Share

Bab 7: Membebaskan Izabel

Author: Polaris
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hingga hampir tengah malam, Deon baru menemui Izabel kembali.

"Iza, ayo turun!" teriak Deon dari bawah.

Namun saat ini Izabel tertidur di atas pohon karena menahan kantuk dan lapar.

"Iza, cepat turun!" teriak Deon lagi lebih keras. Dan teriakan tersebut berhasil membangunkan Izabel dari tidurnya.

"Mas Deon?" Izabel melihat ke bawah dan ada Deon di sana yang sedang menatapnya tajam.

"Cepat turun! Atau aku akan membiarkanmu di atas sana lebih lama!" seru Deon dengan ancamannya.

"Jangan! Aku akan turun sekarang, Mas!" jawab Izabel dari atas sana. Perlahan ia pun menurunkan kakinya. Hingga hampir saja ia akan sampai ke bawah, tiba-tiba saja ia terpeleset dan terjatuh.

"Awwww...!!!" jerit Izabel saat kakinya terkikir.

"Dasar bodoh! Turun saja kamu tidak bisa. Ayo cepat masuk!" umpat Deon.

"Aww, kakiku sakit, Mas! Aku sulit untuk berjalan." keluh Izabel karena memang sangat sakit dan sulit jika digunakan untuk jalan.

"Jangan berlebihan, Iza! Ayo cepat bangun!" paksa Deon.

"Tidak bisa, Mas! Ini sakit sekali," Izabel berusaha untuk bangun, namun tetap tidak bisa.

"Izabel, cepat bangun atau aku akan mengunci semua pintu agar kamu tidak bisa masuk!" gertak Deon mengancam dengan suara yang lebih tinggi.

Izabel terus berusaha untuk bangun, namun sekali lagi tetap tidak bisa dan justru membuat kakinya semakin sakit.

"Mas Deon, kakiku sakit sekali. Aku tidak bisa bangun! Tolong aku, Mas! Setidaknya, papah aku sampai kamar," pinta Izabel dengan sangat memohon.

"Cih, jangan harap! Bahkan menyentuhmu saja aku tidak sudi. Bisa-bisa kulitku nanti tertular penyakit." seru Deon dengan tatapan jijik.

"Mas Deon tenang saja! Aku tidak memiliki penyakit apa pun." balas Izabel.

"Kubur saja harapanmu! Jangan banyak bicara! Ayo cepat bangun!" bentak Deon semakin keras.

Izabel tak kunjung bangun juga. Justru ia kali ini sedang menangis karena Deon tak juga membantunya. Padahal ia benar-benar merasakan sakit dan sulit untuk berjalan.

"Hei, kenapa menangis? Aku tidak memintamu untuk menangis. Aku memintamu untuk masuk, Iza!" teriak Deon.

Deon benci sekali setiap kali ia melihat Izabel menangis. Deon menganggap tangisan Izabel selama ini hanyalah air mata buaya. Izabel hanya pandai berakting untuk menarik perhatian orang-orang. Namun tidak bagi dirinya. Ia tidak sudi memberikan perhatian kecil pun pada Izabel.

"Mas Deon benar-benar tidak memiliki hati! Apa Mas Deon tidak bisa melihat bagaimana kondisi kakiku, hah? Jangankan untuk berjalan, untuk bangun pun aku kesulitan. Jika aku bisa, aku pasti sudah masuk dari tadi, hikss ...hikss ..." tangis Izabel.

Deon yang mendengar Izabel berani berbicara dengan nada tinggi padanya menjadi sangat murka. Pria tersebut berjalan menghampiri Izabel yang jarakanya hanya lima meter dari tempatnya berdiri.

"Kamu sudah berani melawanku rupanya, hah? Apa kamu pikir kamu pantas bicara denganku? Kamu tidak memiliki hak untuk bicara kasar padaku di rumah ini. Di sini aku yang berkuasa. Dan kamu hanyalah benalu di rumah ini. Kamu hanya sampah!" ucap Deon sambil menjambak rambut Izabel ke belakang.

"Mas, Sakit! Ampun, Mas!" keluh Izabel kala Deon menjambak rambutnya semakin kencang.

"Sekali lagi kamu berani bicara dan melawan seperti tadi, aku akan membuat kamu tidak bisa berjalan untuk selama-lamanya! Akan kupatahkan kakimu, mengerti?" ancam Deon.

"Mengerti, Mas!" lirih Izabel.

Deon langsung melepaskan jambakannya dan meninggalkan Izabel begitu saja. Ia meminta bi Kinar untuk membantu Izabel berdiri dan masuk ke kamarnya.

"Pelan-pelan saja, Non!" Bi Kinar menuntun Izabel masuk ke dalam kamarnya.

"Iya Bi, tapi ini sakit sekali!" keluh Izabel.

"Biar saya bantu Non Iza, ya! Supaya kakinya tidak sakit lagi," kata bi Kinar.

"Bibi bisa?"

"Dulu Bibi pernah mengurut kaki anak Bibi yang terkilir seperti Non Iza. Akhirnya dia bisa berjalan lagi meskipun masih belum pulih sepenuhnya," jelas bi Kinar.

Izabel hanya mengangguk. Dan bi Kinar langsung mendudukkan Izabel di atas tikar kamarnya. Perlahan ia memberi pijatan pada kaki majikannya. Hingga tak butuh waktu lama kaki Izabel mulai terasa membaik.

"Terima kasih ya, Bi! Sekarang kaki aku sudah lebih baik," ucap Izabel.

"Sama-sama, Non. Oh iya, Non Iza belum makan, kan?" tanya bi Kinar.

"Belum, Bi." Izabel menggelengkan kepalanya karena memang sejak dari pulang bekerja ia belum makan apa pun.

"Yasudah, Bibi ambilkan makanan untuk Non Iza, ya!" kata bi Kinar. Ia merasa kasihan melihat Izabel yang terlihat pucat dan lemas.

"Jangan, Bi! Aku takut kalau Mas Deon tahu dan dia pasti akan memarahi aku. Aku ambil sendiri saja makanannya," cegah Izabel. Ia tidak ingin Deon semakin marah dan justru akan menghukum dirinya dengan hukuman lain.

"Tapi kaki Non Iza masih belum sembuh. Non Iza jangan banyak bergerak dulu! Bibi akan membawa makanan itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan Tuan. Non Iza tenang saja, ya!" tambah bi Kinar.

Setelah beberapa detik berpikir, Izabel pun akhirnya setuju atas tawaran dari bi Kinar. Meskipun kakinya sudah lebih baik, namun ia belum bisa berjalan dengan lancar.

***

Di kamarnya, Deon sedang memandangi foto mendiang ibunya yang sangat ia rindukan. Ia merasa menyesal dan gagal menjadi seorang anak yang tidak bisa menjaga ibunya sampai ibunya tewas di tangan orang lain. Andai saja ibunya meninggal karena sakit atau pun kecelakaan, mungkin Deon masih bisa menerimanya. Tapi ini dibunuh. Deon tidak pernah rela dan menerima itu semua.

"Ma, Mama tenang saja! Aku akan memberikan keadilan untuk Mama. Aku akan balaskan padanya atas apa yang dia lakukan pada Mama. Aku janji, Ma, aku akan membuat dia semakin menderita dan menyesal. Aku tidak akan membiarkan dia hidup dengan tenang. Itu janjiku pada Mama!" ucap Deon pada foto ibunya.

Ia pun akhirnya tertidur dengan memeluk foto ibunya. Ibu yang sangat ia cintai dan sayangi melebihi dirinya sendiri, karena sejak kecil, Deon hanya hidup berdua dengan ibunya, karena ayahnya telah menelantarkannya demi wanita lain. Saat itu Deon berjanji akan selalu menjadi pelindung untuk ibunya meskipun janji itu telah gagal ia laksanakan.

Related chapters

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 8: Izabel Sakit

    Pagi hari saat Deon baru akan sarapan, ia tidak melihat Izabel di dapur. Biasanya saat ia sedang sarapan, Izabel pasti juga melakukan hal yang sama sarapan di dapur dan duduk di bawah lantai. Namun kali ini ia tidak melihat istri yang sangat dibencinya itu."Bi, di mana Iza?" tanya Deon."Non Iza sakit, Tuan, dan dia ada di kamarnya," jawab bi Kinar.Ya, tadi pagi saat baru bangun tidur, kepala Izabel terasa pusing dan badannya juga lemas. Ditambah kakinya yang masih sedikit nyeri meskipun sudah dipijat oleh bi Kinar semalam."Sakit?" ucap Deon."Iya Tuan, Non Iza mengeluhkan kepalanya terasa pusing dan badannya juga lemas. Saya lihat sendiri bagaimana pucatnya wajah Non Iza. Ditambah lagi kakinya yang masih belum sembuh," jelas bi Kinar."Tuan, apa sebaiknya kita panggilkan dokter saja untuk memeriksa Non Iza?" lanjut bi Kinar."Tidak! Biarkan saja!" tolak Deon dengan tegas.Deon tidak akan pernah membiarkan Izabel mendapatkan perlakuan baik di rumahnya. Apalagi sampai memanggil dokt

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 9: Aurora dan Pria Asing

    Malam ini di sebuah kamar hotel, sepasang kekasih baru saja selesai melakukan percintaan di kamar yang sering mereka kunjungi. Sang wanita kini sedang berada di dalam pelukan pria yang saat itu sama-sama dalam keadaan polos."Mau sampai kapan kita akan seperti ini secara sembunyi-sembunyi? Aku bahkan tidak tega padanya. Aku merasa telah mengkhianatinya, apalagi selama ini dia sudah begitu banyak membantuku." ucap pria tersebut."Bersabarlah! Aku akan menyelesaikannya. Tapi tidak sekarang. Jadi, aku mohon pengertianmu! Selama dia tidak tahu dengan apa yang kita lakukan saat ini, kita pasti akan aman. Kamu tenang saja, ya! Aku begitu sangat mencintaimu dan aku sangat nyaman berada di dekatmu. Jadi, tolong jangan pernah tinggalkan aku!" kata wanita tersebut dengan mata berkaca-kaca.Wanita itu memang begitu sangat mencintai pria yang sudah beberapa bulan ini telah resmi menjadi kekasihnya. Di dekat pria itu, ia merasakan kenyamanan yang tidak pernah ia dapatkan dari pria manapun."Tenangl

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 10: Enam Bulan Masih Sama

    Enam bulan kemudian Meskipun pernikahan Deon dan Izabel sudah memasuki bulan ke-enam, namun tetap saja perlakuan Deon pada Izabel tetaplah sama. Deon masih saja membuat Izabel susah. Bahkan Deon juga masih sering menyiksanya dengan bermain tangan.Pernah suatu ketika, saat itu Izabel pulang bekerja larut malam karena saat itu hujan deras mengguyur dan jarang ada kendaraan yang beroperasi karena saat itu juga kebanyakan terjebak banjir. Saat itu Izabel memberanikan diri menghubungi suaminya sendiri untuk menjemputnya karena Izabel bingung harus pulang dengan menaiki apa. Namun yang didapat Izabel lagi-lagi sebuah penyiksaan dari suaminya. Sebenarnya tanpa ia sadari, ia begitu trauma dengan perlakuan Deon padanya selama ini. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah.#Flashback OnTadi pagi Izabel sudah meminta izin pada Deon bahwa hari ini ia akan pulang melebihi jam yang telah ditentukan oleh Deon karena hari ini kafe tempatnya bekerja sudah dibooking untuk acara ulang t

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 11: Deon Tak Punya Hati

    Izabel langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara tersebut. Suara yang begitu sangat menakutkan baginya. Suara yang sudah ia anggap seperti suara malaikat maut yang siap mencabut nyawanya."Ma...Mas De...Deon?" Izabel terbata.Deon berjalan mendekat menghampiri Izabel. Dan tanpa di duga, ia langsung melakukan hal yang membuat Izabel kaget dibuatnya.PlakkkkDeon menampar pipi mulus Izabel dengan begitu kencangnya, hingga terlihat jelas sekali bekas tamparan pada pipi wanita itu yang berwarna kemerahan."Kenapa Mas Deon tampar aku?" tanya Izabel memegangi sambil menahan pipinya yang terasa sangat sakit."Kamu tanya kenapa?" Deon mencekik leher Izabel hingga wanita itu terlihat kesulitan untuk bernapas."Kamu tahu sekarang jam berapa? Aku sudah memperingatkan kamu, jangan pulang melebihi dari jam yang telah aku tentukan! Tapi lagi-lagi kamu melanggar aturanku. Kamu ini memang pembangkang." Deon semakin kencang mencekik leher Izabel hingga wanita itu tidak bisa mengeluarkan kata-k

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 12: Hampir Curiga

    Setelah pulang dari kantornya, Deon langsung menjalankan mobilnya untuk bertemu dengan kekasihnya. Ia merasa rindu dengan wanitanya itu. Sudah satu minggu ini ia dan Aurora memang tidak bertemu karena kesibukan dari keduanya. Setelah sampai di rumah sang kekasih, ia langsung disambut hangat oleh bu Sara."Selamat sore, Tante." sapa Deon."Selamat sore, Deon. Kamu ingin bertemu dengan Aurora, ya?" kata bu Sara.Deon mengangguk. "Benar, Tante. Apa Aurora sudah pulang?" tanya Deon.Belum sempat bu Sara menjawab, terlihat sebuah mobil memasuki gerbang rumah tersebut. Mata Deon mengenali mobil tersebut. Mobil itu adalah milik sahabatnya sendiri, yaitu Javas. "Bukankah itu mobil Javas? Untuk apa dia ke sini?" ucap Deon dalam hati."Aurora bersama Javas. Bagaimana ini? Deon pasti akan curiga," batin bu Sara.Setelah mobil milik Javas terparkir, turunlah sang pemilik mobil bersama dengan Aurora. Deon merasa terkejut melihat Aurora pulang bersama dengan Javas. Sedangkan Javas dan Aurora terli

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 13: Sepiring Nasi Goreng

    Malam dinihari, entah kenapa tiba-tiba Deon merasa lapar. Sejak tadi sore pria itu memang belum makan. Deon terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu ingin menyelesaikan beberapa tugasnya di rumah sebelum bulan depan nanti ia akan pergi berlibur dengan sang kekasih, Aurora. Deon langsung turun ke bawah untuk mencari makanan yang bisa ia makan. Namun sayang, ternyata tidak ada simpanan makanan sama sekali. Di dapur hanya ada nasi dan telur. Sedangkan ia tidak bisa memasak. Sementara kini bi Kinar sedang pulang ke kampung halamannya sejak tadi siang. Jadi tidak ada yang melayaninya. "Aku ingin sekali memakan nasi goreng. Tapi bagaimana cara memasaknya? Sedangkan aku tidak bisa memasak." gumam Deon merasa bingung.Saat sedang berpikir, tiba-tiba saja Izabel juga ke dapur karena merasa haus. Izabel begitu kaget melihat Deon yang sedang berdiri di depan kitchen set. Deon pun menatap Izabel yang langsung menunduk. Izabel mengambil gelas dan menuangkan air, kemudian meminumnya. Setelah i

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 14: Pertolongan Deon

    Hari ini adalah hari libur. Aurora kini sudah berada di rumah kekasih gelapnya, Javas. Ia ke rumah Javas karena permintaan dari pria itu."Aku merindukanmu, Sayang." ucap Javas sembari memeluk Aurora yang kini sedang duduk di sofa."Javas, ada yang ingin aku katakan padamu." kata Aurora."Apa? Sepertinya ini serius," balas Javas."Bulan depan Deon ingin mengajakku berlibur. untuk itu, kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu," jelas Aurora."Apa? Jadi, kalian berdua akan berlibur?" tanya Javas begitu terkejut."Iya, Sayang." Aurora mengangguk."Kenapa kamu tidak menolak ajakannya? Lalu, bagaimana dengan aku? Kamu tega ninggalin aku di sini, sedangkan kalian berdua bersenang-senang di luar sana," kesal Javas."Sayang, tidak mungkin aku menolak ajakan Deon. Lagi pula, aku ingin liburan, aku merasa jenuh, Javas. Selama ini kamu juga tidak pernah mengajakku untuk pergi liburan." ucap Aurora dengan merengek manja.Javas tidak menjawab. Ia merasa kesal karena sang kekasih gelap akan be

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 15: Ganti Pakaian

    "Aku ingin meminta tolong padamu!" ucap Deon pada supir pribadinya yang usianya sama dengannya."Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Abian, supir Deon."Kamu lihat dia pingsan dan pakainya basah. Aku minta tolong padamu untuk mengganti pakaiannya!" ucap Deon.Mata Abian langsung melotot tidak percaya atas permintaan majikannya. Bagaimana bisa seorang suami meminta orang lain untuk menggantikan pakaian istrinya. Sungguh ini gila dan tidak masuk akal."Tuan, maafkan saya! Tapi saya rasa itu tidak pantas untuk dilakukan. Saya ini hanya supir, Tuan. Sedangkan Nona Iza adalah istri Tuan, majikan saya. Saya rasa itu tidak sopan." tolak Abian menunduk."Di sini aku majikanmu, bukan Izabel. Jika kamu masih ingin bekerja denganku, cepat lakukan sekarang!" ancam Deon."Tapi, Tuan,""Abian, lakukan sekarang! Aku tidak suka dibantah. Ayo cepat!" paksa Deon.Abian diambang keraguan. Jika ia mengikuti permintaan Deon, ia merasa kasihan pada Izabel. Harga dirinya sebagai wanita pasti sangat hancu

Latest chapter

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 49: Ditangkap

    Ting TongTing TongCeklek"Selamat pagi, Bu." sapa tiga orang pria berseragam coklat."Selamat pagi." balas bu Sara begitu terkejut melihat pria berseragam di hadapannya."Apa benar ini kediaman saudara Aurora Jovita?" "Ya, benar, saya ibunya. Ada apa ya, Pak?" tanya bu Sara."Ma, Mama di mana? Aku keluar sebentar ya, Ma." teriak Aurora. Kemudian wanita itu segera berjalan ke depan untuk menghampiri ibunya yang terlihat seperti sedang mengobrol dengan seseorang."Ma, ada apa ini? Kenapa bisa ada polisi?" tanya Aurora tak kalah terkejut."Permisi, apa saudara yang bernama Aurora Jovita?" tanya salah satu pria berseragam tersebut."Iya benar, saya sendiri Aurora Jovita. Ada apa ini?" tanya Aurora."Kami ke sini untuk membawa surat penangkapan Nona Aurora, dan Nona Aurora harus ikut kami ke kantor polisi." jawabnya."Apa? Membawa saya ke kantor polisi? Apa maksud kalian? Apa salah saya sampai saya harus ikut kalian ke kantor polisi?" Aurora begitu tercengang mendengar penjelasan p

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 48: Ternyata Aurora

    "Hallo, bagaimana? Kamu sudah menemukan siapa pemilik mobil itu?" tanya Deon pada orang suruhannya di telepon."Saya sudah berhasil menemukan siapa pemilik mobil tersebut, Tuan. Mobil itu adalah mobil milik rental yang disewa oleh seorang perempuan," jelas anak buah Deon di telepon."Apa? Mobil sewaan? Siapa perempuan yang menyewa mobil itu?" tanya Deon."Menurut info yang saya dapat, mobil tersebut disewa oleh seorang perempuan yang bernama Aurora Jovita, Tuan. Dan menurut pantauan cctv yang berada di sekitar tempat kejadian, ternyata mobil itu sudah berada di ujung jalan satu jam sebelum kejadian itu, Tuan. Mobil itu memang sengaja ingin menabrak Nona Izabel," kata anak buah Deon.Deon mengepalkan tangannya begitu mendengarkan fakta yang sebenarnya. Ternyata dugaannya benar, jika Aurora adalah dalang di balik kejadian kemarin. Sungguh demi apa pun Deon benar-benar marah dan tidak akan memaafkan Aurora. Jika saja kemarin ia terlambat menolong Izabel, ia telah kehilangan dua wanita te

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 47: Hampir Saja

    "Apa? Jadi, Deon sudah mengetahui tentang hubungan kita?" Javas begitu kaget mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Aurora."Iya, aku harus bagaimana, Javas? Ini sangat gawat!" Aurora berjalan mondar-mandir merasa bingung apa yang harus ia lakukan."Aku juga bingung, Aurora. Deon pasti akan sangat marah padaku," jawab Javas tak kalah cemas."Javas, kenapa Deon bisa tahu tentang hubungan kita? Padahal selama ini kita sudah bermain aman. Tapi kenapa dia bisa tahu? Atau jangan-jangan Izabel yang memberitahukannya pada Deon?" tebak Aurora."Maksudmu?" tanya Javas belum mengerti."Kamu ingat jika Izabel tahu kamu adalah Austin kekasihku. Atau jangan-jangan Izabel bercerita pada Deon tentang hubungan kita?" tukas Aurora."Kamu benar, Aurora. Selama ini hanya saudara tirimu yang tahu tentang hubungan kita meskipun dia tahu aku dengan nama Austin," timpal Javas."Kurang ajar! Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus kasih pelajaran pada Iza," geram Aurora."Apa yang akan kamu lakukan, Aurora?

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 46: Ketahuan

    "Honey!!!" Aurora masuk begitu saja ke dalam ruangan Deon.Deon begitu terkejut dengan kedatangan wanita yang sampai kini masih berstatus sebagai kekasihnya."Aurora? Kenapa kamu ke sini?" tanya Deon menatap Aurora dengan tatapan yang tidak biasa."Tentu saja aku merindukan kamu, Sayang. Sudah beberapa hari ini kita tidak menghabiskan waktu bersama. Aku ingin kita melakukannya, Sayang." Aurora langsung duduk di pangkuan Deon.BugghhhDengan secepat kilat, Deon langsung mendorong tubuh Aurora di atas pangkuannya, hingga wanita itu terjungkal ke bawah. Deon merasa jijik dengan wanita yang pernah dicintainya itu. Kini cintanya untuk Aurora telah berubah menjadi rasa benci dan dendam yang begitu besar pada wanita itu. Apalagi jika ia mengingat bahwa Aurora adalah pembunuh mendiang ibunya. Ia semakin benci pada wanita itu."Deon, kenapa kamu mendorongku? Hah? Sakit, Sayang." keluh Aurora."Aku reflek," jawab Deon dengan santainya."Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa sikapmu padaku berubah

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 45: Menjalankan Kewajiban

    Aurora dibuat tidak bisa tidur malam ini. Saat ini ia sedang berada di hotel bersma Javas. Sebelumnya Javas yang meminta Aurora menemaninya di hotel karena pria itu sedang merindukan kekasih gelapnya."Ada apa, Sayang? Kenapa dari tadi aku perhatikan kamu seperti sedang memilki masalah," tanya Javas."Javas, apa kamu tahu, bahwa akhir-akhir ini sikap Deon telah berubah padaku. Bahkan seakan dia tidak peduli padaku dan mengabaikanku," kata Aurora."Maksudmu bagaimana?""Javas, Deon baru saja mengajak Izabel berlibur selama satu minggu ke Mesir. Sedangkan denganku, dia tidak pernah mengajakku berlibur sejauh itu. Aku takut jika dia telah jatuh cinta pada Izabel," ungkap Aurora."Memangnya apa salahnya? Izabel adalah istrinya. Aku rasa tidak ada yang salah dengan itu," cetus Javas."I know! Tapi aku takut, Javas. Aku takut jika Deon sudah tidak percaya lagi padaku. Aku takut jika dia tidak percaya bahwa Izabel adalah pembunuh ibunya. Jika dia tidak percaya bahwa Izabel adalah pembunuh, m

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 44: Sentuhan Pertama

    Izabel baru saja sampai di rumah. Ia melihat mobil Deon berada di garasi rumahnya. Itu artinya hari ini Deon sudah pulang. Pikir Izabel. Izabel tidak tahu jika hari ini Deon tidak pergi ke kantor, karena sebelumnya Deon memang tidak mengatakan padanya jika hari ini pria itu tidak ke kantor. Izabel segera masuk ke kamarnya bersama Deon. Namun ia tak menemukan Deon di sana."Mas Deon ke mana, ya? Kenapa tidak ada? Padahal mobilnya ada," gumam Izabel sembari terus mencari Deon di kamar mandi, dan di setiap sudut ruangan kamarnya. Namun tidak ada. Tapi saat ia akan membuka pintu kamarnya, tiba-tiba saja Deon muncul."Mas Deon? Mas Deon dari mana?" tanya Izabel."Kamu sudah pulang, Iza? Maaf, aku lupa untuk menjemputmu. Aku ketiduran tadi," ucap Deon dengan wajah yang terlihat sembab."Tidak apa-apa, Mas. Mas Deon kenapa? Mas Deon habis menangis?" tanya Izabel yang menyadari wajah Deon seperti habis menangis."Tidak apa-apa, Iza. Aku baik-baik saja," jawab Deon tersenyum tipis."Mas Deon y

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 43: Fakta Terungkap

    "Bukti apa yang kamu dapatkan, Jhon?" tanya Deon yang kini sedang berada di markas milik Jhon.Jhon segera meminta anak buahnya dengan memberikan sebuah kode. Tak lama kemudian, anak buah Jhon datang dengan seorang wanita paruh baya."Jhon, siapa wanita ini? Kenapa kamu membawanya ke sini?" tanya Deon heran."Dia adalah mantan pembantu di rumah Nona Izabel. Namanya Bu Lydia." jelas Jhon."Lalu, apa hubungannya dia dengan kamu bawa ke sini?" tanya Deon lagi."Bu Lydia ini adalah saksi kunci pembunuhan yang dilakukan oleh Nona Aurora pada Ibu anda, Tuan." jawab Jhon."Apa? Jadi benar, kalau orang yang sudah membunuh Ibuku adalah Aurora?" tanya Deon begitu terkejut. Meskipun sebelumnya Jhon sudah memberitahukan dirinya bahwa Aurora adalah pelakunya, namun Deon masih sedikit ragu karena saat itu Jhon memberitahukan dirinya lewat telepon."Bagaimana bisa, Jhon? Tolong jelaskan padaku!" pinta Deon."Bu Lydia, silakan ceritakan semuanya pada Tuan Deon!" Jhon memerintahkan wanita tua tersebut

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 42: Dibentak Deon

    "Selamat pagi, Iza!" ucap Deon yang ternyata sudah bangun terlebih dahulu dari pada istrinya."Mas Deon? Mas Deon sudah bangun?" kata Izabel yang baru saja membuka matanya.Deon tersenyum dan mengangguk. "Bahkan aku sudah mandi dan rapi. Ayo bangun! Bukankah kamu harus bekerja hari ini? Hm?" pungkas Deon."Astaga! Aku lupa jika hari ini aku sudah mulai kembali bekerja. Kenapa Mas Deon tidak membangunkan aku?" kata Izabel."Aku tidak membangunkanmu. Aku lihat kamu begitu pulas, Iza. Aku sengaja tidak ingin mengganggu waktu tidurmu," tukas Deon.Tadi saat ia bangun terlebih dahulu dari Izabel, Deon memang sengaja tidak membangunkan Izabel. Justru ia sibuk memandangi wajah Izabel yang polos saat sedang tidur. Dan itu berhasil memanjakan matanya. Diam-diam ia bahkan mengagumi wajah istrinya itu."Seharusnya Mas Deon membangunkan aku saja. Aku tidak enak pada Joshua jika aku terlambat," ucap Izabel."Kenapa kamu khawatir? Kamu tidak akan telat, Iza. Aku akan mengantarmu hari ini. Ayo cepat

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 41: Kembali Dari Mesir

    Setelah satu minggu berlibur ke Mesir, kini Deon dan Izabel telah kembali ke Indonesia dengan wajah keduanya terlihat begitu bahagia. Bahkan keduanya tidak pernah berhenti tersenyum, dan itu berhasil membuat bi Kinar merasa senang karena akhirnya kini bi Kinar bisa melihat kedua majikannya itu akur dan terlihat begitu mesra."Selamat datang, Tuan muda, selamat datang, Non Iza!" sambut bi Kinar dengan antusias."Bibi," Izabel langsung melepaskan tangannya dari genggaman Deon. Izabel memeluk bi Kinar begitu saja. Ia sudah menganggap bi Kinar seperti ibunya sendiri karena selama ini bi Kinar sudah baik padanya."Non Iza, Bibi rindu sekali pada Non. Bagaimana liburannya? Apa Non Iza senang?" tanya bi Kinar begitu pelukannya terlepas."Aku sangat senang sekali, Bi. Mesir benar-benar sangat indah," jawab Izabel begitu antusias."Bibi ikut senang mendengarnya,""Bi, apa semuanya sudah beres?" tanya Deon yang berada di belakang Izabel."Sudah semua, Tuan. Semuanya sudah saya pindahkan sesuai

DMCA.com Protection Status