Stefan menghela napas dan berkata, “Daniel, memangnya kamu nggak bisa bertahan jalani rehabilitasi dan cepat-cepat sembuh demi Kak Odelina? Kamu benar-benar ingin lihat Kak Odelina didekati pria lain?”“Kalau kamu benar-benar berpikir seperti itu, aku akan bilang sama nenekku. Nenekku akan kenalkan beberapa pria baik padanya dan suruh mereka bertemu dulu. Kalau ada yang cocok, Oliv dan aku, sebagai keluarga Kak Odelina pasti akan buat Kak Odelina memiliki pernikahan yang megah.”Wajah Daniel seketika menjadi pucat. Dia masih peduli pada Odelina, amat sangat peduli. Roni mengalami kecelakaan dan nyawanya mungkin dalam bahaya. Odelina pergi jenguk Roni saja dia cemburu, sampai berteriak-teriak ingin keluar dari rumah sakit lebih awal karena dia tidak ingin Odelina jenguk mantan suaminya setiap hari.Sarah juga pernah bilang ada beberapa pria baik yang cocok untuk Odelina. Jika Daniel benar-benar melepaskannya, Sarah pasti akan mengenalkan pria lain kepada Odelina.“Daniel, kamu sudah men
Rita menekan kepala Russel ke dalam pelukannya dan berkata dengan suara tercekat, “Iya, Papa akan sembuh. Dia pasti akan sembuh. Russel, Papa sayang kamu. Dia tahu kamu datang jenguk dia, dia pasti akan sembuh.”Russel bersandar dalam pelukan neneknya. Dia yang masih kecil tahu kalau ayahnya sayang padanya. Namun, kasih sayang ayahnya tidak sebesar kasih sayang ibunya. Ayahnya bisa meninggalkannya dan ingkar janji hanya karena Tante Yenny sakit perut.Namun, sekarang ayahnya terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Russel yang sangat pengertian tidak mengatakan apa yang ada di dalam hatinya.Tringgg ....Ponsel Odelina berdering, telepon dari Olivia. Dia pun pergi ke samping untuk mengangkat telepon.“Kak, masih di rumah sakit?”“Hmm, aku bawa Russel jenguk papanya. Pak Daniel juga sudah mau keluar dari rumah sakit. Nanti kami pulang.”Setelah Daniel keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumah, Odelina mengira dia tidak perlu ikut ke rumah pria itu untuk merawatnya. Selanjutnya ya
“Kak, Daniel hari ini keluar dari rumah sakit?”Olivia bertanya pada kakaknya dari ujung telepon yang lain, “Bukannya dia masih harus dirawat lebih alma di rumah sakit?”“Pak Daniel terus teriak-teriak minta keluar dari rumah sakit. Sebenarnya sudah lama dia minta keluar, tapi dokter terus bujuk dia. Nggak tahu hari ini dia salah minum obat atau apa, sama sekali nggak bisa dibujuk. Sudah tanya sama dokter, kok. Sekarang dia boleh keluar dari rumah sakit. Setelah pulang ke rumah, dia harus istirahat sebentar baru boleh mulai jalani rehabilitasi.”Odelina berkata dengan nada tak berdaya, “Sekarang emosi Pak Daniel berubah-ubah terus, nggak pasti.”Akan tetapi, Odelina juga bisa memahami suasana hati Daniel. Jika dia harus berbaring setiap hari, dia juga akan menjadi gila.“Sekarang nggak perlu diinfus lagi. Bukan masalah besar kalau dia pulang dan istirahat di rumah. Lebih baik pulang saja. Setiap hari dia bisa jalan-jalan dengan kursi rodanya, santai sejenak sambil cari udara segar. Den
Administrasi untuk keluar dari rumah sakit sudah selesai diurus. Sekarang Daniel berada di kursi roda dan sedang menuju ke bawah dibantu oleh pengawalnya. Saudara-saudaranya Daniel juga langsung meninggalkan urusan mereka dan pergi ke rumah sakit untuk menjemput begitu mendapat kabar bahwa Daniel sudah boleh pulang.Dengan begitu banyaknya orang yang peduli padanya, serta pengawal yang selalu siap menjaga, Odelina yang awalnya ingin membantunya pun berubah pikiran. Dia berkata kepada Yanti, “Tante, Daniel sudah keluar dari rumah sakit. Dari pihak keluarga sendiri sudah banyak yang jagain dia, jadi aku nggak ke sana lagi, deh. Kebetulan restoran baruku lagi renovasi, aku mau ngecek situasi di sana saja.”Sesungguhnya Yanti ingin Odelina ikut pergi bersamanya. Dengan adanya Odelina, emosi dan perilaku Daniel jadi jauh lebih terkendali. Namun, melihat ekspresi wajah Odelina yang tampak amat kelelahan, dia pun jadi tak tega, “Iya, nggak apa-apa. Daniel biar Tante dan keluarga saja yang jag
“Aku pikir karena Daniel baru keluar dari rumah sakit, Kakak pasti ada di rumah, makanya aku datang untuk minta makan. Makan sendirian di rumah rasanya hambar banget.”Olivia kemudian menggendong Russel duduk di kursinya, lalu mengambil mangkuk kosong dan mengisinya dengan sup. Orang Mambera memang suka sekali minum sup. Setiap acara makan-makan tanpa ada sup rasanya kurang lengkap. Masakan yang Odelina buat hanyalah masakan rumahan sederhana. Menduga adiknya pasti akan datang untuk makan bersama, dia membuat empat jenis lauk dan satu sup telur rumput laut.“Russel, ini sup kamu, ayo dimakan dulu,” kata Olivia, kemudian dia menuangkan sup ke mangkuknya sendiri dan memakannya juga.“Masakan buatan Kakak memang beda. Sup buatan koki di rumah sebenarnya juga enak banget, tapi aku masih paling suka sup buatan Kakak.”“Kalau suka, bolehlah sering-sering datang makan di sini.”Olivia sudah bosan dengan makanan mewah yang biasa dibuatkan oleh koki rumahnya. Yang dia cari saat ini justru adal
Akan tetapi, wanita itu malah bersandar di mobilnya dan mengeluarkan dua batang rokok yang dia serahkan kepada dua orang pengawal itu. Kedua pengawal itu tentu menolak, tapi wanita itu seakan tidak peduli dan menyalakan rokok untuk dia sendiri.“Aku datang untuk ketemu sama majikan kalian. Bilangin ke Olivia aku mau ngajak dia makan makan.”“Maaf, nama Non siapa?”WAnita ini masih terlihat sangat muda dan juga luar biasa cantik. Dia dengan sengaja menyebut nama Olivia, maka itu para pengawal mengambil kesimpulan bahwa wanita ini suka dengan Stefan. Karena jika tidak, dia tidak mungkin ingin menemui Olivia.“Aku Stella Krama.”Stella jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Stefan, tapi sepertinya dia sadar setelah ditegur oleh ayahnya, maka itu dia tidak lagi muncul di hadapan Stefan untuk waktu yang sangat lama. Namun setelah pulang, Stella sadar bahwa dia tidak pernah bisa melupakan Stefan.Ayahnya sempat berpesan selama kerja sama antara Krama Group dan Adhitama Group masih berlang
Olivia memandang tubuh Stelle dari ujung kepala sampai ujung kaki, begitu pun sebaliknya. Semua orang di Mambera kini sudah tahu bahwa Olivia adalah istrinya Stefan, tapi yang bisa mengingat seperti apa rupa Olivia tidak banyak. Olivia jarang sekali tampil di depan media karena Stefan melindungi privasinya dengan sangat baik. Setiap kali ada topik hangat yang berkaitan dengan Olivia naik, Stefan pasti akan dengan segera menghapusnya.Stefan tahu bahwa istrinya itu lebih suka menjalani kehidupan yang tenang, tapi Olivia sering kali harus menampilkan wajahnya di depan publik karena Stefan sendiri. Walau begitu, Stefan tetap berusaha yang terbaik agar kehidupan pribadi Olivia tidak terusik.Stella sendiri pernah mencari foto wajah Olivia di internet, dan dari situ dia hanya menemukan beberapa potret wajah yang buram atau dari sisi samping yang tidak begitu memperlihatkan wajahnya. Namun saat ini, akhirnya Stella bisa melihat langsung dengan matanya sendiri seperti apa rupa wajah istrinya
Sebagai anak yang lahir di keluarga Adhitama, seharusnya pekerjaan Stefan sangat sibuk dan baru pulang larut malam. Namun sekarang baru pukul sembilan malam lewat. Selama Stella menemani ayahnya bekerja, mereka selalu sibuk dan baru pulang hampir tengah malam, bahkan di akhir pekan pun mereka tidak ada waktu untuk beristirahat.Olivia menyunggingkan senyum manis di wajahnya dan menjawab, “Stefan itu tipe suami idaman. Selama aku nggak lagi sama dia, setiap hari sekitar jam 21.30 dia pasti sudah sampai di rumah. Dia bilang kerja itu memang penting, tapi aku lebih penting lagi, makanya dia nggak tega bikin aku nungguin dia di rumah sampai tengah malam. Dia juga pasti mau pulang lebih awal untuk temani aku.”Senyuman itu bagaikan duri yang menusuk mata Stella, dan ucapan mesra yang terucap dari mulut Olivia itu juga membuat Stella terbakar api cemburu. Untungnya Stella sudah cukup stabil secara emosional karena sering bepergian dengan ayahnya, jadi dia tidak serta merta meluapkan emosiny
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d