Share

Rahasia

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 12:59:03

Sorot mata Moreau dan iris kelabu di sana sempat saling terperangkap. Embusan udara terdengar lebih brutal—penuh pelampiasan. Mereka telah meledak hebat. Dia tidak mencoba sekadar mengatakan sesuatu, membiarkan jeda beberapa saat, lalu Abihirt segera menyembunyikan wajah di antara ceruk lehernya. Mulut yang terasa hangat hanya dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan beberapa helai rambut panjang yang melekat hingga di sekitar garis bahu.

“Aku ingin tidur.”

Moreau tidak bicara asal. Dia lelah, seperti memang mengantuk. Barangkali karena telah menunggu terlalu lama, dan ketika Abihirt menyelesaikan pelbagai urusan bisnis bersama Sheikh, pria itu malah menyentuhnya dengan beberapa adegan intim yang menyenangkan.

Sedikit pergerakan kecil terdeteksi ketika Abihirt bergeser. Moreau terpaku saat pria itu mengambil jarak diliputi kedua tangan menekan di permukaan ranjang, seperti ada sesuatu yang dipikirkan, kemudian wajah ayah sambungnya berpaling ke sekitar.

“S
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Gurun

    “Jangan bergerak!” Moreau menyerahkan perintah secara naluriah usai mendeteksi gerakan menghindar yang samar dari ayah sambungnya. Dia sudah berusaha berjinjit lebih tinggi dan sikap enggan pria itu hanya akan membuat tindakannya menjadi sia – sia. “Menunduklah sedikit, Abi.” Atau seperti ini lebih adil. Moreau menarik dua sisi dari jaket kulit di tubuh Abihirt, supaya ayah sambungnya bersedia membungkuk, maka dia bisa lebih leluasa memoleskan tabir surya di wajah pria itu. Mereka pergi ke pusat pebelajaan untuk ini dan dia tidak akan membiarkan Abihirt menolak begitu saja. Menolak setelah mereka sampai di sini. Sekarang ayah sambungnya sudah menemukan jawaban; di mana tempat yang Moreau untuk mereka datangi. Padang pasir. Dan yang paling dia inginkan adalah menunggangi unta, tetapi sebelum itu, Moreau akan senang jika mereka menjelajahi hamparan pasir di bawah terik matahari. Hanya perlu meyakinkan ayah sambungnya supaya sedikit lebih terbiasa meneri

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Perjanjian Terlarang   Cantik

    Moreau tidak tahu percakapan di antara mereka. Secara teknikal dia tidak mengerti bahasa Arab, tetapi ayah sambungnya terdengar mengatakan setiap kata begitu lancar; itu dapat diduga dari lawan bicara yang terlihat tidak mengalami kesulitan menanggapi—mungkin tentang urusan penting. Moreau seharusnya menjatuhkan perhatian pada bagaimana jemari Abihirt melipat kain sorban dan tampaknya juga merupakan hal biasa; hal yang sering dilakukan. Sayangnya, dia tetap merasa terkejut, terutama ketika pria itu menarik tubuh mereka saling berhadapan. Tidak ada protes terungkap dari bibir Moreau. Hanya terus memperhatikan setiap detil tindakan dari Abihirt. Tangan pria itu bergerak persis mendekatkan sorban di kepalanya, menempelkan pada bagian penting di kening, lalu mengatur gulungan sorban menjadi lipatan indah dengan rambut yang dibiarkan tergerai panjang. Rasanya benar – benar terlalu mudah menyaksikan Abihirt melakukan segala sesuatu di sana. Moreau tak bisa menahan diri, b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Perjanjian Terlarang   Menunggang Unta

    “Kau yakin hanya akan menuntunku saja? Tidak mau ikut menunggang unta bersamaku?” Mereka telah melakukan perjalanan terlalu jauh. Moreau sendiri tidak yakin apakah ayah sambungnya akan sanggup melangkah lebih lama. Pria itu benar – benar hanya menuntun. Berjalan di samping unta, menyusuri hamparan gurun pasir yang panjang, sementara dia menunggang dengan tenang dan sesekali memperhatikan Abihirt ketika pria itu terlihat sangat berkeringat. Ada satu bagian—persis tidak bisa Moreau lewatkan. Kulit Abihirt terlihat murni. Ujung hidung pria itu memerah. Sebuah reaksi ajaib di mana panas terik membuat ayah sambungnya terlihat seperti bayi yang dijemur di pagi hari. Moreau tidak tahu apakah dia perlu tersenyum. Terus mengagumi. Atau memaksa Abihirt supaya bersikap setuju. Masih belum ada tanggapan dan sepertinya itu tidak akan berjalan dengan mudah. “Jangan bilang kau tidak tega melakukannya. Maksudku, menunggangi unta,” dia bicara tanpa berpikir ternyata akan san

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjanjian Terlarang   Foto Candid

    “Aku tidak mau melakukan hal konyol seperti ini.” Suara serak dan dalam pria itu—ntah terdengar menyerupai bisikan kecil, meski Moreau dapat mendengar sangat jelas, bahkan menafsirkan nada enggan yang begitu kentara di sana. “Ini tidak konyol,” dia membantah setengah jengkel. “Tapi kau yang tidak punya selera humor,” dan meneruskan dengan kata – kata jujur. Abihirt terlalu kaku. Sungguh sangat tidak menyenangkan jika ayah sambungnya masih akan bersikap seperti itu. “Sekarang lihatlah ke kamera.” Ahmed sudah begitu siap. Moreau tidak akan membiarkan Abihirt hanya diam tanpa minat. Secara naluriah memeluk lengan pria itu—memaksa supaya ayah sambugnnya bersiap – siap. Sementara dia melebarkan sudut bibir ke arah kamera. “Tersenyumlah sedikit, Mr. Lincoln.” Abihirt mati gaya. Itu yang sudah bisa Moreau duga. Dia diam – diam mengembuskan napas kasar dan menarik lengan ayah sambungnya lebih dekat. Paling tidak, ini tak akan terlihat buruk saat dia haru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Perjanjian Terlarang   Villain

    “Kau terlihat seperti villain, kau tahu itu?” Moreau berkomentar tanpa sadar saat dia masih mengulik ponsel ayah sambungnya untuk memilih foto mana yang perlu dipertahankan dan tidak. Walau sebenarnya hampir tidak ada yang tersisihkan, karena dia nyaris menyukai semua hasil tangkapan gambar Ahmed. Bahkan potret terakhir sekalipun dengan ekspresi wajah terkejut begitu kentara di sana; di mana sikap Abihirt benar – benar membuat wajah Moreau terbenam di antara lengan pria itu yang menjepit. Dia diam – diam tersenyum membayangkan kembali kejadian tersebut. Berpikir jika ayah sambungnya merupakan tipikal orang yang jahil. Hanya diberi sampul berupa gunung es untuk tidak mencair begitu saja. Bagaimanapun ini kali kedua Moreau mendapati Abihirt bersikap lepas terhadap pengendalian diri yang murni. Tentu tidak menduga – duga secara asal. Lagi pula, mereka memutuskan segera kembali ke hotel setelah pria itu memastikan dia telah merasa puas, meski sebenarnya tidak. Hanya tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Perjanjian Terlarang   Ponsel Baru

    Berulang kali kelopak mata Moreau mengerjap, menyesuaikan situasi setelah tanpa sadar tertidur di samping ayah sambungnya. Dia berusaha mengumpulkan nyawa; mengumpulkan sisa – sisa bagian dalam dirinya yang masih begitu mengantuk. Namun, hening yang bergemuruh seketika menyadarkan supaya dia ditarik secara paksa ke permukaan. Segera menyadari bahwa Abihirt sudah tidak berada di tempat terakhir kali merasa pria itu masih tertidur di sisi ranjang sebelah. Sambil perlahan beranjak bangun, Moreau mengedarkan pandangan ke pelbagai arah. Tidak ada siapa pun. Dia di sini sendirian. Abihirt sepertinya pergi, tetapi ponsel pria itu masih tergeletak di atas nakas—persis sama sekali tidak disentuh, karena terlihat tak berubah tempat. Moreau masih ingat posisi yang dia pilih di sana dan bisa menebak sebagai dugaan paling tepat. Mungkin ayah sambungnya terburu – buru, sehingga melupakan satu hal tersebut. Sekarang apa yang bisa Moreau lakukan? Dia mengembuskan napas kasa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Perjanjian Terlarang   Keluaran Terbaru

    Moreau tahu Abihirt akan membutuhkan ponsel di sana. Sepertinya telah ditinggalkan begitu lama. Dia menelan ludah kasar mengamati kening pria itu berkerut dalam, seolah sedang merasa ganjil dan ya .... Tiba – tiba Moreau tersadar akan sesuatu. Dia lupa untuk mengembalikan ponsel Abihirt ke pengaturan normal. Persis saat mata kelabu itu menatap ke arahnya, pandangannya segera berubah tempat. Paling tidak, agar mereka tak melakukan kontak mata, karena dia gugup diliputi bahu yang tegang. “Kau meminjam ponselku bukan hanya untuk melihat foto?” Pertanyaan Abihirt terdengar cenderung menyudutkan. Itu memang benar. Namun, Moreau tak ingin terburu seakan dia telah melakukan kesalahan teramat fatal. “Aku memang hanya melihat foto – fotoku.” Ego melarang dia mengakui sesuatu begitu bebas, tetapi desakan dalam dirinya telah mengingatkan jika dan jika ... Abihirt bukan tipikal pria yang mudah dikelabuhi. Terbukti dari sorot kelabu yang menatap dengan penilaian ko

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Perjanjian Terlarang   Rencana Pulang

    “Aku punya pabrik di sini. Bagus kalau kau menyukainya.” Abihirt bicara nyaris menyerupai bisikan parau dan pria itu seperti menuntut sesuatu yang tidak Moreau berikan, meskipun tidak mengatakan secara gamblang. “Siapa yang tidak akan menyukainya? Aku bisa memamerkan kepada Juan kalau ayah sambungku ... pemilik brand teknologi kenamaan, memberikan ponsel ini sebagai ganti rugi. Dan tahu kau apa? Juan tidak akan bisa memiliki ponsel keluaran terbaru seperti punyaku, setidaknya untuk saat ini. Aku malah berharap kalau kau tidak akan memasarkan ponsel ini dengan cepat.” Tingkat waspada di benak Moreau mendadak tergantikan oleh sikap tak terduga, di mana dia bicara terlalu panjang dengan senyum tak pernah luput dari bibirnya. Tidak ada yang salah. Dia hanya tidak mengerti, mengapa Abihirt nyaris seperti terpaku saat memperhatikan cara dia menjabarkan segala sesuatu yang terpendam. “Jika ada yang bisa memberikanmu gunung, kau mungkin juga akan memintanya.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Cara yang Berbeda

    “Kau tidak mencintaiku.” Hanya itu yang Moreau katakan sebagai bentuk antisipasi. Dia tidak ingin terlalu jatuh dan akhirnya terjerembab pada jurang tak bertepi. “Aku mencintamu.” Lagi. Ungkapan Abihirt merupakan bagian dari sikap ingin membantah. Moreau tidak percaya. Dia tak akan pernah bisa percaya setelah semua yang mereka hadapi. Semua terlalu mendadak membayangkan jika ternyata tiba – tiba pria itu akan mengatakan semuanya. “Tidak. Kau mencintai ibuku, Abi. Kau tidak bisa membohongi perasaanmu.” Supaya mereka tetap waras. Moreau mengingatkan ayah sambungnya. Melihat sejauh mana pria itu akan bereaksi. Hampir tidak ada apa pun, sesuatu yang mungkin dapat memberi pengaruh. Ketenangan Abihirt semacam luas samudra—tidak dapat dibelah, sebaliknya dia akan tenggelam tanpa pernah bisa mencapai dasar. “Aku justru membohongi perasaanku sendiri, jika tidak pernah mengatakan ini kepadamu. Kau sangat berarti, Moreau. Maaf, kalau apa pun yang telah kulakukan,

  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    “Abi, keluarlah.” Moreu tidak ingin menunggu lebih lama. Sudah cukup rasa muak mengadili ketakutan di dalam dirinya. Seseorang berusaha tidak mendengar apa pun, sementara dia sendirian—mati – matian, mendambakan akan ada hasil dari sesuatu yang telah membentuk sebongkah reaksi lelah. Persetan! Moreau tidak peduli. Tindakan yang dia lakukan tidak lagi menyentuh pergelangan tangan Abihirt, tetapi beralih mendorong tubuh pria itu dari belakang. Perlu usaha sangat keras hingga ... setidaknya, ada prospek bagus di mana dia merasakan satu kaki ayah sambungnya mulai terangkat dan sulur – sulur pria tersebut menggeram tidak setuju. Itu bagus. Moreau kembali melakukan pelbagai usaha agar jarak mereka terduga lebih dekat dengan ambang pintu balkon. Dia terlalu memaksa. Barangkali menjadi alasan utama, mengapa sisi berbeda dari diri Abihirt segera mengambil andil. Tidak tahu kemarahan lainnya—yang berasal dari mana, yang akhirnya memenangkan pertempuran. Tubuh Moreau n

  • Perjanjian Terlarang   Tak Pernah Percaya

    “Kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam pria itu terdengar lambat, seakan – akan ingin memastikan. “Kenapa? Kau berharap aku tidak pernah tahu. Jadi, kau bisa melakukan segala sesuatu tanpa perlu berpikir bahwa aku akan menolak? Aku bukan mainan-mu, kau tahu itu. Apa yang kau pikirkan, huh? Kau pikir aku masih bersedia menjadi submisif-mu setelah ini? Kau jahat, Abi ....” Nada bicara Moreau diakhiri proses yang mencekat. Dia mengembuskan napas, kemudian mengusap wajah dengan kasar. Abihirt tidak terlihat terpengaruh oleh apa pun. Apakah sungguh tidak terdapat sedikipun penyesalan setelah apa yang telah pria itu lakukan? Moreau merasa sangat bodoh kali ketika dia berharap ayah sambungnya, paling tidak, akan berusaha menawarkan kehangatan. “Aku lepas kendali.” Demikian yang pria itu katakan. Semacam menyiratkan kenyataan bahwa ‘lepas kendali' adalah sesuatu yang perlu dimaklumi. Saat dia masih begitu buta melihat kebenaran. Moreau mungkin akan menc

  • Perjanjian Terlarang   Pantang Menyerah

    “Aku tidak peduli ibuku sudah tidur atau tidak. Sekarang pergilah,” Moreau melanjutkan tanpa mencoba menatap wajah ayah sambungnya. Biarkan Abihirt mengerti. Pria itu akan segera mengerti saat merasakan sesuatu yang ganjil. Mereka telah diadili kenyataan menyakitkan. Sudah cukup membiarkan efek samping melewati ruang bercelah dan hampir menjadikannya tiada. “Suster mengatakan kau baik – baik saja. Bagaimana dengan sekarang?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar tak yakin. Tidak biasanya. Secara naluriah Moreau mendengkus. Dia tidak akan pernah mengerti terhadap apa pun yang berkaitan dengan pria itu. Terlalu membingungkan dan sejak kapan Abihirt akan bersikap ragu – ragu terhadap dirinya? Apa yang sebenarnya sedang pria itu takutkan? Seharusnya tidak ada. Semua tidak mudah dipahami. Bahkan gagasan paling sungkar dimengerti sekalipun, tidak akan memiliki peran terburuk untuk membuat seseorang terus terjebak pada situasi tidak memungkinkan. “Apanya yang bagaimana d

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Menyerah

    Tidak ada perangkat apa pun yang dapat digunakan sebagai bahan penunjang. Barangkali karena lantai dua dan jalur dinding berlikuk dari desain dinding luar rumah menjadi petunjuk utuh? Itu cukup masuk akal. Tubuh tinggi Abihirt tidak akan sulit meraih celah kecil yang seharusnya membantu pria tersebut memanjat. Celakalah. Ini jelas sesuatu yang berbahaya. Moreau segera menyalakan lampu ruangan, tidak ingin kesan temaram membuat situasi terasa lebih mengerikan. Dia harus benar – benar waspada. Abihirt terlalu serius saat pria itu berharap dapat mengendalikan situasi; seperti saat mereka dituntut bicara, maka seharusnya mereka harus segera bicara. “Moreau, buka pintunya. Aku ingin tahu bagaimana kondisimu.” Dorongan dalam diri Moreau spontan membayangkan ungkapan tersebut sebagai kebohongan besar. Abihirt tidak pernah peduli kepadanya. Tidak pernah. Andai pria itu memiliki sedikit simpatisan, mungkin tidak akan pernah adegan penyiksaan yang bersembunyi di balik k

  • Perjanjian Terlarang   Mengedor

    “Buka pintunya, Moreau. Aku tahu kau ada di dalam.” Moreau merasakan sayatan begitu dahsyat di dadanya saat sulur – sulur bisikan Abihirt menyelinap dari luar kamar. Sudah larut malam. Dia tahu pria itu mencari waktu yang tepat untuk memulai aksi. Tidak. Moreau tidak akan membiarkan kesalahan kembali terulang ketika mereka bertemu. Rasa sakit telah bertumpuk dan menjadikan begitu banyak hal menyimpang di antara mereka. Dia akan lebih bersuka cita jika terdapat pengalihan serius dari sebuah cinta, lalu berakhir sebagai episode kebencian yang panjang. Barangkali itu akan terjadi saat mereka bertatap muka, membuat dia mengingat kembali setiap detil peristiwa paling buruk yang sengaja ayah sambungnya mulai. Moreau secara naluriah memejam, mencoba untuk melupakan perlakuan jahat tersebut. Dia sangat ingin meluapkan segala bentuk amarah kepada Abihirt. Ya, sangat. Hanya merasa belum cukup siap digulung oleh situasi mencekam di antara mereka. Sesuatu dalam dirinya bah

  • Perjanjian Terlarang   Informasi Mengejutkan—Rasa Sakit

    Senyum puas menjadi selimut tebal kali pertama Barbara mendapati kebingungan di wajahnya. Moreau mengerti, dia mungkin akan menerima sebuah ledakan dahsyat. Berharap sanggup menyiapkan kejutan di dalam dirinya, tetapi tidak pernah menyangka bahwa ternyata itu benar – benar begitu menyakitkan. “Kau akan menjadi seorang kakak.” Moreau mengerjap berulang kali. Tahu betapa konyol sikapnya di sini. Dia akan menjadi seorang kakak .... Salahkah jika sesuatu dalam dirinya berharap itu adalah gagasan sungkar dimengerti? Dia harap tidak pernah mengerti maksud dari menjadi seorang kakak. Ironi, kenyataan berkata sangat jahat. Moreau jelas sangat memahami maksud yang begitu terselubung di balik pernyataan ibunya. Wanita itu sedang mengandung, dan celaka ... dia juga dihinggapi bentuk kebenaran terburuk. Mereka mengandung bayi dari pria yang sama. Apa yang bisa dikatakan? Moreau berusaha menelan kenyataan pahit dengan tenang. Sekarang suasana menyedihkan semakin mantap membuj

  • Perjanjian Terlarang   Butuh Pelukan

    “Besok aku akan memberi tahu Mrs. Voudly kalau kau tidak bisa ikut latihan. Sekarang jangan pikirkan apa pun. Istirahatlah sampai kau merasa lebih baik.” Ada keharusan menatap wajah Juan. Moreau tersenyum tipis sebagai tanggapan pertama dan berkata, “Terima kasih, Juan Baker. Kau yang terbaik. Aku mencintaimu.” Dia ingin memeluk pria itu, tetapi mengurungkan niat saat menyadari sabuk pengaman masih merekat di tubuhnya. Mungkin memang tidak seharusnya. Suasana hati Moreau terlalu buruk sekadar menyingkirkan sisa rasa sakit yang seperti diseludupkan secara paksa. “Kau tidak mau singgah?” dia bertanya sesaat, setelah menyiapkan diri membuka pintu mobil. Juan mengedikkan bahu tak acuh. Jelas tidak ada keinginan melangkahkan kaki masuk. Terlalu buruk. Mengingat situasi di antara mereka juga tidak pernah mendukung. Juan cukup mengenal Barbara dan pria itu jauh terpuaskan saat memutuskan untuk menghindari konflik apa pun bersama ibunya. Tiba – tiba ponsel Moreau b

  • Perjanjian Terlarang   Penipu Ulang

    Pintu kamar dibuka secara paksa. Akhirnya .... Barbara tersenyum puas saat mendapati bagaimana napas Abihirt terlihat menggebu, kemudian ekspresi pria itu berkerut heran setelah menemukan situasi baik – baik saja di antara mereka. Tidak ada apa pun. Seharusnya memang seperti demikian. Jika Abihirt akan marah, hal tersebut adalah bagian dari dampak yang dia putuskan. Barbara tidak berusaha peduli. Dia hanya memikirkan kemungkinan terburuk dari kehendak suaminya; bahwa tidak akan ada keinginan menginjakkan kaki di rumah setelah perdebatan panjang mereka. Ini seperti membiarkan pria itu membayar sesuatu yang tidak dibeli dengan uang. Barbara siap menghadapi pelbagai siklus kemarahan, asal keputusan yang diambil telah memberinya petunjuk ... paling tidak, sedikit mengetahui bagaimana Abihirt masih peduli dan mereka dapat memutuskan untuk tetap mempertahankan keberadaan seorang anak di tengah badai pernikahan. Tidak akan terlalu buruk membicarakannya lagi. Situasi mer

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status