Kellin telah “diberi pelajaran” oleh gurunya. Dia berjanji kepada gurunya kalau dia tidak akan menggigit Tiano lagi. Masala akhirnya baru selesai. Saat Tiano kembali ke pelukan ibunya, anak itu tersenyum lebar pada ibunya, yang membuat hati Kellin langsung meleleh.Tidak heran kalau sang guru melimpahkan seluruh kasih sayangnya kepada Tiano. Sungguh, anak itu sangat menggemaskan. Keluarga Junaidi telah menyiapkan makan siang. Setelah duduk sebentar, semua orang masuk ke ruang makan untuk makan bersama.Selesai makan, Mulan dan Kellin menemani Olivia jalan-jalan di halaman untuk membantu pencernaan makanan. Olivia kuat makan, tapi selesai makan dia merasa perutnya kembung, perlu jalan-jalan sebentar. Setelah makanan tercerna, dia ingin makan lagi.“Di usia kandung segini, janin dalam tahap perkembangan pesat, butuh banyak nutrisi. Makanya kamu jadi cepat lapar. Semua ibu hamil seperti itu. Sering makan tapi dalam porsi kecil. Waktu itu aku makan lebih banyak dari kamu. Setelah melahirka
Setelah dua tahun mengembangkan diri, Odelina telah menjadi lebih baik dari sebelumnya dan memiliki aura seperti tantenya.Untuk sejenak, Mulan tidak tahu harus berkata apa. Olivia menoleh ke arah Kellin dan bertanya, “Kellin, kamu kapan berangkat ke Kota Mambera? Malam ini atau besok?”“Malam ini. Kakek Setya sudah nggak sabar. Dia sudah menunggu datangnya hari ini selama puluhan tahun. Itu yang buat dia bisa bertahan hidup sampai saat ini.” Usai berkata, Kellin tersenyum dan bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku mau ke sana?”“Gurumu sudah pulang. Dia nggak mungkin bisa langsung pergi. Sedangkan Kakek Setya sudah tua, punya banyak penyakit bawaan. Dia nggak bisa jauh-jauh dari dokter. Gurumu nggak ikut, berarti kamu yang ikut. Tanpa bertanya pun semua orang bisa tebak. Yang lain bilang besok pamit mau pulang. Sebenarnya mereka pergi ke Kota Cianter.”Tidak seorang pun yang memberitahu Olivia tentang hal itu. Dia menebak dan menganalisis semuanya sendiri.“Olivia, kamu benar-benar pint
“Anak-anak nggak perlu takut gemuk. Aktif dan banyak olahraga, berat badan cepat turun. Liam juga sempat jadi gemuk, tapi hanya sebentar saja sudah turun berat badannya. Apalagi Russel latihan bela diri. Selama dia nggak makan berlebihan, berat badannya nggak akan naik.”“Olivia, Kellin benar. Mereka suka keramaian. Sekalipun aku nggak ajak mereka, mereka juga akan pergi sendiri. Kamu nggak perlu merasa utang budi terlalu banyak padaku.”Mulan menghibur Olivia dan berkata kepadanya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan situasi di Kota Cianter. Olivia juga tidak perlu merasa berutang budi pada Mulan hanya karena Mulan meminta kakak dan kakak iparnya pergi ke Kota Cianter. Dia hanya memberi kesempatan kepada kakak dan kakak iparnya pergi bersenang-senang.“Iya, aku nggak khawatir. Aku akan tunggu kakakku pulang dan rayakan Tahun Baru bersama,” kata Olivia sambil menganggukkan kepala.Dulu Stefan sengaja membawa Olivia ke sini agar dia bisa berteman dengan Mulan dan yang lainnya. Sekarang O
“Tepat sekali. Dia belajar dari teman-temannya,” kata Olivia.“Tante.”“Mama.”Liam dan Russel sedang berlari mendekat dan memanggil Olivia dan Mulan secara bersamaan.“Liam, dari mana kamu dapatkan kincir angin?” tanya Mulan yang jelas-jelas sudah tahu.“Russel yang kasih. Ma, lihat kincir anginku bagus, nggak? Seru sekali. Hari ini anginnya kuat, cocok untuk main kincir angin. Coba ada layang-layang.”Liam sangat senang ketika menerima hadiah dari Russel. Dia pun berkata dengan tidak sabar kepada Mulan, “Ma, Russel kasih aku banyak banget mainan. Ada mainan, ada makanan, juga ada buku.”Mulan membelai kepala Liam dan bertanya, “Kamu sudah bilang terima kasih pada Russel? Kamu sudah kasih hadiah yang kamu siapkan untuk Russel?”“Aku sudah bilang terima kasih kepada Russel. Aku juga sudah kasih hadiahku ke Russel. Russel sangat suka,” jawab Liam.“Tante Mulan, aku sangat suka hadiah dari Liam,” ujar Russel ikut menimpali.Hadiah yang diberikan Liam adalah barang-barang yang tidak bisa
Hari berlalu dengan cepat. Dalam sekejap mata, hari sudah malam. Olivia hanya beristirahat sebentar pada siang hari. Sore harinya, dia jadi pengikut Kellin. Dia melihat Kellin mengemas barang. Kellin memasukkan banyak obat yang Olivia tidak tahu namanya ke dalam koper. Semakin lama melihatnya, Olivia merasa semakin tegang.“Ini obat yang selalu aku bawa saat bepergian. Sudah terbiasa bawa. Kamu nggak usah pikir yang macam-macam,” jelas Kellin.“Selain itu, aku harus bawa semua obat-obat yang setiap hari diminum Kakek Setya. Obatnya sudah hampir habis.”Olivia mengatupkan bibir dan tidak bicara. Kellin berdiri dan menepuk bahu Olivia, lalu berkata, “Kalau kamu benar-benar khawatir, kamu ikut saja aku ke sana.”“Kellin.” Mulan memanggil nama Kellin.Olivia memang berada di sini, tapi pikirannya sudah terbang ke Kota Cianter. Bisa-bisanya Kellin bilang akan bawa Olivia ke sana. Membawa Olivia ke sana hanya akan membuat perhatian Stefan dan yang lainnya terbagi, rencana mudah menjadi kacau
Tidak peduli seberapa baik hubungan Olivia dengan Rosalina, juga tidak melampaui kedekatan Olivia dan Junia. Dia tahu segalanya tentang Junia, bahkan hal terkecil sekalipun. Bagaimanapun juga, mereka sudah berteman selama lebih dari sepuluh tahun, sudah seperti saudara kandung.“Iya, aku tahu. Guruku juga sudah periksa Rosalina. Nggak tahu guruku kasih dia obat atau nggak. Aku nggak tanya guruku. Nggak apa-apa, aku akan kasih dia obat lagi sesuai dosis yang aku berikan terakhir kali.”Penglihatan Rosalina sudah hampir pulih. Namun, butuh waktu untuk menghilangkan sepenuhnya hawa dingin di tubuhnya. Setiap kali Kellin menyiapkan obat untuk Rosalina, dia akan merasa kasihan pada Rosalina. Ibunya Rosalina benar-benar kejam. Sekalipun dia tidak mencintai mantan suaminya, Rosalina tetaplah anak kandungnya, darah daging yang dikandungnya selama sepuluh bulan. Dengar-dengar Rosalina sangat mirip dengan ibunya. Sedangkan Giselle tidak begitu mirip ibunya.Namun, sang ibu tidak menyukai Rosali
“Ada yang perlu aku bawa kembali ke sana?” tanya Kellin pada Olivia.Olivia menggelengkan kepala. “Aku baru datang ke sini hari ini. Nggak ada yang perlu dibawa pulang.”Setelah Russel datang menjemputnya dan Russel, Olivia akan beli beberapa oleh-oleh untuk mertuanya.“Iya juga, ya. Kamu baru datang hari ini. Oke, aku sudah selesai kemas-kemas. Ayo kita turun ke bawah untuk makan. Habis makan, aku akan berangkat,” kata Kellin.Mulan juga berkata kepada Olivia, “Ayo kita turun. Jhon sendiri yang masak. Kita numpang makan di sini saja.”Semua orang di keluarga Junaidi sangat baik. Mereka sering berkumpul dan makan bersama. Tidak peduli pergi rumah siapa, mereka tidak perlu khawatir akan kelaparan. Suasana ini sama seperti di keluarga Adhitama.“Dia bukan koki yang hebat. Biar dia yang masak, paling dia hanya bisa masak beberapa masakan rumahan. Nggak ada masakan baru,” ujar Kellin.“Semua yang dia masak adalah makanan kesukaan kamu. Tentu saja dia nggak bisa buat masakan baru. Kalau dia
Jhon merasa dia sering ditinggal sendirian di rumah, menunggu istrinya pulang sambil menjaga anaknya yang suka menangis. Dalam perjalanan jauh kali ini, entah kapan Kellin baru bisa kembali.Jhon tahu Kellin pergi kali ini untuk menjadi dokter pribadi Setya, menjaga dan melindungi nyawa Setya. Tetua lainnya juga ikut, Jhon pun tidak bisa berkata apa-apa.“Setelah Kakek Setya kembali ke rumah keluarga Sanjaya, aku akan pulang.”Kellin melingkarkan satu tangannya di lengan Jhon dan berkata, “Saat aku nggak di rumah, kamu habiskan lebih banyak waktu dengan anak kita. Kalau dipikir-pikir kasihan juga dia. Mamanya sering tinggalkan dia. Dia lahir dengan sendok perak di mulutnya, tapi dia hanya diasuh oleh pengasuh. Kamu juga sibuk, hanya bisa temani dia di malam hari.”“Kasihan apanya? Begitu lahir dia sudah menang dari banyak orang. Dia sangat bahagia,” kata Jhon. “Ada Guru yang asuh dia, dia bahkan nggak tahu aku siapa. Dia nggak butuh ditemani papanya ini lagi. Guru akan bawa dia tidur.”
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela