Almira berusaha memikirkan semua yang terjadi.
'akan tetapi sejak awal selalu Bastian berada di pihak yang mengalah, bukan?' batin Almira berperang.Kemudian dia sampai pada kesimpulan bahwa bukan salah dia kalau perkawinan Bastian hanya seumur jagung dan bukan salah dia kalau Bastian memutuskan bercerai dan juga bukan salah Bastian kalau perceraiannya belum beres sampai saat ini.Mereka berdua BUKAN PENYEBAB, mereka adalah korban."Ayo Binta sama Saras main sama Mommy!" Seketika mereka bertiga berhenti bergerak."Daddy mau mandi dulu," kata Almira.Sedetik kemudian anak-anak berlari ke mommy-nya, tapi Bastian tertegun di tempatnya berdiri, benarkah Almira mengatakan 'daddy' bukan 'om daddy' seperti biasanya?Bastian memandang mata Almira dan seketika dia merasa tenang, dia melihat kedamaian di sana.Almira tidak lagi merasa resah, kegelisahannya sudah pergi...entah apa yang terjadi di kamar mandi, yang jelas Bastian sangat bersyukur melihat perubahaBastian menyelesaikan mandi air dinginnya sambil berkomunikasi dengan sang junior_sorry, mandi air dingin lagi, tapi sepertinya ini yang terakhir sobat_ kemudian Bastian mengambil handuk dan kembali mengulang proses yang sama yang tadi baru saja dilakukannya.Menghanduki badannya kemudian memakai boxer dan kaos, satu-satunya yang masih ada di rumah Almira.Semua baju kotor sudah dibawanya pulang, karena dia menjaga perasaan Almira di hadapan Ning dan Suryo, jadi tidak ada baju kotor yang ditinggal di rumah Almira.Setelah selesai mandi, Bastian mengambil ponselnya kemudian mengirim instruksi kepada sopirnya, Donny, agar membeli celana pendek di swalayan dekat rumah Almira.Sambil menunggu, Bastian berbaring kembali di tempat tidur.Tiba-tiba pintu kamar kembali terbuka, dan masuklah calon mempelainya yang jelita.Almira berjalan perlahan mendekati sisi pembaringan di mana Bastian sedang tiduran."Pizzanya dibawa masuk?" tanya Almira sambil duduk di sebelah Bastian. Almira mengambil
"Bawa baju tidur ini? Seksi amat," gumam Almira yang lagi kebingungan menentukan pilihan.Almira yang sedang berada sendiri di kamar, sedang mempersiapkan segala keperluan buat hari besarnya besok, sekalian yang akan dibawanya berbulan madu. Dia sudah mengambil cuti untuk 'bulan madu gelap' selama 7 hari, yang terbaca di form cuti resminya adalah 'travelling bersama keluarga' padahal anak-anak tinggal di rumah.Sebenarnya Almira agak keberatan meninggalkan mereka selama itu, tapi Bastian berjanji akan mengganti waktu yang hilang dengan mengantar jemput mereka tujuh hari berikutnya.Akhirnya Bastian cuti 14 hari dan masih berusaha merayu Almira, tetapi apalah daya, Almira hanya seorang karyawan, setinggi apapun jabatannya dia tetap karyawan, beda dengan sang miliarder.Akhirnya Bastian menyerah, tujuh hari berbulan madu dan tujuh hari berikutnya dia akan mengantar jemput anak-anak dan Almira. Dia menyediakan waktu untuk mereka, dia menyuruh Almira memberi liburan buat Ning dan pak
"Gaesss, perhatian semua! Hari ini adalah hari terakhir bos bekerja, hanya sampai jam 12.00 selepas makan siang bos sudah off sampai dua minggu ke depan ya, jadi dokumen-dokumen yang mau di approve segera, ok." "Siap, Pak Sam.""Ini sudah, otw masuk ke ruangan Mr Navarell, Pak Sam." "Yah, terserah kalian mau gimana caranya, yang penting beres karena bos cuti panjang." Samuel yang mengetahui rencana Bastian saja masih terheran-heran dengan lamanya Bastian mengambil cuti. Apalagi karyawan yang lain, mereka tidak tahu tentang pernikahan dan rencana bulan madu Bastian, jadi mereka keheranan dengan lamanya bos mereka cuti, terlama sepanjang sejarah Mr Bastian Navarell bekerja.Samuel ingat saat pernikahan pertamanya Bastian hanya cuti satu hari! Itu pun sepertinya alasan kepantasan saja, sebenarnya Bastian malah tidak ngomong akan cuti, dia masih sibuk dan sepertinya semakin sibuk dengan pekerjaannya hingga menit terakhir.Jauh berbeda dengan pernikahannya kali ini, yang dilaksanakan
Sambil masih tertawa Samuel keluar dari ruangan sang induk beruang yang lagi berang karena anak gadisnya di incar orang lain, kemudian menuju ruangan legal tempat timnya berada. Samuel keluar dari ruangan Bastian saat ponsel Bastian berdering, segera Bastian mengangkatnya dan terdengar suara lembut kekasihnya di seberang sana."Hai, sibuk nggak?""Hai Sayang...nggaklah!""Hmm ini tentang kerjaan, Bast! Janji nggak marah ya!""Kalau ada kata ' janji nggak marah' ini yang berat…" Bastian menjawab kekasihnya dengan nada lembut."Basttt...ayolah." Almira mengulang permintaannya dengan setengah merajuk. Bastian bisa membayangkan raut wajah Almira-nya kalau mulai merajuk dengan bibir ranumnya yang mencebik menggemaskan.Stop Bastian! Sudah mulai ada yang sesak di bawah sana."Ra ...tukar dengan satu hari lagi menginap ya.""Maksudnya kalau permintaanku dikabulkan, nginapnya jadi lima hari?""Iya Ra, deal ya!" Sambar Bastian.Almira terdiam cukup lama, tapi tadi dia menelepon Vanya, d
Hari ini adalah hari pertemuan Miranda dengan Ray.Miranda akan menerima laporan dari Ray sejauh mana usaha investigasi yang telah dilakukannya.Miranda ingin laporan yang serinci-rincinya tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh Ray dan apa hasil yang sudah didapatkannya sejauh ini.Miranda memang banyak menuntut karena menurut Miranda 250 juta itu uang yang besar sehingga dia mengharapkan hasil yang sepadan dengan setiap sen yang dia keluarkan.Kembali mereka berjanji untuk bertemu di hotel yang sama dan waktu yang sama.Kali ini Miranda datang tepat waktu dan saat dia sudah duduk di salah satu meja di kafe hotel itu Ray pun segera menghampiri."Aku ingin laporan terperinci dan sebaiknya sudah ada hasil yang menggembirakan, bagaimanapun down payment yang aku bayarkan itu tidak sedikit jumlahnya, uang sebesar 75 juta seharusnya dapat menjadi pendorong yang luar biasa," tagih Miranda."Jangan kuatirkan hasilnya, pasti memuaskan!"Kemudian Ray mengeluarkan sebuah foto rumah indah t
"Aydan, cari tahu segera siapa pengirim bunga mawar itu!""Ok, Sir. Sudah mulai bergerak." "Koordinasi dengan Samuel, kabari segera begitu ada petunjuk." Bastian yang menerima laporan dari Aydan sedang gusar, bisa-bisanya ada orang kirim bunga mawar ke rumah Almira? Kalau melihat foto yang didapat Aydan dari orang keamanannya, buket bunga itu semuanya mawar merah dan bertuliskan UNTUKMU!Damn! Bastian mengumpati pemilihan waktu yang sangat pas dari si pengirim.Apa mungkin dari Jack? Atau penggemar Almira yang lain? Bastian sangat yakin Almira tidak memiliki kekasih lain, pasti ini pengagum gelapnya, atau kemungkinan besar Jack! Si mantan pacar psikopat yang gagal memperkosa Almira. Bastian belum mengadakan perhitungan dengan dia karena Bastian ingin pernikahan mereka berjalan tanpa ada kendala, setelah statusnya sah sebagai suami Almira, setelah tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka, maka Bastian akan membuat perhitungan dengan si mantan pacar sialan itu!Tetapi kok bisa
Sepanjang perjalanan Bastian sangat gamang, dia seperti melayang-layang, dia harus segera bertemu dan memeluk Almira, cuma Almira-nya yang bisa menenangkannya.Di perempatan sambil menunggu lampu berubah warna, Bastian menghubungi Binta dan Saras."Halo ini lumah kakak Binta dan Salas, ini sapa yang teleopon?" Si kecil Saras menerima telepon dengan lidah cadelnya."Hallo, Sayang.""Yeah Daddy! Daddy ayo main dong," rengek Saras yang sangat manja sama Bastian."Iya...tunggu ya, nanti Daddy pulang sama mommy.""Yeeee mommy pulang sama Daddy? Jangan lama-lama ya." Bastian bisa membayangkan Saras melompat-lompat sambil bersorak."Kakak mana?" Bastian menanyakan Binta, karena kalau tidak bisa ngambek si kakak! "Kakak Binta bobok, ngantuk." "Ya udah, Saras bobok juga ya." "Bobok kaya kakak?" "Iya, bobok dulu terus kalau sudah bangun mandi, biar kalau Daddy datang udah cantik!" "Cantik sama halumm," seru Saras gembira. "Pinter! Daggg Sayang." "Dah Daddy Salas sayangg."BRAKKK!
"Kakak juga pakai baju balu? Iya?" "Iya, sama kan, baju kita bagus kembal (kembar) sama mommy," Celoteh si kecil. Aktivitas di rumah Almira berjalan tidak seperti biasa, karena kali ini mereka semua mandi dan memakai pakaian baru, gaun putih yang indah, yang paling gembira adalah Binta dan Saras.Mereka senang sekali karena tahu sebentar lagi mereka akan pergi bersama-sama, melaksanakan tugas rahasia dari Om Samuel."Yeah, Binta sama adek sama mbak Ning sama pak Sulyo sama Mommy sama Daddy? Iya? Pelgi? Yeahhhh." Anak-anak bertepuk tangan sambil melompat-lompat.Keceriaan mereka membuat Bastian tersenyum.Setelah mendekati jam pernikahannya, Bastian semakin tenang, kegelisahannya mulai berkurang, apalagi dia berada di antara orang-orang yang dicintainya."Sayang, mandi duluan deh, bajunya udah diambil?""Udah, tadi Samuel yang ambil terus suruh Donny antar," jawab Bastian sambil mengulum senyum.Bastian segera mandi dan mengenakan jas pengantin three pieces yang sudah disesuaikan
"Ceritanya panjang, yang pasti sejak kalian meninggalkan pantai, aku menemukan orang tua yang termenung dengan laptop terbuka yang berhiaskan wajahmu.""Aku menyewa agent untuk mengikuti orang itu, dan setelah mendapat alamat yang pasti aku datang, aku tidak bertemu tapi ternyata orang tua itu adalah Mr Philip."Saat itu telepon seluler Almira berbunyi.Almira menyalakan speakernya."Bagaimana keadaan di sana, Al?" tanya Samuel."Sudah beres Sam," jawab Almira."Syukurlah, aku akan kabari Aydan." "Tidak usah, aku sudah menghubunginya." Sela Bastian."Kok kamu nggak hubungi aku, Bast?" "Kamu tahan jarimu lima detik saja, pasti aku yang lebih dulu meneleponmu, lagian kenapa juga kamu telepon istriku dulu bukan aku?" Terdengar tawa Samuel membahana."Al, kamu dengan siapa sekarang?""Dengan_""Dengan suaminya yang sah! Kamu nggak usah mencemaskan istri orang Sam, cari istrimu sendiri!"Sambil tersenyum Almira menyuruh Samuel berbicara dalam bahasa Inggris."Buset galak banget, untun
Sepeninggal anak-anaknya, mereka berdua termenung, Mrs Philip hanya ingin mengatakan kebenaran setelah itu dia akan melanjutkan hidupnya, selagi dia masih mampu meninggalkan pria yang sudah menemaninya selama 39 tahun kehidupan perkawinan mereka."Aku tidak mengatakan siapa ayah Bastian, bukan karena aku mencintai pria itu kalau aku melindunginya darimu, juga bukan karena aku ingin menyembunyikan identitasnya, tapi karena aku tidak tahu siapa dia!" Mrs Philip memulai pengakuan yang sudah lama ingin diungkapkannya tapi tidak pernah dia menemukan keberanian untuk itu.Nampak Mr Philip terkejut luar biA mendengar penuturan istrinya."Bagaimana mungkin kau tidak tahu siapa pria yang bersamamu? Kalian harus _""Dengarkan aku!" Mrs Philip memotong kalimat suaminya, dia ngeri jika harus mendengar tuduhan tambahan yang makin menambah nyeri di hatinya. "Saat kita bertengkar hebat dan kita berpisah, aku berusaha bertahan, tapi aku semakin gila berhari-hari di rumah, akhirnya aku keluar,
Setelah Perjalanan udara yang cukup melelahkan selama hampir 22 jam, ditambah 1 jam perjalanan darat akhirnya Almira dan Bastian sampai di hotel.Mereka chek in hampir jam 22.00 waktu Indonesia, di Prancis baru jam 4 sore.Setelah selesai beristirahat yang bener-bener beristirahat, Almira segera bangun dan bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Bastian.Bastian sengaja memilih hotel yang paling dekat dengan rumah orang tuanya agar Almira gampang pulang pergi dari hotel."Dad, aku pergi sekarang aja, biar nggak terlalu lama.""Kalau Mom minta kamu menginap gimana, Ra?"Almira berpikir kayaknya nggak mungkin dia menginap."Ternyata curhat aja bisa sampai sejauh hampir 13.000 kilometer, Ra!"Almira tersenyum tipis, kemudian mencium Bastian mesra, ingin Almira menjawab ini bukan curhat biasa, tapi tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibirnya."Ra, kalau Mom nggak ada langsung kamu telepon aku ya!""Iya Dad, udah bobok lagi!""Malas sendirian, Ra.""Daddy mau ke mana?""Di bar and
Hari sudah terang, anak-anak sudah berangkat ke sekolah, saat Bastian terbangun, Bastian merasa heran kenapa dia bangun dengan perasaan yang tidak enak.Setelah terdiam dan mengingat beberapa lama Bastian tahu apa yang membuat hatinya susah, nanti siang istrinya akan terbang ke Prancis, meninggalkannya dan anak-anak di Indonesia.Bastian bergegas bangun, masuk ke kamar mandi.Sepuluh menit kemudian Bastian sudah siap turun dan mencari istrinya.Mencari kemana-mana, Bastian belum juga menemukan istrinya, akhirnya Bastian ke dapur, nggak ada juga."Ning, ibu dimana?"Ning melihat majikannya, kemudian seperti berpikir."Ibu nggak bilang mau kemana Tuan, tadi sih di ruang adik baby, habis itu ke mana saya kurang tahu Tuan, saya cari dulu Tuan." Ning bergegas akan mencuci tangannya.Bastian langsung sadar, dia belum mencari ke ruang baby."Nggak usah Ning, kamu lanjutin aja kerjaanmu," kata Bastian sambil berjalan meninggalkan Ning di dapur.Kemudian Bastian menuju ruang baby, dan menemuk
"Oke, aku akan mencarikan tiket pesawat secepatnya."Kemudian Bastian menelepon Vanya, untuk memesankan pesawat untuk Almira secepatnya berangkat ke Prancis."Pakai maskapai biasanya, Sir?" tanya Vanya."Sewa pesawat saja, yang paling cepat, satu dari tiga yang biasa kita pakai, yang sudah terbukti bagus, jangan yang lain!" Perintah Bastian.'Tiap kali ada masalah mendesak baru aku terpikir untuk membeli pesawat, coba sudah direalisasikan, nggak bingung kayak sekarang,' batin Bastian.Tidak berapa lama, kembali Vanya menelepon,"Mr Navarell, mereka semua full untuk hari ini, kalau besok siang ada satu yang kosong!""Oke, langsung deal ya, urus semua, thank you!""Yes, Sir!" jawab Vanya dengan semangat.Bastian meletakkan telepon lalau menghadap istrinya."Ra, yang paling cepat bisa kita dapatkan, besok siang, ok?"Almira menganggukkan kepalanya, ada binar samar di matanya, juga ada sorot lain yang Bastian tidak bisa menterjemahkannya. "Ra, ini terakhir kamu pergi tanpa aku, paham? H
Bastian kembali dari menjenguk anaknya, wajahnya berbunga-bunga seakan ada beban yang terangkat dari hatinya.Dia ingin putranya cepat besar, agar dia bisa mengajarkan segala yang dulu dia impikan, dia ingin membimbing anaknya, bersorak dan menangis bersama, dia tahu waktu itu akan tiba, tidak sabar rasanya membuat itu segera jadi kenyataan.Saat itulah, Bastian melihat Samuel sedang menunduk, termenung di ruang tunggu, dia kira Samuel sudah pulang."Aku kira tadi kau sudah pulang, Sam!"Samuel kaget mendengar suara Bastian."Aku tadi makan siang, ini aku bawakan untukmu, kebetulan mereka menjual masakan kesenanganmu.""Mau nyogok?""Apa nyogok?" tanya Samuel."Suap, praktek suap ada undang-undang nya lho." "Nggak, aku inget aja kamu suka, nggak mau ya aku kasih Almira, siapa tahu dia mau... bahkan kalaupun dia nggak mau, untuk menjaga perasaan orang lain dia akan bilang mau." Panjang lebar Samuel membahasnya."Almira itu istriku, Sam!"Seketika Samuel tertawa keras-keras.Setelah t
Almira melihat Bastian masih belum mengiyakan, akhirnya Almira bangun dan duduk tegak, kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Bastian."Look into my eyes, i love you 'till my last breath Mr Navarell!" Lalu Almira mencium mesra bibir suaminya, Almira dapat merasakan tangan Bastian yang mulai memeluk pinggangnya. Almira semakin mendesakkan tubuhnya, kemudian menyusupkan kepalanya di leher Bastian dan mulailah aktivitas favorite dimulai."Dad, tiap hari pakai kaos aja, gampang," ujar Almira di sela-sela gigitannya."Hmm, Sayang...ini curang. Kalau masih discuss, belum deal...harus dibahas dulu sampai selesai, nggak boleh langsung serang gini, gimana aku bisa menang, Ra? Yang ada nyerah terus jadinya!"Almira menarik kepalanya, kemudiam memandang Bastian, hanya sejenak, kembali Almira menyasar leher suami tampannya yang semakin menggemaskan jika sedang serius berpikir. "Almira Navarell, ayolah."Kembali Almira menarik kepalanya untuk yang kedua kalinya, menengadah, menatap s
Di penghujung malam, Mom and Dad menelepon dari Prancis, Bastian tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya mendengar suara Mom and Dad, minimal orangtuanya bisa bertahan bersama di bawah satu atap, itu sudah kemajuan bukan? Dibanding kemarin-kemarin tiap kali Bastian menelepon, mereka tinggal di tempat yang berbeda."Sayang, mana anak perempuan Mom."Mendengar pertanyaan Mom, Bastian segera memindahkan telepon ke pangkuan Almira, Almira memberi isyarat agar speakernya di on-kan."Hai Momm!" Almira sangat bahagia mendengar suara mertuanya, yang begitu baik, dia tahu darimana suaminya mendapatkan kebaikan hatinya."Sayang, maafkan ya Mom belum bisa datang, rencana Mom dalam 2 minggu ke depan kalau semua urusan sudah beres baru Mom bisa ke Indo, Sayang!""Nggak apa-apa Mom, selesikan dulu aja urusan Mom, mumpung si kecil kerjaannya masih tidur mulu, pagi siang sore malam tetap tidur terus." "Iya, nanti Mom usahakan 2 minggu semua beres, biar Mom bisa bantu kamu dan Bastian di Indo."
Hari yang melelahkan tapi membahagiakan karena banyak saudara, sahabat, kolega dan teman yang datang memberi selamat atas kelahiran putra mereka."Selamat ya Bu Almira, Pak Bastian." Kalimat itu terdengar berulang-ulang sepanjang pagi hingga siang ini. "Selamat..selamat.., ini baru anak pertama ya Almira?" Salah seorang pejabat tinggi Bank Asia pun datang menjenguk di rumah sakit.Almira mengangguk, tapi Bastian segera menukas," Anak laki-laki pertama tapi anak ketiga kami.""Wow, sorry.. cepet juga Ra, kejar tayang ya." Dan mereka yang ada di ruangan pun tertawa mendengarnya.Almira ikut tersenyum, dalam hati Almira sedang bermonolog, "lihatlah betapa spesialnya suamiku, dia selalu menganggap Binta dan Saras anak kandungnya, bahkan sepertinya dia sudah lupa mereka sebenarnya keponakanku. Pria yang murah hati, dijuluki miliarder murung padahal memiliki cinta yang melimpah ruah yang diberikan dengan murah hati buat istri dan anak-anaknya.Almira memandang suaminya dan berjanji dala