Olivia spontan menoleh ke arah Stefan dan bertanya, “Kalian sejak awal sudah mendiskusikan hal ini? Atau sejak awal kalian sudah tahu rencana mereka, jadi kalian sengaja menggunakan Russel untuk memancing mereka?”“Nggak!” bantah Stefan segera.“Keluarga Ardaba hanya memperhatikan setiap gerak-gerik Sinta. Mereka mendapati ada sesuatu yang aneh pada Sinta hari ini, jadi mereka beri tahu aku dan Daniel. Aku dan Daniel langsung meningkatkan perlindungan terhadap Kak Odelina dan Russel.”Stefan menjelaskan, “Sekalipun mereka bisa menculik Russel, kami pasti bisa menyelamatkan Russel. Tapi, kami semua sudah meremehkan kekuatan seorang ibu untuk melindungi anaknya. Waktu itu Kak Odelina lari dengan begitu cepat, sampai pengawal keluarga kami juga nggak bisa mengejarnya.”“Mereka terlambat beberapa menit. Dalam beberapa menit itu, Kak Odelina sudah terluka.”Olivia menatap Russel yang terlihat gelisah dalam tidurnya. Kemudian, dia berkata dengan mata memerah, “Russel anak yang kakakku kandun
“Oliv, bagaimana dengan kondisi Odelina? Belum lama aku ikut Ricky dinas ke luar kota, sudah terjadi masalah besar seperti ini.”Orang yang menelepon Olivia adalah Sarah. Sang nenek ikut Ricky ke Kota Cianter dalam rangka perjalanan bisnis. Dia baru saja menerima kabar bahwa Odelina terluka.“Nenek ....”Begitu mendengar suara Sarah, air mata Olivia yang baru saja berhenti mulai mengalir lagi. Dia pun berkata dengan suara terisak, “Nenek, kakakku terluka.”“Oliv, kamu jangan menangis dulu. Beri tahu Nenek bagaimana kondisi Odelina sekarang? Aku sudah dalam perjalanan pulang. Kamu jangan khawatir, sekalipun langit runtuh, Nenek akan menopangnya untuk kalian.”Begitu mendengar Odelina terluka, Sarah sudah tidak peduli lagi dengan rencananya untuk menciptakan peluang bagi Ricky. Dia pun bergegas kembali ke Kota Mambera.Pekerjaan Ricky juga hampir selesai. Dia tidak tenang membiarkan neneknya pulang sendirian. Oleh karena itu, dia menyerahkan pekerjaannya yang belum selesai kepada orang l
“Russel.”Stefan menggendong Russel. Russel yang sudah bangun tidak menolak digendong Stefan. Selain Olivia, orang yang paling dia percayai saat ini adalah Stefan.“Russel jangan takut. Om sudah kalahkan orang jahat itu. Polisi juga sudah tangkap orang jahat itu. Dokter sudah menyelamatkan mama kamu. Besok, paling lambat lusa, mama kamu bisa keluar dari dalam. Dia akan membuka matanya dan memanggil Russel.”Russel menatap Stefan dengan serius dan bertanya, “Om, apa yang Om bilang itu benar?”“Kapan Om pernah bohong sama Russel? Tentu saja benar.”Stefan menggendong Russel ke kamar mandi sambil berkata, “Russel, Om bawa kamu pergi cuci muka dan cuci tangan, oke?”Russel melihat tangannya yang kotor, dia pun mengangguk setuju. Stefan membawa Russel ke kamar mandi, lalu mencuci muka dan tangan Russel. Setelah itu, mereka keluar dari kamar mandi.Kebetulan pengawal Stefan telah kembali sambil membawa makanan cepat saji. Olivia tidak nafsu makan, jadi dia menyuapi Russel dulu. Namun, Russel
Daniel tampak khawatir. Sesaat kemudian, dia menarik kembali pandangannya lalu mengulurkan tangannya untuk menggendong Russel yang sedang digendong Olivia. Namun, Russel tidak ingin digendong Daniel.Russel bahkan memalingkan wajah dan telungkup di bahu Olivia. Ekspresi Daniel seketika menjadi muram. Dia merasa dirinya telah gagal melindungi Odelina, bahkan Russel pun menyalahkannya.“Russel syok berat, sekarang dia menempel terus sama tantenya,” jelas Stefan.Daniel mengatupkan bibirnya dan berkata, “Nggak apa-apa, aku nggak salahkan Russel. Stefan, aku ke sini untuk jaga Odelina. Kamu bawa Olivia dan Russel pulang dan istirahat dulu sebentar.”Stefan berpikir sejenak, lalu berkata, “Boleh juga.”Kemudian, Stefan membujuk Olivia untuk membawa Russel ke mobil karavan untuk beristirahat bersamanya. Tengah malam nanti baru kembali untuk menjaga Odelina.Stefan merasa tenang kalau ada Daniel di sini. Terlebih lagi, tim pengawalnya juga masih berada di rumah sakit.“Olivia, kamu bisa tahan
Tok tok!Ada suara ketukan di pintu. Andi bergegas pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, Shella langsung menerobos masuk ke dalam rumah dan bertanya dengan gugup, “Pa, ada apa dengan Odelina? Russel nggak apa-apa, kan? Setelah terima telepon dari kalian, aku langsung datang ke sini.”Andi menjawab, “Russel baik-baik saja, hanya saja dia syok berat. Sekarang dia hanya mau ikut tantenya. Odelina ... masih dirawat di ICU. Kata dokter kalau dia bisa bertahan dalam beberapa hari, maka dia akan baik-baik saja. Tapi kalau nggak bisa .... Nggak, dia pasti bisa bertahan. Dia orang baik, orang baik pasti diberkati.”“Betul, betul. Odelina orang baik, dia pasti akan baik-baik saja, dia akan baik-baik saja.”Sejak Olivia menyelamatkan Aiden, Shella jadi sangat baik kepada Odelina dan Olivia. Sekarang dia tulus berharap Odelina bisa sembuh.Setelah melihat adiknya, Shella menghambur ke arah adiknya dan memukulnya beberapa kali sambil marah, “Roni, ini akibat kamu nggak mau dengar omongan kami.
Daniel benar-benar tidak tahu kalau ternyata dia begitu peduli dengan Odelina. Dia selalu mengira kalau dia hanya menyukai Russel. Dia bersikap baik kepada Odelina hanya demi Russel.Namun, begitu tahu Odelina ditikam beberapa kali oleh orang jahat, Daniel merasa jantungnya seperti ditusuk-tusuk dengan pisau. Rasa sakitnya sangat kuat sehingga sulit dijelaskan dengan kata-kata. Tidak peduli seberapa lemotnya dia, dia telah menyadari ternyata sejak awal dia telah menyukai Odelina.Mengapa Daniel bisa menyukai Odelina? Daniel sendiri juga tidak tahu. Pantas saja teman-temannya selalu menganggapnya dan Odelina sebagai pasangan. Ternyata mereka yang orang luar bisa melihat dengan jelas perasaan Daniel.Saat Daniel menghadapi Cherly, sama sekali tidak ada debaran di hatinya. Sebaliknya, dia hanya ingin melarikan diri. Bukan karena Cherly tidak cukup baik, tapi secara tidak sadar Daniel telah menaruh perasaan terhadap Odelina.Begitu Shella dan suaminya serta Rita tiba di rumah sakit, mereka
“Memangnya kenapa kalau aku berjaga di sini? Apa urusannya sama kamu? Kamu siapanya Odelina? Atas dasar apa kamu atur-atur aku? Kondisi Odelina mau bagaimana kalian juga nggak perlu khawatir. Odelina bisa berbaring di sana sekarang juga gara-gara keluarga kalian. Gara-gara adik iparmu yang baik itu!" tukas Daniel.“Yenny memang perempuan jahat. Sejak awal aku nggak pernah anggap dia sebagai adik ipar. Adik iparku hanya Odelina,” kata Shella.“Huh!” Daniel berkata dengan sinis, “Bu Shella sudah lupa apa yang kalian lakukan pada Odelina dulu? Odelina harus istirahat. Kalian nggak diterima di sini, silakan pergi sekarang juga!”Daniel memberi isyarat kepada pengawal keluarga Adhitama untuk mengusir Rita, Shella serta Chris. Keluarga Pamungkas adalah orang-orang paling aneh yang pernah Daniel lihat.Shella tidak bisa melihat Odelina. Daniel berdiri dan menghalanginya di depan pintu. Shella bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendekat.Pengawal keluarga Adhitama mengusir Shella. Rita pun
Odelina sangat berharap kalau semuanya hanyalah mimpi. Begitu bangun, kedua orang tuanya masih ada, keluarga mereka masih utuh.Tidak ada yang tahu seberapa sering Odelina bertahan. Saat adiknya sedih, adiknya bisa menangis sambil bersandar padanya. Namun, kalau Odelina sedih, di mana dia bisa bersandar saat ingin menangis?“Ma, aku nggak mau pergi. Aku mau bersama Papa dan Mama.”Odelina yang berada di dalam pelukan ibunya spontan menggelengkan kepala. Dia tidak ingin meninggalkan orang tuanya. Namun, ibunya mendorong Odelina menjauh.“Odelina, kamu pikirkan Olivia, pikirkan putramu, Russel. Mereka semua masih membutuhkan kamu. Mereka sedang menunggu kamu kembali. Dengar kata Mama, cepat kembali. Kamu seharusnya nggak datang ke tempat ini. Cepat pergi!”Sang ibu mendorong Odelina menjauh sambil berbicara. Odelina pun teringat dengan adik dan putranya.Benar, Odelina memiliki seorang anak yang harus dia besarkan. Dia juga memiliki seorang adik. Kalau dia memilih bersama orang tuanya, b
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera
Panca mewakili Setya menjelaskan alasan sebenarnya mengapa Setya tidak mampu membalaskan dendam kepala keluarga Gatara sebelumnya selama puluhan tahun. Setya terbawa emosi. Air mata mengalir di wajahnya yang penuh kerutan. Dia merasa sangat bersalah kepada kepala keluarga Gatara.Begitu mengalami pergolakan emosi, Setya terbatuk-batuk lagi. Panca bergegas mengeluarkan obat yang selalu dibawanya. Dia mengeluarkan dua butir pil dan menyuruh Setya menelan pil itu.“Kamu yang tenang. Kamu masih belum bertemu dengan Yuna,” kata Panca.Yang lain juga terus menenangkan Setya, memintanya untuk tetap tenang. Setelah minum obat dan air, Setya terlihat sedikit lebih tenang.Aksa juga terlihat sangat tegang, khawatir dengan kondisi pria tua itu. Aksa tidak pernah bertemu Panca, tapi dia tahu kemampuan dokter tua itu. Kellin adalah murid terbaik Panca. Kellin menyembuhkan mata Rosalina. Panca sendiri sudah seperti besan dengan keluarga Junaidi.Sedangkan keluarga Sanjaya juga menjadi besan keluarga
Wajah pria tua itu penuh kerutan. Berdasarkan gambaran berdasarkan ingatan Yuna, hanya mirip sekitar 30 persen. Tidak heran Bram tidak bisa menemukannya.Yuna tidak mengingat orang itu dengan jelas. Meskipun orang yang di gambar tampak nyata, jika sejak awal gambarnya sudah salah, tetap saja tidak ada gunanya. Tidak peduli seberapa bagus keterampilan orang yang menggambarnya. Lantas, apakah pria itu adalah asisten serba bisa neneknya Aksa?“Maaf, Bapak-Bapak sekalian namanya siapa, ya?” tanya Aksa.“Siapa nama kami nggak penting. Sudah puluhan tahun nggak ada yang tanya nama kami. Kami juga hampir nggak ingat lagi nama lengkap kami sendiri.” Orang yang berbicara adalah Dokter Panca.“Pak Aksa, aku adalah seorang dokter tua, sudah praktik sebagai dokter selama puluhan tahun. Orang-orang panggil aku Dokter Panca. Kellin adalah muridku. Pak Aksa mungkin pernah dengar nama muridku.”Dokter Panca yang pertama memperkenalkan diri. Di usia Aksa, dia pasti tidak mengenal Dokter Panca. Dia mung
“Tentu saja,” kata Tiara sambil tersenyum. “Kalau bisa jadi teman dekat istri Bram, itu sama saja dengan jadi teman dekat Bram.”Sebagai menantu keluarga Sanjaya, Tiara tidak perlu mencari muka di depan orang lain, apalagi menjilat. Akan tetapi, dia harus berteman dengan istri Bram. Karena akan ada saatnya mereka membutuhkan keluarga Ardaba.Misalnya sekarang, jika mereka membutuhkan keluarga Ardaba, mereka harus melalui Stefan baru bisa mendapatkan bantuan keluarga Ardaba. Dalam lingkaran pertemanan nyonya-nyonya keluarga kaya, paling hanya satu dua yang benar-benar jadi teman sejati. Kebanyakan dari mereka berteman karena ada tujuan lain. Saling memanfaatkan satu sama lain.“Kamu cepat turun dan lihat mereka penipu atau bukan,” kata Tiara sambil menidurkan anaknya. “Ini anak sebentar lagi juga tidur. Aku juga tidur sebentar lagi. Nggak usah bangunkan aku untuk sarapan. Kamu sarapan dulu baru pergi kerja.”“Oke.”Aksa mendekat, lalu mencium wajah istrinya. Kemudian, dia menyentuh waj
Bayi cepat lapar tapi juga cepat kenyang. Setelah perut kenyang, dia pun berhenti menangis. Aksa menyerahkan si bayi kepada Tiara dengan hati-hati. Kemudian, dia menelepon Bram dan menanyakan apakah Bram mendapat informasi tentang asisten itu.“Kami sudah cari sekian lama, tapi masih belum dapat informasi apa pun. Pak Aksa, aku rasa orang yang kalian cari sudah meninggal,” kata Bram dengan tidak enak hati.Banyak orang tua yang berusia 70 atau 80 tahun. Namun, jarang orang yang bisa hidup sampai usia 90 tahun. Orang tua yang dicari Yuna usianya hampir seratus tahun. Bram menduga orang itu sudah tidak hidup lagi. Selain itu, kejadian itu terjadi puluhan tahun yang lalu. Bram hanya mendapat sedikit informasi.Itu juga menjadi masalah besar bagi mereka untuk mencari orang. Yuna bahkan sudah tidak mengingat siapa nama orang itu. Dia hanya ingat saat dia masih kecil, dia selalu memanggil orang itu paman. Namun, Yuna tidak tahu namanya. Bagaimana Bram bisa mencari orang itu?Keluarga Ardaba
“Sayang, siapa yang telepon pagi-pagi begini?”Tiara mendengar suara dering ponsel. Dia membalikkan tubuhnya, lalu bangun dan duduk. Kemudian, dia membungkuk untuk menggendong anaknya yang menangis.“Jangan gendong dia, Sayang. Kalau kamu gendong dia, dia nggak akan mau minum susu yang aku buatkan.”Aksa segera menghentikan istrinya menggendong anak mereka. “Kecil-kecil dia sudah pintar sekali. Begitu cium aroma tubuhmu, dia nggak akan mau minum susu formula lagi.”Tiara melihat Aksa yang sudah mulai membuat susu. Dia pun tidak jadi menggendong anaknya. Tidak masalah bayi menangis sebentar.“Pengurus rumah tangga yang menelepon. Katanya ada bapak-bapak tua datang ke sini cari Mama. Mereka bilang mereka orang yang selama ini Mama cari.”Aksa menjawab pertanyaan istrinya sambil membuat susu. “Nggak tahu benar atau bukan. Aku suruh dia jamu mereka dulu. Habis kasih susu ke anak, aku baru turun.”“Orang yang selama ini Mama cari adalah orang kepercayaan Nenek saat Nenek masih hidup, kan?”
Pada saat ini, anak Aksa sedang menangis. Aksa menggendong putranya dan berjalan mengelilingi ruangan sambil membujuknya. Tiara bertanya bahkan tanpa membuka matanya, “Lagi lapar atau popoknya sudah harus diganti?”“Mungkin karena lapar. Sayang, kamu tidur saja. Biar aku yang bujuk. Aku buatkan susu dulu. Habis minum susu, dia bisa tidur sampai jam sembilan lewat.”Tiara bergumam pelan. Dia membalikkan badan dan tidur lagi. Ada pengasuh di rumah, tapi si kecil hanya bisa digendong oleh pengasuh saat tidur. Saat bangun, dia akan menangis dalam waktu dua menit jika digendong oleh pengasuh. Karena dia tidak mencium aroma ibunya.Oleh karena itu, Tiara harus mengurus anaknya sendiri hampir sepanjang hari. Untung saja mertua dan adik iparnya mau bantu. Si kecil juga sangat bekerja sama. Kalau tidak, Tiara pasti akan sangat lelah.Amelia sering memuji keponakannya karena sudah bisa mengenali orang. Kalau keluarga yang gendong, dia tidak akan menangis. Sekali digendong pengasuh, dia pasti men
Setya berkali-kali ingin kembali untuk membalaskan dendam, tapi Panca dan yang lainnya menghentikannya. Mereka bilang jika Setya kembali dan bisa membalaskan dendam, lantas siapa yang akan menjadi kepala keluarga Gatara? Kecuali Setya telah menemukan putri kepala keluarga sebelumnya.Setya baru mendapat kabar tentang putri kepala keluarga sebelumnya tahun ini. Itu juga berkat si Rubah Perak. Setelah mengetahui keberadaan putri kepala keluarga Gatara sebelumnya, Cipta ingin segera menemuinya. Apa daya, kondisi kesehatannya yang buruk membuatnya tidak bisa bepergian jauh.Panca butuh waktu lama untuk mengobati Setya, itu pun hanya sedikit lebih baik. Setya juga merasa dia sudah semakin tua. Dia berharap bisa segera menemui putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya ingin memberitahu semuanya serta menyerahkan sebagian bukti kecil yang ada di tangannya.Setya merasa bersalah kepada kepala keluarga Gatara sebelumnya karena gagal membalaskan dendamnya. Dia hanya bisa menyerahkan tanggun
“Aku baik-baik saja.” Si pria yang batuk berkata dengan suara pelan. “Cuma karena kita kejar perjalanan terus, aku sudah nggak sanggup lagi.”“Hei, cepat bukakan pintu untuk kami. Kamu nggak lihat kami sudah nggak sanggup lagi? Nggak usah peduli siapa kami. Karena kami datang ke sini, berarti kami tamu. Keluarga Sanjaya nggak tahu bagaimana cara menjamu tamu?”Pria tua yang berkata kalau dia bisa mendobrak pintu memiliki suara yang sangat keras, serta sifat yang agak kasar. Dia memelototi si pengurus rumah tangga, mendesaknya untuk membuka pintu. Seandainya dia tidak ditahan oleh yang lain, dia pasti sudah merobohkan gerbang pagar.“Putu.”Pria tua yang menopang pria tua yang batuk memanggil pria tua yang kasar itu dengan suara berat. Pria tua yang bernama Putu itu langsung terdiam.“Anak muda, kakak tertua kami ini adalah orang yang selalu dicari majikanmu. Tenang saja, kami bukan orang jahat.”“Tolong bukakan pintu untuk kami. Biarkan kami masuk dan minum segelas air hangat. Kakak te