Calvin membawa Rosalina keluar dari hotel. Kemudian, dia berkata akan mengantar Rosalina kembali ke toko bunga.“Terima kasih, Pak Calvin. Nggak usah, Pak Calvin bantu aku hentikan bus yang lewati toko bungaku saja.”Calvin berpikir Rosalina akan sering bepergian kelak. Dia harus selalu menghadapi situasi di mana dia naik bus sendiri. Karena itu, dia berkata, “Baiklah, aku antar kamu ke halte bus di luar sana untuk tunggu bus.”“Terima kasih, Pak Calvin.” Rosalina mengucapkan terima kasih sekali lagi. Saat bersama pria itu, sepertinya kata yang paling sering dia ucapkan adalah terima kasih.Untung saja, ketika mereka berdua sampai di halte bus, ada bus nomor 6. Calvin menghentikan bus itu untuk Rosalina. Setelah melihat Rosalina naik ke bus, dia baru kembali ke hotel.Di tempat parkir di depan hotel, Calvin bertemu lagi dengan kakak dan kakak iparnya yang sedang dimabuk cinta.“Calvin, Rosalina mana?”Olivia melihat Calvin hanya seorang diri, tidak melihat sosok Rosalina. Oleh karena i
“Kalau kamu yang kasih, biar sebatang rumput pun aku suka,” gombal Stefan.Olivia berkata dengan nada bercanda, “Kita pulang ke vilamu malam ini. Begitu sampai di vila, aku akan pergi ke halaman belakang, lalu potong rumput dan kasih ke kamu.”Stefan mencubit hidung Olivia yang mancung. Kalau Olivia berani memberinya, dia pun berani menerimanya. Stefan mengatakan yang sebenarnya. Apa pun barang yang Olivia berikannya, dia pasti suka.Dalam perjalanan menuju Spring Blossom, Stefan tiba-tiba berkata, “Oliv, dua hari lagi temani aku ke pesta yang diadakan keluarga Kusuma. Tempat pestanya di Mambera Hotel.”Olivia spontan menoleh untuk menatapnya, lalu tersenyum dan berkata, “Jarang-jarang Pak Stefan mau menghadiri pesta. Aku dengar Pak Stefan tidak menghadiri pesta. Orang yang bisa membuat Pak Stefan ke pesta itu pasti memiliki hubungan yang nggak biasa dengan keluarga Adhitama kalian.”Stefan menjentik dahi Olivia dan meralat, “Mulai sekarang keluarga kamu juga. Kamu akan jadi Nyonya Adh
Hari ini Olivia kembali ke kampung halamannya untuk mengurus sesuatu, jadi dia belum bertanya pada Junia kapan dia bertunangan. Akan tetapi, Stefan sudah tahu.Stefan pun memberitahunya, “Junia dan Reiki tunangan pada tanggal 20 Maret. Sebentar lagi, sekarang sudah tanggal belasan. Pesta pertunangan mereka sepertinya akan sangat meriah. Kerabat dan teman keluarga Ardaba sangat banyak.”Sekalipun mereka tidak memiliki hubungan dekat dengan keluarga Ardaba, mereka tetap mengirimkan hadiah dan ucapan selamat karena menghormati kepala keluarga Ardaba. Bagaimanapun, banyak orang yang menggunakan jaringan informasi keluarga Ardaba.“Mereka juga mengadakan pesta pernikahan lebih dulu dari kita.” Stefan melanjutkan, “Kemungkinan mereka akan menikah sebelum tanggal 1 Mei, atau setelah 1 Mei. Setelah tunangan, mereka langsung mendaftarkan pernikahan mereka. Reiki sudah buru-buru banget.”Stefan dan Olivia telah mendaftarkan pernikahan mereka. Mereka tinggal memilih hari yang baik untuk mengadaka
Stefan berada di dalam toko juga. Di mata orang lain, dia tetap menjadi sosok pria yang sombong dan dingin. Aura yang memancar dari tubuhnya membuat orang-orang di dalam toko buka merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, Olivia tidak berlama-lama di sana. Setelah memberikan buket bunga kepada suaminya, dia pun membawa Stefan pergi.Tidak lama setelah keluar dari Spring Blossom, langit sudah menjadi gelap. Olivia menelepon kakaknya, lalu mengobrol dengan keponakannya sebentar sebelum menutup telepon. Setelah tantenya menutup telepon, Russel ingin bermain dengan ponsel itu. Sayangnya, ponsel itu diambil oleh ibunya.“Ma, aku mau nonton Peppa Pig.”Odelina memasukkan kembali ponselnya ke saku celana sambil berkata, “Kalau mau nonton kartun, Mama nyalakan TV untuk kamu. Jangan nonton pakai ponsel.”“Nonton TV juga hanya boleh nonton selama setengah jam.”Russel memanyunkan bibirnya. Begitu melihat ibunya sudah mengambil remote dan menyalakan TV, dia hanya bisa menyerah dan berkata, “Ya sudah
“Om Daniel kasih balok susun apa ke Russel? Coba kasih Papa lihat, Papa bantu kamu susun.”Russel segera turun dari pangkuan ayahnya. Kemudian, dia berlari ke rak yang penuh dengan mainannya dan mengambil kotak berisi mainan balok susun Lego yang belum berhasil dia susun.Setelah Roni melihat mainan itu, dia diam-diam memarahi Daniel yang licik. Baru berapa usia Russel, belum genap tiga tahun. Sekalipun Russel sangat pintar, bagaimana mungkin Russel bisa menyusun balok dengan kesulitan tingkat tinggi ini?Daniel sengaja memberikan mainan dengan kesulitan tingkat tinggi ini kepada Russel. Dengan begitu, Daniel memiliki kesempatan untuk mengajari Russel cara menyusun balok. Pria itu juga bisa menggunakan alasan ini untuk mendekati Odelina, bukan?Tidak tahu malu! Bisa-bisanya Daniel memanfaatkan Russel untuk mendekati Odelina. Roni telah memaki Daniel ribuan kali di dalam hatinya.Odelina mempersilakan Roni dan Yenny untuk duduk. Kemudian, dia menuangkan air hangat untuk mereka dan berka
Odelina tidak ingin berbicara dengan Yenny. Yenny pun tidak mendapatkan informasi yang berguna. Mau tidak mau dia harus kembali ke sisi Roni dengan kesal.Pada saat yang sama, dia juga melihat isi rumah kontrakan Odelina. Rumah itu tidak terlalu besar, tapi terawat bersih dan rapi. Odelina juga mendekorasi rumah itu sehingga terkesan hangat. Yenny harus mengakui kalau Odelina jauh lebih baik darinya dalam hal mengurus rumah.Roni sedang mengajari Russel cara menyusun balok. Dia jarang menemani putranya. Sekarang dia melihat tumpukan balok yang berserakan, lalu melihat kertas panduan menyusun balok, dia baru menyadari kalau menyusun balok itu sangat sulit. Dia sudah pasti tidak memiliki kesabaran untuk menyusun balok-balok itu.“Kamu bisa, nggak?” tanya Yenny.“Kamu bisa? Kalau kamu bisa, kamu yang ajari saja.”Roni sudah pusing sedari tadi. Begitu mendengar kata-kata istrinya, dia pun menjawab dengan ketus.Russel spontan mendongakkan kepalanya untuk melihat Yenny, lalu melihat ayahnya
Tadi ayahnya sudah menemaninya, tapi Russel tetap tidak berhasil menyusunnya. Russel merasa Daniel lebih hebat. Untuk pertama kalinya, dia merindukan Daniel. Jika Daniel tahu kalau Russel sedang merindukannya, dia pasti akan merasa sangat tersanjung.Odelina melihat-lihat mainan dan pakaian yang Roni belikan untuk Russel. Setelah itu, dia membiarkan Russel untuk membuka dan memainkannya.Odelina kembali bekerja di dapur, tapi dia tidak bisa berhenti memikirkan sikap Yenny tadi. Yenny tidak mungkin menyukai Russel, karena Russel adalah anaknya. Dulu kalau Yenny tahu keluarga Pamungkas mau mengunjungi Russel, wajah Yenny akan sangat cemberut. Mengapa akhir-akhir ini sikap Yenny berubah?Yenny tidak hanya tidak menghentikan keluarga Pamungkas mengunjungi Russel, dia bahkan menemani Roni datang ke sini. Dia juga membeli pakaian baru untuk Russel. Semua ini terasa agak aneh.Kalau perubahan sikap Yenny ini karena keluarga Pamungkas ingin mendapatkan kembali hak asuh Russel, lalu Yenny ingin
Setelah mengakhiri telepon dengan kakak iparnya, Stefan langsung menghubungi Reiki dan memberi tahu Reiki tentang kecurigaan Odelina.“Aku juga baru dapat kabar. Baru mau ngomong sama kamu, kamu sudah telepon aku lebih dulu,” kata Reiki.“Kabar apa?” Stefan bertanya dengan suara berat, “Ada kaitannya dengan penculikan Russel?”“Iya, kakakku kasih tahu aku kalau 20 tahun yang lalu Bu Sinta jadi anak angkat seorang bos mafia. Tapi orang itu sudah jatuh ke tangan polisi dan dijatuhi hukuman mati. Beberapa anak buahnya juga ditangkap dan dihukum. Ada beberapa yang menghilang tanpa jejak.”“Kami curiga anak buah yang menghilang itu dikumpulkan Bu Sinta. Anak buah bos mafia itu semuanya penjahat yang kejam dan nggak mengenal kata ampun. Jumlahnya juga sangat banyak. Kalau semuanya dikumpulkan Sinta dan dijadikan sebagai pengawal, mereka sudah bisa membentuk sebuah perusahaan besar.”“Hanya saja itu masalah 20 tahun yang lalu. Sulit bagi kami untuk cari tahu keberadaan orang-orang itu, juga p
Olivia tersenyum, "Anak-anak memang seperti itu. Dalam hidup ini, masa yang paling bahagia dan tanpa beban adalah masa kanak-kanak. Saat mereka bertambah besar dan mulai bersekolah, mereka akan menghadapi tekanan belajar dan nggak bisa lagi sebebas dan seceria sekarang." Mulan mengangguk setuju. "Itu benar, aku bahkan ingin kembali ke masa kecil. Waktu masih jadi anak kecil, rasanya sangat menyenangkan." Saat kecil, dia adalah anak kesayangan di keluarganya. Semua orang memanjakannya, bahkan lebih bahagia dibandingkan anak angkat mereka. Liam harus belajar ilmu medis dan seni bela diri. Sementara sebelum masuk sekolah dasar, Mulan hanya bermain sepanjang waktu. Olivia berkata padanya, "Ucapanmu itu sebaiknya jangan terlalu keras, jangan sampai Yose mendengarnya. Nanti dia malah mengira kamu merasa nggak bahagia setelah menikah dengannya, lalu dia akan memikirkan berbagai cara untuk membuatmu senang." Mulan secara refleks menoleh ke arah Yose. Seolah memiliki telepati, lelaki itu j
Anak perempuan memang sangat menggemaskan. Anak perempuan juga lebih patuh dibandingkan anak laki-laki, tidak terlalu nakal. Ibu mertuanya berkata, “Bukannya bilang nggak mau punya anak kedua? Kalau mau lagi, sebaiknya tunggu beberapa tahun lagi. Nanti setelah Tiano masuk taman kanak-kanak, baru kalian coba punya anak kedua.” Dia tidak mempermasalahkan berapa banyak anak yang ingin dimiliki oleh menantunya. Tidak ikut campur, tidak mendesak mereka untuk memiliki anak. Anak-anaknya sudah dewasa, mereka punya pemikiran sendiri. Asalkan mereka tahu apa yang mereka lakukan, itu sudah cukup. Selama anak-anaknya merasa bahagia, dia tidak peduli apakah mereka menikah atau tidak, memiliki anak atau tidak, dan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki.“Ya, sekarang belum saatnya memiliki anak lagi. Sekarang pun aku nggak ada waktu untuk hamil dan melahirkan,” kata Kellin. Dia teringat bahwa malam ini dia harus berangkat ke Mambera, menemani Setya ke Cianter. Setiap hari dia sibuk ke san
Kellin tersenyum dan berkata, "Archie, Tante Kelli nggak bisa menggendong kamu, duduk saja dulu dan mainkan mainanmu." Archie yang sudah mengulurkan tangan tetapi tidak digendong langsung tidak senang dan mulai berteriak ke arah Kellin. "Wah, sekarang kalau nggak digendong, sudah bisa protes, ya?" Kellin tertawa, lalu melepaskan satu tangan dan meraih pinggang Archie, menggendongnya juga. Begitu digendong, bocah itu melihat adiknya masih memegang mainan di tangannya. Dengan sikap dominan, dia langsung mengulurkan tangan untuk merebutnya. Audrey menggenggam erat mainannya, tidak membiarkan kakaknya merebutnya. Archie tetap berusaha merebut, tetapi Audrey lebih kuat. Dia menarik mainannya kembali dengan sekuat tenaga, lalu langsung mengayunkannya ke arah kakaknya. Archie yang terkena pukulan beberapa kali dengan mainan itu, langsung merengut, matanya memerah, bersiap untuk menangis keras-keras. "Bibi, cepat gendong Archie, dia mau menangis!" Kellin paling takut jika anak-anak menan
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s