Beranda / Thriller / Perkawinan Berdarah / Gairah yang Bergejolak

Share

Gairah yang Bergejolak

Penulis: Walet Biru
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-30 13:12:13

Pagi itu, selesai mandi dan berpakaian, Ricky keluar dari dalam kamarnya. Dia berjalan menuju ruang makan. Ketika sampai didepan meja makan, Ricky melihat dua orang perempuan sedang duduk menikmati sarapan pagi.

"Sarapan sama apa Nov?" Tanya Ricky.

"Nasi goreng buatan Kinan! Jadi rasanya tidak diragukan lagi!" Balas perempuan disebelah kanan, yang bernama Novi.

"Enak nih, Buatan Kinan! Kalau buatanmu Nov, rasanya mengecewakan!" Canda Ricky sambil tertawa.

"Ih Ricky! Masakanku juga enak kali!" Balas Novi cemberut. Sedangkan perempuan disamping kirinya yang bernama Kinan, hanya tersenyum.

Ricky pun mengambil piring dan sendok yang berada di rak piring. Lalu mengambil nasi goreng yang berada didalam wakul yang terbuat dari aluminium.

"Nov, salonmu ramai tidak?" Tanya Ricky. Lalu makan sesuap nasi goreng.

"Alhamdulillah sekarang ramai terus, Rick. Sampai Aku kecapaian! Panti pijatmu bagaimana? Sudah banyak pelanggannya kan?" Tanya Novi.

"Alhamdulillah sudah banyak pelang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perkawinan Berdarah   Pertemuan yang Tidak Disangka

    Setelah Ricky dan pelanggan perempuannya melakukan hubungan terlarang, mereka pun kembali memakai pakaiannya. Setelah berpakaian, perempuan itu mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Lalu Dia mengambil selembar uang kertas lima puluh ribuan dan memberikannya kepada Ricky. "Ini bayaran untuk servis pijatmu yang telah membuatku sangat bahagia!" Ucap perempuan itu sambil menaruh dompet disampingnya. Perempuan yang sedang duduk diatas ranjang untuk pijat itu, memakai sandal wedgesnya. "Tapi Aku tidak ada kembaliannya." Balas Ricky sambil menerima uang itu. "Ambil saja semuanya untukmu! Oh ya, Kita belum berkenalan! Namaku Sartika Dewi!" Ucap perempuan itu sambil mengulurkan tangan kanannya. "Namaku Ricky! Namamu cantik seperti orannya, Mba!" Puji Ricky. "Namamu juga gagah, seperti orangnya!" Balas puji perempuan yang bernama Sartika Dewi. Lalu Sartika mengambil tas miliknya, yang berada diatas meja. Dia bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu. "Lain kali, Aku akan datang k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Perkawinan Berdarah   Rental Buku

    Hari itu adalah hari minggu. Setelah selesai sarapan pagi, Kinan dan Novi yang libur bekerja, terlihat keluar dari panti asuhan dimana mereka tinggal. Mereka pun berdiri di trotoar untuk menunggu angkot yang lewat. Sekitar 10 menit berlalu, akhirnya sebuah angkutan umum terlihat melaju sekitar 20 meter disebelah kanan Kinan dan Novi. Mereka pun mengulurkan tangan kanannya. Angkot itu pun berhenti tepat didepan mereka berdua. Tanpa membuang waktu, mereka bergegas naik keatas angkot berwarna kuning itu. Angkot itu pun kembali melaju dengan perlahan. Sekitar 15 menit didalam perjalanan, akhirnya Kinan dan Novi turun dari atas angkot. Sebelum pergi meninggalkan angkot itu, Novi memberikan selembar uang kertas 500 rupiah kepada supir angkot itu. Supir angkot itu pun memberikan uang kembalian, yaitu selembar uang 100 rupiah kepada Novi. Novi dan Kinan berjalan menuju sebuah tempat rental buku, yang berada dipinggir jalan dimana mereka turun dari angkot. Pada bagian depan kios yang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Perkawinan Berdarah   Cinta dan Dendam

    "Mi...ran...ti? Na...ma...ku Kinanti!" Jawab Kinan menyebutkan nama lengkapnya walaupun dengan terbata-bata. "Tidak mungkin! Wajahmu sama persis dengan teman SMA-ku dulu! Kamu pasti Miranti! Mengapa Kamu tinggal disini sekarang, Mira? Bicaramu juga gagap! Sandiwara apa yang sedang Kamu jalankan, Mira?" Tanya Pramono dengan keras. Laki-laki itu tidak percaya kalau perempuan yang berdiri dihadapannya bukan Miranti, perempuan yang sejak dahulu dicintainya. "De...mi A...llah Mas, na...ma...ku me...mang Ki..nan!" Jawabnya. "Berarti Kamu memang benar, bukan Mira temanku?" Tanya Pramono masih tidak percaya. "Ya Mas. A... ku Ki...nan! Se...jak ke...cil A...ku me...mang ga...gap!" Balasnya. "Ini benar-benar kejadian yang sama sekali tidak Aku duga sebelumnya! Oh ya, namaku Pramono. Panggil saja Pram!" Seru Pramono sambil mengulurkan tangan kanannya. "Ki...nan...ti!" Balas Kinan menyambut tangan kanan Pramono. "Aku mau bicara lebih banyak denganmu, Kinan! Maukah Kamu, kalau Kita

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Perkawinan Berdarah   Benci dan Cinta

    Malam itu, sepulang dari panti pijat, Ricky mengayuh sepedanya menuju suatu tempat. Didepan sebuah rumah sederhana, Ricky menghentikan laju sepedanya. Laki-laki berambut gondrong itu berjalan menuju pintu depan rumah berdinding batu bata dan beralas tanah. Tokkkk.....tokkk..... "Assalamu'alaikum." Salam Ricky. Tidak berapa lama, seseorang membukakan pintu itu. Begitu pintu itu terbuka, terlihat seorang perempuan muda sedang menggendong bayi laki-laki. Umur perempuan itu sekitar 19 tahun. "Maaf Mba, Pakdhe Suhardjo ada?" Tanya Ricky. "Ada Mas, silahkan duduk dulu!" Pinta perempuan itu. "Iya Mba." Balasnya. Perempuan itu pun masuk kedalam salah satu kamar. "Pak, ada tamu yang mencari Bapak!" Seru perempuan itu. "Tamu siapa, Arba?" Tanya laki-laki berambut putih yang sedang tiduran sambil mendengarkan radio. "Laki-laki masih muda Pak, tapi kayanya belum pernah kesini!" Jawab perempuan yang bernama Arba. "Ya sudah, Kamu buatkan kopi hitam dua!" Pinta laki-laki yang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Perkawinan Berdarah   Perpisahan

    Malam itu anak-anak panti asuhan permata bunda sedang asyik menonton TV bersama, termasuk Novi dan juga Kinan. Terlihat pula seorang perempuan yang bukan lain adalah Bu Khotijah, pemilik panti asuhan. Disaat mereka sedang fokus menonton TV, tiba-tiba terdengar suara salam dari arah pintu depan. "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." Jawab semua orang yang berada didepan TV. "Lagi pada asyik nonton apa nih?" Tanya seorang laki-laki yang masuk kedalam rumah. "Eh Ricky! Sini ikut gabung, lagi nonton film nih!" Balas Bu Khotijah. "Iya, Rick!" Novi ikut menimpali. "Iya sebentar ya Bu! Mau mandi dulu!" Balasnya. "Oh ya, habis mandi langsung makan malam ya Rick! Tadi Ibu beli sate! Tinggal Kamu yang belum makan!" Pinta Bu Khotijah. "Iya, terima kasih Bu! Ibu tahu saja, kalau Saya belum makan!" Seru Ricky. "Sama-sama Rick! Ibu tahu, Kamu kan biasa makan malam di rumah!" Balas Bu Khotijah. "Iya cepat sana! Kalau kelamaan nanti Aku habisin lho!" Novi kembali menimpalinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Perkawinan Berdarah   Gairah yang Terpendam

    Setelah sehari sebelumnya Ricky telah pindah tempat tinggal, kembali ke rumah warisan kedua orang tuanya, hari itu Dia kembali bekerja di panti pijat miliknya. Ketika jam dinding menunjukkan pukul 06.23 WIB, sebuah taksi berhenti tepat didepan tepat didepan panti pijatnya. Tidak berapa lama, seorang perempuan keluar dari dalam taksi tersebut. Perempuan itu berjalan menuju panti pijat milik Ricky. Begitu sampai dihadapan Ricky, lelaki berambut gondrong itu langsung mengenali wajah perempuan yang berdiri dihadapannya. "Bu Sartika! Bagaimana kabarnya? Datang sama siapa, Bu?" Tanya Ricky. "Kabarku baik. Kabar Kamu bagaimana Ricky? Aku datang sendirian, Ricky." Jawab perempuan yang bukan lain adalah Bu Sartika. "Kabar Saya juga baik Bu. Tumben kesini malam-malam Bu?" Tanyanya. "Iya, Aku di rumah kesepian Ricky! Sudah beberapa hari Aku tidak bertemu denganmu, Aku rindu melihat wajahmu yang tampan dan tubuhmu yang gagah, Ricky! Oh ya, kalau Kita sedang berduaan begini, panggil sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Perkawinan Berdarah   Cerita Lama

    Sesampainya didepan rumahnya, Bu Sartika turun dari dalam taksi yang dinaikinya. Wanita itu sangat kaget ketika melihat sebuah mobil berwarna merah terparkir di carport rumahnya. "Hah gawat, Bapak sudah pulang!" Seru Bu Sartika dalam hati. Perlahan Dia melangkahkan kakinya menuju pintu depan rumahnya. Begitu masuk kedalam rumah, Bu Sartika langsung menuju kamar tidurnya yang berada di lantai dua. Ketika ia masuk kedalam kamarnya, Dia melihat seorang lelaki sedang tidur miring kekiri. Dia bukan lain adalah Pak Jatmiko, suaminya. Setelah meletakkan tas miliknya diatas meja rias, Bu Sartika langsung berbaring dibelakang suaminya dan memeluk tubuhnya dengan mesra. Mengetahui ada yang memeluknya, Pak Jatmiko terbangun dari tidurnya. Tubuhnya dibaliknya miring ke kanan. "Ibu, darimana saja Kamu?" Tanya Pak Jatmiko cukup keras. "Aku tadi malam main ke rumah teman lamaku. Terus temanku mengajakku untuk menginap di rumahnya. Aku pikir, Mas kan sedang pergi. Jadi pikirku lebih baik A

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Perkawinan Berdarah   Bersandiwara

    Malam itu, disebuah kamar terlihat seorang perempuan berparas cantik sedang merias wajahnya. lipstik berwarna merah dioleskan dibibirnya. Disaat perempuan belum selesai berdandan, tiba tiba-tiba bel rumahnya berbunyi dengan keras. Tiiinnggg...tooonnngggg... Mendengar suara bel rumah, seorang perempuan bergegas menuju pintu depan dan membukanya dengan perlahan. "Malam Mba, Mira-nya ada?" Tanya seorang lelaki tampan yang berdiri didepan pintu. "Ada Mas. Silahkan masuk Mas!" Pinta perempuan dibalik pintu yang bukan lain adalah seorang pembantu di rumah Pak Jatmiko. "Terima kasih Mba." Balasnya. Lelaki berkemeja warna merah itu pun masuk kedalam rumah dan duduk diatas sofa mewah yang berada di ruang tamu. Sedangkan pembantu itu pun bergegas menuju kamar tidur Miranti yang berada di lantai satu. "Permisi Non. Ada yang laki-laki yang mencari Non Mira." Ucap pembantu itu ketika berada didalam kamar Miranti. "Ya Mba. Oh ya, nanti kalau Bapak sama Ibu pulang kondangan, tolong b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04

Bab terbaru

  • Perkawinan Berdarah   Masa Lalu yang Kelam

    Setelah meninggalkan rumah Bu Sartika, Ricky mengendarai mobilnya menuju rumah tahanan yang berada di Kota Surabaya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja, akhirnya mereka sampai ditempat yang ditujunya. Setelah memarkirkan mobilnya, Ricky dan Kinan bergegas turun dari mobil. Mereka pun berjalan menuju tempat pendaftaran besuk narapidana. Setelah mendapatkan nomor antrian, mereka berdua duduk diatas kursi yang telah disediakan. Sekitar 45 menit berlalu, akhirnya nomor milik Ricky dipanggil oleh petugas yang berjaga. Ricky dan Kinan pun bangkit berdiri. Lalu mereka menghampiri petugas itu. Setelah menyerahkan nomor yang dipegangnya. Ricky diminta untuk menitipkan KTP miliknya. "Mari Mas, Mba, ikuti Saya!" Ucap seorang petugas. Ia pun berjalan menuju ruang besuk. Sedangkan Ricky dan Kinan mengikuti dibelakangnya. "Silahkan tunggu saja disini. Saudara Jatmiko akan Saya panggil!" Ucapnya ketika sampai di ruang besuk. "Baik Pak." Balas Ricky. Ricky dan Kinan pun duduk d

  • Perkawinan Berdarah   Kemarahan yang Memuncak

    Pagi itu, setelah selesai sarapan, mandi, dan berpakaian, Ricky dan Kinan terlihat keluar dari dalam rumah. Mereka berjalan menuju jalan raya. Begitu sampai ditepi jalan raya, Ricky menghentikan laju sebuah taksi yang akan lewat didepannya. Ketika taksi itu berhenti, Ricky dan Kinan pun bergegas menaiki taksi tersebut. Setelah mendapat petunjuk dari Ricky, supir taksi itu pun kembali menginjak pedal gas dengan kuat menuju tempat yang ditujunya. Sekitar 40 menit didalam perjalanan, akhirnya mereka sampai ditempat yang ditujunya. Setelah membayar kepada supir taksi itu, mereka berdua pun turun dari atas taksi. Mereka berdua berjalan menuju pintu depan sebuah rumah yang masih beralaskan tanah. Tokkk...tokkk...tokkk... "Assalamu'alaikum." Salam Ricky. "Wa'alaikumsalam." Jawab seorang perempuan dari dalam rumah itu. Tidak berapa lama, pintu didepan Ricky terbuka dengan perlahan. Begitu pintu terbuka, terlihat seorang perempuan muda berdiri di balik pintu. "Mas, Mba! Bagaimana k

  • Perkawinan Berdarah   Bulan Madu

    Ketika Ricky dan Kinan sedang menikmati bulan madu di Pulau Bali, Bu Sartika mulai merasa was-was. Pasalnya, sudah beberapa hari sejak Ricky datang ke rumahnya, Ricky tidak pernah menelepon dirinya lagi. Padahal janjinya sewaktu bertemu dengan Bu Sartika, dua minggu lagi Ricky akan menikahi Bu Sartika. "Kok Ricky tidak pernah menelponku ya? Padahal janjinya ia akan menikahiku minggu besok! Aku harus memastikan kapan Ricky akan datang melamarku!" Ucap Bu Sartika seorang diri. Perempuan itu pun bergegas menuju telepon yang berada di ruang keluarga. Setelah mengangkat gagang teleponnya, ia pun menekan nomor telepon rumah Ricky sesuai yang tertulis didalam buku telepon. Setelah panggilannya tersambung dengan nomor teleponnya Ricky, Bu Sartika menunggu Ricky mengangkat panggilan teleponnya. Ia sangat berharap agar Ricky segera mengangkatnya. Namun kenyataan tidak sesuai dengan keinginannya. Setelah menunggu beberapa saat, Ricky tidak kunjung mengangkat panggilan teleponnya. Sampai

  • Perkawinan Berdarah   Hari yang Ditunggu

    Hari itu adalah hari yang dinanti-nantikan oleh Kinan dan Ricky. Pasalnya, pada hari itu mereka akan melangsungkan pernikahannya. Namun acara pernikahan mereka digelar secara sederhana. Halaman depan panti asuhan terlihat sudah dipasang tenda biru dan dihiasi dengan janur kuning mengelilingi tenda tersebut. Kursi-kursi juga sudah ditata dengan rapi dan teratur. Ketika jam dinding menunjukkan pukul 08.51 WIB, terlihat satu persatu para tetangga panti asuhan mulai berdatangan. Bu Khotijah pun menyambut dengan ramah tamah. Berdiri disamping Bu Khotijah dua orang laki-laki. Mereka berdua bukan lain adalah kakak dan adik kandung Bu Sartika. Sebenarnya Bu Sartika mempunyai empat saudara kandung. Namun kedua kakak perempuannya, telah meninggal dunia. Yaitu kakak kandung pertama dan kedua. Begitu berada dibawah tenda biru itu, para tamu tetangga panti asuhan duduk diatas kursi yang telah disediakan. Sekitar 20 menit berlalu, kursi-kursi itu pun sudah dipenuhi oleh para tamu. Tapi Bu K

  • Perkawinan Berdarah   Lamaran

    Malam itu, Ricky terlihat sangat tampan dan gagah dengan memakai pakaian kemeja berwarna biru. Rambutnya yang gondrong diikat dengan karet dibagian belakang. Setelah bercermin didepan lemari yang berada didalam kamarnya, dan merasa penampilannya sudah cukup rapi, Ricky pun bergegas menuju mobilnya yang berada di carport rumahnya. Begitu menaiki mobilnya, ia pun langsung mengendarainya dengan kencang menuju suatu tempat. Didepan sebuah tempat, Ricky menghentikan laju mobilnya. Ricky pun bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju bagian depan tempat itu, yang ternyata adalah sebuah toko kue. Ricky pun dengan cepat memilih beberapa macam kue. Setelah merasa cukup banyak, Ia pun langsung menuju ke kasir. Setelah membayar kue-kue yang dibelinya, Ricky kembali menuju mobilnya, dan kembali mengendarainya menuju tempat berikutnya. Setelah sekitar 15 menit didalam perjalanan, akhirnya Ricky sampai didepan tempat yang menjadi tujuannya. Tempat itu sudah tidak asing lagi bagi Ricky. T

  • Perkawinan Berdarah   Akal Licik

    Setelah pergi meninggalkan rumah tahanan, Bu Sartika kembali menemui Ricky di panti pijat miliknya. "Siang sayang!" Sapanya. "Siang juga sayang! Hari ini, kayaknya Kamu lagi gembira sekali nih!" Serunya. "Dibilang gembira, memang hari ini Aku lagi gembira. Tapi dibilang sedih, Aku juga masih ada sedih." Balasnya. "Apa yang membuatmu bergembira? Dan apa yang membuatmu bersedih?" Tanyanya. "Yang membuatku bergembira dan bahagia adalah Aku resmi bercerai dengan suamiku. Sedangkan yang membuatku bersedih adalah kini Aku berstatus sebagai seorang janda." Balasnya. "Aku sangat senang sekali mendengar kabar darimu, sayang! Masalah Kamu sekarang jadi seorang janda, jarang terlalu dipikirkan. Aku akan segera menikahimu, sayang!" Ucapnya. "Kapan sayang?" Tanyanya. "Dua minggu lagi. Bagaimana menurutmu?" Tanyanya. "Aku sangat setuju sekali, sayang! Lebih cepat lebih baik. Aku sudah tidak tahan kalau berjauhan darimu, sayang!" Balasnya. "Iya, Aku juga setiap hari selalu terb

  • Perkawinan Berdarah   Perceraian

    Siang itu Bu Sartika terlihat menaiki sebuah taksi. Setelah kurang lebih 30 menit berlalu, akhirnya ia sampai didepan tempat yang menjadi tujuannya. Setelah membayar tarif jasa taksi sesuai argometer kepada supir taksi itu, Bu Sartika turun dari taksi. Perempuan berjalan menuju bagian depan bangunan yang ternyata adalah sebuah rumah tahanan yang terletak di Kota Surabaya. Setelah mengambil nomor antrian, Bu Sartika pun duduk di kursi yang telah disediakan. Setelah menunggu sekitar satu jam, nomor antrian besuk miliknya dipanggil oleh petugas yang berjaga. Bu Sartika pun diminta untuk menitipkan identitas KTP miliknya. Tidak ketinggalan, tas selempang berukuran kecil miliknya juga diminta untuk dititipkan. "Mari ikuti Saya Bu!" Pinta seorang petugas. Bu Sartika pun mengikutinya, menuju ruang besuk. "Tunggu dahulu disini Bu. Biar Saya panggil saudara Jatmiko." Ucapnya. "Iya Pak." Balasnya. Petugas itu pun berjalan menuju ruang tahanan. Pada sebuah ruangan sel, petugas itu me

  • Perkawinan Berdarah   Duka Cita

    Begitu sampai didekat rumah Bu Sartika, Ricky melihat didepan rumah Bu Sartika sudah banyak orang yang sedang duduk di kursi yang ditata dengan rapi. Setelah memarkirkan mobilnya di tepi jalan, Ricky turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri orang-orang yang sedang duduk didepan gerbang. Ricky yang berpakaian warna hitam dan berpeci hitam itu, menyalami satu persatu orang-orang yang bertugas menyambut para tamu yang datang untuk melayat. Lalu Ricky terus berjalan menuju pintu depan rumah Bu Sartika. "Assalamu'alaikum." Salamnya ketika berdiri didepan pintu dengan perlahan. Terlihat di ruang tamu, perempuan-perempuan yang sedang membaca surat yasin secara bersama-sama. Suaranya terdengar keras dan kompak. "Wa'alaikumsalam." Balas perempuan yang bukan lain adalah Bi Salimah. Ia pun bangkit berdiri dan menghampiri Ricky. "Bu Sartika dimana Mba?" Tanyanya. "Nyonya didalam kamarnya, Mas." Balasnya. "Bisa antarkan Saya ke kamarnya?" Tanyanya. "Bisa Mas." Balasnya. Bi Sali

  • Perkawinan Berdarah   Mengakhiri Hidup

    Setelah Pak Jatmiko dipenjara, Bu Sartika hanya tinggal bersama Mira. Dan pembantu beserta satpamnya. Hatinya sangat hancur berkeping-keping. Bukan karena suaminya dipenjara. Tapi karena selama ini, ia telah dikhianati oleh suaminya sendiri. Bu Sartika baru sadar penyebab suaminya tidak memberikannya nafkah batin beberapa tahun terakhir. Pagi itu jam dinding menunjukkan pukul 07.48 WIB. Bu Sartika baru bangun dari tidurnya. Setelah berganti pakaian, ia keluar dari dalam kamarnya menuju dapur. Ketika sampai dapur, perempuan cantik itu melihat pembantunya sedang mencuci piring. "Bi, sarapan sudah siap?" Tanyanya. "Sudah nyonya." Balasnya. "Mira sudah sarapan belum?" Tanyanya. "Belum nyonya. Saya belum sempat membangunkannya. Biar Saya bangunkan dahulu." Ucap pembantu itu hendak melangkahkan kakinya. "Biar Aku saja yang membangunkannya." Balasnya. "Baik nyonya." Ucapnya. Bu Sartika melangkahkan kakinya menuju kamar tidur Mira. Begitu sampai didepan pintu kamar anaknya, Bu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status