke mana perginya sang bawahan?“Kayaknya Lea cuti panjang. Mungkin dia hamil. Soalnya saya tidak sengaja lihat dia di rumah sakit, keluar dari ruangan dokter spesialis kandungan,” jawab pria itu.“Hamil?” gumam mereka kompak mengernyit.“Kalian lupa? Lea kan pernah bilang kalau dia sudah menikah sama petani?”“Kasihan juga ya, jadi Lea. Padaha
Dari cerita Lea semalam, Angga tidak bisa menerka tujuan kedatangan kedua orang tuanya. Benarkaah hanya sekedar kangen Keysa? Akal sehat Angga mencoba menerima walau itu sulit.Namun, menyadari mereka datang ke rumahnya saat ia tidak berada di rumah. Bahkan tidak mengabarinya, membuat Angga menaruh curiga. Rasanya ada udang di balik batu.Sebelum ke kantor, Angga sengaja mampir ke rumah orang tuanya. Lebih baik bertanya langsung tujuan mereka datang ke rumahnya. Ia tidak yakin jika Lea berkata jujur sepenuhnya. Mungkin saja Lea sengaja menyembunyikan hal buruk dan hanya bercerita yang baik-baik saja.Mungkin saja Lea sengaja menyembunyikan sikap kasar orang tuanya. Ia cukup mengenal watak ayah dan bundanya. Keegoisan mereka bukanlah hal yang baru dalam hidupnya.“Tumben kamu pagi-pagi datang ke rumah?” tanya Ivanka terkejut bukan main.Ada apa dengan putra bungsunya ini? Gani sendiri sampai terheran-heran karena Angga datang tanpa kabar