Share

Bab 49. KANGEN BERAT

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Om Daddy, ayo bobok Binta ngantuk." Ini sudah yang kedua kalinya Binta bergumam sambil bergayut pada leher Bastian, di sebelahnya Saras sudah lebih dahulu tertidur di kursi panjang, berbantalkan paha Bastian.

Dari tadi Bastian sudah mengatakan agar mereka semua pergi tidur saja tapi karena ingin menunggu Mommynya jadi mereka bersama-sama duduk di depan televisi, tapi karena memang sangat mengantuk akhirnya mereka tidak bisa mempertahankan matanya untuk tetap terbuka.

Bastian membelai punggung Saras sambil berdiri pelan-pelan, kemudian menggeser kepala Binta supaya tidak terbangun sementara Bastian akan membaringkan Saras terlebih dahulu.

Setelah membaringkan Saras di tempat tidurnya, Bastian kembali lagi dan mengulang proses yang sama terhadap Binta.

Karena kelelahan menunggu mommynya

mereka berdua tertidur dengan nyenyaknya, saat Bastian memindahkannya pun mereka tidak bergeming.

Bastian menyelimuti mereka, mematikan lampu utama dan menutup pintu kamar tidur anak-anak, kemudian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 50. SEMAKIN DEKAT

    Bastian terbaring di kamar yang gelap dan sambil berbaring dia menatap langit-langit.Almira masih tertidur di sisinya tapi mereka dipisahkan oleh bed cover yang tebal, nafasnya tenang dan dalam, tidurnya terlihat sangat nyenyak dan nyaman.Bastian teringat kemarin dia meminta untuk tetap tinggal, Almira pun mengiyakan karena bagaimana pun hari sudah sangat larut malam, dan Bastian kelelahan setelah bermain dengan Binta dan Saras.Sambil bergerak perlahan karena sebenarnya tubuhnya tidak ingin beranjak, Bastian bangkit dari ranjang, menggeliat dan mencari-cari di atas lantai hingga dia menemukan sandalnya.Kemudian Bastian menunaikan segala kewajibannya di pagi hari dan setelah itu dia kembali ke kamar tidur.Sampai di kamar tidur, Bastian melihat Almira yang masih tertidur dalam damai sehingga Bastian tidak percaya dia bisa menahan diri lagi kali ini, jadi dia memutuskan untuk tidur di sofa.Dia membawa bantal dan selimut kemudian dia beranjak untuk keluar dari kamar, setibanya

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 51. AKANKAH(?)

    Setelah melepaskan pelukannya, Bastian pun memberi tanda pada sopir agar mereka berangkat."Kita makan di tempat baru yang view-nya luar biasa memukau!"Bastian mengajak Almira makan di sebuah tempat yang lumayan jauh jarak tempuhnya, tetapi sungguh sangat menyajikan pemandangan yang indah, view pedesaan dengan hamparan sawah dan pegunungan.Sejauh mata memandang yang dilihat adalah padi yang menguning dan pohon-pohon yang rindang."Wow indahnya pemandangan ini!"Seru Almira."Kalau tahu begini mudahnya memikat hatimu dengan alam pedesaan, sudah lama aku beli aja satu desa yang permai dan kupersembahkan sebagai tanda cintaku."Almira terlihat sangat bahagia.Bastian tidak tahan untuk membiarkan Almira menikmati sendiri kebahagiaannya, jadi Bastian segera memeluk Almira dari belakang dan menempelkan dagunya di atas kepala Almira.Almira memegang tangan Bastian yang melingkari pinggangnya, sambil melayangkan pandangannya menikmati keindahan semesta yang Tuhan ciptakan."Kamu tahu temp

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 52. BENAR-BENAR PERTAMA!

    "Miranda datang dan seperti biasanya dia ingin menarik perhatian semua orang!"Bastian berhenti sejenak, dia berusaha menata kalimatnya agar apa yang diceritakan sejujur mungkin tapi tidak melukai hati kekasihnya."Dia menghina sekretarisku menghina karyawan yang ada di sekitarnya, ngata-ngatain mereka bego, goblok."Bastian melihat wajah Almira yang balik menatap dengan dahi mengernyit seakan takjub dengan kelakuan buruk Miranda."Kemudian aku keluar dan mengatakan padanya agar pulang saja karena kami sudah tidak ada urusan, seharusnya semua diselesaikan lewat pengacara kami masing-masing.""Kemudian dia mulai berulah seperti biasa."Selama Bastian menjelaskan panjang lebar Almira hanya mendengarkan dengan penuh perhatian, dengan kedua tangan menangkup dagunya dan sikunya diletakkan di atas meja.Almira memandang pria tampan yang berada di seberangnya, kalau awal pertemuan mereka dia sempat berpikir pria tampan ini sungguh menakutkan.Seiring berlalunya waktu dia melihat bahwa Bastia

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 53. KENIKMATAN

    'cantik nian istri Bastian,' kata Bryan dalam hati."Ayo aku tunjukkin tempatnya Bro, ruangan itu adalah salah satu cottages yang sudah siap huni, lengkap semuanya, jadi kalian bisa leluasa memakainya, gratis! Walau pun aku tahu bagimu uang tidak jadi masalah, tapi tetap aku ingin melakukannya, Gratis! Demi masa lalu!" Kata Bryan dengan wajah bangga."Thank you," jawab Bastian."By the way, sekretarisku bilang ada orang-orang dari butik yang sudah datang dan sedang menunggu di lobby." Bastian mengangguk, lalu mereka melanjutkan percakapan sambil Bryan memimpin mereka menuju cottage.Sedang Bastian dan Bryan bercakap-cakap, almira tenggelam dalam pikirannya sendiri, dia berharap orang-orang butik itu membawa gaun pengantin dengan ciri-ciri seperti yang diinginkan olehnya.Sebenarnya Almira hanya ingin memakai gaun setengah resmi saja, toh mereka tidak ada undangan, hanya Samuel dan Aydan, kedua anaknya, juga Ning dan Pak Suryo, tetapi Bastian tetap memaksa dia memakai gaun pengantin su

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 54. GAIRAH BARU

    "Nona, ini yang paling seksi , saya bisa bayangkan kalau Nona yang pakai, wow....so sexy!""Saya malah ingin yang tidak terlalu terbuka, yang nggak seksi, yang tertutup, yang sederhana, asal bahan kainnya yang penting! Harus nyaman banget."Almira berusaha menjabarkan keinginannya. Nampak dua orang pegawai butik itu bengong."Biasa kami memang bikin sesuai keinginan pengantin, haute couture... dijahit dengan tangan dan khusus untuk satu pengantin saja, tapi karena ini mendadak kami hanya membawa yang semi, biasa kami sebut 'demi couture' semoga ada yang cocok." "Boleh tolong yang itu?""Baik Nona, yang 'Demi Couture' ya... kami bantu pilihkan sesuai yang Nona inginkan, sebentar kami ambilkan dari mobil." Kembali mereka mulai menawarkan berbagai model yang menurut Almira masih terlalu terbuka, akan tetapi sudah tidak seseksi yang sebelumnya.Hari sudah tengah hari, saat Almira berhasil menjatuhkan pilihannya pada gaun putih simplicity yang kesannya sederhana tetapi dari semuanya m

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 55. TERLANJUR

    Bastian mengabaikan pertanyaan Almira.Bagai berada di dunianya sendiri, Bastian mulai bersuara."Aku menyuruh Vanya mencari butik terbaik di kota ini bukan untuk gaya-gayaan, bukan karena aku kaya, tapi aku ingin mereka memiliki gaun terbaik buat pengantinku."Almira hanya diam dan mengangguk, dia tahu kapan harus diam, sekaranglah saatnya.Ini Bastian yang belum pernah dihadapinya.Bastian yang menarik diri secara fisik darinya adalah hal baru baginya."Aku mengajakmu ke tempat terbaik di kota ini untuk makan, juga bukan karena aku kaya, tapi karena yang kuinginkan hanyalah layanan terbaik yang akan diberikan kepada kekasihku." Kembali Bastian menghadap Almira dan kembali Almira mengangguk."Aku membeli mobil mahal bukan karena aku kaya, tapi karena aku ingin memberikan kenyamanan bagi tiga orang bidadari dalam hidupku."Almira kembali mengangguk, dia belum bisa menebak arah percakapan Bastian."Tapi aku memang kaya! Kaya raya!! Apa susah sekali bagimu menerima uangku?"Bastian he

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 56. TAK BISA TANPAMU!

    "Kata orang saat mempersiapkan pernikahan, pasti banyak faktor X yang muncul, ternyata memang bener, berapa kali kita berantem?" Almira berkata seolah pada diri sendiri.Bastian yang merasakan tangan Almira di rambutnya merasa lega, minimal Almira sudah kembali mau menyentuhnya, akan tetapi kalimat Almira seakan mereka bertengkar adalah hal yang wajar, Bastian berniat meluruskan hal itu segera.Bastian segera berdiri dan berjalan langsung menuju kamar mandi, mencuci mukanya, mengeringkannya dengan tissue, kemudian ke dapur mengambil dua buah gelas, mengisinya dengan air putih, menghabiskan bagiannya dan membawa gelas yang satu buat Almira.Sampai di hadapan Almira, Bastian memberikan gelasnya."Minum dulu."Almira menengadah dan menerima gelas dari Bastian.Almira juga menghabiskan minumannya sama seperti Bastian, mereka berdua kehausan.Setelah mengambil gelas Almira dan membawanya ke dapur, Bastian kembali dan duduk di sebelah Almira di sofa.Bastian ragu-ragu, kalau dia memeluk Al

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 57. BASTIAN MURKA! TAK ADA YANG BOLEH MENYAKITI KEKASIHNYA

    "Sayang, jalan duluan!" ujar Bastian lembut sambil tangannya mendarat di punggung Almira.Bastian mendekati Mr Wang Ferry Lee dan berjabat tangan. "Mr Wang, senang menerima kunjungan walau pun mendadak." "Kebetulan kami sedang di Indonesia." Anak buah Mr Wang Ferry Lee yang menjawab sapaan Bastian. Bastian mengangguk. "Kenalkan istriku!" Mereka semua mengangguk dan tersenyum. Almira tidak membantah mendengar kalimat Bastian, sudah cukup hari ini mereka bersinggungan, dan Almira bersyukur akan hal itu jadi dia tahu alasan Bastian selalu memperkenalkan diri mereka sebagai suami istri.Hanya dalam beberapa jam lagi toh mereka akan resmi menjadi suami istri.Kemudian wakil dari rombongan Mr Wang Ferry Lee bertanya mana translater agar mereka bisa segera mulai.Bastian membalikkan badan Almira agar menghadap dirinya dan masih sambil memeluk ringan pinggang Almira, Bastian berbisik pelan di telinga Almira."Karena tidak ada translater

Latest chapter

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 210. HAPPY ENDING 2

    "Ceritanya panjang, yang pasti sejak kalian meninggalkan pantai, aku menemukan orang tua yang termenung dengan laptop terbuka yang berhiaskan wajahmu.""Aku menyewa agent untuk mengikuti orang itu, dan setelah mendapat alamat yang pasti aku datang, aku tidak bertemu tapi ternyata orang tua itu adalah Mr Philip."Saat itu telepon seluler Almira berbunyi.Almira menyalakan speakernya."Bagaimana keadaan di sana, Al?" tanya Samuel."Sudah beres Sam," jawab Almira."Syukurlah, aku akan kabari Aydan." "Tidak usah, aku sudah menghubunginya." Sela Bastian."Kok kamu nggak hubungi aku, Bast?" "Kamu tahan jarimu lima detik saja, pasti aku yang lebih dulu meneleponmu, lagian kenapa juga kamu telepon istriku dulu bukan aku?" Terdengar tawa Samuel membahana."Al, kamu dengan siapa sekarang?""Dengan_""Dengan suaminya yang sah! Kamu nggak usah mencemaskan istri orang Sam, cari istrimu sendiri!"Sambil tersenyum Almira menyuruh Samuel berbicara dalam bahasa Inggris."Buset galak banget, untun

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 209. HAPPY ENDING 1

    Sepeninggal anak-anaknya, mereka berdua termenung, Mrs Philip hanya ingin mengatakan kebenaran setelah itu dia akan melanjutkan hidupnya, selagi dia masih mampu meninggalkan pria yang sudah menemaninya selama 39 tahun kehidupan perkawinan mereka."Aku tidak mengatakan siapa ayah Bastian, bukan karena aku mencintai pria itu kalau aku melindunginya darimu, juga bukan karena aku ingin menyembunyikan identitasnya, tapi karena aku tidak tahu siapa dia!" Mrs Philip memulai pengakuan yang sudah lama ingin diungkapkannya tapi tidak pernah dia menemukan keberanian untuk itu.Nampak Mr Philip terkejut luar biA mendengar penuturan istrinya."Bagaimana mungkin kau tidak tahu siapa pria yang bersamamu? Kalian harus _""Dengarkan aku!" Mrs Philip memotong kalimat suaminya, dia ngeri jika harus mendengar tuduhan tambahan yang makin menambah nyeri di hatinya. "Saat kita bertengkar hebat dan kita berpisah, aku berusaha bertahan, tapi aku semakin gila berhari-hari di rumah, akhirnya aku keluar,

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 208 FINALLY....8

    Setelah Perjalanan udara yang cukup melelahkan selama hampir 22 jam, ditambah 1 jam perjalanan darat akhirnya Almira dan Bastian sampai di hotel.Mereka chek in hampir jam 22.00 waktu Indonesia, di Prancis baru jam 4 sore.Setelah selesai beristirahat yang bener-bener beristirahat, Almira segera bangun dan bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Bastian.Bastian sengaja memilih hotel yang paling dekat dengan rumah orang tuanya agar Almira gampang pulang pergi dari hotel."Dad, aku pergi sekarang aja, biar nggak terlalu lama.""Kalau Mom minta kamu menginap gimana, Ra?"Almira berpikir kayaknya nggak mungkin dia menginap."Ternyata curhat aja bisa sampai sejauh hampir 13.000 kilometer, Ra!"Almira tersenyum tipis, kemudian mencium Bastian mesra, ingin Almira menjawab ini bukan curhat biasa, tapi tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibirnya."Ra, kalau Mom nggak ada langsung kamu telepon aku ya!""Iya Dad, udah bobok lagi!""Malas sendirian, Ra.""Daddy mau ke mana?""Di bar and

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 207 CLOSER..CLOSER

    Hari sudah terang, anak-anak sudah berangkat ke sekolah, saat Bastian terbangun, Bastian merasa heran kenapa dia bangun dengan perasaan yang tidak enak.Setelah terdiam dan mengingat beberapa lama Bastian tahu apa yang membuat hatinya susah, nanti siang istrinya akan terbang ke Prancis, meninggalkannya dan anak-anak di Indonesia.Bastian bergegas bangun, masuk ke kamar mandi.Sepuluh menit kemudian Bastian sudah siap turun dan mencari istrinya.Mencari kemana-mana, Bastian belum juga menemukan istrinya, akhirnya Bastian ke dapur, nggak ada juga."Ning, ibu dimana?"Ning melihat majikannya, kemudian seperti berpikir."Ibu nggak bilang mau kemana Tuan, tadi sih di ruang adik baby, habis itu ke mana saya kurang tahu Tuan, saya cari dulu Tuan." Ning bergegas akan mencuci tangannya.Bastian langsung sadar, dia belum mencari ke ruang baby."Nggak usah Ning, kamu lanjutin aja kerjaanmu," kata Bastian sambil berjalan meninggalkan Ning di dapur.Kemudian Bastian menuju ruang baby, dan menemuk

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 206 PARADISE 2

    "Oke, aku akan mencarikan tiket pesawat secepatnya."Kemudian Bastian menelepon Vanya, untuk memesankan pesawat untuk Almira secepatnya berangkat ke Prancis."Pakai maskapai biasanya, Sir?" tanya Vanya."Sewa pesawat saja, yang paling cepat, satu dari tiga yang biasa kita pakai, yang sudah terbukti bagus, jangan yang lain!" Perintah Bastian.'Tiap kali ada masalah mendesak baru aku terpikir untuk membeli pesawat, coba sudah direalisasikan, nggak bingung kayak sekarang,' batin Bastian.Tidak berapa lama, kembali Vanya menelepon,"Mr Navarell, mereka semua full untuk hari ini, kalau besok siang ada satu yang kosong!""Oke, langsung deal ya, urus semua, thank you!""Yes, Sir!" jawab Vanya dengan semangat.Bastian meletakkan telepon lalau menghadap istrinya."Ra, yang paling cepat bisa kita dapatkan, besok siang, ok?"Almira menganggukkan kepalanya, ada binar samar di matanya, juga ada sorot lain yang Bastian tidak bisa menterjemahkannya. "Ra, ini terakhir kamu pergi tanpa aku, paham? H

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 205. MAKIN DEKAT...

    Bastian kembali dari menjenguk anaknya, wajahnya berbunga-bunga seakan ada beban yang terangkat dari hatinya.Dia ingin putranya cepat besar, agar dia bisa mengajarkan segala yang dulu dia impikan, dia ingin membimbing anaknya, bersorak dan menangis bersama, dia tahu waktu itu akan tiba, tidak sabar rasanya membuat itu segera jadi kenyataan.Saat itulah, Bastian melihat Samuel sedang menunduk, termenung di ruang tunggu, dia kira Samuel sudah pulang."Aku kira tadi kau sudah pulang, Sam!"Samuel kaget mendengar suara Bastian."Aku tadi makan siang, ini aku bawakan untukmu, kebetulan mereka menjual masakan kesenanganmu.""Mau nyogok?""Apa nyogok?" tanya Samuel."Suap, praktek suap ada undang-undang nya lho." "Nggak, aku inget aja kamu suka, nggak mau ya aku kasih Almira, siapa tahu dia mau... bahkan kalaupun dia nggak mau, untuk menjaga perasaan orang lain dia akan bilang mau." Panjang lebar Samuel membahasnya."Almira itu istriku, Sam!"Seketika Samuel tertawa keras-keras.Setelah t

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 204. AMAZING

    Almira melihat Bastian masih belum mengiyakan, akhirnya Almira bangun dan duduk tegak, kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Bastian."Look into my eyes, i love you 'till my last breath Mr Navarell!" Lalu Almira mencium mesra bibir suaminya, Almira dapat merasakan tangan Bastian yang mulai memeluk pinggangnya. Almira semakin mendesakkan tubuhnya, kemudian menyusupkan kepalanya di leher Bastian dan mulailah aktivitas favorite dimulai."Dad, tiap hari pakai kaos aja, gampang," ujar Almira di sela-sela gigitannya."Hmm, Sayang...ini curang. Kalau masih discuss, belum deal...harus dibahas dulu sampai selesai, nggak boleh langsung serang gini, gimana aku bisa menang, Ra? Yang ada nyerah terus jadinya!"Almira menarik kepalanya, kemudiam memandang Bastian, hanya sejenak, kembali Almira menyasar leher suami tampannya yang semakin menggemaskan jika sedang serius berpikir. "Almira Navarell, ayolah."Kembali Almira menarik kepalanya untuk yang kedua kalinya, menengadah, menatap s

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 203. APA YANG KALIAN BAHAS(?)

    Di penghujung malam, Mom and Dad menelepon dari Prancis, Bastian tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya mendengar suara Mom and Dad, minimal orangtuanya bisa bertahan bersama di bawah satu atap, itu sudah kemajuan bukan? Dibanding kemarin-kemarin tiap kali Bastian menelepon, mereka tinggal di tempat yang berbeda."Sayang, mana anak perempuan Mom."Mendengar pertanyaan Mom, Bastian segera memindahkan telepon ke pangkuan Almira, Almira memberi isyarat agar speakernya di on-kan."Hai Momm!" Almira sangat bahagia mendengar suara mertuanya, yang begitu baik, dia tahu darimana suaminya mendapatkan kebaikan hatinya."Sayang, maafkan ya Mom belum bisa datang, rencana Mom dalam 2 minggu ke depan kalau semua urusan sudah beres baru Mom bisa ke Indo, Sayang!""Nggak apa-apa Mom, selesikan dulu aja urusan Mom, mumpung si kecil kerjaannya masih tidur mulu, pagi siang sore malam tetap tidur terus." "Iya, nanti Mom usahakan 2 minggu semua beres, biar Mom bisa bantu kamu dan Bastian di Indo."

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 202. YOU ARE AMAZING

    Hari yang melelahkan tapi membahagiakan karena banyak saudara, sahabat, kolega dan teman yang datang memberi selamat atas kelahiran putra mereka."Selamat ya Bu Almira, Pak Bastian." Kalimat itu terdengar berulang-ulang sepanjang pagi hingga siang ini. "Selamat..selamat.., ini baru anak pertama ya Almira?" Salah seorang pejabat tinggi Bank Asia pun datang menjenguk di rumah sakit.Almira mengangguk, tapi Bastian segera menukas," Anak laki-laki pertama tapi anak ketiga kami.""Wow, sorry.. cepet juga Ra, kejar tayang ya." Dan mereka yang ada di ruangan pun tertawa mendengarnya.Almira ikut tersenyum, dalam hati Almira sedang bermonolog, "lihatlah betapa spesialnya suamiku, dia selalu menganggap Binta dan Saras anak kandungnya, bahkan sepertinya dia sudah lupa mereka sebenarnya keponakanku. Pria yang murah hati, dijuluki miliarder murung padahal memiliki cinta yang melimpah ruah yang diberikan dengan murah hati buat istri dan anak-anaknya.Almira memandang suaminya dan berjanji dala

DMCA.com Protection Status