“Tentu saja, kalau kamu perlu pergi kencan buta atau nikah dadakan, aku bisa beri kamu cuti satu hari lagi.”Reiki langsung menutup telepon bos sekaligus temannya itu. Stefan ingin menyesatkan dirinya? Jangan mimpi!Pernikahan dadakan Stefan terjadi juga karena dipaksa oleh neneknya. Sang nenek menyukai Olivia, sangat menyukai perempuan itu sehingga dia bahkan rela mengorbankan pernikahan cucu kesayangannya.Setelah menginstruksikan Reiki, Stefan keluar dari mobil lagi dan pergi membeli makanan. Begitu Olivia kembali ke mobil, Stefan langsung memberikan makanan yang dibelinya tadi kepada Olivia. Kemudian, dia berkata, “Butuh waktu cukup lama untuk pulang pergi. Kamu makan sesuatu dulu.. Jangan sampai kelaparan hanya karena masalah kecil.”“Kamu sudah makan?” tanya Olivia.Stefan bergumam pelan. Dia hanya makan sedikit, agar tidak terlalu lapar nanti. Kalau ingin makan sampai kenyang, makanan ringan seperti itu tidak menggugah seleranya.Karena Stefan sudah makan, Olivia pun tidak sungk
Olivia cepat-cepat menyeka air mata di sudut matanya. Kemudian, dia baru menatap ibu itu dan segera mengenalinya, “Tante Ayu?”Ayu adalah seorang tante yang berteman baik dengan ibu Olivia semasa hidupnya.“Iya, ini Tante Ayu. Kamu baru pulang?”Ayu sangat ramah terhadap Olivia, “Mau main ke rumah Tante sebentar, nggak?”Usai berkata, Ayu melihat ke rumah keluarga Olivia lagi dan berkata, “Dengar-dengar nenekmu sakit. Katanya mau pergi ke rumah sakit di kota untuk berobat. Kakekmu dan yang lainnya antar nenekmu ke kota ramai-ramai pakai mobil. Orang yang nggak tahu bakal mengira kalau mereka lagi temani nenekmu pergi ke undangan.”“Biasanya nggak pernah lihat mereka begitu proaktif. Begitu nenekmu sakit, semua jadi proaktif. Cuma kasih kita-kita lihat saja itu, mah.”Ayu tidak menggunakan internet, karena itu dia tidak tahu apa-apa soal postingan itu. Terlebih lagi, postingan itu baru dalam pencarian trending selama beberapa jam. Belum membuat keributan sampai semua orang mengetahuinya
“Dulu, mereka sendiri yang bilang. Selama kalian bagikan setengah dari uang santunan orang tuamu, mereka nggak butuh kalian berdua rawat mereka, juga nggak butuh kalian berdua untuk menguburkan mereka ketika mereka meninggal. Lagi pula, nenekmu punya banyak anak. Dia sama sekali nggak butuh kalian berdua bayar biaya pengobatannya.”“Kamu hanya harus ingat saat orang tuamu baru saja meninggal, mereka sudah bagi-bagi uang santunan kematian orang tuamu. Mereka nggak membesarkan kalian berdua, malah rebut rumah dan tanah kalian. Mereka bahkan nggak membiarkan kalian mengunjungi makam orang tua kalian. Sekalipun kamu nggak keluarkan uang untuk pengobatannya, kalian juga nggak perlu merasa bersalah.”Karena Ayu berteman baik dengan ibu Olivia, maka dia tahu semua yang terjadi saat itu. Dia masih mengingat jelas. Saat itu, setelah paman-paman Olivia mendapat bagian dari uang santunan, mereka pun menganggap orang tua Olivia meninggal tak wajar. Keduanya meninggal di usia kurang dari 40 tahun.
“Apakah mereka akan memberi penjelasan?” tanya Adi.Adi tidak mengerti dunia internet. Namun, dia tahu postingan cucu sulungnya di internet semuanya dibuat-buat, bukan yang sebenarnya. Dia khawatir kalau Olivia dan kakaknya memberikan penjelasan di internet. Pada akhirnya, mereka tidak mendapatkan uang, bahkan akan kehilangan muka.“Siapa juga yang bakal percaya sama mereka? Kami sudah bayar banyak orang untuk kasih komentar dan terus ungkap berita ini. Begitu mereka berdua muncul, mereka akan dihujat habis-habisan oleh netizen yang marah.”“Yoga, kamu coba telepon Olivia lagi pakai ponsel nenek. Kalau dia nggak mau dihujat, suruh mereka antarkan uang ke sini. Odelina sudah menikah, dia mungkin nggak punya banyak uang. Jadi target kita Olivia, buat dia keluarkan uang,” kata Puspa.“Suruh dia bawa 1,2 miliar ke sini. Setelah itu, kamu akan hapus postingan yang kamu tulis. Kalau nggak, reputasinya akan hancur, dia nggak akan bisa menikah,” ujar Adi menimpali.“Kakek, kita nggak usah meng
Stefan pelan-pelan mengoper ponselnya kepada Olivia.Banyak sekali warganet yang mengirimkan pesan maupun telepon kepada Olivia, membuat ponsel Olivia langsung mati. Bahkan orang-orang terdekat yang mengkhawatirkan Olivia juga tidak dapat menghubunginya.“Siapa?”“Nenek.”Olivia buru-buru mengambil ponsel tersebut.“Nenek.”“Olivia, Nenek nggak sengaja melihat di internet, baru tahu kamu sekarang sedang dalam masalah. Bagaimana? Apa yang bisa Nenek bantu? Cepat bilang ke Stefan, Anak itu sudah lama berada di tempat kerjanya, dia mengenal banyak bos besar. Membereskan masalah ini bagi dia sangatlah kecil, semudah membalikkan telapak tangan saja.”“Kamu jangan merasa nggak enak hati. Kalian berdua adalah suami istri, kalau masalah sekecil ini dia nggak mau bantu, bilang sama Nenek, yah. Begitu dia pulang, Nenek akan langsung menghajarnya!”Nenek Sarah memang baru mengetahui hal ini.Kekuataan berita Olivia ini masih belum cukup besar, karena tergantikan dengan berita mengenai Stefan dan
Odelina berkata, “Kabarnya mereka sudah mendapatkan bantuan dari netizen yang berhati baik. Nenek juga sudah di rawat di Rumah Sakit, dan pihak Rumah Sakit juga sudah menentukan tanggal operasinya.”“Semua netizen sibuk memaki kita. Mereka bilang kita nggak tahu diri, Kakek dan Nenek sudah susah payah membesarkan kita berdua, sekarang kita sudah bisa mandiri malah nggak tahu untuk membalas jasa orang tua. Bahkan Nenek sendiri masuk rumah sakit, sedikit pun nggak pergi menjenguknya. Mereka juga bilang, kita nggak punya hati nurani, membuat malu kedua orang tua kita yang sudah meninggal.”Odelina seharian melihat komentar yang ditinggalkan di media social, semakin lihat membuatnya semakin marah.Hal yang paling membuatnya marah adalah karena sudah mengungkit kedua orang tuanya.Kedua orang tuanya jauh lebih berbakti kepada Kakek dan Nenek daripada paman dan bibinya. Namun begitu kedua orang tuanya meninggal, bagaimana Kakek dan Nenek memperlakukan mereka? “Kak, sudah jangan lihat lagi b
Kata-kata di dalam setiap kalimat di dalam buku harian itu, penuh dengan rasa sedih, marah, putus asa dan juga ketidakberdayaan.Olivia membalik halaman buku harian tersebut, ingatannya kembali ke masa lalu, tanpa sadar air mata mengalir membasahi wajahnya.“Demi bisa mendapatkan uang lebih banyak, kakek nenek dari pihak papa, bertengkar dengan kakek nenek dari pihak mama. Mereka semua hanya memikirkan uang, nggak ada satu pun yang benar-benar mengkhawatirkan kami berdua, juga nggak ada yang mau mengambil dan merawat kami. Papa mama sudah nggak ada lagi di dunia ini, mereka hanya sibuk merebutkan uang tanpa memedulikan perasaan kami sedikit pun. Apakah ini yang disebut saudara?”“Papa, Mama, aku mohon kalian kembali. Apa kalian tahu, apa yang sedang dihadapi oleh kedua putrimu ini? Kami berdua tiba-tiba menjadi anak yatim piatu, yang aku panggil Papa, nggak menjawab, aku panggil Mama juga nggak mendengarnya, melihat adik yang nggak tahu apa-apa, aku menangis, adik juga menangis.”“Adik
Olivia menaruh buku harian kakaknya di dalam twitter sebagai balasan dari “Cucu Yang Tidak Berbakti.”Selain buku harian itu, juga ada bukti-bukti yang dikumpulkan olehnya di kampung halaman mereka berdua. Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa sepasang kakek dan nenek itu menjalankan hidup yang berkecukupan di kampungnya, juga tabungan senilai ratusan juga milik mereka berdua. Hal ini cukup membuktikan bahwa kakek dan nenek itu termasuk salah satu orang terkaya di kampung mereka.Stefan ingat, ketika kemarin dia menemani istrinya menuju rumah kakaknya, kakek tua itu menelepon dan memarahi istrinya. Perekam di dalam mobilnya, seharusnya menyimpan percakapan tersebut. Pria itu pun memeriksanya, ternyata memang rekaman percakapan tersebut masih ada.Olivia pun langsung memasukkan rekaman percakapan dengan Kakeknya ke internet. Lalu perempuan itu sudah tidak peduli lagi, bagaimana warganet marah dan memaki keluarga Hermanus.Stefan meminta Reiki untuk menyelidiki kondisi pekerjaan dan ju
“Nenek bilang begitu, lalu bagaimana dengan kami? Kalau Stefan dan yang lainnya hanya dianggap biasa saja, berarti kami ini benar-benar nggak ada apa-apanya.” Aksa tertawa sambil menggoda Nenek Sarah. Jonas juga mengangguk setuju. Nenek tertawa makin bahagia. Hal yang paling dia banggakan dalam hidupnya adalah kesembilan cucunya.Tatapan Setya kembali tertuju pada Russel. Bocah itu bersembunyi di pelukan bibinya, menatap semua orang dengan rasa ingin tahu. Dia hanya bisa mendengarkan para kakek berbicara, tetapi tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. "Mirip, benar-benar mirip," gumam Setya. "Dia sangat mirip dengan Bu Reni saat kecil. Kalau dia diikat dua kuncir dan mengenakan gaun, dia akan persis seperti Bu Reni." Setya menatap Russel seakan tenggelam dalam kenangan. Dulu, anak itu selalu bersuara manja ketika bertemu dengannya dan berkata, "Kakek Setya, gendong aku, aku mau digendong." Dia tidak pernah bisa menolak permintaan si gadis kecil. Setiap kali, dia pasti akan menga
Stefan hanya terdiam mendengar ucapan neneknya, sedangkan Olivia tersenyum tipis.Nana melirik Samuel sekilas ketika semua orang tidak memperhatikannya. Saat nenek datang, dia segera memberi tahu beberapa cucunya yang masih berada di Mambera untuk datang ke kediaman keluarga Sanjaya untuk bertemu dengan para tetua. Meskipun para tetua telah menerima undangan Nenek Sarah dan berjanji untuk berkunjung ke Vila Permai, Nenek Sarah tetap khawatir mereka akan mengingkari janji dan tiba-tiba pergi. Jika begitu, di mana dia bisa menemukan mereka nanti? Meskipun mereka berasal dari generasi yang sama, Nenek Sarah sebenarnya tidak terlalu akrab dengan mereka. Selama ini dia hanya mendengar namanya tanpa pernah benar-benar bertemu. Dia pun tidak bisa menjamin apakah mereka benar-benar akan memberinya muka dan datang ke Vila Permai. Rubah Perak menatap muridnya setelah mendengar ucapan Nenek Sarah dan bercanda,"Kamu nggak perlu keliling dunia lagi. Menurutmu, bagaimana dengan muridku? Nana su
Karena dia bahkan tidak mau mengatakan nama aslinya, Olivia dan yang lainnya pun tidak bertanya lebih jauh tentang asal-usulnya. Saat mendengar Yuna sesekali mengingatkan Setya agar turun tangga dengan hati-hati, semua orang yang sedang bercanda dan tertawa pun terdiam, lalu menoleh ke arah tangga. Beberapa generasi muda ingin membantu memapah Setya, tetapi dia tersenyum dan berkata, "Nggak perlu, saya belum sampai pada tahap harus dipapah saat berjalan." Anak-anak muda ini hampir semuanya adalah keturunan Reni. Di dalam hatinya, Setya merasa sangat bersyukur. Dulu, dia mengira keluarga Reni telah hancur lebur, tetapi untungnya, kedua putri Reni berhasil ditemukan dan mereka juga memiliki keturunan. Dengan demikian, garis keturunan kepala keluarga tidak benar-benar punah. Russel belum pernah bertemu dengan Setya sebelumnya. Saat melihatnya, dia langsung bersembunyi di pelukan bibinya. Olivia berkata dengan lembut, "Russel, ini adalah kakek buyut yang sering disebut oleh Tante." R
Setya merasa lega dan berkata, "Saya tahu, suami Olivia adalah pria yang baik. Dia menikah dengan keluarga Adhitama, jadi kita nggak perlu mengkhawatirkannya. Masa depannya pasti akan lebih baik. Nyonya Sarah juga wanita yang cerdas." "Hanya saja, saya dengar Odelina sudah cerai. Hak asuh anak jatuh padanya. Sebelum saya datang ke sini, saya juga menyelidiki mantan suaminya. Keluarga mantan suaminya benar-benar keluarga yang buruk dan nggak tahu malu.""Dia masih sangat muda, baru berusia awal 30-an. Kelak, dia tetap harus mencari pria yang bersedia tinggal di rumahnya. Para kepala keluarga Gatara selalu mencari suami yang mau masuk ke dalam keluarga, bukan menikah dan keluar dari keluarga." Karena Yuna telah mengatur agar Odelina pergi ke Cianter, Setya pun memahami bahwa Yuna tidak akan bersaing untuk menjadi kepala keluarga Gatara, tetapi dia ingin generasi berikutnya yang melakukannya. Olivia adalah menantu sulung keluarga Adhitama, sehingga dia tidak cocok menjadi kepala keluar
Karena dia melahirkan dua putra dan satu putri, akhirnya ibu mertuanya benar-benar menerimanya. Sejak saat itu, dia benar-benar merasa dalam dunia bisnis, semuanya lancar. Ibu mertuanya sangat menyayangi Amelia, karena kepribadian gadis itu cukup mirip dengan neneknya. "Bu Yuna terlalu rendah hati. Anda benar-benar mewarisi kemampuan Bu Reni. Di mana pun Anda berada, Anda pasti bisa bersinar," kata Setya dengan nada penuh kebanggaan. Itu adalah kebanggaan seorang yang menganggap "anaknya" sebagai yang terbaik. Yuna membantu Setya keluar dari kamar. Perempuan itu tersenyum dan berkata, "Saya tidak ada status sebagai penerus keluarga Gatara. Kalau saya nggak memulai bisnis sendiri, maka di mana pun saya bekerja, saya tetap membutuhkan seseorang yang bisa mengenali bakat saya. Seorang pekerja nggak bisa menentukan nasibnya sendiri." Selanjutnya, dia juga memiliki perusahaan sendiri. Setelah putranya mengambil alih bisnis keluarga, dia juga menyerahkan perusahaannya kepada putranya un
Setya berbicara tentang masa lalu Sarah, lalu melirik ke arah Rudy. "Om Setya, saya juga selalu mendengarkan istri saya," kata Rudy dengan segera, memahami makna dari tatapan Setya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya juga adalah pria yang mencintai istrinya. Lelaki itu tersenyum puas dan menjawab, "Terlihat jelas bahwa kamu sangat memanjakan Bu Yuna." Di dalam hati Yuna terasa hangat. Setya seperti keluarga dari pihak ibunya. Jika kedua orang tuanya masih hidup, dengan status serta kasih sayang Setya terhadap dia dan adiknya, dia benar-benar bisa dianggap sebagai keluarga dari pihak ibunya. Baik ayah maupun ibunya selalu berkata bahwa Setya adalah orang yang paling setia, tidak perlu khawatir bahwa dia akan berkhianat. Setya sering membantu ibunya menyelesaikan berbagai urusan. Terkadang mereka berdiskusi berdua, dan ayahnya tidak pernah merasa cemburu atau khawatir. Dalam ingatan Yuna, ibunya memiliki kesehatan yang buruk dan sering beristirahat di tempat tidur. Ayahnya adalah o
Ingatan tentang Yuna yang dulu masih kecil, kini sudah menjadi seorang nenek. Sudah tua, semuanya sudah tua. Cucu-cucu dari Reni pun sudah menikah dan memiliki anak. Jika kepala keluarga masih hidup, pasti akan sangat bahagia melihat tiga cucu perempuannya yang luar biasa. Tidak perlu khawatir tentang penerus keluarga. Siapa pun dari cucu perempuan itu yang dipilih untuk memikul tanggung jawab, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Sayangnya, kepala keluarga tidak bisa melihat pencapaian keturunannya. Saat Setya terbangun dan menyadari bahwa ini bukan mimpi, bahwa semuanya nyata, bahwa dia benar-benar bertemu dengan Yuna, air matanya pun jatuh. Dia teringat pada kepala keluarga dan merasa tidak adil untuknya. Kakak perempuan Patricia membesarkannya dengan penuh kasih saying selayaknya seperti seorang ibu. Namun, pada akhirnya justru hancur di tangan Patricia. Reni menganggap Patricia sebagai adik, bahkan seperti putrinya sendiri, sangat mencintai dan sangat memercayainya. Satu-
Cakra menatap tajam putra sulungnya dan berkata, "Kalau kalian kasih tahu mamamu, lalu dia melarang kalian kasih uang saku ke aku, apakah kalian benar-benar nggak akan kasih lagi?" "Tentu saja nggak. Kami akan berusaha mendapatkan sejumlah uang saku untuk Papa, asalkan Papa bisa menjamin nggak akan..." Ivan tiba-tiba teringat bahwa ayahnya sudah tidak bisa lagi melakukan hal itu, jadi dia tidak melanjutkan kata-katanya. Wajah Cakra menjadi muram. Dia tahu bahwa putra sulungnya berkata yang sebenarnya. Setelah menghela napas, dia pun berkata, "Terserah kalian, kalau mau bilang, silakan. Aku ini papa kalian. Sekarang aku sudah tua dan nggak punya penghasilan, apa salahnya kalian kasih aku uang saku? Apakah Patricia masih berniat untuk melarangnya?" Karena kesal terhadap Patricia, Cakra kini langsung menyebut nama istrinya begitu saja tanpa embel-embel. "Papa, aku yakin Mama nggak akan melarangnya." "Papa, sudahlah, jangan membahas hal ini lagi. Ayo, kita makan. Malam ini, kita haru
Lelaki yang benar-benar dicintai oleh Patricia lebih tua darinya sekitar belasan hingga dua puluh tahun, dan dia adalah asisten dari kakak perempuannya. Namun, lelaki itu hanya setia kepada majikannya saja, sementara perasaan Patricia hanyalah cinta sepihak. Mungkin karena cinta yang bertepuk sebelah tangan itulah, Patricia akhirnya membunuh kakaknya karena rasa benci yang lahir dari cinta. Cakra memang tidak memiliki bukti bahwa Patricia membunuh kakaknya, tetapi sebagai suaminya selama puluhan tahun, dia sangat memahami sifat kejam perempuan itu. Ditambah lagi, dia pernah mendengar bisik-bisik orang-orang di dalam keluarga besar mereka. Seperti kata pepatah, tidak ada asap jika tidak ada api. Bisa jadi, Patricia memang naik ke posisi penguasa dengan cara membunuh kakaknya. Dengan karakter seperti itu, apalagi yang tidak bisa dia lakukan? Kalau pria yang benar-benar dicintai oleh Patricia masih hidup sampai sekarang, pasti dia sudah menemukannya. Namun, besar kemungkinan pria itu