Share

Bab 42. Resign

Author: AshZe
last update Last Updated: 2025-03-11 11:45:29

Pagi harinya, aku memutuskan berangkat ke tempat kerja untuk menyerahkan surat pengunduran diri atas desakan Rizal. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya aku menyetujui kemauannya.

Ia kemudian mengantarkanku sampai ke tempat kerja dan akan menungguku di pos satpam.

“Pokoknya, setelah memberikan surat pengunduran dirinya, kamu segera ke sini temui aku ya, Mbak,” pesan Rizal begitu aku turun dari atas motornya—motor butut punya pak satpam apartemennya yang dipinjamnya kemarin.

“Iya.”

“Kalau gitu cium dulu, dong.”

“Cium apa?”

Rizal menunjuk-nunjuk pipinya.

“Ini di tempat umum, Zal. Malu kalau dilihat orang.”

“Ya, nggak apa-apa. Kan, dunia ini milik kita berdua, yang lain ngontrak.”

Aku hanya geleng-geleng kepala dengan tingkahnya. Segera aku mendekat ke arahnya dan mencium pipinya sekilas.

“Tuh, udah aku cium. Kalau gitu aku tinggal, ya.”

“Oke, istriku tercinta.” Dia mengembangkan senyumnya dengan lebar, lalu membiarkanku meninggalkannya.

*

“Raraaa!!” teriak Mila begitu aku memasuki ru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 43. Cincin Pernikahan Kita

    “Kamu, kok, lama sekali, Mbak?” tanya Rizal begitu aku telah datang menghampirinya di pos satpam.“Iya, tadi ngobrol dulu dengan Mila. Maaf kalau lama, ya.” Aku sengaja tak mengatakan pada Rizal, jika Mas Feri tadi mengajakku berbicara agar ia tidak marah.“Oke, aku maafkan. Ya udah, kita langsung pergi dari tempat ini, ya.”Aku menganggukkan kepalaku menyetujui ajakannya. Setelah berpamitan dengan satpam yang berada di dalam posnya, kami berdua segera menaiki motor meninggalkan area perusahaan yang kini menjadi mantan tempat kerjaku.Teringat sekali perjuanganku bekerja di tempat itu. Senang dan sedih menemaniku selama bekerja di sana. Hingga pada akhirnya, hari ini aku memutuskan untuk resign demi permintaan Rizal—suami yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.“Sebelum pulang, kita jalan-jalan dulu, yuk, Mbak,” kata Rizal kemudian.“Jalan-jalan ke mana pagi-pagi begini?”“Nanti, kamu juga tahu, Mbak.”Rizal melajukan motornya membelah jalanan yang padat merayap. Orang-orang sibuk den

    Last Updated : 2025-03-11
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 44. Janji Rizal

    Rizal mengajakku berdiri guna menghampiri bapak-bapak yang sedang terbakar amarah itu.“Maaf, Pak. Kami tidak melakukan maksiat, kok,” terang Rizal kemudian.“Peluk-pelukan dengan mesra di tempat seperti ini apa bukan maksiat namanya?” Bapak-bapak tersebut berkata dengan kesal. “Sudah jelas dalam Al Qur'an jangan mendekati zina. Eh, malah dilawan saja! Sana pergi!”Rizal kemudian menarik tangan kananku dan menyatukannya dengan tangan kanannya pula lalu memperlihatkannya pada Bapak tersebut. “Bapak boleh menegur, tapi alangkah baiknya menegur dengan cara yang lebih baik. Kami berdua sudah menikah, ini cincin pernikahan kami.” “Halaaah, saya tidak bisa dikelabui, Mas. Banyak juga pasangan lain yang datang ke sini memamerkan cincin di jari manisnya. Dan faktanya apa? Faktanya mereka cuma sepasang kekasih! Malah, ada juga pasangan selingkuh!”“Astaghfirullah.” Rizal terdengar menarik napas panjang untuk memperluas kesabarannya. “Ya sudah, kalau bapak tidak percaya. Lain kali, kalau ke si

    Last Updated : 2025-03-11
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 45. Terimakasih Sudah Mengerti

    Aku menatap langit-langit kontrakan dengan pikiran yang gamang. Sudah berminggu-minggu, Rizal belum pulang ke kontrakan.Kukira, dia berpamitan tidak pulang waktu itu hanyalah satu hari. Namun, ternyata sampai selama ini.Satu hal yang membuatku sedih adalah, dia yang berjanji akan menghubungiku nyatanya hanya omong kosong belaka. Pesan-pesan dan teleponku bahkan hanya diabaikannya.Aku menghela napas berat. Aku selalu menunggu kedatangannya setiap hari. Akan tetapi, ia tak kunjung datang. Tak tahukah dirinya, seberapa besar aku mengkhawatirkannya? Dan tak tahukah dirinya, seberapa besar pikiran buruk meracuniku diriku?Sudut mataku tiba-tiba mengembun. Aku sudah tidak memiliki apa-apa di dunia ini. Pekerjaan, keluarga, bahkan kesucian. Kalau sampai Rizal meninggalkanku, entahlah jadi apa diriku nanti. Sungguh, memikirkan hal itu, membuatku yang kurus semakin bertambah kurus.Tuk! Tuk! Tuk!Tiba-tiba, aku mendengar suara pintu kontrakan ada yang mengetuk berulang kali. Aku menghapus s

    Last Updated : 2025-03-12
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 46. Rencana

    Aku mengompres luka lebam di tubuh Rizal dengan handuk kecil yang aku celupkan di air hangat terlebih dahulu. Sesekali ia meringis ketika handuk tersebut mengenai luka lebamnya yang sedikit terbuka.Aku sampai bingung apa yang dilakukan ayahnya Rizal hingga luka lebam di badan Rizal sangatlah banyak. Kalau dipukuli dengan tangannya sendiri, dia benar-benar orang yang tak pantas disebut sebagai ayah.“Kenapa kamu nggak melaporkan ayahmu ke polisi dengan kasus kekerasan pada anak?” tanyaku setelah kami terdiam cukup lama.“Ayahku kebal hukum, Mbak. Mau aku laporkan seratus kali pun, tak lantas membuatnya masuk bui.”“Kalau seperti ini terus, aku khawatir ke depannya kamu kenapa-napa, Zal!”Rizal mengulas senyum tipis ke arahku. “Aku akan baik-baik saja, Mbak. Terimakasih telah mengkhawatirkanku.”Aku menahan air mataku yang hendak tumpah lagi. Aku memilih diam dan sibuk mengompres luka lebamnya. Luka lebam yang sukses membuat hatiku tersayat pilu ketika melihatnya “Kalau di dunia ini a

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 47. Diusir Dari Kontrakan

    Aku langsung melebarkan kedua mataku karena begitu terkejut dengan permintaan Bu Yuli yang menurutku sangat keterlaluan. Aku mencengkram gagang sapu yang kupegang dengan kencang. Kalau sampai Rizal menyetujui permintaan Bu Yuli, alamat gagang sapu ini akan mendarat di kepalanya.“Mohon maaf dengan sangat, Bu. Saya tidak bisa melakukan hal itu. Perasaan tidak bisa dipaksakan, saya tidak pernah menyukai putri Ibu.”Aku tertegun dengan jawaban Rizal barusan. Jawaban menohok yang diberikan untuk Bu Yuli dan sukses membuat hatiku merasa sangat lega.“Oh, jadi Mas Rizal tidak mau?”“Maaf, Bu. Dengan berat hati, saya mengatakan tidak mau. Sampai kapanpun, saya tidak akan melepaskan pacar saya demi wanita lain. Karena pacar saya adalah calon ibu dari anak-anak saya kelak.”Praaang!Terdengar Bu Yuli seperti sedang menendang sesuatu dengan kencang hingga membuatku terlonjak kaget kembali. “Kalau begitu, pergi dari kontrakan saya!” teriak Bu Yuli kemudian.“Ibu mengusir saya?”“Iya! Sekalian

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 48. Rumah Sederhana untuk Perempuan Unik

    Usai dari restoran, kami segera meninggalkan tempat tersebut menuju ke rumah yang akan kami huni.Jujur saja, sebagai orang kampung, aku lebih suka makan di warteg pinggir jalan. Kenapa? Selain porsinya banyak, harganya murah, serta nama makanannya juga tidak aneh-aneh.Sementara di restoran tadi, nama makanannya serba aneh-aneh. Aku pesannya apa, yang datang malah cuma tumis kangkung. Kalau tahu cuma tumis kangkung, aku juga bisa masak sendiri. Mana sepiring tumis kangkung harganya mahal lagi.Lalu, aku pesan minuman dengan nama yang aneh pula. Dan yang datang adalah jus tomat tanpa gula yang sangat asam. Benar-benar sial sekali nasibku hari ini. Namun, kesialanku tak berarti lagi ketika Rizal dengan pengertiannya langsung memesankan makanan kesukaanku. Ya Allah … lama-lama aku bucin dengan suami menyebalkanku ini.“Kita sudah sampai, Mbak." Rizal menghentikan laju motornya di pinggir jalanan yang sepi.Aku turun dari motor sembari celingukan ke segala arah untuk mencari keberadaan

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 49. Dinginnya Samuel

    Selama tinggal di rumah sederhana ini, aku menjalankan peran sebagai seorang istri dengan maximal. Mulai dari mencuci, memasak, bahkan beres-beres rumah.Kalau Rizal sedang ada di rumah, ia pasti membantuku dan tak membiarkanku melakukan pekerjaan yang terbilang cukup ringan ini.Sesaat, aku tersenyum memikirkannya. Rizal—walaupun umurnya jauh di bawahku, tapi dia tahu bagaimana cara memperlakukan istrinya dengan sangat baik.Meskipun kadang-kadang dia menyebalkan. Namun, sukses membuatku jatuh cinta setiap harinya.Sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba memasuki pekarangan rumah. Aku yang semula tengah mencabuti rumput liar di depan rumah menghentikan kegiatanku dan segera mencuci tangan guna menyambut kedatangan pemilik mobil tersebut yang tak lain adalah suamiku—Rizal.“Selamat datang sua—” seketika aku menghentikan ucapanku ketika menyadari sosok yang saat ini turun dari dalam mobil bukanlah Rizal. Tatapan tajam, wajah datar dan dingin, serta penampilan yang sangat formal, sudah a

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 50. Sedikit berhasil, kan?

    Sudah satu minggu aku berusaha mendapatkan hati Samuel. Akan tetapi, sikapnya padaku masih dingin dan ketus seperti biasanya.Meskipun dia tak melakukan hal buruk padaku, tapi aku merasa ingin menyerah dalam menghadapinya.Setiap kata yang ke luar dari mulutnya terasa menyakitkan. Ia sering mengumpat, berkata kasar, bahkan sering meluapkan amarah dengan memecahkan barang.Di saat seperti ini, aku merindukan sosok Rizal yang sifatnya bertolak belakang dengannya.Apa aku harus membangunkan Rizal? Tapi, bagaimana caranya? Apa aku harus berteriak ‘mencintaimu’ seperti waktu itu?“Mana sarapanku?” tanya Samuel yang berhasil membuatku tersentak dari lamunanku. Aku menoleh ke arahnya dengan ekspresi terkejut. “O-oh, kamu mau sarapan?”“Ya!”Aku melebarkan kedua mataku menatapnya. Tumben sekali, hari ini dia mau makan sarapan buatanku?“Tu-tunggu sebentar. Aku ambilkan!” Aku segera bangkit dari posisi dudukku untuk mengambilkannya sepiring nasi goreng yang masih berada di atas kompor lalu me

    Last Updated : 2025-03-14

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 80. Cerita Rizal

    “Wanita lain?” Rizal terkekeh menatapku. “Mana mungkin aku punya wanita lain, Mbak!”“Lha itu Mawar.”Rizal lagi-lagi terkekeh. “Dia hanyalah mantan tunangannya Samuel.”“Mantan, tapi masih cium-ciuman.”“Oooh … yang waktu itu? Yang kamu kabur dari mansion itu, Mbak?”Aku terdiam. Aku tak mungkin berkata pada Rizal, jika hatiku saat itu benar-benar panas.“Kamu harus tahu yang sebenarnya, Mbak. Perempuan itulah yang terlebih dahulu mencium Samuel—dia memaksa Samuel untuk balikan. Namun, Samuel menolaknya. Samuel benci penghianatan.”Lagi-lagi, aku hanya bisa terdiam. Berarti … aku salah menilai Samuel? Rasa bersalah tiba-tiba menelusup jiwaku. Andai aku tidak kabur saat itu, bukankah semuanya akan baik-baik saja?Aku mengusap perutku yang kempes. Bulir-bulir bening tiba-tiba membasahi kedua pipiku. “Lho, kenapa malah menangis, Mbak?”Aku menggelengkan kepalaku seraya menyeka air mataku yang sudah mengucur dengan deras.“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, Mbak.” Rizal kemudian menarikku

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 79. Jatuhnya Tuan William

    Sudah berminggu-minggu aku terkurung di dalam rumah sakit ini. Sesekali aku keluar hanya untuk berjemur. Itu pun harus dengan penjagaan yang super ketat. Bibi Pram tiba-tiba memasuki ruangan yang kuhuni dengan tergopoh-gopoh. Kalau sudah seperti itu, ia pasti akan menyampaikan sesuatu yang penting.“Nyonya, Anda harus melihat berita hari ini di televisi!” katanya yang kini sedang sibuk mencari remote tv.“Ada apa, Bi?”Tanpa menjawab pertanyaanku, Bibi Pram yang sudah menemukan remote tiba-tiba segera menyalakan televisi dan mencari channel yang diinginkannya.Begitu mendapatkan channel tersebut, Bibi Pram langsung menyuruhku untuk melihatnya.“Pimpinan William Group telah diambil alih oleh anak semata wayangnya yang bernama Afrizal Samuelim Exel.”Aku terbelalak membaca line berita dalam channel televisi tersebut.Jadi, Samuel sudah berhasil mengambil alih pimpinan William Group?Aku segera menyimak isi berita tersebut, tampak sang pembawa acara menyampaikan isi beritanya dengan lug

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 78. Permintaan Rara

    Kehilangan buah hati ternyata menimbulkan luka yang dalam bagiku. Aku sudah seperti orang kehilangan arah dan tidak tahu harus melakukan apa.Aku merasa hidupku seperti tidak ada artinya lagi. Duniaku runtuh, benar-benar runtuh dan tak berbentuk lagi.Andai aku tidak dikurung, andai Samuel mau menyelesaikan setiap masalah tanpa amarah yang meledak. Aku rasa, kejadian buruk ini tidak akan terjadi.Bolehkah aku membencinya yang telah membuatku seperti ini?Pintu kamar rawat yang kuhuni tiba-tiba terbuka.Kukira yang datang adalah Bibi Pram. Namun, ternyata yang datang adalah laki-laki yang membuatku menjadi hampir gila seperti ini.Aku membuang muka. Aku benar-benar muak melihatnya.“Bagaimana keadaanmu?”“Puas kamu membuatku seperti ini?” tanyaku dengan intonasi meninggi. “Kalau perlu bunuh saja aku sekalian!”Ia hanya diam. Namun, suara langkah kakinya seperti sedang menuju ke arahku. Dan secara mengejutkan, ia tiba-tiba memelukku dengan erat.Aku meronta-ronta. Untuk apa memelukku? D

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 77. Keguguran

    Aku merasakan tubuhku diangkat seseorang yang berlari entah menuju ke mana.Dari nada teriakannya, ia terdengar panik dengan keadaanku saat ini.“Tolong selamatkan istri saya, dok!”Istri? Apa yang dimaksud adalah aku?Seseorang yang menggendong tubuhku ini terus berlari.Hingga beberapa saat kemudian, aku merasa diletakkan di sebuah tempat tidur lalu ditarik dengan tergesa-gesa oleh suara riuh orang yang tidak aku ketahui mereka itu siapa.Mataku benar-benar tidak bisa terbuka seakan ada beban berat yang menimpanya.“Bapak tunggu di luar ruangan. Kami akan berusaha menyelamatkan istri dan anak Anda!”“Lakukan yang terbaik, dok! Saya tidak mau kehilangan mereka!”Tubuhku terasa dibawa menuju ke sebuah ruangan. Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya, yang jelas … perutku rasanya seperti sedang diremas-remas.***“Mama … Mama … bangunlah ….” kata seorang anak kecil membangunkanku yang sedang terlelap.Aku mengedarkan pandanganku. Di mana aku berada? Kenapa tempat ini semuanya berwarn

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 76. Dikurung Lagi

    Keinginan tinggal di rumah Nenek Nur selamanya dan juga keinginan membangun tempat ini nyatanya hanyalah menjadi angan-angan semata.Pagi-pagi sekali—lebih tepatnya sehabis subuh, rumah Nenek Nur di gedor-gedor pintunya hingga mau roboh.Ketika aku membuka pintu, tampak orang-orang berpakaian serba hitam yang aku ketahui mereka itu siapa langsung menyeretku agar pergi dari rumah Nenek Nur. Tidak ada yang bisa menolongku meskipun para warga yang berada di sana ingin melakukannya. Orang-orang yang membawaku ini membawa senjata tajam dan sengaja digunakan untuk menakut-nakuti mereka.Begitu hampir tiba di mobil, aku melihat sesosok laki-laki yang aku hindari tengah bersandar pada pintu mobil dengan sepuntung rokok yang berada di jemarinya.Dia menatapku tajam bak perisai yang siap menembus lawannya.Dia pikir, aku akan takut ditatap seperti itu? Tidak akan! Aku bukan Rara yang lemah seperti dulu kala! Bahkan, jika aku mati hari ini, aku siap!“Kenapa kabur?” tanyanya dingin melebihi din

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 75. Tinggal di Rumah Nenek Nur

    Dengan langkah tergesa-gesa, aku menyetop sebuah angkot ketika sudah sampai di luar.Sesekali aku menoleh ke belakang untuk memastikan ada yang mengikutiku tidak.Lagi-lagi aku bernapas lega, syukurlah tidak ada yang mengikutiku sama sekali.Sekarang, tinggal memikirkan aku harus pergi ke mana.Tiba-tiba, nama Mila melintas di pikiranku. Sepertinya, untuk sementara waktu aku akan ke rumahnya dulu.Aku segera mengeluarkan ponselku lalu menghubungi Mila.“Assalamualaikum, Rara? Ya ampuuun … ke mana saja kamu selama ini? Kenapa pesanku nggak pernah kamu balas?” cerocos Mila begitu panggilanku telah diangkatnya.“Waalaykumussallam, Mil. Nanti aku ceritakan semuanya. Kamu ada di rumah?”“Iya, aku ada di rumah. Kan, ini hari liburku!”“Oke, aku akan datang ke rumahmu.”Begitu panggilan terputus, aku segera minta turun dari angkot guna memesan taxi online menuju rumah Mila yang jaraknya sangat jauh.*Setibanya di rumah Mila, dia langsung menyambutku dengan heboh. Apalagi ketika mengetahui p

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 74. Kabur

    Aku terlonjak kaget ketika terbangun sudah tidak berada di bawah tiang mansion dekat taman.Kuedarkan pandanganku ke segala penjuru arah. Kamar? Kenapa aku bisa berada di dalam kamar? Siapa yang memindahkanku?Aku beranjak dari atas ranjang ketika menyadari tidak ada Samuel di kamar ini. Sepertinya, aku harus segera pergi sebelum dia kembali.“Mau ke mana lagi?”Deg!Baru beberapa langkah kakiku melangkah, sebuah suara berhasil membuatku tak berkutik sama sekali.Aku menoleh ke arah belakang, tampak ada Samuel yang baru saja muncul dari balik pintu kamar mandi menatapku dengan tajam.“Eh, kamu sudah mendingan?” tanyaku berbasa-basi dan berusaha bersikap tenang seakan tak terjadi apa-apa.“Lumayan.”“Alhamdulillah, aku merasa senang. Kalau begitu aku—”“Ini semua berkat obat manis yang kau berikan.”Aku seketika meringis ke arahnya. Sudah dipastikan wajahku saat ini semerah tomat menahan malu. “Ma-maaf, aku tidak bermak—”“Aku suka.”Kedua mataku langsung melebar melebar sempurna mena

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 73. Malu Setengah Mati

    “Nyonya Muda, apa yang sedang Anda lakukan pagi-pagi begini di dapur?” tanya Bibi Pram menghampiriku yang sedang berkutat di dapur mansion seorang diri. Dapur mansion ada dua bagian. Dapur kotor untuk memasak sehari-hari yang dipakai oleh pelayan. Sementara dapur bersih biasanya dipakai oleh tuan rumah ketika ingin memasak sendiri. “Suamiku sedang sakit, Bi. Aku ingin membuatkannya bubur.” Bibi Pram melihat panci yang berada di atas kompor. Sedetik kemudian, perempuan paruh baya itu tersenyum ke arahku. “Apa boleh saya membantu Anda?” tanyanya kemudian. “Aku bisa sendiri, Bi.” “Apa Anda serius?” Aku menoleh ke arah panci sambil garuk-garuk kepala. Jujur saja, aku belum pernah membuat bubur. “Sebenarnya, saya belum pernah membuat bubur sendiri, Bi. Ini saya cuma cari tutorial di sosial media.” Lagi-lagi Bibi Pram tersenyum. “Berarti, saya boleh membantu, kan?” Aku langsung nyengir ke arah Bibi Pram. “Ya sudah, tolong bantuin ya, Bi.” “Baik, Nyonya Muda.” Bibi Pr

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 72. Samuel Sakit

    Aku meringkuk di sudut ruangan dengan pikiran yang kacau balau. Jiwa Rizal dan Samuel benar-benar hanya dimanfaatkan oleh Tuan dan Nyonya William untuk kepentingan mereka sendiri. Hari nurani mereka sebagai orang tua sepertinya sudah rusak. Bukan rusak lagi, tapi sudah hancur dan tak berbentuk. Anak mempunyai penyakit kepribadian ganda bukannya disembuhkan, tapi malah semakin dimanfaatkan. Bukankah itu sesuatu yang sangat aneh dan tidak manusiawi? Aku mengepalkan kedua tanganku. Tekad dalam hatiku semakin membara untuk menjatuhkan mereka. Hatiku benar-benar sakit raga suamiku diperlakukan seperti itu! Di saat sedang kalut seperti ini, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Dari balik pintu muncullah sosok seorang laki-laki yang aku khawatirkan sedari tadi. Dengan wajah yang babak belur dan baju yang bersimbah darah ia berjalan perlahan memasuki kamar. “Astagfirullah, Samuel!” Aku segera berlari menghampirinya. Melihat kondisi Samuel saat ini membuat air mataku langsung mengucur den

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status